Anda di halaman 1dari 41

BRONCHOPNEUMONIA

I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti : virus, bakteri, jamur dan benda
asing (Ngastiyah, 2005). Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat
eksudat kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan didekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Wong dkk, 2008). Bronchopneumonia dapat juga
dikatakan suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah,
dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif (Hidayat,
2012 ).

B. Etiologi & Klasifikasi


Sebagian besar bronchopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama
bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, vfirus influenza,
mycoplasca pneumoniae juga memainan peran penyebab penyakit ini. Bronchopneumonia
sering terjadi karena daya tahan tubuh rendah dan fungsi pertahanan gangguan saluran
pernafasan seperti anak-anak dan lansia. Namun pada umunya lebih sering terjadi pada
anak-anak.
Klasifikasi penyebab :
1) Pembagian menurut dasar anatomi :
a. Pneumonia Lobaris
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)
c. Pneumonia Interstisialis (Bronkiolitis)
2) Pembagian menurut etiologi :
a. Bakteri
Diprococcus pneumonia
Penumococcus
Streptococcus aureus
Hemofilus influenza
Bacillus friedlander
Mycobacterium tuberkulosis
b. Virus
Respiratory sitycal virus
Virus influenza
Adenovirus
Virus sitomegali
c. Myoplasma Pneumothoraks
d. Jamur : aspergillus species dan candida albicans
e. Pneumonia Hipostatik :
Penumonia yang sering timbul pada daerah paru-paru dan disebabkan oleh nafas
yang dangkal dan terus mnerus pada posisi yang sama. Terjadi karena kongesti
paru-paru yang lama.
f. Sindrom Loeffer :
Pada foto torax menunjukkan gambaran infiltrat besar dan kecil yang tersebar
menyerupai tuberculosis miliaris. (Rudolph dkk, 2006; Price & Wilson,2006;
Tamsuri, 2008)

C. Manifestasi Klinik
1. Peningkatan suhu tubuh yang mendadak biasanya didahului oleh inspeksi traktus
respiratorius bagian atas, kadang timbul kejang.
2. Pernafasan cepat dan dangkal disekitar pernafasan cuping hidung.
3. Sianosis disekitar hidung dan mulut.
4. Kadang-kadang muntah dan diare.
5. Batuk (pada permulaan penyakit tidak ditemukan, tapi setelah beberapa hari, mula-
mula kering lalu berubah menjadi produktif). (Ngastiyah, 2005; Hidayat, 2012)

D. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM


Bronchopneumnia merupakan infeksi pulmonal pada bagian bronkus dan alveoli.
Proses penyakit dimulai ketika kuman patogen, virus, bakteri dan jamur menembus
mukosa jalan napas sehingga merusak bagian alveolar yang juga disebabkan oleh
masuknya benda asing atau aspirasi. Agen infeksius masuk ke mucus karena lolos dari
sistem pertahanan tubuh yaitu bulu hidung, mucus silia dan antibodi lalu menetap dalam
bronchus dan alveolus. Leukosit bermigrasi ke dalam alveoli sehingga timbul respon
peradangan dan menyebabkan penebalan dinding alveoli sehingga mucus mengeluarkan
cairan. Cairan yang mengisi alveoli menjadi perlindungan bagi organisme patogen
terhadap proses pagositosis dari leukosit dan memfasilitasi organisme patogen menyebar
ke alveoli lain. Infeksi menyebar ketika organisme patogen mencapai aliran darah dan
menyebabkan septicemia sehingga menimbulkan 4 respon infeksi, yaitu :
1. Kongesti (4-12 jam pertama)
eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatas dan
bocor.
2. Hepatisasi merah (48 jam pertama)
paru-paru tampak merah dan bergranulasi akibat sel darah merah, fibrin dan
leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.
3. Hepatisasi kelabu (3-8 hari)
paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di
dalam alveoli yang terserang.
4. Resolusi (7-11 hari)
eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali
pada struktur semula. (Price & Wilson, 2006)

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thorax : bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus.

2. Laboratorium :
a. Pada gambaran darah tepi : Leukositosis 15.000 40.000/mm2
b. Urine : warna lebih tua
c. Albuminamia (karena suhu tubuh naik dan sedikit thorax hialin).
d. Analisa gas darah arteri asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2.
(Tamsuri, 2008)
F. Penatalaksanaan Medis
1. Penicilin 50 mg u/kgBB/hari + kloromfenikol 50-70 mg/kg/BB atau ampicilin (AB
spektrum luas) terus sampai dengan bebas demam 4-5 hari.
2. Pemberian oksigen.
3. Pemberian cairan intravena glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3 : 1 + KCl 10 meq/500
mL/botol infuse jadi karena sebagian besar jatuh dalam asidosis metabolik akibat
kurang makan dan hipoksia. (Ngastiyah, 2005; IDAI, 2012)

G. Prognosis/Komplikasi

1. Empiema
Pengumpulan pus/nanah dalam rongga tubuh.
2. Otitis media akut
Akumulasi cairan serosa/mukoid yang tidak nyeri di telinga tengah yang
menyebabkan tuli kondusif.

3. Atelektasis
Pengembangan paru yang tidak lengkap pada anak-anak atau pengempisan paru-
paru pada orang dewasa.
4. Emfisema
Berkumpulnya udara secara patologik dalam suatu jaringan atau organ.
5. Meningitis (Underwood, 2000)

H. Pencegahan Pada Anak


1. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang
berpotensi terjadinya penularan.
2. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA
3. Membiasakan melakukan pemberian ASI
4. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai suara sesak
dan sesak pada anak.
5. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus influenza
PENYIMPANGAN KDM BRONCHOPNEUMONIA

Bakteri Virus Jamur Benda Asing

Udara Aspirasi Perluasan Penyebaran


Inhalasi langsung hematogen

Infeksi Parenkim Paru

Reaksi Inflamasi

Peningkatan produksi Perubahan Membran


Eksudat

Demam

Bersihan jalan Atelektasis Edema Trakeobronkial


napas tidak efektif Diaforesis

Sesak Napas Sekret statis, kerja silia


akumulasi sekret dibronkus

Sukar Menelan Bronkus Menyempit


mukus dibronkus
Resiko Ketidakseimbangan
elektrolit
Bau mulut tidak sedap
Gangguan Ambilan O2
Pertukaran Gas
anoreksia

intake ATP

Defisit nutrisi
Lemah, Letih

Intoleransi
Aktifitas

(Tamsuri, 2008 ; Hidayat, 2012; Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2017)


II. PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Biodata
A. IdentitasKlien
1. Nama/Namapanggilan : An. AR / Ani
2. Tempat Tgl Lahir/Usia : 12 Juli 2010 / 4 tahun 7 bulan
3. Jeniskelamin : Perempuan
4. A g a m a : Kristen Protestan
5. Pendidikan : PAUD
6. Alamat : Perkamil lingk 5 No 7, Manado
7. Tgl masuk : 17 Februari 2015 (jam 09.00 wita)
8. Tgl pengkajian : 17 Februari 2015
9. Diagnosa medik : BP (Bronchopneumonia)
10. Rencana terapi : Penicilin 50 mg u/kgBB/hari + kloromfenikol 50-
70 mg/kg/BB atau ampicilin (AB spektrum luas)
terus sampai dengan bebas demam 4-5
hari.Pemberian oksigen.Pemberian cairan intravena
glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3 : 1 + KCl 10
meq/500 mL/botol infuse jadi karena sebagian besar
jatuh dalam asidosis metabolik akibat kurang makan
dan hipoksia.
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. AT
b. U s i a : 37 tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan/sumberpenghasilan :Wiraswasta
e. A g a m a : Kristen Protestan
f. Alamat : Perkamil lingk 5 No.7, Manado
2. Ibu
a. N a m a : Ny. SD
b. U s i a : 33 tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan : Karyawan Swasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Perkamil lingk 5 No 7, Manado
C. Identitas Saudara Kandung
STATUS
No NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN

1. An. NT 10 tahun Saudara Kandung Sehat


3 bulan

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
a. Keluhan Utama : Batuk (produktif)
b. Riwayat Keluhan Utama : Orang tua mengatakan bahwa klien demam disertai
kejang, sesak napas, batuk produktif, anak rewel dan gelisah.

c. Keluhan Pada Saat Pengkajian :


Orangtua klien menyampaikan bahwa anak demam selama 3 hari (disertai
kejang), klien sulit bernapas, batuk, klien rewel, gelisah dan susah tidur dan
tidak mau makan.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap bulan di : dokter spesialis kandungan.
b. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter dianjurkan
untuk : menjaga kondisi kehamilan dengan banyak istirahat dan makan
makanan yang bergizi.
c. Riwayat terkena radiasi : tidak ada.
d. Riwayat berat badan selama hamil : 66 kg.
e. Riwayat Imunisasi TT :diberikan pada trimester pertama.
f. Golongan darah ibu: O Golongan darah ayah: O
2. Natal
a, Tempat melahirkan : Klinik Bersalin
b. Jenis persalinan :Normal.
c. Penolong persalinan :Dokter dan Bidan.
d.Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan
: Tidak ada.
3. Post natal
a.Kondisi bayi : Sehat, BB : 2,7 Kg, PB : 28cm, APGAR : 10.
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : kuning, kebiruan, kemerahan dan
problem menyusui.
(Untuk semua Usia)
1. Klien pernah mengalami penyakit : Flu dan batuk, pada umur 3 tahun,diberikan
obat oleh dokter di klinik.
2. Riwayat kecelakaan : tidak ada.
3. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat / subtansi kimia yang berbahaya : tidak ada.
4. Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : relatif sama.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat penyakit infeksi, TBC, Pneumonia dan penyakit infeksi salurang
pernapasan lainnya.

Genogram :

4/
7
IV.Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)
Reaksi setelah
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Frekuensi
pemberian
1. BCG 1 bulan 1 kali
2. DPT (I,II,III) 2 4 bulan 3 kali Demam 2 kali
3. Polio (I,II,III,IV) 1 4 bulan 4 kali
4. Campak 9 bulan 1 kali
5. Hepatitis 2 4 bulan 3 kali
6. HB 0 0 7 hari 1 kali

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 13 kg
2. Tinggi badan : 110 cm.
3. Waktu tumbuh gigi : 6 bulan. Gigi tanggal :12 bulan.Jumlah gigi: 20 buah.
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 3 bulan
2. Duduk : 6 bulan
3. Merangkak : 7 bulan
4. Berdiri : 9 tahun
5. Berjalan : 1 tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 1tahun
7. Bicara pertama kali : 1 tahun dengan menyebutkan : bubu
8. Berpakaian tanpa bantuan :2 tahun.

VI. Riwayat Nutrisi


A. PemberianASI : sampai 18 bulan.
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : sudah berhenti ASI
2. Jumlah pemberian : 750 1000 ml/hari.
3. Cara pemberian : dengan gelas atau botol susu saat menjelang tidur.
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia JenisNutrisi Lama Pemberian
024 bulan ASI 2 tahun
6-9 bulan Makanan Lumat 3 bulan
9-12 bulan Makanan Lunak 3 bulan
12 bulan Makanan Keluarga Sampai sekarang

VII. Riwayat Psikososial


Anak tinggal bersama :orangtua di : rumah.
Lingkungan berada di : dalam kota.
Rumah dekat dengan : jalan utama, tempat bermain : dirumah dan di PAUD.
kamar klien : terpisah dari orangtua, sekamar dengan kakak klien.
Rumah ada tangga : tidak.
Hubungan antar anggota keluarga : hubungan baik, kakek-nenek rutin berkunjung
setiap akhir pekan.
Pengasuh anak : ibu klien sendiri.

VIII. Riwayat Spiritual


Support sistem dalam keluarga : kolom tingkat jemaat.
Kegiatan keagamaan : ibadah keluarga, sekolah minggu, dan gereja.

IX. Reaksi Hospitalisasi


A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Ibu membawa anaknya ke RS karena : menghindari kondisi sakit anak semakin
parah.
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya. Anak perlu dirawat.
3. Perasaan orang tua saat ini : Khawatir dengan kondisi anak, namun merasa
sedikit lega karena anak sudah berada di RS.
4. Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya. Sampai anak sembuh dan bisa pulang.
5. Yang akan tinggal dengan anak : Ibu, ayah atau nenek (bergantian).

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


Klien mengatakan takuk pada petugas kesehatan dan alat-alat medis yang ada.
Klien ingin pulang. Tidak mau tinggal di RS.
X. Aktivitassehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera Makan Sangat baik. Kurang nafsu makan.
2. Menu Makan dalam 24 Nasi, Lauk, Sayuran dan Bubur, lauk berupa
jam buah. perkedel, dan kuah/tim.
3. Frekuensi makan 3 kali 3 kali, porsi setengah dari
dalam 24 jam biasanya.
4. Makanan yang disukai Olahan ayam dan ikan, Nasi dan kuah sayur,
Buah-buahan perkedel ikan/kentang.
5. Makanan yang Jajanan/snack Snack, makanan keras.
dipantang
6. Pembatasan pola Tidak ada Jenis makanan yang
makan keras, asam dan terlalu
manis.
7. Cara makan Bersama keluarga, bisa Disuapi ibu.
makan sendiri/tidak
disuapi.
8. Ritual sebelum makan Berdoa dan cuci tangan Berdoa.

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Susu, air putih, teh dan es Susu, air putih dan teh
2. Frekuensi minum 3-6 kali 3-4 kali
3. Kebutuhan cairan dalam 750-1000 ml 750 ml.
24 jam

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat pembuangan Toilet Toilet
2. Frekuensi dan waktu 2-3 kali, 1 jam setelah 2-3 kali, setelah makan
BAB makan dan bangun pagi dan bangun pagi
3. 3. Frekuensi dan waktu 4-5 kali, relatif 4-5 kali
BAK
4. Konsistensi BAB Normal Normal
5. Warna dan jumlah Bening Agak keruh/kuning
urine Tidak ada Tidak ada
6. Kesulitan BAB/BAK Tidak ada Tidak ada
7. Obat pencahar

D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur Malam : 21.00 Malam : 19.00
Siang : 14.00 Siang : 11.00
2. Pola tidur Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan tidur Mendongeng atau Ditemani
mendengar lagu favorit.
4. Kesulitan tidur Tidak ada Sering terbangun

E. Olah Raga
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Program olah raga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi
3. Kondisi setelah olah
raga

F. Personal Hygiene
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Mandi
Cara Dengan bantuan ibu. Melap dan mengganti
pakaian. Dilakukan ibu.
Frekuensi 2 kali sehari 2 kali
Alatmandi Shampo, sabun, lotion. Washlap, air hangat,
sabun.
2. Cuci rambut
Frekuensi 1 x 2 hari 1 x 2 hari
Cara Dibantu ibu. Dibantu ibu.
3. Gunting kuku
Frekuensi 1 kali semingggu 1 kali seminggu
Cara Dibantu ibu Dibantu ibu
4. Gosok gigi
Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
Cara Dilakukan sendiri Dibantu ibu

G. Aktifitas/MobilitasFisik
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Kegiatansehari-hari Ke sekolah PAUD, Istirahat dirumah
bermain dirumah.
2. Pengaturanjadwalharian Diimbangi dengan tidur Tidak ada
3. Penggunaanalat Bantu siang
aktifitas Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitanpergerakan
Tidak ada Tidak ada

H. Rekreasi
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Perasaansaatsekolah Senang dan rajin ke sekolah Tidak sekolah/ ijin
2. Waktuluang Sepulang sekolah Total
3. Perasaansetelahrekreasi Sangat senang, bahkan Tidak ada rekreasi
4. Waktusenggangklg terkadang tidak ingin pulang
5. Kegiatanharilibur Rekreasi/ jalan-jalan Digunakan untuk istrht
Rekreasi/ istirahat dirumah Digunakan untuk istrht

XI. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : tampak lemah, sakit berat
2. Kesadaran : menurun (somnolen) (N : Compos Mentis)
3. Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah : menurun (N : sistolik:105-111mmHg, diastolik : 62-66 mmHg)
b. Denyut nadi : takikardi (N : 70-110x/menit)
c. Suhu : meningkat (N : 36,5-37,5C)
d. Pernapasan : meningkat (N : 23x/menit)
4. Berat Badan : sebelum sakit : 16 kg. Saat sakit : 13 kg (BBI : 16kg, SD : -2 - +2 )
5. Tinggi Badan : 110 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala : bersih
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : merata
c. Mudah rontok : tidak
d. Kebersihan rambut : bersih
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada : ada
Tekstur rambut : kasar/halus : halus
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal : tidak ada
d. Ekspresi wajah : gelisah
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : ada
Data lain : sakit kepala saat bangun atau duduk
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak ada edema
tidak ada radang
b. Sclera : Anichterus
c. Conjungtiva : Merah muda
d. Pupil : Isokor

Refleks pupil terhadap cahaya : mengecil/ada.


e. Posisi mata :
Simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : simetris
g. Penutupan kelopak mata : normal
h. Keadaan bulu mata : normal
i. Keadaan visus : menurun
j. Penglihatan : normal
Palpasi
Tekanan bola mata :-
Data lain :-
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : normal
b. Bentuk hidung : normal
c. Keadaan septum : normal
d. Secret / cairan : tidak ada
Data lain : gerakan cuping hidung
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetris
b. Ukuran / bentuk telinga : normal
c. Aurikel : normal
d. Lubang telinga : Bersih
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : Normal
b. Weber : Normal
c. Swabach : Normal
Pemeriksaan vestibuler :-
Data lain :-

11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : bersih
- Karang gigi / karies : tidak ada
- Pemakaian gigi palsu : tidak ada
b. Gusi
Merah / radang / tidak : normal
c. Lidah
Kotor / tidak : bersih, normal
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : sianosis kering, membran mukosa kering
- Basah / kering / pecah : kering, membran mukosa kering
- Mulut berbau / tidak : tidak
- Kemampuan bicara : menurun
Data lain : suara klien pelan, hanya menjawab jika ditanya ibu.
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : pucat
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Nyeri menelan : tidak ada
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : tidak teraba
b. Kaku kuduk / tidak :-
c. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Data lain : sulit menelan
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : normal
b. Irama pernafasan : tidak teratur
c. Pengembangan di waktu bernapas : menurun
d. Tipe pernapasan : dada
Data lain : pernafasan cepat dan dangkal serta
menggunakan otot bantu pernafasan
Palpasi
a. Vokal fremitus : tidak ada
b. Massa / nyeri : tidak ada
Auskultasi
a. Suara nafas : bronkial
b. Suara tambahan : Ronchi basah
Perkusi : Redup
Data lain :-
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : tidak teraba
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada
Auskultasi
a. BJ I :-
b. BJ II :-
c. BJ III :-
d. Bunyi jantung tambahan : ada (komplikasi endokarditis)
Data lain :-
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak
b. Ada luka / tidak : tidak
Palpasi
a. Hepar : tidak teraba
b. Lien : tidak teraba
c. Nyeri tekan : tidak ada
Auskultasi
Peristaltik : normal (N : 3-5x/menit)
Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain :-
17. Genitalia dan Anus : normal
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : melemah
- Pergerakan abnormal : tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : menurun
- Tonus otot kanan / kiri : normal
- Koordinasi gerak : normal
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri :-
- Rangsang suhu :-
- Rasa raba :-

Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri : melemah
- Tonus otot kanan / kiri : normal
b. Refleks
- KPR kanan / kiri :-
- APR kanan / kiri :-
- Babinsky kanan / kiri :-
c. Sensori
- Nyeri :-
- Rangsang suhu :-
- Rasa raba :-
Data lain :-
19. Status Neurologi.
Saraf saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : normal
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : menurun
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : normal
- Gerakan kelopak mata : normal
- Pergerakan bola mata : normal
- Pergerakan mata ke bawah & dalam :
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori :-
- Refleks dagu :-
- Refleks cornea :-
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik :-
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : normal
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : normal
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : ada kesulitan menelan
- Refleks muntah : normal
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : normal
- Suara : agak serak
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : dapat dilakukan
- Mengangkat bahu : dapat dilakukan
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : normal
Tanda tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk :-
b. Kernig Sign :-
c. Refleks Brudzinski:-
d. Refleks Lasegu:-
Data lain:-
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 6 Tahun )
Denganmenggunakan DDST
1. Motorikkasar
2. Motorikhalus
3. Bahasa
4. Personal social

XII. Test Diagnostik


= Laboratorium
Leukositosis, AGD menurun, sputum,
= Foto thoraks : terdapat infiltrat pada lapangan paru.

XIII. Terapi saat ini : Pemberian O2 dan terapi parenteral.

(Format Pengkajian Ilmu Keperawatan Anak PSIK FK Unsrat, 2015; Tamsuri, 2008; Hidayat,
2012)
B. Klasifikasi Data

Subjektif Objektif
Orang tua mengatakan anak merasa sakit kepala Tampak gelisah
saat bangun Sianosis (daerah mulut dan hidung)
Orang tua menyatakan anak gelisah dan rewel Takikardia
Mengeluh sesak napas dan bertambah berat saat Kulit tampak pucat, turgor jelek.
beraktifitas Pemeriksaan : gas darah
Orangtua mengatakan nafsu makan anak menurun Suara napas tambahan : Ronchi (+),
Orang tua mengatakan frekuensi dan porsi makan Wheezing (+)
dan minum menurun Tampak gelisah
Orang tua mengatakan anak mengalami kesulitan Batuk tidak efektif
tidur sejak sakit Sputum dalam jumlah banyak
Orangtua mengatakan jenis makanan anak sengaja Perubahan status mental (somnolensia)
dibatasi saat sakit Penurunana TD
Orangtua mengatakan personal hygiene anak Takikardi
dilakukan hanya untuk menjaga kebersihan tubuh Penurunan turgor kulit
selama sakit. Membran mukosa kering
Orangtua mengatakan anak tidak ingin terpisah Peningkatan Hematokrit
dari orangtua saat sakit. Demam
Orangtua mengatakan merasa lebih lega ketika Kelemahan
anak sudah dirawat di RS, orang tua berharap Peningkatan konsentrasi urine
penyakiit anak dapat teratasi dan bisa segera Tampak lemah
pulang. Tampak lesu
Menyatakan batuk produktif Tampak penurunan aktifitas
Orangtua mengatakan bahwa suhu tubuh anak Banyak berbaring
naik (demam) selama 3 hari dan banyak Tampak kurang tenaga
berkeringat Penampilan kusut
Orangtua mengatakan bahwa anak melemah dan Anak terus menangis dan rewel
sering haus BB saat sakit: 13 kg,sebelum sakit BB : 16kg
Orangtua mengeluhkan bahwa adanya muntah BB : -3 SD
Orang tua mengatakan anak sesak napas Porsi makan tidak dihabiskan
Orangtua mengatakan anak merasa letih
Orangtua mengatakan merasa lemah
C. Analisa data
DATA ANALISA DATA MASALAH

DS : Agen penyebab Gangguan Pertukaran Gas


Mengeluh sesak napas
Menyatakan sakit kepala saat Infeksi parenkim paru
bangun
Orang tua menyatakan anak Reaksi inflamasi
gelisah dan rewel
DO : Perubahan membran
Tampak gelisah
Sianosis (daerah mulut dan Gangguan Pertukaran Gas
hidung)
Takikardia
Kulit tampak pucat, turgor
jelek.
Somnolensia
Pemeriksaan : gas darah

DS :
Mengeluh sesak napas dan Agen penyebab Ketidakefektifan Bersihan
bertambah berat saat Jalan Nafas
beraktifitas Infeksi parenkim paru
Menyatakan batuk produktis
DO : Reaksi inflamasi
Sianosis
Suara napas tambahan : Peningkatan produksi eksudat
Ronchi (+), Wheezing (+)
Tampak gelisah Ketidakefektifan Bersihan
Batuk tidak efektif Jalan Nafas
Sputum dalam jumlah banyak
DS :
Mengeluh sesak napas
Mengatakan merasa letih Perubahan membran Intoleran Aktivitas
Mengatakan merasa lemah
DO : Ambilan O2menurun
TD menurun
Tampak lemah Penurunan energi
Tampak lesu
Tampak penurunan aktifitas Intoleran Aktivitas
Banyak berbaring
Tampak kurang tenaga
Penampilan kusut

DS :
Orangtua mengatakan bahwa
suhu tubuh anak naik dan Reaksi Inflamasi Kekurangan Volume Cairan
banyak berkeringat
Orangtua mengatakan bahwa Demam
anak melemah dan sering haus
Orangtua mengeluhkan bahwa Diaforesis
adanya muntah
DO : Kekurangan Volume Cairan
Perubahan status mental
(somnolensia)
Penurunana TD
Takikardi
Penurunan turgor kulit
Membran mukosa kering
Peningkatan Hematokrit
Demam
Kelemahan
Peningkatan konsentrasi urine
DS :
Orang tua mengatakan nafsu Akumulasi sekret di bronkus Ketidakseimbangan Nutrisi :
makan anak menurun Kurang Dari Kebutuhan
Orang tua mengatakan Tubuh
frekuensi porsi makan dan Mukus di bronkus
minum anak menurun
Orang tua mengatakan jenis
makanan anak sengaja dibatasi Bau mulut tidak sedap
saat sakit
Orang tua mengeluh adanya
muntah Anoreksia
DO :
Klien tampak lemah
Klien tampak lesu Intake
BB saat sakit : 13 kg
BB sebelum sakit : 16 kg
BB : -3 SD Ketidakseimbangan Nutrisi :
Porsi makan tidak Kurang Dari Kebutuhan
dihabiskan Tubuh
D. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan NANDA-I (2012-2014)

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolar,


ditandai dengan :
DS :
Mengeluh sesak napas
Menyatakan sakit kepala saat bangun
Orang tua menyatakan anak gelisah dan rewel
DO :
Tampak gelisah
Sianosis (daerah mulut dan hidung)
Takikardia
Kulit tampak pucat, turgor jelek.
Somnolensia
Pemeriksaan : gas darah

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan eksudat dalam alveoli,


ditandai dengan :
DS :
Mengeluh sesak napas dan bertambah berat saat beraktifitas
Menyatakan batuk produktif
DO :
Sianosis
Suara napas tambahan : Ronchi (+), Wheezing (+)
Tampak gelisah
Batuk tidak efektif
Sputum dalam jumlah banyak

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan ciran aktif :


DS :
Orangtua mengatakan bahwa suhu tubuh anak naik dan banyak berkeringat
Orangtua mengatakan bahwa anak melemah dan sering haus
Orangtua mengeluhkan bahwa adanya muntah
DO :
Perubahan status mental (somnolensia)
Penurunana TD
Takikardi
Penurunan turgor kulit
Membran mukosa kering
Peningkatan Hematokrit
Demam
Kelemahan
Peningkatan konsentrasi urine

Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suply dan


kebutuhan O2, ditandai dengan :
DS :
Mengeluh sesak napas
Mengatakan merasa letih
Mengatakan merasa lemah
DO :
TD menurun
Tampak lemah
Tampak lesu
Tampak penurunan aktifitas
Banyak berbaring
Tampak kurang tenaga
Penampilan kusut

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat ditandai dengan

DS :
Orang tua mengatakan nafsu makan anak menurun
Orang tua mengatakan frekuensi porsi makan dan minum anak menurun
Orang tua mengatakan jenis makanan anak sengaja dibatasi saat sakit
Orang tua mengeluh bahwa adanya muntah
DO :
Tampak lemah
Tampak lesu
BB saat sakit : 13 kg
BB sebelum sakit : 16 kg
BB : -3 SD
Porsi makan tidak dihabiskan

Masalah kolaboratif : Hipoksemia, asidosis respiratorik, insufisiensi pernapasan


dan sepsis.
E. Intervensi dan Rasional (Wilkinson & Ahern, 2011; Wong dkk, 2008; Hidayat,2012;
Bagan MTBS Depkes RI, 2008; NANDA-I, 2012)
Diagnosa Rencana Tindakan
No.
Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan 1. Manajemen Asam- Meningkatkan
gas b/d perubahan perawatan selama 3 hari, Basa : keseimbangan
membran kapiler- diharapkan Gangguan - Pantau status mental asam-basa dan
alveolar, ditandai pertukaran gas akan (tingkat kesadaran, mencegah
dengan : berkurang yang gelisah & konfusi) komplikasi akibat
DS : dibuktikan oleh : - Berikan obat yang ketidak seimbangan
Mengeluh sesak napas Keseimbangan eletrolit diresepkan untuk asam-basa
Menyatakan sakit an asam-basa mempertahankan
kepala saat bangun Indikator : keseimbangan asam-basa
Orang tua menyatakan - turgor kulit (N : < 2 2. Manajemen Elektrolit Meningkatkan
anak gelisah dan rewel detik) - Pantau kadar elektrolit keseimbangan
DO : - tidak gelisah & rewel - Peningkatan frekeunsi elektrolit dan
Tampak gelisah - tidak sianosis pemantauan jika mencegah
Sianosis (daerah mulut - tidak mengeluh sakit somnolen komplikasi akibat
dan hidung) kepala - Konsultasikan dengan kadar elektrolit
Takikardia Memiliki status dokter tentang serum yang tidak
Kulit tampak pucat, pernafasan : pertukaran pentingnya pemeriksaan normal.
turgor jelek. gas normal gas darah arteri dan
Somnolensia Indikator : penggunaan alat bantu
Pemeriksaan : - konsetrasi gas darah sesuai kondisi klien.
gas darah (N : PaO2 : 80-100 3. Terapi Oksigen : Memberikan
mmHg, PH : 7,35-7,45, - Pantau saturasi O2 oksigen dan
PCO2 : 35-45 mmHg, - Obsevasi terhadap memantau
saturasi O2 : 92-94%) sianosis, terutama efektifitasnya.
- sesak napas berkurang membran mukosa mulut
- tidak gelisah - Jelaskan kepada
- peningkatan kesadaran orangtua/keluarga
(N : compos mentis) tentang penggunaan alat
- tidak sianosis bantu yang diperlukan
Tanda-tanda vital dalam - Jelaskan kepada klien dan
rentang normal orangtua alasan
Indikator : pemberian O2 dan
- Kondisi suhu tubuh tindakan lainnya.
(N : 36,5 - 37,5C) 4. Pemantauan Tanda- Mengumpulkan dan
- Nadi tanda vital : menganalisa data
(N : 70 - 110x/menit) - Kaji Suhu tubuh, Nadi, kardiovaskuler,
- Respirasi Respirasi dan Tekanan suhu tubuh dan
(N : 23x/menit) darah pernapasan untuk
- Tekanan Darah - Kaji suara paru, frekuensi menentukan dan
(N : sistolik : 105 111 napas, kedalaman dan mencegah
mmHg, diastolik : 62 usaha napas dan produksi komplikasi.
66 mmHg) sputum sebagai indikator
(Wong dkk, 2008) keefektifan alat
penunjang
- Laporkan perubahan
pada data pengkajian
terkait

2. Ketidak efektifan Setelah dilakukan


bersihan jalan napas perawatan selama 5 hari, 1. Manajemen jalan napas Memfasilitasi
b/d eksudat dalam diharapkan klien : kepatenan jalan
alveoli, ditandai menunjukkan - kaji dan dokumentasikan udara
dengan : pembersihan jalan napas keefektifan pemberian
DS : yang efektif, yang O2& terapi lain,
Mengeluh sesak napas dibuktikan oleh : keefektifan obat, gas
dan bertambah berat Pencegahan aspirasi darah arteri, frekuensi
saat beraktifitas Indikator : dan kedalaman napas,
Menyatakan batuk - batuk produktif nyeri, batuk tidak efektif,
produktif - sputum / dahak mukus kental dan
berkurang keletihan
DO : Status pernapasan : - Lakukan atau bantu dalam
Sianosis kepatenan jalan napas. terapi aerosol, nebulizer
Suara napas tambahan Indikator : dan perawatan paru
: Ronchi (+), - tidak sianosis sesuai kebijakan dan
Wheezing (+) - tidak ada suara nafas protokol institusi.
Tampak gelisah tambahan - Beritahu dokter tentang
Batuk tidak efektif - suara nafas vesikuler hasil gas darah yang
Sputum dalam jumlah - tidak gelisah abnormal.
banyak - tidak sesak napas - Atur posisi klien yang
- sputum / lendir memungkinkan untuk
berkurang mengembangkan rongga
dada.
- Seimbangkan kebutuhan
terhadap pembersihan
jalan napas dengan
kebutuhan untuk
menghindari keletihan
akibat batuk.
- Biarkan anak memegang
stetoskop dan mendengar
bunyi napasnya sendiri.
2. Kewaspadaan aspirasi Mencegah atau
- Jelaskan pada meminimalkan
orangtua/keluarga faktor resiko
tentang penggunaan yang aspirasi
benar peralatan
pendukung.
- informasikan kepada
orangtua/keluarga
tentang larangan
merokok.
- Beri penekanan kepada
orangtua bahwa batuk
sangat penting bagi anak
dan batuk tidak selalu
harus diredakan dengan
obat.
- Ajarkan
orangtua/keluarga
tentang makna perubahan
sputum

3. Kekurangan volume Setelah dilakukan 1. Manajemen cairan : Meningkatkan


cairan berhubungan perawatan selama 5 hari, - Pantau status hidrasi keseimbangan
dengan kehilangan diharapkan kekurangan - identifikasi faktor cairan dan
ciran aktif : cairan dapat teratasi pengaruh terhadap mencegah
DS : dengan kriteria hasil : bertambah buruknya komplikasi akibat
Orangtua mengatakan Keseimbangan cairan. dehidrasi kadar cairan yang
bahwa suhu tubuh Indikator : - Berikan terapi IV sesuai abnormal tau tidak
anak naik dan banyak - Nadi : normal (70 110x program. diharapkan.
berkeringat /menit) - Tingkatkan asupan oral.
Orangtua mengatakan - Respirasi (N: 23x / - Pasang kateter urine bila
bahwa anak melemah menit) perlu.
dan sering haus - Hematokrit (N :31-45%) - Berikan cairan sesuai
Orangtua - Tekanan darah (N : sist : kebutuhan.
mengeluhkan bahwa 105-111 mmHg, diast : 2. Manajemen Mengembangkan
adanya muntah 62-66 mmHg) hipovolemia : volume cairan
DO : - Suhu (N : 36,5-37,5C) - Observasi khususnya intravaskuler pada
Perubahan status - peningkatan kesadaran terhadap kehilangan penurunan volume
mental (somnolensia) - urin ( N : 1cc- cairan yang tinggi cairan.
Penurunan TD 2cc/kgBB/jam ) elektrolit
Takikardi - IWL ( N : (30 usia - Pantau hasil laboratorium
Penurunan turgor kulit anak dalam yang relevan dengan
Membran mukosa tahun) x keseimbangan cairan
kering cckgBB/hari - Kaji orientasi terhadap
Peningkatan - bila demam (IWL + 200 orang, tempat dan waktu.
Hematokrit (suhu badan - Laporkan abnormalitas
Demam sekarang - elektrolit.
Kelemahan 36,8) - Atur kesediaan produk
Peningkatan Hidrasi. Indikator : darah untuk transfusi bila
konsentrasi urine - Turgor kulit (N : < 2 diperlukan.
detik) 3. Manajemen Nutrisi : Membantu atau
- Membran mukosa - Tentukan jumlah cairan menyediakan
lembab yg masuk dalam 24 asupan makanan

Status nutrisi : Asupan jam, hitung asupan yang dan cairan dalam

makanan dan cairan. diinginkan sepanjang diet seimbang.

Indikator : sift siang, sore, malam.

- jumlah intake dalam 24 - Tawarkan cairan yang

jam. disukai anak (susu, jus,

(intake cairan /calori dll.)

sesuai dengan BB) - Anjurkan orangtua untuk

1 - 10 kg : BB(kg) x 100 membuat permainan


dengan minuman (pesta
ml/cal teh,dll.).
10 20 kg : 1000 + - Buat bagan dan berikan
kelebihan kg x 50 anak gambar stempel
> 20 70kg : 1500 + atau stiker ketika asupan
kelebihan kg x 20 cairan adekuat.
- sediakan sedotan atau
anjurkan orangtua untuk
membuat makanan dalam
bentuk menarik.
- Anjurkan anak untuk
menginformasikan pada
perawat atau orangtua
bila haus.

4. Intoleran aktifitas b/d Setelah dilakukan 1. Manajemen energi : Mengatur


ketidakseimbangan perawatan selama 5 hari, - Tentukan penyebab penggunaan energi
antara suply dan diharapkan klien dapat keletihan untuk mengatasi
kebutuhan O2, mentoleransi aktifitas - Pantau respon oksigen atau mencegah
ditandai dengan yang biasa dilakukan klien terhadap aktifitas keletihan.
DS : (meminimalkan keperawatan
Mengeluh sesak napas kebutuhan tubuh - Pantau asupan nutrisi
Mengatakan merasa terhadap O2) yang - Pantau dan
letih dibuktikan oleh : dokumentasikan pola
Mengatakan merasa Toleransi terhadap tidur dan lama tidur
lemah aktifitas. - Ajarkan
DO : Indikator : orangtua/keluarga
TD menurun - tidak tampak keletihan tentang teknik perawatan
Tampak lemah - tidak lemah diri yang meminimalkan
Tampak lesu Mendemonstrasikan konsumsi O2
Tampak penurunan penghematan energi. - Beri periode istirahat yang
aktifitas - tidak sesak napas adekuat
Banyak berbaring - Tanda-tanda vital : 2. Manajemen lingkungan Memanipulasi
Tampak kurang S : (N : 36,5-37,5C) : lingkungan untuk
tenaga N : (N : 70-110x/menit) - Antisipasi kebutuhan memperoleh efek
Penampilan kusut R : (N : 23x/menit) terhadap makanan, air, terapeutik dan
TD : (N : sist : 105-111 rasa nyaman, gendongan kenyamanan bagi
mmHg, diast : 62-66 dan stimulasi untuk klien.
mmHg) mencegah tangisan yang
tidak perlu.
- Informasikan kepada
orangtua/keluarga untuk
membatasi rangsangan
lingkungan /kebisingan.

5. Ketidakseimbangan : Setelah dilakukan 1. Manajemen Nutrisi : - Mulut yang bersih


Nutrisi kurang dari perawatan selama 5 hari, - Kaji penyebab mual dan dapat
kebutuhan tubuh b/d diharapkan kebutuhan muntah meningkatkan
intake yang tidak nutrisi klien terpenuhi - Berikan perawatan mulut nafsu makan
adekuat, ditandai dengan kriteria : sebelum makan
dengan : - tidak ada muntah - Ajarkan agar makan pada - menghindari mual
DS : - Nafsu makan meningkat posisi tegak dan refluks
Orang tua mengatakan - terjadi peningkatan BB - Anjurkan untuk lambung
nafsu makan anak (N : BBI : 16kg (2n+8), menyajikan makanan - dan dapat
menurun SD : -2 - +2) dalam keadaan hangat memenuhi
Orang tua mengatakan - tidak ada tanda-tanda - Berikan klien makanan kebutuhan nutrisi
frekuensi porsi makan malnutrisi (kulit kering dalam porsi kecil tapi sesuai keadaan
dan minum anak dan bersisik,kelemahan sering klien
menurun otot, BB menurun > - Timbang BB tiap hari - untuk memantau
Orang tua mengatakan 20%) BB klien
jenis makanan anak - Kolaborasi untuk - menentukan
sengaja dibatasi saat memilih makanan yang jumlah kalori dan
sakit dapat memenuhi nutrisi yang
Orang tua mengeluh kebutuhan gizi selama dibutuhkan pasien
bahwa adanya muntah sakit
- Kolaborasi dalam - mengurangi mual
DO : pemberian vitamin dan serta membantu
Tampak lemah dan anti emetic dalam proses
lesu penyembuhan
BB saat sakit: 13 kg 1.
BB sebelum sakit : 16
kg
BB : -3 SD
Porsi makan tidak
dihabiskan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2008). Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta : Depkes RI

Tim Penyusun Format Pengkajian Ilmu Keperawatan Anak PSIK FK Unsrat. (2015). Format
Pengkajian Ilmu Keperawatan Anak. Manado : PSIK FK Universitas Sam Ratulangi
Manado

Herdman T. Heather. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Hidayat A.A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2012). Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
penerbit IDAI

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Pusat Data & Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi :
Pneumonia Balita. Volume 3. Jakarta : Kemenkes RI

Price S. A dan Wilson L. M. C. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit Volume 1.
Jakarta : EGC

Rudolph A. M, Hoffman J.I.E, Rudolph C. (2006). Buku Ajar Pediatri Volume 3. Jakarta : EGC

Tamsuri A. (2008). Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC

Underwood J. C. E. (2000). Patologi Umum dan Sistemik. Volume 2. Jakarta : EGC

Wilkinson J. M dan Ahern N. R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC

Wong D. L, Hockenberry M, Wilson D, Winkelstein M. L, Schwartz P. (2008). Wong : Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Edisi 6. Jakarta : EGC
BRONCHOPNEUMONIA

III. KONSEP PENYAKIT


A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti : virus, bakteri, jamur dan benda
asing (Ngastiyah, 2005). Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat
eksudat kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan didekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Wong dkk, 2008). Bronchopneumonia dapat juga
dikatakan suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah,
dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif (Hidayat,
2012 ).

B. Etiologi & Klasifikasi


Sebagian besar bronchopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama
bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, vfirus influenza,
mycoplasca pneumoniae juga memainan peran penyebab penyakit ini. Bronchopneumonia
sering terjadi karena daya tahan tubuh rendah dan fungsi pertahanan gangguan saluran
pernafasan seperti anak-anak dan lansia. Namun pada umunya lebih sering terjadi pada
anak-anak.
Klasifikasi penyebab :
3) Pembagian menurut dasar anatomi :
a. Pneumonia Lobaris
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)
c. Pneumonia Interstisialis (Bronkiolitis)
4) Pembagian menurut etiologi :
a. Bakteri
Diprococcus pneumonia
Penumococcus
Streptococcus aureus
Hemofilus influenza
Bacillus friedlander
BRONCHOPNEUMONIA

IV. KONSEP PENYAKIT


A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti : virus, bakteri, jamur dan benda
asing (Ngastiyah, 2005). Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat
eksudat kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan didekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Wong dkk, 2008). Bronchopneumonia dapat juga
dikatakan suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah,
dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif (Hidayat,
2012 ).

B. Etiologi & Klasifikasi


Sebagian besar bronchopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama
bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, vfirus influenza,
mycoplasca pneumoniae juga memainan peran penyebab penyakit ini. Bronchopneumonia
sering terjadi karena daya tahan tubuh rendah dan fungsi pertahanan gangguan saluran
pernafasan seperti anak-anak dan lansia. Namun pada umunya lebih sering terjadi pada
anak-anak.
Klasifikasi penyebab :
5) Pembagian menurut dasar anatomi :
a. Pneumonia Lobaris
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)
c. Pneumonia Interstisialis (Bronkiolitis)
6) Pembagian menurut etiologi :
a. Bakteri
Diprococcus pneumonia
Penumococcus
Streptococcus aureus
Hemofilus influenza
Bacillus friedlander
BRONCHOPNEUMONIA

KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti : virus, bakteri, jamur dan benda
asing (Ngastiyah, 2005). Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat
eksudat kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan didekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Wong dkk, 2008). Bronchopneumonia dapat juga
dikatakan suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah,
dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif (Hidayat,
2012 ).

B. Etiologi & Klasifikasi


Sebagian besar bronchopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama
bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, vfirus influenza,
mycoplasca pneumoniae juga memainan peran penyebab penyakit ini. Bronchopneumonia
sering terjadi karena daya tahan tubuh rendah dan fungsi pertahanan gangguan saluran
pernafasan seperti anak-anak dan lansia. Namun pada umunya lebih sering terjadi pada
anak-anak.
Klasifikasi penyebab :
7) Pembagian menurut dasar anatomi :
a. Pneumonia Lobaris
b. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)
c. Pneumonia Interstisialis (Bronkiolitis)
8) Pembagian menurut etiologi :
a. Bakteri
Diprococcus pneumonia
Penumococcus
Streptococcus aureus
Hemofilus influenza
Bacillus friedlander

Anda mungkin juga menyukai