id
BAB IV
A. Hasil
a. Data Subjektif
secara lengkap berupa data subjektif terhadap kasus ibu nifas dengan
ketika pasien masuk tanggal 22 April 2014 pada pukul 10.05 WIB.
nyeri pada luka jahitan, jahitan belum mengering dan berbau, oleh
sedang dialaminya.
Sebelum ini Ny.M tidak mengalami penyulit pada masa nifas dari
51
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
b. Data Objektif
Ny. M.
cepat (takikardi) yaitu 96 denyut per menit (dpm), tekanan darah dan
terdapat nyeri tekan, terdapat pus dan terjadi dehisensi sebesar kurang
c. Data Penunjang
a. Diagnosa Kebidanan
Dasar :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
2) Tanda-tanda vital
3) Abdomen
dua tempat
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
4) Genitalia
25 cc.
5) Pemeriksaan laboratorium
Hematokrit : 39 % SGPT : 10 /l
b. Masalah
Dasar :
c. Kebutuhan
operasi.
rujukan.
(kebersihan diri).
perawatan
g. Motivasi ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan tubuh ibu.
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
penanganan selanjutnya.
j. Dokumentasikan tindakan.
darah, nadi, respirasi, suhu minimal 6 jam sekali (tiap pukul 06.00,
berlebihan selama perawatan agar keluhan nyeri luka jahitan pada ibu
perlahan dan bertahap dengan posisi yang benar. Berganti posisi dengan
miring ke kanan atau kiri, kemudian posisi setengah duduk, ibu tidak
(kebersihan tubuh) ibu, terutama daerah luka agar tetap terjaga dan
oleh rumah sakit, yakni tinggi karbohirat dan tinggi protein seperti telur,
b) Gentamycin 80mg/12jam
c) Ketorolac 30mg/8jam
e) Metronidazole 500mg/8jam
f) Paracetamol 1gr/8jam
g) Ranitidin 50mg/12jam
4) Memberitahu ibu dan keluarga mengenai diit yang tepat, yaitu tinggi
diberikan.
7. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 22 April 2014 pada pukul 12.00
a. Ibu dan keluarga telah mengetahui bahwa ibu mengalami infeksi pada luka
f. Ibu bersedia untuk memperbaiki posisi dan bergerak miring, duduk secara
g. Ibu dan keluarga bersedia untuk selalu menjaga kebersihan tubuh ibu
h. Ibu bersedia untuk makan makanan yang disediakan oleh instalasi gizi
rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
a) Infus RL 20 tpm
3) Medikasi/perawatan luka tiap pagi pukul 09.00 dan sore pukul 16.00
4) Ibu dan keluarga mengerti mengenai diit yang tepat untuk ibu selama
Assesment, Planning).
bahwa masih merasa panas, masih nyeri pada bekas luka operasi, jahitan
belum kering dan mengatakan bahwa payudara tegang. Dari data objektif
diperoleh bahwa nadi ibu mendekati ke keadaan normal yaitu 88 dpm (denyut
per menit), namun suhu masih demam yakni 38,2 0C, pada daerah luka masih
tempat, luka belum kering, terdapat sedikit pus dan nyeri tekan. Assesment
yang ditegakkan yaitu Ny. M umur 37 tahun P 4A0 nifas hari ke-12 dengan
wound dehiscene dan infeksi luka jahitan post sectio cesarea. Perencanaan
seperti pada hari pertama pasien dirawat meliputi melakukan kolaborasi dokter
kanan-kiri dan setengah duduk, serta duduk dengan posisi bersandar namun
memeras ASI, cara menyimpan ASI yang telah diperas. Terdapat observasi
2014 dimulai pada pukul 05.00, didapatkan data subjektif yaitu ibu
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
mengatakan bahwa sudah tidak demam, masih sedikit nyeri pada bekas luka
jahitan operasi, payudara masih tegang, dan sudah dapat berlatih duduk. Hasill
pemeriksaan pada Ny. M yakni keadaan umum mulai membaik, luka dehisensi
yaitu Ny. M umur 37 tahun P4A0 nifas hari ke-14 dengan wound dehiscene
dan infeksi luka jahitan post sectio cesarea. Kemudian untuk perencanaan
pemberian terapi antibiotik dikarenakan pada pengkajian data yang lalu pada
pada pukul 05.00 yakni ibu mengatakan bahwa sudah merasa lebih baik, tidak
merasa panas, luka sudah tidak berbau dan terkadang merasa nyeri sedikit
pada bekas luka jahitan sudah dapat duduk dan berjalan tanpa khawatir rasa
nyeri pada luka bekas operasi. Pemeriksaan pada ibu dalam keadaan secara
umum baik, luka jahitan mengering, tidak ada pembengkakan, tidak ada pus,
P4A0 nifas hari ke-17 dengan riwayat infeksi luka jahitan post sectio cesarea.
Perencanaan dan pelaksanaan setiap hari dilakukan telah sesuai dengan advise
B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan studi kasus pada Ny. M umur 37 tahun P4A0
Nifas dengan infeksi luka jahitan post sectio cesarea di RSUD dr. Moewardi
sampai masa alat reproduksi wanita pulih kembali seperti keadaan pra
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu, dimana terjadi pengeluaran
lendir, sel-sel darah dan sisa-sisa plasenta (Saifuddin, 2007; Varney, 2007;
Sofian, 2011). Masa nifas post sectio caesarea berlangsung selama kurang
Simkin, 2007). Dari hasil anamnesa ibu mengatakan baru saja melahirkan
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
anak ke-empatnya pada tanggal 11 April 2014 jam 09.10 WIB secara
bedah sesar. Ibu mengeluh bahwa merasa panas, pusing, nyeri pada bekas
luka, jahitan belum kering serta bau dan merasa cemas terhadap kondisi
yang dialaminya. Dari data objektif ditemukan perubahan pada vital sign
khususnya nadi dan suhu yang mengalami peningkatan, yakni nadi 96 dpm
dan suhu 38,9 oC, sementara pada pemeriksaan fisik di daerah luka jahitan
pada abdomen terdapat dehisensi dan tanda-tanda infeksi yaitu pus, warna
berupa kultur jaringan dari luka jahitan dan ditemukan isolat ESBL
( positif.
Kumpulan data dasar yang diperoleh dalam kasus ini sesuai dengan
teori tentang infeksi pada luka jahitan post sectio caesarea yaitu pada
kasus infeksi luka jahitan post sectio caesarea adalah nyeri, abdomen
2009). Tanda gejala yang ditemukan pada luka jahitan post sectio caesarea
sesuai dengan gambaran klinis infeksi yakni daerah luka terasa panas
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
kebidanan yang dapat ditegakkan yakni Ny. M umur 37 tahun P4A0 nifas
hari ke-11 dengan wound dehiscence dan infeksi luka jahitan post sectio
seperti panas (demam) dan pada daerah luka jahitan bekas operasi seperti
nyeri dan bau, serta hasil pemeriksaan objektif mengarah pada tanda gejala
Masalah yang muncul pada kasus Ny. M yaitu ibu merasa cemas
tersebut yang dibutuhkan ibu adalah , informasi tentang cara memeras dan
menyimpan ASI,
dengan teori yaitu ibu hanya diberikan anjuran untuk memeras ASI dan
Penanganan
pada kasus Ny. M adalah syok sepsis dan nekrosis jaringan. Jahitan yang
diagnosa potensial syok sepsis tidak terjadi pada Ny. M karena telah
efektif.
pada kasus Ny. M yaitu telah dilakukan observasi secara teratur terkait
keadaan umum, vital sign dan kondisi luka jahitan Ny.M, serta anjuran
hygiene). Hal itu sesuai dengan antisipasi yang dilakukan bidan menurut
teori, yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan tirah baring dan menjaga
dengan teori yang dikemukakan oleh Saifuddin (2009) dan Varney (2007).
Sehingga dalam hal ini tidak didapatkan kesenjangan berarti pada teori dan
praktik penanganan pada kasus infeksi luka jahitan post sectio caesarea yang
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
ginekologi.
dengan infeksi luka jahitan post sectio caesarea yakni meliputi observasi
keadaan umum, vital sign, observasi pada daerah luka, tinggi fundus uteri
KB, serta memberikan dukungan mental dan spiritual pada pasien dan
KB yang dipilih ibu, tanda bahaya, hubungan seksual, senam nifas dan
nifas Ny.M dengan infeksi luka jahitan post sectio caesarea sesuai dengan
pengeluaran per vaginam, tinggi fundus uteri (TFU) ibu tiap 24 jam untuk
memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami infeksi luka jahitan
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
pada ibu beristirahat yang cukup agar mengurangi kecemasan. Setelah itu
ada yaitu :
berpengaruh terhadap ekskresi pada ASI ibu karena belum jelas terkait
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
ASI ibu.
(Sulistyawati, 2009).
7. Evaluasi
yang diberikan dalam kasus ibu nifas dengan infeksi luka jahitan post
RSUD dr. Moewardi Surakarta keadaan umum ibu telah membaik dan
pus, tidak terdapat oedema, nyeri berkurang, angka leukosit menurun, dan
ibu diijinkan pulang pada tanggal 28 April 2014 dengan dianjurkan kontrol
dirawat yakni pada tanggal 1 Mei 2014 di poli obsgyn RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.