Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN GIZI KERJA

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

ELFIRA APRILIA (K11116331)


NIRWANA (K11116
ANDI EVA ZAHAFIRA WAHYUNI (K11116349)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT, kiranya pantaslah kami memanjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang telah diberikan,baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah K3 ini dengan baik.

Makalah yang telah kami buat berjudul Pengenalan Gizi Kerja. Makalah ini dapat
hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah
sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang
telah berjasa membantu menyusun selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga
akhir.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dan luput dari perhatian. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini
kedepannya.

Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah kimia ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut
serta memajukan ilmu pengetahuan.

Makassar,15 Oktober 2017

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................3
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Gizi Kerja
B. Unsur-Unsur Gizi Kerja
C. Peranan gizi kerja dalam produktivitas kerja
D. Kecukupan gizi tenaga kerja
E. Upaya penyelenggaraan gizi di perusahaan
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ditempat kerja

BAB III PENUTUP .................................................................................14


A. Kesimpulan ........................................................................................14
B. Saran ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap tahun jumlah angkatan indonesia semakin meningkat. Majunya era teknologi
membuat semakin banyak bangunan yang dibuat maupun perbaikan yang dilakukan. Seiring
dengan era modern, banyak sekali pemakaian teknlogi-teknologi yang dibuat untuk
mempermudah manusia melakukan pekerjaannnya. Adanya teknologi ini juga cukup
membuat banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi. Kecelakaan kerja biasanya terjadi karena
kurang kehati-hatiannya para pekerja terhadap keselamatan. Salah satu bentuk penerapan
syarat kesehatan dan keselamatan kerja adalah pemenuhan kecukupan gizi kerja. Gizi kerja
memiliki peranan penting terhadap produktivitas seorang pekerja. Hal ini harus sangat
diperhatikan oleh pemilik perusaan karena setiap hari pekerja menghabiskan waktu 8 jam di
tempat kerja. Seseorang yang mengalami kurang energi, protein atau gizi lainnya tentu akan
mengalami kesulitan misalnya pekerja menjadi pusing, lambat berfikir,cepat lelah dan lain
sebagainya.
Salah satu bentuk investasi rasional untuk memperbaiki kualitas tenaga kerja adalah
keharusan penerapan gizi kerja di perusahaan Anies (2005) dalam Wardhani (2008).
Perbaikan gizi kerja mempunyai makna penting dalam upaya peningkatan kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja (Karyadi dan Muhilal, 2010).
Stockley (2003) menyatakan dalam pengertian human capital bahwa manusia dalam
organisasi dianggap sebagai aset yang bernilai sama dengan aset fisik lainnya dalam hal
kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas organisasi. Sehingga setiap bentuk pengeluaran
untuk pelatihan, pengembangan, dan jaminan kesehatan tidak lagi dianggap sebagai biaya
tambahan (cost) bagi perusahaan tetapi merupakan investasi.
Penyediaan makanan bagi tenaga kerja merupakan bagian dari kegiatan pabrik atau
pemilik perusahaan yang dalam penyelenggaraannya seyogyanya diperhitungkan dengan
teliti, diperhitungkan sesuai beban kerja, lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja.
Dengan waktu kerja sekitar 8 jam, tenaga kerja memerlukan energi makanan yang
mengandung 2/5 (40%) kalori dari total kebutuhan dalam sehari yang diwujudkan dalam
pemberian 30% makan lengkap ditambah 10% selingan. Penyelenggaraan gizi kerja yang
tepat tidak hanya membawa dampak bagi kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, tetapi
juga meliputi efi siensi keuangan perusahaan serta efektivitas tujuan pengusaha.
Pekerja yang tergolong dalam kondisi kurang kalori dapat mengalami penurunan
konsentrasi serta ketelitian dalam melakukan pekerjaannya sehingga memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja bila didukung dengan penggunaan alat kerja yang membutuhkan
konsentrasi tinggi. Sedangkan pekerja dengan kategori kelebihan kalori akan mudah
mengantuk, malas, serta terjadi penurunan kecepatandalam bekerja. (Marsetyo dan
Kartasapoetra, 2003). Di samping dapat berdampak pada masalah kesehatan pekerja.
Konsumsi makanan yang baik (kuantitas dan kualitas), status gizi baik, serta
kesegaran jasmani membuat status kesehatan seseorang baik sehingga memungkinkan untuk
menyelesaikan pekerjaannya tanpa kelelahan berarti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian dan Ruang Lingkup Gizi Kerja?
2. Bagaimana Unsur-Unsur Gizi 3?
3. Bagaimana peranan gizi kerja dalam produktivitas kerja?
4. Berapa kecukupan gizi tenaga kerja?
5. Bagaimana upaya penyelenggaraan gizi di perusahaan?
6. Apasaja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ditempat kerja?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
A. Mengetahui pengertian dan Ruang Lingkup Gizi Kerja
B. Dapat mendeskripsikan Unsur-Unsur Gizi Kerja
C. Dapat menjelaskan peranan gizi kerja dalam produktivitas kerja
D. Dapat mendeskripsikan kecukupan gizi tenaga kerja
E. Dapat mendeskripsikan upaya penyelenggaraan gizi di perusahaan
F. Dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ditempat kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi dan Ruang Lingkup Gizi Kerja

Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) pada dasarnya merupakan bagian penting dalam
dunia usaha dan dunia industri, bagi pekerja K3 adalah hak dan kewajiban sebagai manusia
yang dilindungi saat bekerja sedangkan perusahaan memerlukan kreatifitas dan produktivitas
yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya dan itu akan terpenuhi jika
K3 dilaksanakan dengan baik. K3 bagi tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja salah satunya adalah dengan gizi kerja.
Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan
Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap Ilmu Gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan
dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000, yaitu ilmu yang
mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta faktor yang
mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Ariani, 2016)
Gizi berasal dari bahasa Arab gizzah yang artinya zat makanan sehat atau sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004). Tubuh manusia
memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari
hewan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat dipenuhi hanya dengan satu atau dua
macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu bahan makanan yang
mengandung bahan makanan secara lengkap (Asmira Sutarto, 1980:12). Gizi mempunyai
nilai yana sangat penting bagi tubuh, yaitu, 1) untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan dan 2) memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik
sehari-hari (Kertasapoetra, 2002:1).
Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan
tenaga kerja dan produktifits yang setinggi-tingginya. Kebutuhan kalori ditentukan
metabolisme basal pengaruh makanan atau kegiatan tubuh (kira-kira 10% dari metabolisme)
dan kerja otot. Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai peranan penting adalah kerja otot
dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas/ kegiatan tubuh.
Gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang diperlukan
oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja

dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi
kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat gizi seseorang.

Adapun landasan hukum yang mengatur tentang gizi kerja yaitu:


1. UU No.1 th 51 dan UU No.12 th 1948, tentang kondisi fisik tenaga kerja setelah
bekerja terus menerus selama 4 jam harus diberi istirahat.
2. Surat Edaran Menteri TK dan Trans No. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang makan
3. Keputusan Menteri TK dan Trans No. 608/Men/1089 tentang perush yang
memperkerjakan TK sembilan jam sehari wajib menyediakan makan dan minum 1400
kalori
4. Kep. Menteri Koord Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 06/Kep/Menko/
Kesra/VIII/1989 , Program Pangan dan Gizi yang berhubungan dengan produktivitas

kerja, Penanggung jawabnya dipercayakan kepada Depnaker.

5. Surat Edaran Dirjen Binawas No. 86/BW/1989 tentang Catering Bagi Tenaga Kerja.
6. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1999, tentang Peningkatan Pengawasan
dan Penertiban terhadap Pengadaan Kantin dan Toilet di perusahaan.
B. Unsur-Unsur Gizi
Unsur-Unsur gizi dibagi dalam 3 golongan besar:
1. Unsur gizi pemberi kalori (zat tenaga) bagi tubuh manusia yaitu :
1.1 Karbohidrat (hidrat arang)
Secara Alamiah, Karbohidrat merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan
sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.Zat makanan ini merupakan
sumber energi bagi organisme heterotrof(makhluk hidup yang memperoleh energi dari
sumber senyawa organik di lingkungannya).Karbohidrat merupakan unsur senyawa organik
yang disintesis dari senyawa anorganik yang mengandung unsur-unsur
Karbon(C),Hidrogen(H) dan Oksigen(O).
Terdiri dari 80% total konsumsi manusia, karbohidrat yang paling umum dikenal
manusia adalah pati. Jenis karbohidrat yang paling sederhana adalah dari jenis monosakarida,
yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, sorbosa, dan sebagainya. Rangkaian
monosakarida akan membentuk sakarida lain yang lebih besar, yaitu polisakarida (rantai
panjang), oligosakarida (rantai pendek), dan disakarida (dua molekul monosakarida).
Nilai kalori karbohidrat adalah 4 kilokalori per gram. Karbohidrat dapat digunakan
sebagai sumber energi setelah melalui proses kimia di dalam tubuh yang memecah
karbohidrat rantai panjang (polisakarida) menjadi monosakarida, mislanya glukosa. Glukosa
dibakar di dalam tubuh untuk menghasilkan energi, dengan reaksi C6H12O6 + 6O2 6CO2 +
6H2O. Reaksi ini tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui kurang lebih 50 tahap
reaksi.
Karbohidrat terbagi atas 4 yaitu :
a. Monosakarida
Monosakarida berasaldari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula, adalah senyawa
karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Dalam arti molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
dalam keadaan lunak menjadi karbohidrat lain. Beberapa monosakarida mempunyai
rasa manis. Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan
berbentuk padat Kristal.Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida yang paling penting yaitu glukosa, ,fruktosa, galaktosa, dan pentosa.
b. Disakarida(C12H22O11)

Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama seperti monosakarrida.
Disakarida juga memiliki rasa manis, dan sifatnyapun mudah larut
dalam air. Contoh dari Disakarida adalah: sukrosa, maltosa dan isomaltosa, laktosa,
dan trehalosa.
c. Oligosakarida,
merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2
sampai dengan 10 molekul monosakarida (oligo berarti sedikit). Sehingga
oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida secara
eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa
oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Contoh oligosakarida adalah
Trisakarida, Tetrasakarida, Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa Fruktan.
d. Polisakarida
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai 3000 unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantain panjang lurus atau bercabang. Gula sederhana ini
terutama glukosa. Jenis polisisakarida yang penting dalam ilmu gizi yaitu ; pati,
dekstrin,hemiselulosa, dan glikogen.Hemiselulosa dan Serat (Polisakarida Nonpati),
juga masuk dalam polisakarida.

1.2 Lemak
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen meliputi: lemak (fat),minyak, steroid,
malam (wax) dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karenasifat fisiknya daripada sifat
kimianya.Lipid juga menurut istilah lipida adalah senyawa-senyawa heterogen, termasuk
lemak dan minyak yang umum dikenal dalam makanan.Lipid merupakan senyawa organik
yang termasuk dalam kelompok hidrokarbon. Lipid atau lemak adalah sekelompok organik
yang terdiri dari unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) yang mempunyai
sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (Soeharto, 2004).
Lipid disebut juga lemak, adalah suatu zat yang kaya akan energi dan berfungsi
sebagai sumber yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar didalam
tubuh diperoleh dari dua sumber, yaitu makanan dari hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan didalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Madja, 2007).
Asam lemak merupakan unsur utama dari lemak. Berdasarkan struktur kimianya, asam
lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki
ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam
lemak tidak jenuh, asam lemak tidak jenuh ini masih dibedakan lagi menjadi dua, yaitu asam
lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
a. Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh mempunyai potensi yang besar sekali pengaruhnya terhadap
kolesterol darah. Setiap penurunan 1% kalori asam lemak jenuh pada diet akan
menurunkan koleterol darah hampir 3 mg/dl (Soeharto, 2004).
b. Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal
Asam lemak tak jenub tunggal selalu mengandung ikatan rangkap antara 2 atom
karbon (C) dengan kehilangan paling sedikit 2 atom karbon higrogen (H). Asam
lemak tak jenuh tunggal dikenal juga dengan nama asam lemak Omega-9 (Muhilal,
2002).
c. Asam Lemak Tak Jenuh Ganda
Asam lemak tak jenuh ganda, yaitu lemak yang mengandung lebih dari satu
ikatan rangkap. Asam lemak tak jenuh ganda akan kehilangan paling sedikit 4 atom
Hidrogen (H). Dalam diet, asam lemak tak jenuh ganda umumnya menurunkan
kolesterol darah sebagai berikut: setiap 1% kenaikan kalori dari asam lemak tak jenuh
ganda dalam diet, menghasilkan pengurangan kolesterol kurang lebih setengah mg/dl
(Soeharto, 2004).

1.3 Protein
Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan
lemak yaitu terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), akan tetapi
ditambah dengan unsure lain yaitu nitrogen (N). Molekul protein mengandung pula fosfor,
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Dalam molekul
protein, asam-asam amino ini saling berhubunghubungan dengan suatu ikatan yang disebut
ikatan peptida (CONH). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam
amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino (Suhardjo dan Clara, 1992).
Protein terbagi atas 2 macam yang berdasarkan komponen penyusunannya yaitu:
a. Protein Sederhana.Contoh protein ini antara lain, albumin, globulin, histon,
dan prolamin.
b. Protein Majemuk. Yang termasuk dalam protein ini adalah:
Phosprotein dengan radikal prostetik asam phostat.
Nukleoprotein dengan radikal prostetik asam nukleat.
Mukoprotein dengan radikal prostetik karbohidrat.
Berdasarkan Asam Amino Penyusunnya
a. Protein yang tersusun oleh asam amino esensial
Ada 10 jenis asam esensial yaitu isoleusin (ile), leusin (leu), lisin (lys),
metionin (met), sistein (cys), valin (val), triptifan (tryp), tirosina (tyr),
fenilalanina (phe), dan treonina (tre).
b. Protein yang tersusun oleh asam amino non esensial
Yang termasuk dalam protein ini adalah alanin, aspartat, glutamat, glutamine
(Tejasari, 2005).
Berdasarkan Tingkat Degradasi
a. Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
b. Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat
permulaan denaturasi. Dapat dibedakan sebagai protein turunan primer
(protean, metaprotein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan
peptida) (Winarno, 2004).

1.4 Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu vitamin harus
didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur. (Ariani, 2016)
Vitamin terbagi atas 2 yaitu:
a. Vitamin larut lemak. Yang termasuk vitamin larut lemak yaitu: Vitamin A, D, E,
dan K.
b. Vitamin yang larut dalam air. Yang termasuk di dalamnya adalah: Vitamin C,
tiamin, riboflavin, asam nikotinat, biotin, asam pantotenat, vitamin B6, folat,dan
vit. B12

1.5 Mineral
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang jumlahnya relatif
tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam
jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat
<0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Klasifikasi Makro Mineral terbagi atas :Natrium (Na), Klorida (Cl), Kalium (K),Kalsium
(Ca), Fosfor (P), Magnesium(Mg), dan Sulfur (s).
Klasifikasi Mikromineral terbagi atas : Besi (Fe), Seng (Zn), Selenium (Se), Tembaga
(Cu), Mangan (Mn), Flour (Fl), Kobal (Co), Kromium (Cr), Molibden (Mo)

1.6 Air
Air adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau, yang terdiri dari hidrogen
dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat universal
(Linsley, 1991).
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,
industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah air yang bebas dari bakteri berbahaya
dan ketidak murnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih dan tidak berbau dan
tidak berwarna, dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan.
C. Peranan Gizi Kerja dalam Produktivitas Kerja
Secara umum, produktivitas diartikan sebagai pengaruh antara hasil nyata maupun
fisik (barang-barang dan jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas adalah ukuran
efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam
kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam
memproduksi barang- barang atau jasa-jasa. Dimana produktifitas mengutarakann cara
pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang
(Sinungan, 2005)
Produktivitas kerja adalah suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil
kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk (Harsiwi, 2004).
Seorang tenaga kerja dikatakan produktif jika ia mampu menghasilkan keluaran (output)
yang lebih banyak dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu yang sama. Jadi bila seorang
karyawan mampu menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam
satuan waktu yang lebih singkat, maka karyawan tersebut menunjukkan tingkat produktivitas
yang lebih baik atau lebih tinggi. (Wardhani, 2008)
Penilaian produktivitas tenaga kerja memang tidak mudah, mengingat banyak faktor
yang berpengaruh, termasuk faktor-faktor non fisik seperti keinginan para tenaga kerja untuk
mendapat imbalan uang sebanyak-banyaknya karena terdesak kebutuhan, masalah organisasi
kerja, masalah manajemen, baik buruknya pemasaran hasil produk perusahaan yang
bersangkutan, dan sebagainya (Anies, 2005).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas individu tenaga kerja, antara
lain:
1. Sikap mental yang berupa:
a. Motivasi Kerja: yaitu suatu dorongan kehendak yang mempengaruhi perilaku
tenaga kerja, untuk berusaha meningkatkan produktivitas kerja karena adanya
keyakinan bahwa peningkatan produktivitas mempunyai manfaat bagi dirinya.
b. Disiplin Kerja: Disiplin kerja, yaitu sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan
dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja,
karena adanya keyakinan bahwa dengan aturan-aturan itu tujuannya dapat
tercapai.
c. Etika kerja: seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang diterima sebagai
pedoman, pola tingkah laku tenaga kerja. Jika tenaga kerja mempunyai sikap
mental produktif, maka dimungkinkan akan mampu mengarahkan dan
mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk meningkatkan produktivitas.
2. Pendidikan: Pada umunya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi, formal
atau informal akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam
penghayatan akan arti pentingnya produktivitas. Tingginya kesadaran akan
pentingnya produktivitas, mendorong tenaga kerja bersangkutan melakukan
tindakan produktif.
3. Keterampilan: Tenaga kerja yang terampil akan lebih mampu bekerja serta akan
menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja akan menjadi lebih
terampil jika mempunyai kecakapan dan pengalaman yang cukup.
4. Kemampuan Manajerial: Pengertian manajemen berkaitan dengan sistem yang
diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola, ataupun memimpin serta
mengendalikan karyawan bawahannya. Apabila cara mengelolanya tepat, maka
akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi, tenaga kerja terdorong untuk
melakukan tindakan yang produktif
5. Hubungan Industrial: Dalam menerapkan Hubungan Industrial, maka akan;
a. Menciptakan ketenangan kerja dan menumbuhkan motivasi kerja secara
produktif sehingga produktivitas dapat meningkat.
b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan
partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas.
c. Meningkatkan harkat dan martabat karyawan sehingga mendorong
mewujudkan semangat berkarya dan dedikasi dalam upaya peningkatan
produktivitas.
6. Tingkat Pneghasilan: Tingkat penghasilan cukup, maka akan menimbulkan
konsentrasi kerja dan mengerahkan kemampuan yang dimiliki untuk
meningkatkan produktivitas.
7. Gizi dan Kesehatan Kebutuhan gizi dan kesehatan terpenuhi, maka tenaga kerja
akan memiliki daya tahan fisik yang lebih kuat dan mampu mempertahankan
konsistensi kerja dan memperbaiki motivasi kerja, sehingga akan berdampak pada
peningkatan produktivitas.
8. Jaminan Sosial: Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
karyawannya, pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan
semangat kerja.
9. Lingkungan dan Iklim Kerja: Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan
mendorong karyawan untuk betah bekerja, meningkatkan rasa tanggung jawab
dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja, sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas.
10. Sarana Produksi: Sarana produksi yang baik apabila yang digunakan oleh tenaga
kerja yang trampil akan mendorong peningkatan produktivitas.
11. Teknologi
12. Kesempatan Berprestasi

Menurut pengamatan yang pernah dijalankan sering tidak menguntungkan ditinjau dari
sudut produktivitas kerja. Adapun keadaan gizi kurang dapat dikarenakan penyakit-penyakit
endemis dan parasit, kurangnya pengertian tentang gizi, pengupahan yang rendah, dan beban
kerja yang terlalu besar.
Tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain yang mempengaruhi produktivitas
kerja, namun gizi merupakan faktor yang mempengaruhi kualiatas SDM yang pokok, karena
unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi
juga menentukan kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi
kehidupan manusia.
Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein
dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan
zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan
lemah baik daya kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena
kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Dan
orang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan
kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan
meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya
energi.
Makanan dalam pengertian sebagai sumber energi ternyata energi makanan dalam
proses-proses yang terjadi dalam tubuh hanya sebagian saja yang diubah menjadi tenaga,
sedang lainnya diubah menjadi panas. Tentang hal ini perhatikan saja pada tubuh kita,
setelah kita melakukan pekerjaan fisik yang cukup berat atau cukup lama akan terasa badan
kita menjadi panas. Dalam keadaan kita hanya sedikit melakukan kerja fisik, sebagian besar
energi diubah menjadi panas dan dalam kita tidak melakukan pekerjaan fisik, relatif seluruh
energi diubah menjadi panas dan selanjutnya panas akan ke luar dari tubuh
Keperluan terhadap energi minimal atau energi basal metabolisme akan terpengaruh
pula oleh kondisi emosi dan mental manusia. Pada waktu manusia berada dalam keadaan
beremosi akan berlangsung sekresi adrenalin sehingga terjadi pemacuan aktivitas jantung.
Peningkatan tekanan darah, dan lain-lain dan tentunya keadaan demikian membutuhkan
lebih banyak energi. Demikian pula keadaan mental pada suatu waktu, seperti perasaan
takut, kaget, malu, marah, gembira, dan lain-lain, keadaan mental demikian dapat
menyebabkan tonus lebih tinggi dan tentunya memerlukan energi lebih dari biasanya.
Pengaruh keadaan mental terhadap energi basal metabolisma biasanya dapat menaikkan
energi tersebut sebesar 4 %.
Lebih jauh, kekurangan nilai gizi ataupun energi yang terkadung dalam makanan
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan menurunkan peran gizi dalam produktifitas
sehingga berakibat buruk pada tubuh, seperti pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun,
kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang
bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis dan lain sebagainya. Dalam
keadaan yang demikian itu tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja
yang optimal.

D. Kecukupan Gizi Tenaga Kerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan kecukupan gizi kerja adalah ukuran
tubuh (tinggi dan berat badan), usia, jenis kelamin, kegiatan seharihari (ringan, sedang, berat)
yang merupakan suatu beban kerja, kondisi tubuh tertentu, dan lingkungan kerja. Sedangkan
faktor yang dapat mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja yaitu:
a. Jenis kegiatan
Maksud pemberian makanan diperusahaan adalah untuk meningkatkan dan
mempertahankan kemampuan kerja para tenaga kerja. Makanan yang diberikan harus
berkualitas baik, menu seimbang, bervariasi, pelayanannya cepat, bersifat ringan, dan
berfungsi untuk menambah kalori. Makanan yang berlebihan bahkan dapat
menurunkan produktivitas kerja karena adanya pembebanan pencernaan. Dalam
hubungan dengan pekerjaan, bahan makanan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja
adalah memenuhi kalori untuk bekerja (Winarni, 2000).
Secara garis besar kebutuhan kalori sehari bagi tenaga kerja (Sumamur, 1996)
dapat digolongkan sebagai berikut:
Laki-laki Perempuan
Jenis Pekerjaan Kebutuhan Kalori Jenis Pekerjaan Kebutuhan Kalori
Ringan 2400 Ringan 2000
Sedang 2600 Sedang 2400
Berat 3000 Berat 2600

b. Faktor tenaga kerja


1) Ketidaktahuan
2) Jenis kelamin
3) Umur
4) Hamil/menyusui
5) Kebiasaan makan yang kurang baik
6) Tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi
7) Kesejahteraan yang tinggi tanpa perhatian gizi dapat mengakibatkan
terjadinya salah gizi
8) Disiplin, motivasi dan dedikasi

c. Faktor lingkungan kerja


1) Faktor fisik sering dihubungkan dengan iklim kerja (lingkungan kerja
panas dan dingin).
2) Bahan kimia
Bahan-bahan kimia (gas, uap, debu, dan lain-lain) bilamana terpapar
dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan keracunan kronis.
Beberapa bahan kimia dapat mengganggu proses metabolisme tubuh,
sebagian lainnya berakibat berkurangnya nafsu makan, tidak
berfungsinya pencernaan dengan gejala penurunan berat badan. Dalam
hal demikian, higiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri
perlu diperhatikan. Alat pelindung diri perlu dipakai selama jam kerja,
dikarenakan tenaga kerja dapat mengalami keracunan bahan kimia
yang masuk ke dalam tubuh selain tertelan kemungkinan juga terhirup
sehingga fungsi paru terganggu yang berakibat terganggunya
penyerapan oksidasi makanan dalam tubuh.
3) Biologi
Kurang baiknya higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan
menyebabkan infeksi bakteri kronis pada saluran pencernaan dan
terganggunya penyerapan usus terhadap zat-zat gizi oleh parasit
tersebut.
d. Faktor psikis
Ketegangan akibat ketidakserasian emosi, hubungan dalam pekerjaan yang
kurang baik, problem keluarga, dan sosial lainnya akan menurunkan berat
badan, terjadinya penyakit dan tidak produktifnya tenaga kerja (Winarni,
2000).
Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja Sehari
a. Energi
1) Menggunakan Tabel AKG 2004 bagi orang Indonesia.
2) Untuk 8 jam kerja di perusahaan perlu disediakan makan dan minum paling
sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau 30% makan
lengkap + 10% selingan.
3) Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 608/MEN/1989 untuk
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerjanya sembilan jam per hari,
perusahaan wajib menyediakan makanan dan minum 1400 kalori. Untuk shift
malam hari perlu diberikan makanan tambahan dengan memperhitungkan
kebiasaan makan dan kecukupan energi per hari
b. Hidrat arang, berdasarkan prinsip gizi seimbang untuk orang Indonesia kurang
lebih sebesar 60% - 70% dari total energi sehari
c. Protein, sangat tergantung berat badan tenaga kerja dan nilai biologi dari protein
yang dimakan. Di dalam menu, menghitung kebutuhan energi yang berasal dari
protein kurang lebih 10% - 15% dari total energi per hari.
d. Lemak, kebutuhan lemak sangat tergantung dari kebutuhan energi, kurang lebih
20% - 25% dari total per hari atau minimal 15% dan maksimal 30%
e. Vitamin dan mineral, penggunaan bahan makanan yang tinggi vitamin,
garamgaram, vitamin B1, zat besi dan asam folat, natrium, kalium dan mineral
lainnya.
f. Pada pekerja di lingkungan panas dan kerja berat perlu disediakan minimal 2,8
liter dan bekerja ringan 1,9 liter.
E. Upaya Penyelenggaraan Gizi di Perusahaan

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi di Tempat Kerja

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan investasi bagi perbaikan kualitas
tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan, dalam gizi kerja juga terkandung aspek
kesejahteraan dan pengembangan sumber daya. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan
asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis/beban pekerjaan yang dilakukannya Gizi
terssebut meliputi nutrisi, zat-zat makanan, baik penghasil energi maupun zat pendukung
yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan.
Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan
lemak dapat ditemukan dalam makanan. Manusia yang kurang makan akan lemah baik daya
kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat
makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi.
Sehingga unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan
ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang
sangat esensial bagi kehidupan manusia. Terutama pada usia dewasa, faktor gizi sangat
berperan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan bahwa dalam mengkaji suatu ilmu maka diperlukan pendekatan-
pendekatan di dalam memahami ilmu tersebut karena banyak peranan-peranan yang dapat dilakukan
oleh suatu ilmu terhadapat kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Agus Krisno. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Penerbit UMM Press.
Ariani, Ayu Putri. 2016. Ilmu Gizi.Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai