Anda di halaman 1dari 43

Skip to main content

Keperawatan dan Kesehatan


ASUHN KEPERAWATAN BRONKHITIS NANDA NIC NOC (LENGKAP)

February 18, 2017


LANDASAN TEORI MEDIS
BRONKHITIS

I. PENGERTIAN
Bronkhitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya
akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh Rhinovirus,
virus inflenza, virus parainfluenza, adenovirus, virus rubeola dan paramyxovirus dan bronkitis
biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia, bordetella pertussis, atau corynobacterium
diphteriae (rahajoe, 2012)
Klasifikasi Bronkhitis :
1. Bronkhitis akut
Merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah. Ditandai dengan gejala yang mendadak dan
berlangsung lebih singkat. Pada bronkhitis ini, inflamasi bronkhus biasanya disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri, dan kondisinya diperparah oleh pemaparan iritan seperti asap rokok,
udara kotor, debu, asap kimiawi, dll.
2. Bronkhitis kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut
turut). Pada bronkhitis kronik, peradangan bronkus tetap berlanjut selama beberapa waktu dan
terjadi obstruksi / hambatan pada aliran udara yang normal di dalam bronkus.
II. ETIOLOGI
Bronkhitis oleh virus seperti rhinovirus, RSV, influenza, virus parainfluenza, adenovirus,
virus rubeola, dan paramyxovirus. Menurut laporan penyebab lain yang dapat terjadi melalui zat
iritan asam lambung atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan setelah pajanan dalam jumlah
besar yang disebabkan zat kimia menjadi menjadi bronkitis kronis.
Bronkitis karena bakteri biasanya disebabkan dikaitkan dengan Mycoplasma Pneumonia
yang dapat menyebabkan bronkhitis akut dan biasanya terjadi pada anak usia diatas 5 tahun atau
remaja, Bordetella pertussis dan corynobacterium diphteriae biasa terjadi pada anak yang tidak
diimunisasi dan dihubungkan respiratory lebih dominan.
III. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala pada bronkhitis akut :
Batuk
Terdengar ronchi
Suara yang berat dan kasar
Wheezing
Demam
Produksi sputum
Tanda dan Gejala bronkhitis kronis :
Batuk yang parah pada pagi hari dan lembab
Sering mengalami infeksi saluran pernapasan (seperti misalnya pilek atau flu) yang dibarengi
dengan batuk
Gejala bronkhitis akut lebih dari 2 minggu
Demam tinggi
Sesak napas jika saluran napas tersumbat
Produksi dahak atau sputum bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
IV. DIAGNOSIS
Anamnesis :
Riwayat penyakit yang ditandai dengan tiga gejala klinis utama (batuk, sputum, sesak) dan faktor
faktor penyebabnya.
V. PATOFISIOLOGI
Asap mengiritasi jalan napas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi
yang konstan ini, kelenjar kelenjar mensekresi lendir dan sel sel goblet meningkat jumlahnya,
akibatnya fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat
bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat
menjadi rusak dan membntuk fibrosis mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang
berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian
menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi
sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin
terjadi perubahan paru yang irreversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan
bronkietaksis.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi
Adanya tubular shadow berupa bayangan garis garis yang paralel keluar dari hilus menuju
apeks paru dan corakan paru yang bertambah.
2. Pemeriksaan fungsi paru
Terdapat kapasitas vital (KV) yang menurun. Volume residu (VR) yang bertambah sedang
kapasitas residual fungsional (KRF) sedikit naik atau normal.
3. Pemeriksaan gas darah
Ventilasi tidak dapat dipertahankan sehingga Pa CO2 naik dan Pa O2 turun, saturasi hemoglobin
menurun dan timbul sianosis, terjadi juga vasokontriksi pembuluh darah paru dan penambahan
eritrosit.
4. Pemeriksaan EKG
Hipertropi atrium dan ventrikel kanan (rubenstein, etal 2007).
5. Pemeriksaan laboratorium darah
Menghitung sel darah putih (leukosit).
VII. KOMPLIKASI
Hipertensi paru akibat vasokontriksi hipoksik paru yang kronik, yang akhirnya dapat
menyebabkan kor pulmonale dapat timbul kanker paru akibat metaplasia dan displasia.
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Penyuluhan
Menjelaskan hal hal mana saja yang dapat memperberat penyakit dan harus dihindari serta
bagaimana cara pengobatan yang baik.
2. Pencegahan
Mencegah kebiasaan merokok (dihentikan), mengindari lingkungan polusi an dianjurkan
vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi.
3. Terapi eksaserbasi akut
a. Antibiotik, karena biasanya disertai infeksi
Infeksi biasanya disertai, disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia (digunakan ampisilin 4
x 0,25 0,5 gr/hari atau eritromisin 4 x 0,5 gr/hari)
Augmetin (amoksilin dan asam klarunalat apabila ditemukan H. Influenza dan B catarhalis)
b. Terapi oksigen
Diberikan bila terjadi kegagalan napas.
c. Fisioterapi dada membantu pasien mengeluarkan sputum.
d. Bronkhodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas.
4. Terapi jangka panjang
a. Antibiotik untu kemoterapi preventif
b. Bronkodilator
c. Fisioterapi
d. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
e. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien gagal napas
f. Rehabilitasi, postural drainase, perkusi dan vibrasi dada digunakan untuk mengeluarkan mukus.

ALUR PATOFISOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM


BRONKHITIS
LANDASAN TEORI KEPERAWATAN
Menurut marlin E. Doengoes dkk (1990) :
1. Dasar data pengkajian pasien bronkhitis adalah :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelelahan, ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas,
ketidakmampuan untuk tidur, dispnea saat tidur
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum
b. Sirkulasi
Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung atau takhikardi berat, edema, warna kulit atau
membran mukosa pucat
c. Integritas ego
Gejala : peningkatan faktor resik, perubahan pola hidup
Tanda : ansietas, ketakutan pada rangsang
d. Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, ketidakmampuan makan karena distress pernapasan, peningkatan BB
menunjukkan edema
Tanda : turgor kulit buruk, edema, berkeringat, palpitasi abdominal dapat mengakibatkan hepatomegali
e. Hygiene
Gejala : penurunan penampilan/memerlukan bantuan melakukan aktivitas sehari - hari
Tanda : kebersihan buruk, bau badan
f. Pernapasan
Gejala : batuk menetap dengan produksi sputum tiap hari (terutama pada saat bangun) produksi sputum
dapat banyak sekali riwayat pneumonia berulang terpasang pada polusi kimia / iritan
Tanda : penggunaan otot bantu pernafasan
g. Keamanan
Gejala : riwayat sensitif terhadap zat/faktor lingkungan adanya infeksi berulang

2. Diagnosa dan NCP


a. Pola nafas tidak efektif b/d broncokontriksi, mukus
b. Nyeri b/d patologis penyakit / iritasi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual/muntah
d. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 (kelemahan)
e. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
f. Perubahan pola tidur b/d sesak
Tujuan & Kriteria hasil
No Diagnosa Keperawatan Intervensi (NIC)
(NOC)
1 Pola nafas tidak efektif NOC : Airway Management :
Definisi : Respiratoty status : Buka jalan napas, gunakan
Pertukaran udara inspirasi ventilation teknik chin lift atau jaw thrust
dan/ekspirasi tidak adekuat Respiratory status : airway bila perlu
Batasan karakteristik : patency Posisikan pasien untuk
Penurunan tekanan Vital sign status memaksimalkan ventilasi
inspirasi/ekspirasi tidak adekuat Kriteria hasil : Identifikasi pasien perlunya
Penurunan pertukaran udara per Mendemonstrasikan batuk pemasangan alat jalan napas
menit efektif dan suara napas yang buatan
Menggunakan otot pernapasan bersih, tidak ada sianosis dan Pasang mayo bila perlu
tambahan dyspneu Lakukan fisioterapi dada jika
Nasal faring Menunjukkan jalan napas perlu
Dispnea yang paten (klien tidak Keluarkan sekret dengan batuk
Orthopnea merasa tercekik, irama napas atau suction
Perubahan penyimpangan dada dan frekuensi napas dalam Auskultasi suara napas, catat
Nafas pendek rentang normal, tidak ada adanya suara napas tambahan
Assumption of 3 point position suara napas abnormal) Terapi Oksigen :
Pernapasan pursed lip Bersihkan mulut, hidung dan
Tahap ekspirasi berlangsung sangat secret trakea
lama Pertahankan jalan napas yang
Peningkatan diameter anterior dan paten
posterior Pertahankan posisi pasien
Pernapasan rata rata normal : Observasi adanya tanda tanda
a. Bayi : <25 atau >60 hipoventilasi
b. 1-4 th :<20 atau >30 Vital Sign Monitoring :
c. 5-4th :<14 atau >25 Monitor TD, nadi, suhu dan RR
d. >14 th : <11 atau >24 Catat adanya fluktuasi tekanan
Kedalaman pernapasan darah
a. Dewasa, volume tidal 500 ml saat Monitor TD, nadi dan RR
istirahat sebelum dan sesudah aktivitas
b. Bayi, volume tidal 6 8 m/kg Identifikasi penyebab dari
Timing rasio perubahan vital sign
Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
Hiperventilasi
Deformitas tulang
Kelainan bentuk dinding dada
Penurunan energi atau kelelahan
Perusakan atau pelemahan
muskuloskeletal
Obesitas
Posisi tubuh
Kelelahan otot pernapasan
Hipoventilasi sindrom
Nyeri
Kecemasan

Nyeri
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional NOC NIC
yang tidak menyenangkan yang Pain level Pain Management
muncul akibat kerusakan jaringan Pain control Lakukan pengkajian nyeri
yang aktual atau potensial atau Comfort level secara komprehensif, termasuk
2 digambarkan dalam kerusakan Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, kualitas dan
sedemikian rupa Mampu mengontrol nyeri faktor prespitasi
Batasan Karakteristik : Melaporkan bahwa nyeri Observasi reaksi nonverbal dari
Perubahan selera makan berkurang dengan ketidaknyamanan
Perubahan tekanan darah menggunakan manajemen Gunakan teknik komunikasi
Perubahan frekuensi jantung nyeri terapeutik untuk mengetahui
Perubahan frekuensi pernapasan Mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri pasien
Laporan isyarat Menyatakan rasa nyaman Ajarkan teknik non farmakologi
Diaforesis setelah nyeri berkurang Monitor penerimaan pasien
Perilaku distraksi tentang manajemen nyeri
Mengekspresikan perilaku Cek riwayat alergi
Sikap melindungi area nyeri
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara verbal
Faktor yang berhubungan :
Agen cedera (misalnya biologis, zat
kimia, fisik, psikologis)
NIC
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Nutrition Management
dari kebutuhan tubuh Kaji adanya alergi makanan
Definisi : NOC Kolaborasi dengan ahli gizi
Intake nutrisi tidak cukup untuk Nutritional status : food and untuk menentukkan jumlah
keperluan metabolisme fluid intake kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : dibutuhkan pasien
Berat badan 20% atau lebih dibawah Adanya peningkatan BB Anjurkan pasien untuk
ideal sesuai dengan tujuan meningkatkan intake Fe
Dilaporkan adanya intake makanan Berat badan sesuai dengan Anjurkan pasien untuk
3 yang kurang dari RDA tinggi badan meningkatkan protein da vitamin
Membran mukosa dan konjungtiva Mampu mengidentifikasi C
pucat kebutuhan nutrisi Berikan substansi gula
Kelemahan otot yang digunakan Tidak ada tanda tanda Yakinkan diet yang dimakan
untuk menelan / mengunyah malnutrisi tinggi serat untuk mencegah
Luka, inflamasi pada rongga mulut Tidak terjadi penurunan BB konstipasi
Mudah merasa kenyang, sesaat yang berarti Berikan informasi tentang
setelah mengunyah makanan kebutuhan nutrisi
Dilaporkan atau fakta adanya Nutrition Monitoring
kekurangan makanan BB dalam batas normal
Dilaporkan adanya perubahan Monitor tipe dan jumlah
sensasi rasa aktivitas yang biasa dilakukan
Kurangnya informasi Monitor lingkungan selama
Faktor yang berhubungan : makan
Ketidakmampuan pemasukan atau Monitor turgor kulit
mencerna makanan atau Monitor mual dan muntah
mengabsorbsi zat zat gizi Monitor makanan kesukaan
berhubungan dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi
NIC
Intoleransi aktivitas Activity Therapy
Definisi : Kolaborasikan dengan tenaga
Ketidakcukupan energi psikologis rehabilitasi medik dalam
atau fisiologis untuk melanjutkan merencanakan program therapy
atau menyelesaikan masalah / NOC yang tepat
aktivitas sehari hari yang harus Energy conservation Bantu klien mengidentifikasi
atau yang ingin dilakukan Activity tolerance aktivitas yang mampu dilakukan
Batasan Karakteristik : Selfcare : ADLs Monitor vital sign sebelum dan
Respon tekanan darah abnormal Kriteria hasil : sesudah melakukan aktivitas
terhadap aktivitas Berpartisipasi dalam aktivitas
Perubahan EKG yang mencerminkan fisik tanpa disertai
aritmia peningkatan tekanan darah,
Ketidaknyamanan setelah nadi, RR
beraktivitas Mampu melakukan aktivitas
4 Dispnea setelah beraktivitas sehari hari (ADLs) secara
Menyatakan merasa letih mandiri
Menyatakan merasa lemas TTV normal
Faktor yang berhubungan : Mampu berpindah dengan
Tirah baring atau imobilisasi atau tanpa bantuan alat
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai NIC
dan kebutuhan oksigen Anxiety Reduction
Imobilitas Gunakan pendekatan yang
Gaya hidup monoton menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
Ansietas terhadap perilaku pasien
Definisi : NOC Identifikasi tingkat kecemasan
Perasaan tidak nyaman atau Anxiety self control Bantu pasien mengenal situasi
kekhawatiran yang samar disertai Anxiety level mengenal situasi yang
respon autonom Coping menimbulkan kecemasan
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : Instruksikan pasien
Klien mampu menggunakan teknik relaksasi
a. Perilaku
mengidentifikasi dan
Pernurunan produktivitas
mengungkapkan gejala cemas
Gerakan yang ireleven
Vital sign dalam batas
Gelisah
normal
Melihat sepintas
Postur tubuh, ekspresi wajah,
Insomnia
bahasa tubuh dan tingkat
Agitasi
aktivitas menunjukkan
Mengintai
5 berkurang kecemasan
Tampak waspada

NIC
b. Affektif
Sleep Enhacement
Gelisah, Distress
Determinasi efek efek
Kesedihan yang mendalam
medikasi terhadap pola tidur
Ketakutan
Jelaskan pentingnya tidur yang
Perasaan tidak adekuat
adekuat
Ciptakan lingkungan yang
Gangguan pola tidur
NOC nyaman
Definisi : Anxiety reduction Monitor / catat kebutuhan
Gangguan kualitas dan kuantitas Comfort level pasien setiap hari & jam
waktu tidur akibat faktor eksternal Pain level
Batasan karakteristik : Rest : extent and pattern
Perubahan pola tidur normal Sleep : extend and pattern
Penurunan kemampuan berfungsi Kriteria hasil :
Ketidakpuasan tidur Jumlah jam tidur dalam batas
Menyatakan sering terjaga normal 6-8 jam/hari
Menyatakan tidak merasa cukup Pola tidur, kualitas dalam
istirahat batas normal
Perasaan segar sesudah
tidur atau istirahat
Mampu mengidentifikasi hal-
hal yang meningkatkan tidur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.F DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DI RUANG INTERNA WANITA
RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON
BRONKHITIS

I. Identitas pasien
Nama : Ny. F
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh pabrik
Pendidikan : SD
Alamat : Batu merah
Tanggal masuk RS : 24 Januari 2016
Tanggal pengkajian : 26 Januari 2016
No. Register : 092549
Diagnosa : Bronkhitis
Nama penanggung jawab : Tn. D
Hubungan dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kebun Cengke, Gadihu

II. Riwayat penyakit sekarang


1. Keluhan utama masuk RS : Sesak napas
2. Keluhan utama saat pengkajian : Sesak napas
3. Keluhan yang menyertai : Nyeri pada dada dan ulu hati, sulit tidur, pusing, leher tegang
4. Sifat keluhan : nyeri hilang timbul
5. Skala keluhan : skla nyeri 3 (sedang)
6. Lokasi penyebaran : dari dada sampai tulang belakang
7. Hal hal yang memberatkan : saat pasien beraktivitas
8. Hal hal yang meringankan : saat pasien beristirahat (berbaring)

III. Catatan kronologis


2 hari yang lalu, sebelum pasien masuk RS, tanggal 22 januari 2016 pasien mengalami batuk
disertai lendir serta sesak napas dan pusing, kondisi ini semakin parah jika beraktivitas,
kemudian pasien datang ke rumah sakit Dr. Haulussy dan pihak RS memberitahukan bahwa
pasien menderita penyakit bronkhitis. Kemudian pada tanggal 24 januari 2016 pasien dirawat di
ruang interna wanita dan diberikan therapi :
1. IVFD RL 16 tpm
2. Amlodipine 1x1
3. Ceftriaxon inj 1x1
4. Candersatan inj 1x1
5. Sucralfat 1x1c
6. Domperidone
7. Nebo combinen
8. Ranitidine

IV. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
2. Pasien belum pernah mengalami pembedahan

V. Genogram
VI. Keadaan lingkungan
Pasien mengatakan lingkungan tempat kerjanya dan lingkungan sekitar kontrakannya kurang
bersih
VII. Keadaan psikososial
Pasien tampak gelisah
Pasien berharap cepat sembuh
VIII. Keadaan spiritual
Pasien yakin dengan pertolongan Tuhan dia akan sembuh
IX. Pemeriksaan fisik
1. Pengamatan umum
KU : lemah
Tingkat kesadaran : compos mentis
2. Tanda tanda vital
Tekanan Darah : 140/80 mmhg
Denyut Nadi : 60x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37,5C
BB : 40 kg
TB : 152 cm
IMT : 17,4
3. Kepala
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Keadaan rambut : bersih
c. Distribusi rambut : merata
d. Warna rambut : hitam
e. Tekstur rambut : kasar
4. Mata
a. Pupil : simetris
b. Konjungtiva : pucat
c. Pengeluaran secret : tidak ada
d. Cekung : ya
e. Edema : tidak
f. Penggunaan alat bantu : tidak ada
5. Mulut
Bibir
a. Membrane mukosa : pucat
b. Tekstur : kering
c. Peradangan : tidak ada
d. Pernapasan bibir : ya
Lidah
a. Warna : merah muda
b. Tekstur : halus
c. Peradangan : tidak ada
Gusi
a. Warna : merah muda
b. Tekstur : halus
c. Peradangan : tidak ada
Gigi
a. Jumlah : 32 buah
b. Struktur : baik
c. Peradangan : tidak ada
d. Penampilan : gigi tampak bersih
6. Leher
a. Distensi vena : tidak ada
b. Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
c. Keluhan lain : tidak ada
7. Dada
a. Retraksi : tidak
b. Simetris : ya, ki/ka
c. Massa abnormal : tidak ada
d. Bunyi napas tambahan : ronkhi
e. Dispnea : ya (pasien mengatakan sesak)
f. Batuk : ya
g. Respon pasien : wajah tampak meringis
8. Abdomen
a. Pembesaran abdomen : tidak ada
b. Warna kulit abdomen : normal
c. Tekstur abdomen : halus
d. Peradangan : tidak ada
e. Distensi abdomen : tidak ada
f. Nyeri tekan : tidak ada
9. Kulit
a. Sianosis : tidak
b. Pucat : ya
c. Odema : tidak ada
d. Tanda radang : tidak ada
10. Ekstremitas
a. Warna jari dan kuku : pucat
b. Tidak mampu berjalan : pasien mampu berjalan
c. Kemampuan mengubah posisi : pasien mampu mengubah posisi
d. Keterbatasan gerak : ya
e. Terpasang alat : ya, terpasang IVFD RL di kiri atas
f. Tonus otot : baik
g. Keluhan : pasien mengatakan tubuh terasa
lemas jika beraktivitas

X. Pola aktivitas sehari hari


Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
1. Makan
Frekuensi makan 3x1 2x1
Jenis makanan Nasi, ikan, sayur Sesuai diet RS
Jumlah makanan 1 porsi dihabiskan porsi dihabiskan
Keluhan saat makan Tidak ada Tidak ada nafsu makan dan
ada rasa mual saat makan
2. Minum
Jenis minuman Semua jenis minuman Air putih
Frekuensi minum 6 7 gelas/hari 5 - 6 gelas/hari
Keluhan saat minum Tidak ada Tidak ada

3. Eliminasi
Frekuensi BAB 3x1 2x1
Warna feses Kuning Kuning
Konsistensi - -
Keluhan BAB Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAK 3 4x/hari 3 4x/hari
Warna BAK Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan BAK Tidak ada Tidak ada

4. Istirahat dan tidur


Lama tidur siang 2 jam Tidak tidur
Lama tidur malam 8 jam 5 jam
Keluhan tidur Tidak ada Pasien mengatakan sulit
tidur karena sesak
5. Personal hygiene
Frekuensi mandi 2x1 1x
Ganti pakaian 2x1 2x1

6. Aktivitas
Kegiatan yang biasa dilakukan Pasien sehari hari Pasien tidak bisa melakukan
bekerja di pabrik setelah aktivitas yang bisa dilakukan
pulang pasien melakukan
pekerjaan rumah

XI. Pemeriksaan diagnostik / penunjang


Albumin : 4,5 gr/dl normal : 3,5 5 gr/dl
Hb : 7,85 gr/dl normal : 13,5 18 gr/dl
Kalsium : 9,5 mg/dl normal : 8 10,5 mg/dl
KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

1. Riwayat keperawatan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya
Batuk : ada
Sputum : ada
Nyeri : ya
Suara napas : wheezing
Dispnea : ya
Sianosis : tidak
2. Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
Pasien mengatakan lingkungan tempat kerjanya dan lingkungan tempat tinggalnya kurang
bersih
3. Klasifikasi data
Ds : pasien mengatakan
Sesak napas
Pusing
Batuk lendir
Do :
KU : Lemah
Dispnea
Ada pernapasan bibir
Batuk disertai lendir
Warna jari dan kuku pucat
TD : 140/80mmHg
R : 24x/menit
4. Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Broncokontriksi, mucus Pola nafas tidak efektif
Sesak napas
Pusing
Batuk disertai lendir
Do :
Ku : lemah
Ada pernapasan bibir
Batuk disertai lendir
Warna jari dan kuku pucat
TD : 140/80
R : 24x/menit

5. Diagnosa keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mucus
6. NCP
Diagnosa keperawatan NOC NIC
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi
1. Mengatur posisi pasien untuk
berhubungan dengan keperawatan 1 x 8 jam memaksimalkan ventilasi
broncokontriksi, peningkatan diharapkan : 2. Identifikasi pasien perlunya
mukus. Pasien menunjukkan jalan pemasangan alat jalan nafas
Yang ditandai dengan : napas paten buatan
Ds : pasien mengatakan Dibuktikan dengan : 3. Pantau TD, nadi, suhu, dan
Sesak napas Nafas normal RR
Pusing Tidak ada sesak 4. Monitor TTV sebelum dan
Batuk disertai lendir Ku : membaik sesudah aktivitas
Do : P : 18 20x/menit 5. Identifikasi penyebab dari
Ku : lemah TD : 120/80 mmHg perubahan TTV
Dispnea 6. Anjurkan pasien minum air
Ada pernapasan bibir putih hangat
Batuk disertai lendir
TD : 140/80 mmHg
R : 24x/menit
Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
Jam 08.30 wit Jam : 11.00 wit
S : Pasien mengatakan
1. Mengatur posisi pasien untuk
Sesak berkurang
memaksimalkan ventilasi
O:
Hasil :
Ku = membaik
Pasien merasa nyaman dengan posisi Pernapasan teratur
semifowler atau duduk Pasien terlihat rileks
Sesak berkurang TTV sebelum aktivitas
Jam 08.35 wit TD : 110/70 mmHg
N : 60x/menit
2. Mengidentifikasi pasien perlunya
S : 37c
pemasangan jalan nafas buatan
R : 20x/menit
Hasil :
TTV sesudah aktivitas
Pasien tidak perlu dipasang alat jalan napas
TD : 120/80 mmHg
buatan, pasien masih dapat bernapas secara
N : 62x/menit
mandiri
S : 37,5c
Jam 08.37 wit
R : 22x/menit

3. Memantau TD, nadi, suhu, dan RR A : Masalah teratasi

Hasil : P : Intervensi dihentikan

TD : 140/80 mmHg
N : 62x/menit
R : 24x/menit
S : 37,5c
Jam 08.45 wit

4. Memantau TTV sebelum dan sesudah


aktivitas
Hasil :
Sebelum aktivitas :
TD : 120/80 mmHg
N : 62x/menit
R : 24x/menit
S : 37c
Sesudah aktivitas :
TD : 140/80
N : 64x/menit
R : 26x/menit
S : 37,5c
Jam 08.55 wit

5. Mengidentifikasi penyebab dari


perubahan TTV
Hasil :
TTV meningkat setelah aktivitas
Jam 08.57 wit

6. Menganjurkan pasien minum air putih


hangat
Hasil :
Pasien mengikuti saran

KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN

1. Keluhan
Keluhan utama : sesak napas
Keluhan saat pengkajian : sesak napas
Nyeri : ya
Pengaruh terhadap aktivitas sehari hari : menganggu

2. Klasifikasi Data
Ds : pasien mengatakan
Nyeri di dada
Nyeri terasa hilang timbul
Do :
Skala nyeri = 3

3. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Patologis penyakit atau Nyeri akut
Nyeri di dada dan ulu hati iritasi
Nyeri terasa hilang timbul
Do :
Skala nyeri = 3

4. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan patologis penyakit atau iritasi

5. NCP
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi1. Lakukan pengkajian
patologis penyakit atau iritasi keperawatan 1 x 8 jam nyeri
yang ditandai dengan : diharapkan pasien mampu : 2. Gunakan komunikasi
Ds : pasien mengatakan Mengontrol nyeri terapeutik untuk
Nyeri di dada Melaporkan bahwa nyeri mengetahui pengalaman
Nyeri terasa hilang timbul berkurang dengan nyeri
Do : menggunakan manajemen3. Ajarkan teknik non
Skala nyeri = 3 nyeri farmakologi
Dibuktikan dengan : 4. Pantau riwayat alergi
Tidak ada nyeri
Skala nyeri 0

Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
Jam : 10.00 wit Jam : 12.20 wit
S : pasien mengatakan
1. Melakukan pengkajian nyeri
Nyeri berkurang
Hasil :
O:
Skala nyeri = 3
Ekspresi wajah tampak tenang
Sifat nyeri : hilang timbul
Skala nyeri = 1
Durasi nyeri : 2 3 menit
A : Masalah teratasi
Jam : 10.10 wit
P : Intervensi dihentikan

2. Mengajarkan teknik non farmakologi


Hasil :
Mengajarkan pasien teknik napas dalam yaitu
dengan menarik nafas lewat hidung dan
menghembuskan lewat mulut
Jam : 10.20 wit

3. Menggunakan komunikasi terapeutik


untuk mengetahui pengalaman nyeri
Hasil :
Pasien mengatakan skala nyeri 3
Jam : 10.22 wit

4. Memantau riwayat alergi


Hasil :
Pasien mengatakan tidak punya riwayat
alergi

KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

1. Keluhan
Nafsu makan : kurang nafsu makan
Mual : ya
Muntah : tidak
Diare : tidak
Konstipasi : tidak
Pusing : ya
Diplopia : tidak
Masalah dengan makanan :
a. Nyeri : tidak ada
b. Mengunyah : tidak ada
c. Menelan : tidak ada
d. Gigi : tidak ada
e. Stomatitis : tidak ada
2. Riwayat diet
Alergi makanan : tidak ada
Makanan/minuman kegemaran : tidak ada
Makanan pantangan : tidak ada
Tidak toleransi terhadap makanan/minuman tertentu : tidak ada
Mengalami penurunan BB : ya
Konsumsi obat obatan : tidak ada
Konsumsi minuman beralkohol : tidak ada

3. Klasifikasi data
Ds : pasien mengatakan
Tidak ada nafsu makan
Rasa mual saat makan
Do :
Frekuensi makan 2x1
porsi makan dihabiskan
Konjungtiva pucat
Membran mukosa bibir kering
IMT = 17,4

4. Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Anoreksia, mual atau Ketidakseimbangan nutrisi
Tidak ada napsu makan muntah kurang dari kebutuhan tubuh
Rasa mual saat makan
Do :
Konjuntiva pucat
Frekuensi makan 2x1
porsi dihabiskan
Membran mukosa kering
IMT : 17,44
5. Diagnosa keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denagn anoreksia, mual
atau muntah

6. NCP
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi
dari kebutuhan tuuh berhubungan keperawatan 1 x 8 jam makanan
dengan anoreksia, mual atau diharapkan : 2. Monitor turgor kulit
muntah Tidak ada tanda tanda mal 3. Monitor mual dan
Batasan karakteristik : nutrisi muntah
Ds : pasien mengatakan Tidak terjadi penurunan BB 4. Monitor makanan
Tidak ada napsu makan yang berarti kesukaan
Rasa mual saat makan Ditandai dengan : 5. Berikan informasi
Do : Nafsu makan baik tentang kebutuhan
Frekuensi makan 2x1 Tidak mual ketika makan nutrisi
porsi dihabiskan Tidak ada anoreksia
Konjungtiva pucat
Membran mukosa kering

Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
Jam : 13.00 wit Jam : 13.00 wit
S : pasien mengatakan
1. Mengkaji adanya alergi makanan
Sudah mau makan
Hasil :
O:
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
Makan 1 porsi dihabiskan
Jam :13.05 wit
Membran mukosa lembb

2. Memantau turgor kulit Konjungtiva pink

Hasil : BB mneingkat : 41 kg,


Turgor kulit baik < 2 detik sebelumnya : 40 kg
Jam : 13. 10 wit A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Memantau mual dan muntah
Hasil :
Pasien mengatakan mual saat makan
Jam : 13.12 wit

4. Mengkaji makanan kesukaan


Hasil :
pasien mengatakan biasanya makan nasi + ikan
Jam : 13.15 wit

5. Memberikan informasi tentang


kebutuhan nutrisi
Hasil :
Pasien mengerti tentan kebutuhan nutrisi untuk
proses penyembuhan
KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT & TIDUR

1. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan tidur
Sering terbangun karena sesak
2. Kebiasaan pola istirahat tidur
Tidur malam 5 jam, tidak tidur siang
Faktor yang mempengaruhi : sesak
Pasien biasa minum teh hangat sebelum tidur
3. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari hari
Pasien merasa lemas saat beraktivitas

2. Klasifikasi Data
Ds : pasien mengatakan
Sulit tidur karena sesak
Tidur malam 5 jam
Tidak tidur siang
Do :
Konjuntiva pucat
Mata cekung

3. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Sesak Perubahan pola tidur
Sulit tidur karena sesak
Tidur malam 5 jam
Tidak tidur siang
Do :
Konjuntiva pucat
Mata cekung

4. Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola tidur berhubungan dengan sesak

5. NCP
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakuakan intervensi
1. Jelaskan pentingnya tidur
dengan sesak keperawatan 1 x 8 jam yang adekuat
Yang ditandai dengan : diharapkan : 2. Ciptakan lingkungan yang
Ds : pasien mengatakan Jumlah tidur dalam batas nyaman
Sulit tidur karena sesak normal 3. Pantau kebutuhan pasien
Tidur malam 5 jam Mampu mengidentifikasi hal tidur
Tidak tidur siang hal yang meningkatkan tidur
Do : Yang ditandai dengan :
Konjuntiva pucat Pasien tidak susah tidur
Mata cekung Tidur nyenyak
Tidur malam 6 8 jam

Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
jam : 08.45 wit Jam : 13.35 wit
S : pasien mengatakan
1. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Hasil :
Sesak berkurang
Pasien dapat memahami apa yang dijelaskan
Pasien merasa segar setelah bangun
tentang kebutuhan akan aktivitas
tidur
Jam : 08.50 wit
Tidur malam 6 jam
2. Memantau kebutuhan tidur pasien O:
Hasil :
Ku : baik
Pasien mengatakan, sebelum sakit tidur 6-8 jam,
Kekuatan otot : baik
setelah sakit 5 jam
Konjungtiva : pink
Tidak tidur siang
A : masalah teratasi
Jam : 13.30 wit
P : intervensi dihentikan

3. Menciptakan lingkungan yang nyaman


Hasil :
Pasien merasa tenang bila tidak berisik
Pasien lebih nyaman dengan posisi semifowler

KEBUTUHAN AKTIVITAS

1. Riwayat penyakit sekarang


Keluhan saat pengkajian : sesak napas
Penyebab / faktor pencetus : gangguan suplai O2
Hal yang memberatkan : saat beraktivitas
Hal yang meringankan : saat istirahat
Pola fungsi kesehatan
SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
No AKTIVITAS KETERANGAN
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
1 MANDI
2 BERPAKAIAN
3 MOBILISASI
4 AMBULASI
5 MAKAN
6 MINUM
7 NAIK TANGGA
8 BELANJA
9 MASAK
MERAPIKAN
10
RUMAH
11 BERJALAN
12 DUDUK

Keterangan :
0 : mandiri 3 : perlu bantuan orang lain & alat
1 : dibantu sebagian 4 : ketergantungan atau tidak mampu
2 : perlu bantuan orang lain

2. Pola kognitif preseptual


Kesadaran : compos mentis
Orientasi : baik
Bicara : bahasa indonesia
Kemampuan interaksi : baik
Pendengaran : baik
Penglihatan : baik

3. Klasifikasi data
Ds : pasien mengatakan
Tubuh terasa lemas setelah beraktivitas
Do :
ADLs sedikit dibantu keluarga
Ku = lemah
Pasien lebih banyak berbaring

4. Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Kelemahan atau gangguan Intoleransi aktivitas
Tubuh terasa lemas setelah suplai oksigen
beraktivitas
Do :
ADLs sedikit dibantu keluarga
Ku = lemah
Pasien lebih banyak berbaring

5. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

6. NCP
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan intervensi1. Bantu klien mengidentifikasi
dengan kelemahan keperawatan 1 x 8 jam aktivitas yang mampu
Yang ditandai dengan : diharapkan pasien : dilakukan
Ds : pasien mengatakan 2. Monitor TTV sebelum dan
Mampu melakukan
Tubuh terasa lemas setelah sesudah aktivitas
aktivitas sehari
beraktivitas
hari secara mandiri
Do :
ADLs sedikit dibantu keluarga TTV normal
Ku = lemah Mampu berpindah
Pasien lebih banyak berbaring tanpa dibantu
yang ditandai dengan :

Ku = baik
Aktivitas tidak
dibantu
Setelah beraktivitas
tidak terasa lemas

Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
Jam : 14.00 wit Jam : 14.15 wit
S : pasien mengatakan
1. Membantu pasien menemukan aktivitas
Aktivitas sudah bisa dilakukan secara
yang mampu dilakukan
mandiri
Hasil :
Tubuh tidak lagi terasa lemas
Pasien mengatakan mampu ke toilet sendiri, tapi
O:
tubuh terasa lemas setelahnya
Jam : 14.10 wit Ku : baik
Kekuatan otot : baik
2. Memantau TTV sebelum dan sesudah
Tingkat kebutuhan aktivitas 0 / tidak
aktivitas
perlu dibantu
Hasil :
A : Masalah teratasi
Sebelum aktivitas
P : Intervensi dihentikan
TD : 120/80 mmHg
S : 37c
N : 60x/menit
R : 20x/menit
Sesudah aktivitas
TD : 140/80 mmHg
S : 37c
N : 64x/menit
R : 20x/menit

PSIKOSOSIAL

1. Riwayat keperawatan
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar
Saat sakit : pasien kurang berinteraksi, pasien tampak gelisah
elum sakit : pasien sering mengobrol dengan sesama rekan kerja di pabrik

2. Faktor yang mempengaruhi psikologis


Pasien merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya dan biaya yang harus dikeluarkan

3. Klasifikasi Data
Ds : pasien mengatakan
Cemas dengan penyakitnya
Do :
Pasien tampak gelisah

4. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : pasien mengatakan Perubahan status Ansietas
Cemas dengan penyakitnya kesehatan
Do :
Pasien tampak gelisah

5. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

6. NCP
Diagnosa keperawatan NOC NIC
Setelah dilakukan intervensi1. Bantu pasien mengenal
Ansietas berhubungan dengan keperawatan 1 x 8 jam diharapkan situasi yang menimbulkan
perubahan status kesehatan pasien : kecemasan
Yang ditandai dengan : TTV dalam batas normal 2. Instruksikan pasien
Ds : pasien mengatakan Ekspresi wajah menunjukkan menggunakan teknik
Cemas dengan penyakitnya berkurangnya kecemasan relaksasi
Do : Yang ditandai dengan :
Pasien tampak gelisah Cemas berkurang
Ekspresi wajah tampak tenang

Implementasi Evaluasi
Tanggal 27 januari 2016 Tanggal 28 januari 2016
Jam : 13.30 wit Jam : 13.30 wit
S : pasien mengatakan
1. Membantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan Cemas berkurang
Hasil : O:

Pasien merasa cemas ketika memikirkan Ekspresi wajah tampak tenang
tentang penyakitnya TD : 120/80 mmHg
Jam : 13.35 wit N : 60x/menit
S : 37c
2. Menginsruksikan pasien menggunakan
R : 24x/menit
teknik relaksasi
A : Masalah teratasi
Hasil :
P : Intervensi dihentikan
Pasien mengikuti apa yang diinstruksikan
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansyoer arif. 2007. Ilmu penyakit dalam jilid II. EGC : Jakarta
2. Fakultas kedokteran UI. 2000. Kapita selekta kedokteran edisi 3. EGC : Jakarta
3. Nurarif huda, Kusuma hardhi. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA
NIC NOC jilid I. Mediaction : Yogyakarta
4. http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/Laporan-pendahuluan-bronkitis.html
diambil pukul : 16.00 wit. Hari/Tanggal : 29 januari 2016
5. Carolin, Elizabeth J. 2002. Buku saku patofisiologi. EGC : Jakarta
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan praktik klinik Asuhan Keperawatan KDM (Kebutuhan Dasar Manusia) dengan
gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat dan tidur dan rasa
aman nyaman.
Telah disetujui dan diserahkan oleh pembimbing klinik, institusi dan pendidikan serta
diserahkan kepada KA UR PRAKTIK.

Ambon, 30 januari 2016

Diketahui Oleh :

CI Lapangan CI pendidikan
Syanti D. Tamher, S.kep.Ns Fera. Y. Pattikawa, S.kep.Ns
Nip. 200303 003 Nip. 19820218 201101 2 002

Disahkan oleh KA UR PRAKTIK


Institusi pendidikan

Dr. H. Tuanakotta, M.kes

Comments

Popular posts from this blog

RESUME ISCHIALGIA LENGKAP (RST)

March 20, 2017

LAPORAN PENDAHULUAN ISCHIALGIA


A.LANDASAN TEORI MEDIS 1.Pengertian a.Ischialgia adalah gejala nyeri yang timbul akibat
perangsangan nervus ischiadicus (Soemarmo Markam : 1982) b.Kamus Kedokteran (1983)
mendefinisikan ischias sebagai sengan pangkal paha atau nyeri di daerah pangkal paha (nervus
ischiadicus) c.Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia adalah
nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke
bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki
d.Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus piriformis dan
musculus obturatorius internus e.Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang
mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit, dalam kasus itu yang terjepit adalah Saraf
Ischiadikus sebelah kanan atau kiri. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti
trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolis
Read more

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS IMMINENS TULEHU 2016 (Lengkap)

March 05, 2017

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


ABORTUS IMMINENS DI RSUD TULEU AMBON
LANDASAN TEORI MEDIS DefinisiAbortus imminen adalah perdarahan bercak yang
menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan (Syaifudin.Bari Abdul,2000) Abortus
imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-
tanda dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M, 1999) Abortus imminen adalah
pengeluaran secret pervagina yang tampak pada paruh pertama kehamilan (William Obstetri,
1990)
KlasifikasiAbortus dibagi menjadi dua yaitu : 1.Abortus Spontan : Yaitu abortus yang terjadi
tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai
abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage) (Cunningham,
2000). Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat
bertahan. Sebuah keguguran se
Read more

ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN (lp)

March 17, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI


PERSEPTUAL : HALUSINASI PENDENGARAN
LANDASAN TEORI MEDISA.DEFINISI Scizofhrenia adalah kelompok gangguan psikotik
dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi kas, proses pikir, kadang kadang mempunyai
perasaaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang
kadang kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan stimulus nyata
atau sebenarnya dan autisme, meskipun demikian kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual
biasanya tidak terganggu Berdasarkan perjalannan sakitnya, scizofhrenia dibagi dalam 3 fase
yaitu : 1.Fase prodormal Fase ini merupakan suatu dasar permulaan dalam fungsi 2.Fase aktif
Fase ini menunjukkan seseorang mengalami gejala psikosis penting 3.Fase residual Fase ini
adalah peningkatan pengubahan yang masih meninggalkan bekas bekas yang sangat menonjol
dari scizofhrenia yaitu : kepribadaian schizoid B.ETIOLOGI Banyak para ahli berpendapat
bahwa scizofhren
Read more
Powered by Blogger
Theme images by Galeries

Yasmin Nariza Wardani


Visit profile

Archive

Report Abuse

Anda mungkin juga menyukai