Anda di halaman 1dari 2

KAB-SUKABUMI-Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan, bahwa

pesantren merupakan suatu sistem pendidikan khas Indonesia. Pesantren merupakan 'role model'
paket pendidikan yang lengkap. Di Pesantren, peserta didik akan dibekali penguasaan dua basis
ilmu sekaligus yakni, ilmu 'ulum' yang mengajarkan Iman dan Taqwa (Imtaq), sekaligus ilmu
'funun' atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), sehingga pesantren akan menghadirkan
karakter manusia yang seimbang dan bijaksana.

Hal ini diperlukan karna menurut Aher, agama Islam merupakan agama keseimbangan, agama
kesejahteraan dan kerohanian sekaligus. Islam adalah agama yang mengajak umatnya untuk
sukses dunia dan akhirat.

"Keunggulan Imani akan lebih mantap bila didukung keunggulan ilmu pengetahuan dan
teknologi," Ungkap Gubernur Aher pada acara Tabligh Akbar Menyambut 1 Muharram 1438
Hijriah, Tasyakur Pesantren Al Qur'an Ke 26, Haul Almarhum Kh. Abdullah Syafi'ie Ke 31, dan
Haul Akbar Umat Islam, di Pesantren Al Qur'an Kh. Abdullah Syafi'ie, As Syafi'iyah, Pulo Air,
Kabupaten Sukabumi, Minggu (02/10).

"Tengok kawasan (negara) yang dihuni kaum Muslimin, rata - rata kawasan yang kaya luar
biasa. Namun, dengan Sumber Daya Alam (SDA) melimpah itu, kaum Muslimin tidak pada
kemakmurannya. Tapi di dibelahan bumi yang lain, yang masyarakatnya tidka Iman pada Allah
SWT, mereka sejahtera, karena mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai
Iptek. Inilah sebetulnya titik persoalan yang harus dipikirkan bersama," Tuturnya.

Maka langkah untuk mencapai kebangkitan adalah syarat penguasaan Imtaq (ulum), dan Iptek
(funun) tadi. Kaum Muslimin perlu menguasai perangkat pengetahuan berdasarkan Al Qur'an
dan Al Hadist untuk kehidupan akherat. Juga kaum Muslimin perlu menguasai perangkat
pengetahuan untuk memudahkan kehidupan, mengolah alam semesta (SDA).

Aher pun lanjut mencotohkan, kata dia, "memang negara, atau kawasan yang dihuni kebanyakan
non- muslim tersebut maju secara materi, namun secara spiritual masih dipertanyakan. Majunya
'kosong, melongpong'. Buktinya, ditengah kemajuannya banyak terjadi kemaksiatan, keputus
asaan bagi yang gagal seperti bunuh diri, dan kebebasan yang 'kebablasan', karena kemajuannya
tanpa aqidah," Ucapnya.

Oleh karena itu, lembaga Pesantren sebagai lembaga 'tercanggih' menurut Aher, perlu untuk
dikembangkan, dimajukan, mengikuti tuntutan jaman, agar dapat melahirkan manusia yang
cerdas Imtaq dan ipteknya, sehingga kemajuan yang haqiqi dan barokah dapat tercapai.

Kembali Aher mencontohkan dalam sejarah Islam, bahwa sembilan dari 10 sahabat nabi yang
dijamin surga adalah sahabat nabi berkategori kaya raya. Maka dari itu, keseimbangan dalam
kehidupan dunia dan akhirat telah hadir sejak awal sejarah Islam.

Pun untuk mendukung kemajuan lulusan Pesantren, ke depan alumni Pondok pesantren dapat
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke kampus bergensi seperti UIN, ITB, IPB, UNPAD,
UI dan perguruan tinggi lainnya. Terlebih saat ini Pemprov Jabar, memiliki program beasiswa
kuliah bagi penghafal Al Qur'an yang lulus di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan hafal lebih
dari 15 juz Al Qur'an.

Turut hadir pada acara, Pimpinan Pondok Pesantren Al Qur'an Kh. Abdullah Syafi'ie, KH. Abdul
Rasyid AS & Hj. Azizah Aziz, Kakanwil Kemanag Jabar A. Buckhori, Para ulama, serta para
Asatid.

Anda mungkin juga menyukai