Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan lingkungan


tebesar bagi masyarakat Indonesia,Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan
kunjungan penderita beberapa penyakit ke sarana pelayanan kesehatan seperti Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tuberkulosis paru, diare,,malaria demam dengue,
keracunan makanan kecacingan serta gangguan kesehatan/keracunan bahan kimia dan
pestisida.1
Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh
masih buruknya kondisi sanitasi dasar, terutama air bersih dan jamban, meningkatnya
pencemaran,kurang higienisnya cara pengelolaan makanan, rendahnya perilaku hidup
bersih dan sehat.1
H.L Bloom menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku memberikan
pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan
faktor genetik. Untuk itu, cara pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut
harus dilakukan upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik. Salah satu upaya pendekatan yang menekankan pada upaya
preventif dan promotif berupa perbaikan lingkungan dan perilaku adalah Klinik
Sanitasi.2
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana bagi yarakat melalui perbaikan
kesahatan lingkungan untuk mencegah berbagai penyadalam mengatasi masalah
kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuuhan dan
bantuan tekhnis dari petugas kesehatan. Klinik sanitasi bukan sebagai unit yang berdiri
sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.2
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Pada laporan manajemen ini indikator keberhasilan yang ingin dicapai adalah
1. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rujukan dari poliklinik dengan masalah
lingkungan yang melakukan konsenling di Klinik sanitasi
Baik jika >75 % pasien poliklinik dengan masalah ingkungan melakukan
konseling
cukup jika 50-75 % pasien poliklinik dengan masalah lingkungan
melakukan konseling
Kurang jika <50 % pasien poliklinik dengan masalah lingkungan
melakukan konseling
Berdasarkan angka kunjungan poliklinik selama 1 bulan mencapai 426
kasus di bulan januari tahun 2017 dan terdapat 226 kasus berbasis
lingkungan, baik demam dengue, TB paru, diare, ataupun malaria dan
ISPA. Hanya terdapat 12 orang dibulan januari yang tercatat
mengunjungi dan mengisi buku kunjungan di klinik sanitasi yakni
hanya 5,30% dari target yang kunjungan yang tercapai dan
dikategorikan dengan kurang. Hal ini seringkali disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya faktor tenaga yang kurang sehingga
seringkali petugas poliklinik yang melakukan pemeriksaan pada pasien
yang cukup banyak lupa untuk mengkonsultasikan ke klinik sanitasi.
Juga petugas dari klinik sanitasi yang juga aktif di bagian tata usaha,
sehingga klinik seringkali kosong.
2. Melakukan waawancara pada pasien klinik sanitasi berdasarkan kuesioner jenis
penyakit sesuai dengan pedoman
Baik jika >75 % pasien klinik sanitasi mengisi kuesioner
cukup jika 50-75 % pasien klinik sanitasi mengisi kuesioner
Kurang jika 50-75 % pasien klinik sanitasi mengisi kuesioner
Berdasarkan pedoman kegiatan klinik sanitasi yang berada di dalam
gedung, dirangkaikan dengan pengisian kuesioner oleh pasien dimana
kuesioner disesuikan dengan penyakit yang di derita oleh pasien.
Berdasarkan kunjungan pada bulan januari yakni 12 pasien yang
melakukan kunjungan, semuanya telah melakukan pengisian
kuesioner,namun seringkali terdapat kendala dalam pengisian kuesioner
seperti maula yang tidak bisa baca tulis, ataupun orangtua yang memiliki
anak balita yang seringkali kerepotan, sehingga pengision kuesioner
harus didampingi atau dibacakan oleh petugas.
3. Melakukan kegiatan luar gedung berupa pemeriksan/pengamatan lingkungan ,
perilaku, serta konseling
Baik jika terlaksana > 5 kali kegiatan luar gedung dalam 6 bulan
Cukup jika terlaksana 3-5 kali kegiatan luar gedung dalam 6 bulan
Baik jika terlaksana < 3 kali kegiatan luar gedung dalam 6 bulan.
Adapun kegiatan luar gedung yag dilakukan oleh klinik sanitasi adalah
melakukan pengamatan lingkungan dan pengamatan perilaku pasien
maupun keluarga serta melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan.
Hal ini telah dilakukan sesuai dengan target, dimana jika di dapatkan
kasus akan dilaksanakan kunjungan rumah, bersama pemegang program
yang berkaitan dengan kasus. Berdasarkan data,telah dilakukan 6 kali
kunjungan lapangan dalam 6 bulan mulai dari juli 2016-januari
2017 dimana kegiatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan promosi
kesehatan ataupun kegiatan lain dari klinik sanitasi.
Berdasarkan indikator berikut masalah yang didapat di klinis sanitasi adalah :
Input : Klinik sanitasi puskesmas pandere di kelola oleh tiga orang petugas
kesehatan lingkungan yang terdiri dari satu orang S1 kesehatan lingkungan, dan
dua orang D3 kesehatan lingkungan, telah memiliki sarana konseling berupa
ruang konsultasi dan wawancara bagi pasien, sedangkan pendanaan kegiatan
berasal dari BOK puskesmas.
Proses : Kurangnya informasi yang diberikan ke pada pasien terutama ke
masyarakat luas tentang bagiamna fungsi dan peran dari adanya klinik sanitasi di
puskesmas.
Output : Kurangnya kunjungan pasien pada klinik sanitasi.
BAB III

PEMBAHASAN

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.2
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud
dilaksanakan dalam bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.2
Dimana Puskesmas Pandere merupakan salah satu puskesamas dengan fasilitas
rawat jalan dan rawat inap bagi pasiennya. Selain melaksanakan upaya kesehatan
perseorangan puskesmas juga melakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat, yang
diaman kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sehingga
dilaksanakanlah program klinik sanitasi yang bertujuan untuk menggali dan menemukan
masalah lingkungan dan perilaku yang berkitan dengan penyakit berbasis lingkungan
serta dan menerima saran tindak lanjut perbaikan lingkungan dan perilaku yang tepat
sesuai dengan masalah pasien.
Berdasar kriteria diatas, maka akan dibahas mengenai hal-hal yang mempegaruhi
cakupan pelayanan di klinik sanitasi Puskesmas Pandere seperti:

Bagaimana kegiatan pelayanan klinik sanitasi yang dilaksanakan di Puskesmas


Pandere?
Adapun pelaksanaan kegiatan di Klinik sanitasi Puskesmas Pandere mengacu
pada SOP (standar operasional) yang telah ditetapkan oleh kepala UPTD Puskesmas,
yang sesuai dengan buku panduan klinik sanitasi, dimana ruang lingkup SOP klinik
sanitasi meliputi 4 hal

a. Penyakit-pnyakit yang behubungan dengan air, meliputi penyakit diare,


DBD, Malaria dan kulit
b. Penyakit-penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan
dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB paru
c. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau caa penularannya melalui
makanan antara lain diare, kecacingan dan keracunan makanan.
d. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan
pestisida diruumah tangga.
Adapun kegiatan di klinik sanitasi terbagi atas dua, yaknidi dalam dan di luar gedung
a. Dalam gedung
Semua pasien yang datang bekunjung ke Puskesmas melakukan pendaftaran ke
bagian loket, lalu mendapatkan pelayanan kesehatan di poliklinik, apabila
didapatkan pasien menderita panyakit yang berhubungan erat dengan faktor
lingkungan, maka petugas medis melakukan rujukan dari poliklinik ke klinik
sanitasi,disana akan dilakukan pencatatan pada buku kunjugan dan dibuatkan
status kesehatan lingkungan lalu dilakukan wawancara,pengisian kuesioner
berdasarkan petunjuk tekhnik tergantung jenis penyakit yang dialami, apabila
pada kesimpulannya pasien menderita penyakit yang berbasis lingkungan, di
berikan saran tergantung dari kasuss dan akan diadakan home visite oleh petugas
bersama dengan penanggung jawab program yang berhubungan dengan penyakit
pasien. Setelah selesai melakukan wawancara, pasien di arahkan untuk
mengambil obat di apotek lalu pulang.
b. Luar gedung
Sesuai jadwal yang telah disepakati bersama antara pasien dengan petugas klinik
sanitasi melakukan kunjungan lapangan/ rumah, dan menyiapkan peralatan
berupa media penyuluhan yang sesuai dengan penyakit.
Bagaimana kelengkapan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan?

Klinik sanitasi yang berada di bawah naungan program Kesehatan lingkungan


memiliki sebuah ruangan konsultasi dengan luas 1,5x 2 m digunakan bersama dengan
bagian promosi kesehatan dan pojok asi, sehingga akan sulit jiga seandainya semua
program sedang memiliki pasien secaa bersamaan.
Ruangan terletak tidak jauh dari poliklinik sehingga memudahkan pasien yang
dirujuk dari poliklinik. Klinik sanitasi terdiri dari 1 buah meja dan 2 buah kursi, terdapat
brosur atau alat peraga lainnya, juga tersedia status lingkungan serta kuesioner yang
digunakan sebagai dasar wawancara pasien, juga terdapat buku kunjungan, serta status
kesehatan lingkungan pasien.
Ruangan tersebut baru aktif digunakan awal tahun 2017, sehingga klinik sanitasi
mulai berjalan kembali, sedangkan sebelumnya, mulai dari awal di programkan yakni
tahun 2010, belum tersedia ruangan yang memadai untuk konsultasi sehingga
mempersulit untuk melakukan wawancara.

Bagaimana pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas dalam


kegiatan pelayanan?

Puskesmas Pandere memiliki tiga orang penanggungjawab pada bagian


Kesehatan lingkungan dua Orang D3 kesehatan lingkungan dan orang S1 Kesehatan
masyarakat, dimana ketiganya juga memiliki tanggung jawab di bagian tata usaha,
sehingga untuk tugas di klinik sanitasi diadakan jadwal
Sumber pembiayaan dan pengadaan alat bahan pada kegiatan di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Pandere berasal dari BOK, namun belum dapat mencangkup
keseluruhan kebutuhan pelaksanaan kegiatan, sedangkan Cara pasien melakukan
pembayaran tindakan yang dilakukan di ruangan ini yaitu menggunakan
BPJS/JAMKESMAS atau membayar sesuai harga tindakan yang telah di tetapkan UPTD
Puskesmas bagi pasien umum.

Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan?

Keterbatasan sarana prasarana, yakni ruangan yang cukup sempit, kurangnya


media peraga, kurangnya kesadaran warga yang dibina, ataupun faktor ekonomi sosial
masyarakat yang sulit dirubah sehingga angka kesakitan terus bertambah.
Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang rendah sehingga
pemahaman terhadap kuesioner, maupun manfaat klinik sanitasi itu sendiri yang kurang,
sehingga tidak merasakan manfaat dari adanya klinik sanitasi itu sendiri.
BAB V

KESIMPULAN

Pada laporan manajemen ini, beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya:
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat
2. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar dan penyelenggaraan upaya
kesehatan, kegiatan ini diwujudkan salah satunya dalam pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas yang salah satunya dijalankan melalui program klinik
sanitasi.
3. Kesadaran masyarakat tentunya berdampak penting sesuai dengan kebutuhan
diadakannya klinik sanitasi

Sehingga, tanpa mengurangi rasa hormat, sebagai saran, Puskesmas sebaiknya


melakukan upaya peningkatan sumberdaya, dan promosi ke masyarakat tentang manfaat
keberadaan klinik sanitasi, sehingga masyarakat memiliki daya datarik untuk berkunjung
dan mengkonsultasikan masalah lingkungannya.
DOKUMENTASI

Tampak depan klinik sanitasi

Meja konsultasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan republik Indonesia. 2013. Pedoman pelaksanaan klinik


sanitasi di Puskesmas. Depertemen kesehatan republik indonesia. Jakarta
2. Departemen kesehatan republik indonesia.2014. Pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di Indonesia. Depertemen kesehatan republik indonesia. Jakarta
3. Puskesmas Pandere.2015.Profil Puskesmas Pandere tahun 2014.Puskesmas
Pandere, Sigi Sulawesi Tengah.

Anda mungkin juga menyukai