Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION

Disusun Oleh :

Khadiyan Ulil Azmi (D411 15 504)

Fajrinsyah Nur Husain (D411 15 505)

Muhammad Surya Abdi (D411 15 506)

Annisa Nurfadhillah (D411 15 511)

Andi Ramdani H. (D411 15 513)

Suciati Permatasari (D411 15 515)

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDI


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangkit listrik yang terdapat di Indonesia sebagian besar menggunakan


sumber daya tidak terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat atau
industri, misalnya solar dan batubara. Energi yang tidak terbarukan akan habis
seiring dengan penggunaannya secara terus-menerus. Oleh karena itu,
sekarang banyak dikembangkannya energi terbarukan yang tidak akan habis dan
ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan akan energi manusia di bumi,
misalnya penggunaan panas laut sebagai pembangkit listrik.
Energi yang di pancarkan matahari ke permukaan bumi pada saat
matahari bersinar terik di perkirakan 1.000 watt per meter persegi. Dan seperti kita
ketahui Bumi kita diliputi oleh lautan sekitar 70 %. Oleh sebab itu lautan
merupakan pengumpul energi yang maha luas. Temperatur di permukaan laut
menjadi hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan
laut. Semakin ke dalam energi matahari makin berkurang terserap sehingga di
bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis.
Konversi Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Conversion) adalah
metode untuk menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperatur yang
berada di antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin
kalor. Seperti pada umumnya mesin kalor, efisiensi dan energi terbesar dihasilkan
oleh perbedaan temperatur yang paling besar. Perbedaan temperatur antara laut
dalam dan perairan permukaan umumnya semakin besar jika semakin dekat ke
ekuator. Pada awalnya, tantangan perancangan OTEC adalah untuk menghasilkan
energi yang sebesar-besarnya secara efisien dengan perbedaan temperatur yang
sekecil-kecilnya.
Permukaan laut dipanaskan secara terus menerus dengan bantuan sinar
matahari, dan lautan menutupi hampir 70% area permukaan bumi. Perbedaan
temperatur ini menyimpan banyak energi matahari yang berpotensial bagi umat
manusia untuk dipergunakan. Jika hal ini bisa dilakukan dengan cost effective dan
dalam skala yang besar, OTEC mampu menyediakan sumber energi terbaharukan
yang diperlukan untuk menutupi berbagai masalah energi.
Konsep mesin kalor adalah umum pada termodinamika, dan banyak energi
yang berada di sekitar manusia dihasilkan oleh konsep ini. Mesin kalor adalah alat
termodinamika yang diletakkan di antara reservoir temperatur tinggi dan reservoir
temperatur rendah. Ketika kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah, alat tersebut mengubah sebagian kalor menjadi kerja. Prinsip ini digunakan
pada mesin uap dan mesin pembakaran dalam, sedangkan pada alat pendingin,
konsep tersebut dibalik. Dibandingkan dengan menggunakan energi hasil
pembakaran bahan bakar, energi yang dihasilkan OTEC didapat dengan
memanfaatkan perbedaan temperatur lautan disebabkan oleh pemanasan oleh
matahari.
Siklus kalor yang sesuai dengan OTEC adalah siklus Rankine, menggunakan
turbin bertekanan rendah. Sistem dapat berupa siklus tertutup ataupun terbuka.
Siklus tertutup menggunakan cairan khusus yang umumnya bekerja sebagai
refrigeran, misalnya ammonia. Siklus terbuka menggunakan air yang dipanaskan
sebagai cairan yang bekerja di dalam siklusnya.
BAB II
PEMBAHASAN

OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) adalah pembangkin listrik yang


memanfaatkan perbedaan suhu di laut yang dalam dan di laut yang dangkal yang
digunakan untuk menggerakan mesin (generator). Dan generator pada OTEC
memiliki prinsip semakin besar perbedaan suhu di antara laut yang dalam
dengan laut yang dangkal maka energi listrik yang dihasilkan akan semakin besar
pula. Perbedaan suhu anatara laut dangkan dengan laut dalam, masing masing
memiliki reservoir ( reservoir laut dangkal dan reservoir laut dalam). Perbedaan
suhu dari kedua reservoir ini akan menyebabkan aliran kalor yang dapat
melakukan usaha. Hal ini memiliki prinsip yang sama seperti turbin uap dan
mesin pembakaran,juga lemari es yang melawan aliran kalor alami dengan
menghabiskan energi. Sama seperti energi kalor dari pembakaran bahan bakar,
OTEC menggunakan perbedaan suhu oleh penyinaran matahari pada permukaan
laut sebagai bahan bakarnya.
Pada teknologi konversi energy panas laut atau KEPL (Ocean Thermal
Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-arus
energy termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20o C.
Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus
Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan
rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator.
Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida
penggerak dengan Amonia dan Freon. Uap panas menggerakkan turbin,
kemudian turbin bekerja menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik.
Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana
fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo-generator.
Air dingin dari dalam laut dipompa melewati pengubah kedua menguap menjadi
cair kemudian dialiri kembali dalam system.
Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja
maupun sebagai sumber energy. Air hangat yang berasal dari permukaan laut
diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap air
dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira
20o C. uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi
generatot yang menghasilkan energy listrik (Gambar 1).
Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi
sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke
sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor didinginkan oleh air
laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode
dengan siklus Claude ini menghasilkan energy listrik maupun air tawar. Masalah
dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar
oleh karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah modul
sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan kondensor, akan
memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.

Dalam kaitan ini maka metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup,
merupakan pilihan yang pada saat ini lebih disukai dan digunakan banyak
proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2, air permukaan yang
hangat dipompa ke sebuah penukar panas atau evaporator, dimana energy panas
dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya ammonia. Ammonia cair itu
akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk 21 C.
Turbin berputar menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energy
listrik. Gas ammonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira 5,1 bar
dan suhu lk 11o C dan kemudian dibawa ke kondensor. Pendinginan pada
kondensor mengakibatkan gas ammonia itu kembali menjadi bentuk benda cair.
Perbedaan suhu dalam rangkaian perputaran ammonia adalah 10o C sehingga
rendemen Carnot akan menjadi:

Rendemen ini merupakan efisiensi termodinamika yang baik sekali, namun di


dalam praktek rendemen yang sebenarnya akan terjadi lebih rendah, yaitu
sekitar 2-2,5 %. Pada rancangan-rancangan terkini suatu arus air sebesar 3-5
m3/s baik pada sisi air hangat maupun pada sisi air dingin, diperlukan untuk
menghasilkan daya sebesar 1 MW pada generator. Selain ammonia (NH3), juga
Freon R-22 (CHClF2) dan Propan (C3H6) memiliki titik didih yang sangat
rendah, yaitu antara -30o C sampai dengan 50o C pada tekanan atmosfer dan
kurang lebih 30o C pada tekanan antara 10 dan 12,5 Kg/cm2. Gas-gas inilah
yang prospektif untuk dimanfaatkan sebagai medium kerja pada konversi energy
panas laut.
Bagian - Bagian Alat Energi Konversi Termal Lautan

Gambar Skema Energi Konversi Termal Lautan (OTEC)

Alat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan agar dapat bekerja


maksimal di lautan dalam ( kira-kira dengan kedalaman 1 km ) :

1. Pipa tempat masuk air dingin terletak di bagian laut dalam


2. Pipa tempat masuk air hangat terletak diatas permukaan air laut
3. Pompa berfungsi untuk memompa air hangat ke sistem
4. Alat penukar kalor berfungsi untuk menguapkan fluida
5. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap
6. Sistem pengapung berfungsi untuk menempatkan peralatan OTEC
Gambar. Skema Energi Konversi Termal Lautan

B. Prinsip Kerja OTEC

Secara sederhana dapat disebutkan bahwa OTEC bekerja dengan


memanfaatkan perbedaan temperatur untuk membangkitkan tenaga listrik
dengan cara memanfaatkannya untuk menguapkan Ammonia atau Freon.
Tekanan uap yang timbul kemudian dipergunakan untuk memutar turbin.

Sistem kerja OTEC ini terbagi menjadi dua sistem yang menggunakan
siklus yang berbeda, yaitu siklus terbuka dan siklus tertutup. Siklus terbuka
dan siklus tertutup ini merupakan pengembangan dari siklus rankine atau
siklus termodinamika yang biasanya menggunakan air sebagai fluida kerja.
Siklus Rankine ini digunakan untuk memproduksi 80% dari kebutuhan
listrik dunia.

Adapun prinsip kerja daro OTEC secara umum adalah :

Gambar 1.1 Prinsip kerja otec


1. Konversi energi panas laut atau OTEC menggunakan perbedaan temperatur
antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin, minimal
sebesar 77 derajat Fahrenheit (25C) agar bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
2. Laut menyerap panas yang berasal dari matahari. Panas matahari membuat
permukaan air laut lebih panas dibandingkan air di dasar laut. Hal ini
menyebabkan air laut bersirkulasi dari dasar ke permukaan. Sirkulasi air laut
ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
energi listrik.
3. Dalam beroperasinya OTEC, pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang
berfungsi untuk menyedot panas laut dan mengalirkannya ke dalam tangki
pemanas guna mendidihkan fluida kerja. Umumnya digunakan ammonia
sebagai fluida kerja karena mudah menguap. Dari uap fluida tersebut
selanjutnya akan digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
Selanjutnya, uap fluida dialirkan ke ruang kondensor. Didinginkan dengan
memanfaatkan air laut bersuhu 5 derajat Celcius. Air hasil pendinginan
kemudian dikeluarkan kembali ke laut. Begitu siklus seterusnya.

Siklus Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)

1. Closed-Cycle (Siklus Tertutup) :


Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan
fluida pengerak dan menggunakan suhu laut dalam untuk mendinginkan. Zat
ini bisa berupa ammonia (NH3), Freon R-22 (CHCLF2), dan gas propan
(C3H6) yang mempunyai titik didih rendah antara -30 sampai -50 derajat
celcius pada tekanan 1 atmosfer dan 30 derajat celcius pada tekanan antara
10-12,5 kg/cm2. Air hangat bersuhu antara 25-30 derajat celcius dipompakan
kedalam evaporator. Zat kerja dalam bentuk cair mendidih karena dipanaskan
oleh air hangat, kemudian menguap menjadi gas bertekanan 12kg/cm2.
Gas bertekanan ini dihantarkan kedalan turbin untuk menggerakan generator
sehingga tenaga listrik tercipta. Gas yang dipakai untuk menggerakan turbin
didinginkan didalam kondesator dengan zat pendinginnya berupa air laut
dalam. Gas tersebut berubah kembali menjadi cair dan dipergunakan lagi
seterusnya sehingga siklus ini berputar.
Gambar 1.2 Sistem OTEC siklus tertutup

Gambar 1.3 Diagram siklus tertutup Rankine

Dimana :

1. Titik awal a, penambahan panas pada fluida kerja pada boilersampai tempera
pada tekanan rencana yang di tunjukkan pada titik b.
2. Dengan sedikit penambahan panas, cairan menguap pada temperatur dan tek
mengalami perubahan volume di titik c.
3. Uap bertekanan tinggi kemudian memasuki piston atau turbin di titik d.
Uap bertekanan rendah masuk kedalam kondenser dan dengan pelepasan
pana mengalami pendinginan dan mengembun, kembali ke volume awal pada
titik a.

Kelebihan dan kekurangan siklus tertutup OTEC (Ocean Thermal Energy


Conversion):

Kelebihan:
1. Menghasilkan air tawar bisa dikombinasi dengan fungsi lain seperti air
minum
2. Tidak berbahaya karena tidak ada zat yang berbahaya
3. Produksi listrik stabil
4. Biaya operasi murah
Kekurangan:
1. Tekanan uap yang rendah membuat ukuran turbin harus besar
2. Efisiensi masih rendah sekitar 1-2% c.
3. Biaya pembangunan tidak murah
2. Open-Cycle (Siklus Terbuka) :
Pada siklus ini air laut digunakan sebagai sumber energi dan medium kerja. Air hangat
dari permukaan laut dipompa kedalam evaporator untuk diuapkan menjadi uap air (gas) yang
bertekanan. Uap air tesebut murni tanpa senyawa lain yang terkandung bersamanya dan sisa
air laut yang mengandung mineral yang tidak teruapkan dikembalikan lagi ke laut. Uap air
akan melewati turbin, dimana turbin tersebut yang akan menggerakkan generator. Setelah
melewati turbin, uap air masuk kedalam kondensor untuk dikondensasikan kembali menjadi
air. Air keluaran dari kondensor merupakan air tawar yang dapat dimanfaatkan menjadi air
minum, air pendingin kondensor atau dikembalikan ke laut

Kelebihan dan kekurangan dari siklus terbuka OTEC (Ocean Thermal Energy
Conversion)

Kelebihan:

1. Menghasilkan air tawar bisa dikombinasi dengan fungsi lain seperti air
minum

2. Tidak berbahaya karena tidak ada zat yang berbahaya


3. Produksi listrik stabil

4. Biaya operasi murah

Kekurangan:

1. Tekanan uap yang rendah membuat ukuran turbin harus besar

2. Efisiensi masih rendah sekitar 1-2% c.

3. Biaya pembangunan tidak murah

3. Hybrid System (Siklus Gabungan) :


Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup.
Siklus hybrid menggunakan air laut yang diletakkan di tangki bertekanan rendah
(vacuum chamber) untuk dijaikan uap. Lalu uap tersebut digunakan untuk
menguapkan fluida bertitik didih rendah (amonia atau yang lainnya) yang akan
menggerakkan turbin guna menghasilkan listrik. Uap air laut tersebut lalu
dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar desalinasi.

Gambar 1.5 Sistem siklus Hibrid


C. Penerapan OTEC di Indonesia
Dengan luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta km2, mendekati 70% luas
keseluruhan wilayah Indonesia, dan dengan letak indonesia di garis khatulistiwa
membuat Indonesia tempat yang cocok untuk menerapkan teknologi PLT-PL ini.
Berdasarkan letak penempatan pompa kalor, konversi energi panas laut dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tipe, konversi energi panas laut landasan darat, konversi
energi panas laut terapung landasan permanen, dan konversi energi panas laut
terapung kapal. Konversi energi panas laut landasan darat alat utamanya terletak di
darat, hanya sebagian kecil peralatan yang menjorok ke laut. Kelebihan sistem ini
adalah dayanya lebih stabil dan pemeliharaannya lebih mudah. Kekurangan sistem
jenis ini membutuhkan keadaan pantai yang curam, agar tidak memerlukan pipa air
dingin yang panjang.Untuk konversi energi panas laut terapung landasan permanen,
diperlukan sistem penambat dan sistem transmisi bawah laut, sehingga permasalahan
utamanya pada sistem penambat dan teknologi transmisi bawah laut yang mahal.
Jenis ini masih dalam taraf penelitian dan pengembangan. Perkembangan teknologi
konversi energi panas laut di Indonesia baru mencapai status penelitian, dengan jenis
konversi energi panas laut landasan darat dan dengan kapasitas 100 kW, lokasi di
Bali Utara.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/54315014/makalah-OTEC

https://www.slideshare.net/xtmxady/pengertian-otec-ocean-thermal-energy-
conversion

Armand. 2011. Pembangit Listrik Tenaga Panas Laut.


http://armand10dma.blogspot.com/2011/08/pembangit-listrik-tenaga- panas-laut.html

Cusmix .2009. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut.


https://cusmix.wordpress.com/2009/11/10/pltpl/

Suwasono, W.2009.Teknologi Panas Laut. http://www.agussuwasono.com/technical-


references/iptek/160-teknologi- panas-laut.html

Tari, Suci R. 2013.Prinsip Pemanfaatan Energi Panas Laut Sebagai


Sumber Pembangkit Listrik Menurut Perspektif Fisika.
https://www.academia.edu/23254594/PRINSIP_PEMANFAATAN_ENERGI_PANA
S_LAUT_SEBAGAI_SUMBER_PEMBANGKIT_LISTRIK_ MENURUT_PERSPE
KTIF_FISIKA/

Wikipedia.2016.
Konversi Energi Termal Lautan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konversi_energi_termal_lautan/

Anda mungkin juga menyukai