PERCOBAAN IX
OLEH
KELOMPOK :V
ASISTEN : MISRAWATI
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
MENGHITUNG JUMLAH MIKROBA
I. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara menghitung jumlah
jumlah mikrobia di dalam bahan pangan adalah metode hitungan cawan. Prinsip dari
metode hitungan cawan adalah jika sel yang masih hidup ditumbuhkan pada medium
agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode
hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang dan metode
permukaan. Pada metode tuang, jumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran
dalam cawan petri setelah membeku sebanyak 0,1 ml, contoh yang telah diencerkan
atau pour plate count. Sebanyak 10 g sampel perlakuan dimasukkan ke dalam labu
menggunakan pipet steril dan diletakkan pada cawan petri steril kemudian dituangi
medium agar (NA, TJA atau APDA) steril sebanyak 12 15 ml yang bersuhu 50
selanjutnya dihitung jumlah koloni mikrobia yang terdapat pada cawan dengan
ketentuan jumlah koloni yang dihitung jumlahnya antara 30 300. Jumlah koloni
koloni dalam contoh dihitung sebagai berikut : Koloni per ml atau per gram = jumlah
koloni per cawan x 1/FP (faktor pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang dipilih
dan dihitung mengandung jumlah koloni antara 30-300 (Permana dan Kusmiati,
2007).
istilah propagul diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk
potongan populasi hifa atau miselium. Sedangkan pengertian koloni diberikan untuk
bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme dari
Pronsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan
Count (SPC). Metode ini cukup sensitif karena hanya sel mikroorganisme yang hidup
yang dapat dihitung. Selain itu beberapa sel yang berdekatan dapat dihitung sekaligus
juga standard plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme
hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam
media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni yang
tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme
adalah jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh
pada lempengan agar merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berbiak
dalam media dan suhu inkubasi tertentu (M. Nur, et al., 2005).
III. CARA KERJA/DIAGRAM ALIR (SKEAMA)
-
- Dimasukkan dalam erlenmeyer
- Ditambahkan 110 ml aquades
- Diaduk
- Dipanaskan hingga homogen
- Disumbat mulut erlenmeyer dengan kapas,
kasa, aluminium foil dan isolasi
- Disterilisasi dengan autoklaf
Media NA padat
Isolat Bakteri
A. Hasil Pengamatan
Tingkat
Perlakuan Hasil Pengamatan
Pengenceran
B. Pembahasan
Jumlah dan jenis mikroba yang terdapat dilingkungan sekitar kita sangat
banyak. Mikroorganisme dapat hidup dimana saja sehingga dapat dijumpai hampir di
segala tempat seperti di udara, air, tanah dan pada berbagai permukaan benda-benda
hidup maupun benda mati. Pada percobaan kali ini kita akan mencoba mengisolasi
mikroba, serta menghitung jumlah koloni yang tumbuh setelah diinkubasi dalam
kapang. Media ini digunakan untuk melihat jenis-jenis mikroorganisme apa yang
terdapat dalam suatu sampel, baik itu bakteri maupun kapang pada media dengan
melihat bentuk-bentuk koloni yang timbul pada media. Koloni yang tumbuh pada
pada medium agar, dimana isolasi merupakan teknik pemisahan populasi campuran
dari berbagai mikroorganisme menjadi kultur murni yang hanya mengandung satu
jenis mikroorganisme saja dengan pengenceran. Tujuan pengenceran adalah agar sel-
sel mikroba dapat terpisahkan satu dengan lainnya dari populasi campuran koloninya,
sehingga jumlah mikroba dapat ditentukan berdasarkan metode Plate Count (hitungan
cawan).
bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu
koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai.
Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan
atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang
tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa
Perlakuan awal pada percobaan ini adalah proses pengenceran sampel yaitu
dengan 9 mL aquades steril. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali sampai pada
pengenceran 10-3. Isolat akan diperoleh dengan mengambil larutan sampel dengan
tanpa pengenceran, pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 lalu dimasukkan masing-masing ke
dalam cawan petri dengan cara aseptis yang telah berisi media. Sampel tersebut
koloni, untuk pengenceran 10-2 diperoleh 4 koloni dan untuk pengenceran 10-3
terdapat lebih dari 10 koloni. Secara teori, jumlah koloni untuk pengenceran tertinggi
adalah akan lebih sedikit untuk pengenceran yang lebih rendah. Karena semakin
akan semakin berkurang. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan hasil pengamatan
yang diperoleh dalam percobaan ini, dimana pada pengenceran yang tinggi (10 -3)
justru diperoleh koloni lebih banyak yaitu lebih dari 10 koloni dibandingkan dengan
pengenceran yang lebih rendah (10-2 dan 10-1) yaitu kurang dari 10 koloni dan tanpa
penyebaran isolat yang dilakukan oleh praktikan tidak begitu sempurna sehingga
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu jumlah koloni
mikroba yang diperoleh pada sampel tanpa pengenceran sebanyak 10 koloni, untuk
pengenceran 10-1 sebanyak 3 koloni, untuk pengenceran 10-2 diperoleh 4 koloni dan
Hanafi, A., Amrinsyah N., I. Imran dan S. Soegiri, 2006, Degradasi Kekuatan Beton
Akibat Intrusi Mikroorganisme. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 13, No. 3.
Halimah, L.K., 2008, Uji Coliform Fecal Pada Ikan Lele (Clarias Batracus) Dan Ikan
Kakap (Lates Calcarifer) Di Warung Tenda Sea Food Sekitar Kampus
Universitas Muhammadiyah Surakarta, FKIP-Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nur, M., M.G. Isworo Rukmi dan Komariyah, 2005, Metoda Baru Untuk
Dekontaminasi Bakteri Dengan Plasma Non Termik Pada Tekanan
Atmosfer, Berkala Fisika, Vol.8, No.3.
Permana D.R., dan Kusmiati, 2007, Isolasi Kapang Patogen Dari Bahan Kitosan
Sebagai Pengawet Makanan Snack Ubi Jalar (Ipomea Batatas, L), LIPI-
Bogor.
Prastiwi, W.D., J. Achmad dan Nurwantoro, 2006, Populasi Mikrobia Sisa Susu
Pada Peralatan Unit Pendingin Susu Akibat Lama Penyimpanan Dan Aras
Penambahan Dedak Padi, J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1].