Anda di halaman 1dari 3

RESUME KEGIATAN WEJANG BUDAYA KEMAH BUDAYA BAGI PELAJAR SMA/SMK KAB.

PEKALONGAN

Kemah budaya Kabupaten Pekalongan tahun 2017 yang mulai dilaksanakan tanggal 6 8 November
bertempat di Desa Kebonsari Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan . Kegiatan yang di
adakan oleh Dinas Pendididkan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan ini secara rutin
dilaksanakan sejak 6 tahun lalu .Kegiatan tersebut masih menjadi salah satu kegiatan dengan tingkat
partisipasi peserta terbanyak.Di ikuti tidak kurang dari 29 SMA/SMK Se Kabupaten
Pekalongan,ternyata kegiatan ini dinilai mampu mengembangkan dan mengenalkan siswa tentang
keragaman budaya dan kearifan lokal di Kabupaten Pekalongan serta memberikan wawasan kepada
generasi muda agar dapat mencintai dan melestarikan budayanya sendiri.Berbagai kegiatan yang
terdapat dalam rangkaian Kemah budaya kali ini diharapkan mampu mendorong minat siswa dalam
pengembangan budaya melalui pendidikan berbudaya terutama menjujung kearifan lokal Kabupaten
Pekalongan,yaitu Batik.

Salah satu kegiatanya adalah Guyub rukun dan Wejang Budaya. Kata guyub dalam bahasa
indonesia yang berarti bersama,memberi makna bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk
meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar peserta Kemah budaya tanpa adanya
pertikaian,permasalahan meskipun berasal dari sekolah yang berbeda.Pada Kemah Budaya Ke-VI
Tahun 2017, Kegiatan Guyub Rukun dilaksanakan seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Kegiatan diawali dengan pengumpulan seluruh peserta di panggung utama, dilanjutkan berdoa dan
makan tumpeng bersama dimana masing-masing peserta diharuskan makan dengan posisi saling
berhadap-hadapan .Tujuannya, agar tercipta rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang
didasarkan pada sikap tenggang rasa (menghargai)antar sesama sekaligus sebagai ajang menjaga
silahturahmi dan kekompakan antar peserta Kemah Budaya Tahun 2017. Setelah semua peserta
bersantap malam,kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan bersama WEJANGAN(nasihat) yang
diberikan oleh Seniman dan BUDAYAWAN dari Provinsi Jawa Tengah yang berkompeten dan
berpengalaman ,Selaku Narasumber kegiatan wejang budaya. Para Narasumber tersebut, yakni
Bapak Anis Rasidi S,sos M.si,Drs. Bagus Sukonco dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah,Serta Ustad Aming dari Desa Kebonsari Kecamatan Karangdadap Kabupaten
Pekalongan.

Pada materi yang pertama,diberikan WEJANGAN oleh bapak Anis Rosidi S.sos M.si

Selaku ketua Dinas KOMINFO Kabupaten Pekalongan . Pertama kali beliau berpesan akan
pentinganya pengetahuan budaya oleh generasi muda saat ini yang mulai luntur akan budayanya
sendiri.Generasi muda sekarang lebih suka dengan budaya asing liberal yang pelan-pelan mulai
menggantikan budaya lokal yang justru mulai ditinggalkan . Menambahkan pernyataanya ,beliau
menjelaskan bagaimana pentingnya konteks berbudaya dan budaya sebagai salah satu implementasi
nguri-uri budaya terutama budaya jawi seperti adanya kegiatan wejang budaya ini.Budaya ialah
hasil cipta,karsa dan rasa manusia dari ia lahir sampai ia matiUjarnya di sela-sela kegiatan. Selain itu
beliau juga menegaskan kembali bagaimana pentingnya peran perilaku berbudaya dalam kehidupan
sehari-hari ,yang dapat tercermin dari Ucap,Ungkap dan Sikap. Hal tersebut sangat berhubungan
erat karena budaya berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan,dimana manusia tidak akan
terlepas darinya. Lebih lebih beliau memberikan motivasi kepada seluruh peserta yang antusias
mengikuti kegiatan wejang budaya,bahwasanya implementasi perilaku berbudaya jangan hanya
terpaku pada suatu kegiatan kemah ini saja,namun seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan
di keluarga,masyarakat,ban gsa dan agama. Terahir beliau berharap semoga generasi muda semakin
menunjukan eksistensinya dalam berbudaya baik seni,norma,bahasa dan menjunjung kearidfan lokal
sebagai upaya nguri-uri budaya jawi.

Wejangan kedua diberikan oleh bapak Drs. Bagus Sukonco M,pd dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa tengah. Sedikit beliau menambahkan dan menegaskan ulang bahwa
budaya adalah bagian dari budi dan daya. Budaya sebagai hasil karya manusia perlu disyukuri
sebagai bagian dari anugerah Tuhan yang maha kuasa. Budaya sebagai budi dan daya dimisalkan
pada tingkah laku dan tutur sapa serta unggah-ungguhing basa di dalam kehidupan
keluarga,dimana orang jawa mengenal adat dan norma kesopanan kepada orang yang dianggap
disepuhkan. Perilaku dan tutur kata tersebut sudah bisa menjadi pedoman apakah seseorang dapat
dikatakan berbudaya atau tidak. Kalau kamu bilang keibumu dengan krama lugu atau kurang tepat
DENGAN UNGGAH-UNGGUHING BASA,maka anda saya katakan tidak berbudaya atau saya sebut
anda SAKIT.Tegasnya dalam salah satu pernyataanya. Selanjutnya Narasumber yang akrab dipanggil
Pak bagus ini menejelaskan lebih lanju tentang betapa perlunya Guyub rukun Menurut beliau
kegiatan tersebut dapat menciptakan keharmonisan,keserasian dan ritmis yang enak dimana
manusia sebagai pelaku budaya yang tidak perlu dibeda-bedakan. Budaya sebagai seni diharapakan
dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti Seberbudaya dan tari, Lukis,seni sastra
jawa,seni musik,dan seni pertunukan. Satu Filosofi yang beliau sampaikan yaitu Kita lestarikan
budaya agar tidak tersisih apabila semua ini terjadi kita akan kelihatan semuanya. Tutup beliau
dengan motivasi agar terus semangat akan pentingnya pendidikan budaya bagi siswa agaar punya
pondasi yang kuatt dan tidak mudah tergerus zaman.

Terahir adalah wejangan ketiga yang diberikan oleh bapak ustad Aming dari desa Kebonsari
Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Intisari dari apa yang beliau sampaikan adalah
bagaimana iman dan taqwa menjadi hal yang paling mendasar ketika akan mempraktekan perilaku
berbudaya. Karena agama dan budaya sangatlah erat kaitaanya,dimana budaya berbanding lurus
dengan budaya. Ada 4 kebudayaan adat menurut beliau yaitu kebudayaan adat,pekerti,tutur sapa
bahasxa,seni.Oleh karena itu beliau menambahkan pentingnya pemakaian bahasaa jawa dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pengamalan termudah kita dalam menerapkan perilaku nguri-uri
budaya dan lestari budaya tradisi

Kegiatan Wejang budaya s elesai dan selanjutnya akan dibuka sesi untuk 3 pertanyaan.Pertanyaan
pertama diajukan oleh Suwandi Aris Wibowo dengan pertanyaanya adalah Bagaimana jika
penggunaan bahasa asing terhadap pengangkatan tema kearifan lokal?apakah akan mengurangi nilai
dari kearifan lokal tersebut?

Bapak Anis Rosidi menjawab Bahasa sebagai salah satu sarana memang penting keberadaanya
sebagai bentuk jembatan menyebarluaskan budaya kita keseluruh dunuia. Jadi saya rasa tidak akan
mengurangi itu.

Pertanyaan kedua diajukan dari siswi dari SMK Muh. Kesesi .Pertanyaanya adalah bagaimana cara
kita melestariakn budaya padahal kita sendiri tidak bisa lepas dengan adanya perkembangan zaman
yang terjadi?
Bapak Anis Rosidi Menjawab Saya akan menjawab terkait pertanyaan mbaknya tadi,bahwasanya
kitaa umpakan seperti bendera walaupun dia miring ke kanan atauy kekiri mengikuti angin tapi
tongkat atau dasarnya tidak pernah bergerak. Jadi seperti itulah kita,perkembangan zaman
perlu.kareana pasti akan adanya terjadi akulturasi budaya yang terjadi namun budaya kita harus
tetap ada dan tidak boleh tergerus,jiwa dari budaya harus tetap ada

Dan pertanyaan terahir dari

Pertanyaanya adalah bagaimana cara kita mengenalkan budaya kepada teman kita,sedeangkan
teman kita malah menganggapnya itu kuno dan ketinggalan zaman

Bapak Anis menjawab ,intinya adalah mantan Mendikbud,fuad yusuf pernah b erkata jangan
gengsi asal kita punya prestasi ,jangan gaya asal kita punya karya

Kegiatan Wejang budaya selesai dan dilanjutkan pertunjukan wayang dan apresiasi seni budaya.

Anda mungkin juga menyukai