Anda di halaman 1dari 14

Day Blog

Selamat Datang, Semoga Bermanfaat

Beranda
My Profil
Facebook
Pathway Download
Privacy Policy

Saturday, November 10, 2012


ASKEP PIODERMA

Posted by Udayati Made

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi / Pengertian
Pioderma berasal dari kata pio dan derma. Pio berarti nanah, dan derma berarti kulit,
dengan kata lain artinya kulit bernanah. Dalam definisi di literatur pioderma adalah infeksi kulit
yang disebabkan oleh staphylococcus aureus atau streptococcus beta hemoliticus. Infeksi pada
kulit ini dapat bersifat superfisial (hanya sebatas di epidermis) atau profunda (lebih dalam
mencapai dermis).
Jenis infeksi superfisial contohnya seperti, impetigo nonbulosa, impetigo bulosa, ektima,
folikulitis, furunkel, dan karbunkel. Jenis infeksi profunda adalah selulitis, erisipelas, flegmon,
abses multiple kelenjar keringat, hidradenitis.
Pioderma dapat berupa infeksi primer dan infeksi sekunder. Penyakit kulit yang disertai
pioderma sekunder disebut impetiginisata. Tandanya adalah pus, pustul, bula purulen.

2. Epidemiologi / Insiden Kasus


Pioderma merupakan penyakit yang paling sering dijumpai. Penyakit ini berhubungan
erat dengan keadaan social ekonomi. Tidak ada ras tertentu yang cenderung terkena pioderma.
Pioderma dapat menyerang laki-laki maupun perempuan pada semua usia.

3. Etiologi / Penyebab
Etiologinya kebanyakan oleh Staphylococcus aureus, merupakan sel-sel berbentuk bola
atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus
merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya dari spesies lain, dan merupakan
patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal
manusia. Staphylococcus menghasilkan katalase yang membedakannya dengan streptococcus.

4. Faktor Predisposisi
a. Higiene yang kurang
b. Menurunnya daya tahan, Misalnya : kekurangan gizi, anemia, penyakit kronik, neoplasma
ganas, diabetes mellitus
c. Telah ada penyakit lain di kulit. Karena terjadi kerusakan di epidermis, maka fungsi kulit
sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi

5. Patofisiologi
Banyak hal yang mempengaruhi seseorang sampai terjadinya pioderma antara lain faktor
host, agent, dan lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas dimana adanya
ketidakseimbangan antara ketiga faktor tersebut. Staphylococcus mengandung polisakarida dan
protein yang bersifat antigen yang merupakan substansi penting di dalam struktur dinding sel
Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang terangkai,
merupakan eksoskeleton kaku pada dinding sel. Peptidoglikan dihancurkan oleh asam kuat atau
lisozim. Hal ini merupakan penting dalam potogenitas infeksi : zat ini menyebabkan monosit
membuat interleukin-1 (pirogen endogen) dan antibodi opsonik, dan zat ini juga menjadi zat
kimia penarik (kemotraktan) untuk leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip
endotoksin, mengaktifkan komplement.
Patologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat lainnya.
Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan nekrosis
jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi dan didalam saluran getah
bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi proses dan diperkuat oleh
penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. Di tengah-tengah lesi, terjadi pencairan
jaringan nekrotik (dibantu oleh hipersensitivitas tipe lambat) dan abses mengarah pada daerah
yang daya tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar, rongga secara
perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh.

6. Pathway
Terlampir

7. Gejala Klinis
a. Benjolan merah di kulit yang membesar dan menjadi bernanah setelah beberapa hari, dan
akan pecah dengan sendirinya
b. Nyeri, berdenyut-denyut.
c. Demam / Panas
d. Mual, Muntah
e. Gatal-gatal
f. Papul dan Prustul

8. Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis pioderma, yaitu:
a. Impetigo
Impetigo merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh stafilokokus aurea atau kadang-kadang
oleh streptokokus dan hanya terjadi pada lapisan kulit jangat. Biasanya tak disertai gejala
konstitusi (gejala infeksi pada tubuh manusia seperti demam, nyeri, lesu,dan lainnya). Pada kulit
penderita terlihat lepuh dan gelembung yang berisi cairan. Penyakit ini mudah menular pada
anak lain atau dirinya sendiri.
Impetigo ada 2, yaitu :
1) Impetigo krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar madu) merupakan kelainan yang terjadi di
sekitar lubang hidung dan mulut. Ciri-cirinya, yaitu kemerahan kulit dan lepuh yang cepat
memecah sehingga meninggalkan keropeng tebal warna kuning serupa madu. Bila keropeng
dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya.
2) Impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau cacar api) yang sering terjadi di ketiak, dada,
dan punggung. Ciri-cirinya yaitu kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (seperti kulit
yang tersundut rokok hingga dikenal dengan cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar
api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain. Jika terjadi pada
bayi baru lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini dapat
disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.
b. Folikulitis
Infeksi ini mengenai folikel rambut. Ciri-cirinya berupa bintil padat atau bintil bernanah yang
kemerahan dengan rambut di tengahnya. Biasanya sering ditemukan pada tungkai bawah.
c. Furunkel atau Bisul
Adalah radang pada folikel yang meluas ke jaringan di sekitar folikel rambut. Ciri-cirinya, yaitu
di kulit akan terlihat benjolan kemerahan dengan mata di bagian tengah yang dapat melunak
menjadi abses. Kelainan terutama terjadi di daerah yang sering mengalami gesekan dan banyak
berkeringat seperti ketiak, bokong, leher, dada, dan paha. Biasanya terdapat keluhan rasa nyeri,
apalagi bila kelainan terjadi di dasar yang keras misalnya di hidung atau liang telinga luar.
d. Abses Multipel Kelenjar Keringat
Merupakan infeksi di kelenjar keringat. Faktor predisposisinya yaitu daya tahan tubuh yang
menurun dan banyak berkeringat. Kelainan ditandai benjolan seperti kubah di daerah yang
banyak berkeringat seperti dada, punggung atas, kepala bagian belakang, bokong, dan lainnya.
e. Erisipelas dan Selulitis.
Erispelas adalah infeksi pada kulit yang umumnya didahului oleh luka atau trauma, baik nyata
maupun mikroskopis. Pada bayi umumnya terjadi di pusar. Ciri-cirinya, yaitu di kulit terlihat
kemerahan berbatas tegas, disertai gejala berupa demam dan kelesuan. Sementara selulitis
merupakan kelanjutan erisipelas. Bedanya, pada selulitis, radang meluas sampai ke jaringan di
bawah kulit.
f. Staphylococcal scalded skin syndrome
Merupakan infeksi kulit oleh staphylococcus aureus galur tertentu dengan ciri yang khas berupa
epidermolisis. Pada umumnya terdapat demam tinggi disertai infeksi di saluran napas bagian
atas. Kelainan kulit awalnya berupa eritema yang timbul mendadak pada muka, leher, ketiak,
telapak tangan dan kaki serta lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24-48 jam

9. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang


Pada pemeriksaan laboratorik (darah tepi) terdapat leukositosis. Pada kasus yang kronis
dan sukar sembuh dilakukan kultur dan tes resistensi. Ada kemungkinan penyebabnya bukan
stafilokokus melainkan kuman negative-Gram. Hasil tes resistensi hanya bersifat menyokong,
invivo tidak selalu sesuai dengan in vitro.

10. Prognosis
Umumnya baik, asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor penyebab
dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.

11. Penatalaksanaan
Pada pengobatan umum kasus pioderma , factor hygiene perorangan dan lingkungan harus
diperhatikan.
a. Sistemik
Berbagai obat dapat digunakan sebagai pengobatan pioderma.
1) Penisilin G prokain dan semisintetiknya
a) Penisilin G prokain,
Dosisnya 1,2 juta/ hari, I.M. Dosis anak 10000 unit/kgBB/hari. Penisilin merupakan obat pilihan
(drug of choice), walaupun di rumah sakit kota-kota besar perlu dipertimbangkan kemungkinan
adanya resistensi. Obat ini tidak dipakai lagi karena tidak praktis, diberikan IM dengan dosis
tinggi, dan semakin sering terjadi syok anafilaktik.
b) Ampisilin
Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan. Dosis anak 50-100mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis.
c) Amoksisilin
Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Kelebihannya lebih praktis karena dapat diberikan setelah makan. Juga cepat absorbsi
dibandingkan dengan ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
d) Golongan obat penisilin resisten-penisilinase
Yang termasuk golongan obat ini, contohnya: oksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis
kloksasilin 3 x 250 mg/hari sebelum makan. Dosis flukloksasilin untuk anak-anak adalah 6,25-
11,25 mg/kgBB/hari dibagidalam 4 dosis.

2) Linkomisin dan Klindamisin


Dosis linkomisin 3 x 500 mg sehari. Klindamisin diabsorbsi lebih baik karena itu dosisnya
lebih kecil, yakni 4 x 300-450 mg sehari. Dosis linkomisin untuk anak yaitu 30-60 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3-4 dosis, sedangkan klindamisin 8-16 mg/kgBB/hari atau sapai 20 mg/kgBB/hari
pada infeksi berat, dibagi dalam 3-4 dosis. Obat ini efektif untuk pioderma disamping golongan
obat penisilin resisten-penisilinase. Efek samping yang disebut di kepustakaan berupa colitis
pseudomembranosa, belum pernah ditemukan. Linkomisin gar tidak dipakai lagi dan diganti
dengan klindamisin karena potensi antibakterialnya lebih besar, efek sampingnya lebih sedikit,
pada pemberian pe oral tidak terlalu dihambat oleh adanya makanan dalam lambung.

3) Eritromisin
Dosisnya 4x 500 mg sehari per os. Efektivitasnya kurang dibandingkan dengan
linkomisin/klindamisin dan obat golongan resisten-penisilinase. Sering member rasa tak enak
dilambung. Dosis linkomisin untuk anak yaitu 30-5mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
4) Sefalosporin
Pada pioderma yang berat atau yang tidak member respon dengan obat-obatan tersebut diatas,
dapat dipakai sefalosporin. Ada 4 generasi yang berkhasiat untuk kuman positif-gram ialah
generasi I, juga generasi IV. Contohya sefadroksil dari generasi I dengan dosis untuk orang
dewasa2 x 500 m sehari atau 2 x 1000 mg sehari (per oral), sedangkan dosis untuk anak 25-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.

b. Topikal
Bermacam-macam obat topikal dapat digunakan untuk pengboatan pioderma. Obat
topical anti mikrobial hendaknya yang tidak dipakai secara sistemik agar kelak tidak terjadi
resistensi dan hipersensitivitas, contohnya ialah basitrasin, neomisin, dan mupirosin. Neomisin
juga berkhasiat untuk kuman negatif-gram.Neomisin, yang di negeri barat dikatakan sering
menyebabkan sensitisasi, jarang ditemukan. Teramisin dan kloramfenikol tidak begitu efektif,
banyak digunakan karena harganya murah. Obat-obat tersebut digunakan sebagai salap atau
krim. Sebagai obat topical juga kompres terbuka, contohnya: larutan permangas kalikus 1/5000,
larutan rivanol 1% dan yodium povidon 7,5 % yangndilarutkan 10 x. yang terakhir ini lebih
efektif, hanya pada sebagian kecil mengalami sensitisasi karena yodium. Rivanol mempunyai
kekurangan karena mengotori sprei dan mengiritasi kulit.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data subyektif :
Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual muntah, gatal-gatal pada kulit, terdapat luka
pada kulit, tidak bisa tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya.

Data obyektif :
Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius, ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk
di kulit, gelisah tidak bias tidur, menutup diri/menarik diri, kulit tampak lecet/luka, mual-
muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah :
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2) Nyeri yang berhubungan dengan agen injuri fisik (lesi kulit)
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pioderma
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus
6) Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan keadaan penyakitnya
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit yang diderita (pioderma)

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1 : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan x 24 jam, diharapkan suhu tubuh menurun dngan
kriteria hasil :
Suhu : 36,5 -370C
No Rencana Keperawatan Rasional
1 Pantau suhu pasien ( derajat dan pola ) Suhu 38,9 41 derajat C
menunjukkan proses infeksius
2 Berikan kompres hangat Membantu mengurangi demam
3 Anjurkan pasien untuk banyak minum Membantu mengurangi demam
4 Berikan antipiretik Digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus

Diagnosa 2 : Nyeri yang berhubungan dengan agen injuri fisik (lesi kulit)
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ... x 24 jam, diharapkan nyeri px dapat terkontrol
dengan kriteria hasil :
Pasien tidak tampak meringis
Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
Pasien tampak lebih rileks
Ukuran pioderma mengecil
No Rencana Keperawatan Rasional
1 Kaji nyeri, misal lokasi nyeri, Informasi memberikan data dasar
frekuensi, durasi, dan intensitas(skala untuk mengevaluasi kebutuhan/
1-10), serta tindakan penghilang nyeri keefektifan intervensi
yang digunakan.
2 Dorong penggunaan keterampilan Memungkinkan klien untuk
manajemen nyeri (missal teknik berpartisipasi secara aktif dan
relaksasi, visualisasi, bimbingan meningkatkan rasa control.
imajinasi, tertawa, music, dan sentuhan
terapeutik)
3 Tingkatkan kenyamanan dasar (missal Meningkatkan relaksasi dan
teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan membantu memfokuskan kembali
imajinasi)dan aktivitas hiburan(missal perhatian.
: music, televisi)
4 Evaluasi penghilang nyeri/ control Tujuannya adalah control nyeri
maksimum dengan pengaruh
minimum pada aktivitaskegiatan
sehari-hari
5 Kembangkan rencana manajemen Rencana terorganisasi
nyeri bersama klien dan tim medis. mengembangkan kesempatan untuk
control nyeri . Terutama dengan nyeri
kronis , klien/orang terdekat harus
aktif menjadi partisipan dalam
manajemen nyeri di rumah.
6 Berikan aktivitas terapeutik tepat Membantu mengurangi konsentrasi
sesuai dengan kondisi dan usia pasien nyeri yang dialami dan memfokuskan
kembali perhatian
7 Berikan analgesic sesuai indikasi, Nyeri adalah kompikasi tersering dari
missal morfin, metadon, atau kanker, meskipun respon individu
campuran narkotik IV khusus. Pastikan berbeda. Saat perubahan penyakit
hal tersebut hanya untuk memberikan /pengobatan terjadi ,penilaian dosis
analgesic dalam sehari. Ganti dari dan pemberian akan diperlukan
analgesic kerja pendek menjadi kerja (catatan ; adikasi atau ketergantungan
panjang bila ada indikasi. pada obat ukan masalah)

Diagnosa 3 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pioderma


Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit
dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
Px menyatakan ketidaknyamanannya hilang
Px menunjukkan perilaku/tekhnik untuk mencegah kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan
sesuai indikasi
Px dapat mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi terjadi
No Rencana Keperawatan Rasional
1 Kaji/catat ukuran atau warna, Memberikan informasi dasar tentang
kedalaman luka dan kondisi sekitar kebutuhan dan petunjuk tentang
luka sirkulasi
2 Anjurkan pasien untuk menjaga Menjaga kebersihan kulit dan
kebersihan kulit dengan cara mandi mencegah komplikasi
sehari 2 kali
3 Lindungi kulit yang sehat terhadap Maserasi pada kulit yang sehat dapat
kemungkinan maserasi menyebabkan pecahnya kulit dan
perluasan kelainan primer
4 Beri nasehat kepada pasien untuk Pioderma memerlukan air agar
menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibelitas kulit tetap terjaga.
fleksibel dengan pengolesan cream Pengolesan cream atau lotion untuk
atau lotion mencegah agar kulit tidak menjadi
kasar, retak dan bersisik
5 Kolaborasi dalam pemberian obat Mencegah atau mengontrol infeksi
topical

Diagnosa 4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus


Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam kebutuhan tidur klien dapat
terpenuhi dengan kriteria hasil :
Klien tidur 6-8 jam dalam sehari
No Tindakan keperawatan Rasional
1 Kaji tingkat tidur pasien Untuk mengetahui kualitas tidur
pasien
2 Anjurkan pasien untuk menghindari Cafein memiliki efek puncak 2-4 jam
minuman yang mengandung cafein sesudah dikonsumsi
menjelang tidur malam hari
3 Anjurkan pasien untuk melakukan Memberikan efek yang
gerak badan secara teratur menguntungkan untuk tidur jika
dilakukan pada sore hari
4 Anjurkan melakukan hal-hal ritual Tindakan ini memudahkan peralihan
rutin menjelang tidur dari keadaan terjaga menjadi keadaan
5 Kolaborasi pemberian obat Memberikan obat diharapkan pasien
antihistamin dapat tidur

Diagnosa 5 : Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam gangguan citra diri teratasi dengan
kriteria hasil :
Px dapat mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri
Px dapat mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan mandiri
Px dapat melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi
Px dapat menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri
Px dapat mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat
Px tampak tidak begitu memprihatinkan kondisi
Menggunakan tekhnik menyembunyikan kekurangan dan menekankan tekhnik untuk
meningkatkan penampilan
No Rencana Keperawatan Rasional
1 Berikan kesempatan untuk Pasien membutuhkan pengalaman
pengungkapan, dengarkan dengan didengarkan dan dipahami
cara terbuka dan tidak menghakimi
untuk mengekspresikan perasaan.
2 Bantu pasien yang cemas dalam Menetralkan kecemasan yang tidak
mengembangkan kemampuan untuk perlu terjadi dan memulihkan realitas
menilai diri dan mengenali diri serta situasi
mengatasi masalah.
3 Dorong pasien untuk bersosialisasi Membantu dalam meningkatkan
dengan orang lain dan Bantu pasien sosialisasi dan penerimaan diri
kearah penerimaan diri
4 Kaji perubahan dari gangguan Menentukan bantuan individual
persepsi dan hubungan dengan derajat dalam menyusun rencana perawatan
ketidakmampuan atau pemilihan intervensi
5 Anjurkan klien untuk Menunjukkan penerimaan, membantu
mengekspresikan perasaan, termasuk klien untuk mengenal dan mulai
sikap bermusuhan dan kemarahan menyesuaikan dengan perasaan
tersebut
6 Pernyataan pengakuan terhadap Membantu klien untuk melihat bahwa
penolakan tubuh, mengingatkan perawat menerima kedua bagian
kembali fakta kejadian tentang sebagai bagian dari seluruh tubuh.
realitas bahwa masih dapat Mengizinkan klien untuk merasakan
menggunakan sisi yang sakit dan adanya harapan dan mulai menerima
belajar mengontrol sisi yang sehat situasi baru
7 Dukungan perilaku atau usaha, seperti Klien dapat beradaptasi terhadap
peningkatan minat atau partisipasi perubahan dan pengertian tentang
dalam aktivitas rehabilitasi peran individu di masa mendatang
8 Bersama klien mencari alternative Dukungan perawat pada klien dapat
koping yang positif meningkatkan rasa percaya diri klien

Diagnosa 6 : potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan keadaan penyakitnya


Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi berkurang dan tidak ada infeksi dengan
kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesia
No Rencana keperawatan Rasional
1 Berikan petunjuk yang jelas dan rinci Pemberian intruksi yang jelas
kepada pasien mengenai program diperkuat dengan instruksi tertulis
terapi
2 Nasehati pasien untuk menghentikan Reaksi alergi dapat terjadi akibat
pemakaian setiap obat kulit yang setiap unsur yang ada dalam obat
memperburuk masalah tersebut
3 Berikan terapi antibiotic sesuai Membunuh atau mencegah
instruksi dokter pertumbuhan mikroorganisme
penyebab infeksi
4 Gunakan obat-obat topical yang Kortikosteroid memiliki kerja anti
mengandung koortikosteroid sesuai inflamasi
indikasi
Diagnosa 7 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit yang diderita (pioderma)
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kurangnya pengetahuan
px tentang perawatan kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Px memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit
Px Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan
yang dilakukan
Px dapat menggunakan obat topikal dengan tepat
Px dapat memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit
No Rencana Keperawatan Rasional
1 Kaji tingkat pengetahuan pasien Memberikan data dasar untuk
mengetahi tingkat pemahaman pasien
2 Jaga agar pasien mendapat Pasien memiliki perasaan ada sesuatu
informasi yang benar, memperbaiki yang mereka perbuat dan merasakan
kesalahan informasi manfaatnya
3 Beri nasehat kepada pasien untuk Pioderma memerlukan air agar
menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibelitas kulit tetap terjaga.
fleksibel dengan pengolesan cream Pengolesan cream atau lotion untuk
atau lotion mencegah agar kulit tidak menjadi
kasar, retak dan bersisik
4 Peragakan penerapan terapi yang Memungkinkan pasien
diprogramkan : obat topical untukmemperoleh kesempatan untuk
menunjukkan cara yang tepat untuk
melakukan terapi
5 Diskusikan tentang pengobatan : Memberikan pengetahuan dasar tentang
nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek obat-obatan yang akan digunakan
sampingnya sehingga dapat mengurangi dampak
komplikasi dan efek samping obat
6 Berikan dukungan psikologis agar Meningkatkan kemauan dan keinginan
klien menjalankan apa yang sudah klien dan keluarga akan pentingnya
disepakati perawatan di rumah

4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.

5. Evaluasi
Dx 1 Suhu 36,5 -370C
Dx 2 Klien tidak tampak meringis
Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
Klien tampak lebih rileks
Ukuran pioderma mengecil

Dx 3 Klien menyatakan ketidaknyamanannya hilang


Klien menunjukkan perilaku/tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indikasi
Klien dapat mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi
terjadi

Dx 4 Kebutuhan tidur klien terpenihu


Dx 5 kx dapat mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan
diri
kx dapat mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan
mandiri
kx dapat melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi
kx dapat menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri
kx dapat mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat
kx tampak tidak begitu memprihatinkan kondisi

Dx 6 infeksi berkurang
Dx 7 kx memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit
kx Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan
rasional tindakan yang dilakukan
kx dapat menggunakan obat topikal dengan tepat
kx dapat memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Corwin, E. 2000. Handbook of Patophysiology (Buku Terjemahan). Jakarta :EGC


Guyton and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta :EGC

Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012 -2014 (terjemahan). Jakarta : EGC

Mansjoer, A. 2001. Kapita Seekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

Reaksi :

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest


Labels: Asuhan Keperawatan, Integumen

0 comments:

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x(

:-t b-( :-L x( :-p =))

Silakan tinggalkan komentar...


komentar anda akan jadi inspirasi bagi saya.

ingat diisi namanya ya, terimakasih :)

Links to this post

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:

:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: Create a Link

Newer Post Older Post Home

Jumlah Pengunjung

383694
Blog Archive
2015 (2)

2014 (1)

2013 (31)

2012 (59)
o November (11)
Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal
CUTIS VERTICIS GYRATE
ASKEP Tumor Kulit
ASKEP Pioderma
ASKEP Pioderma
ASKEP Pioderma
ASKEP PIODERMA
ASKEP PIODERMA
ASKEP Gonorrhea
ASKEP Dermatitis
Anatomi dan Fisiologi Integumen
o October (1)
o September (4)
o July (16)
o June (2)
o May (11)
o April (7)
o March (5)
o February (2)

2011 (34)

2010 (3)

Labels
Anatomi (11) Asuhan Keperawatan (30) Bahasa Inggris (3) Cerpen (1) Epidemiologi dan
Demografi (3) Essay (1) Formulir (2) Integumen (10) Kebudayaan (2) Keperawatan (24)
Keperawatan Jiwa (5) Kesehatan (23) Lansia (2) Muskuloskeletal (1) Obat (1) Penelitian (3)
Pengkajian (3) Percakapan (1) Psikologi (3) Tokoh Keperawatan (2) trend dan issue integument
(1)
Powered by Translate

About Me
Udayati Made
My Motto :

Terus melangkah walau terkadang sempat terhenti.

The more experiences we have, the more mature we are.

View my complete profile

Google+ Followers
Ikuti Blog ini

Anda mungkin juga menyukai