1. SIPON
Untuk melintasi saringan digunakan SIPON/talang, pertama-tama akan dibicarakan
mengenai alternatif sipon.
Karakteristik saluran adalah :
Qmaks = 20,06 m3/dtk
b = 6,9 m
h = 1,38
i = 1,5 o/oo
m = 1,5
kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran
dalam saluran, tidak boleh kurang dari 1 m/detik, lebih disukai lagi tidak kurang dari 1,5
m/detik. Kecepatan maksimum sebaiknya tidak lebih dari 3 m/detik. (KP-04, 1986)
dipakai, V = 1,5 m/dtk.
Sipon persegi akan dibuat dalam beton bertulang. Untuk mencegah sedimentasi
dalam sipon selama debit rendah, diperlukan sipon type pipa rangkap, pipa yang satu
dapat ditutup selama debit rendah( Q< 0,5 Qmaks ).
A = = 13,3733 m2
1
b b 2 4ac
h2 =
2a
2 - 22 4 x 0,25 x5,31
= = 58,9677 m
2 x 0,25
b b 2 4ac
h2 =
2a
0,25h
h = 0,78 m
h=0,526 m
h = 0,78 m
2
Profil Memanjang
Sebelum profil memanjang ditentukan, kondisi berikut harus dipertimbangkan :
1. Sipon dalam keadaan kosong harus menahan gaya tekan keatas, dengan demikian
diperlukan penutup tanah yang memadai. Situasi kritis untuk gaya tekan keatas
terjadi jika muka air tanah setinggi pipa sipon.
Gaya tekan keatas ( Fu ) = x g x x
Gaya resistensi :
a. Penutup tanah F1 = x g x c
b. Sipon beban mati F2 = ct x g x Vct
Untuk kesetimbangan :
1,5 Fu < F1 + F2
1,5x x g x x < ( x g x c ) + ( ct x g x Vct )
1,5 x 1000 x 9,8 x 1,96 x 1 < ( 1700 x 9,8 x Hc ) + ( 2400 x 9,8 x 1,82 )
Hc > 0,42 m
2. Untuk memenuhi persyaratan dibuat lindungan tebing sungai.
3. Untuk mengurangi gaya tarik radial pada potongan melintang sipon, dapat dipakai
tanah penutup.
4. Untuk mengurangi kehilangan akibat gesekan, jumlah siku atau tikungan harus
minimal. Dengan demikian profil melintang sipon dapat dibuat.
Asumsi : Kedalaman sungai dari tanggul kanan dan kiri = 3,00 m,
Kedalaman Box Sipon Atas terhadap Dasar Sungai ( Degradasi Max.Sungai) = 2,00
m,
Diketahui Tinggi Box Sipon ( H ) = 1,13 m
Maka kedalaman sipon ( h ) = 3,00 + 2,00 + 1,13 = 6,13 m
Lebar sungai = NIM/400 = 5144/400 = 12,86 m
Misal Dipakai Panjang Sipon Horizontal ( B ) = 1 m
Maka:
5h + B+ 5h > Lebar sungai
5.6,13 + 1 + 5.6,13 > 12,86 m
62,3 m > 12,86 m ok!
3
Gambar 2.21 Potongan Memanjang Sipon
KEHILANGAN ENERGI
1. Gesekan
L = L1 + L2 + L3
= 29,2 + 1 + 29,2
= 59,4 m
O = 4 x 0,5h + 4 x 2 (0,25h)2
= 4 x 0,5x 0,72 + 4 x 2 (0,25x 0,72)2
= 1,69 m
A 5,31
R = O 1,69 = 1,56
V = 1,5 m/dtk
K = 70
V2 x L 1,5 2 x 59,4
Hf = 4 = 4 = 0,01952 m
2
K xR 3 70 2 x 0,1,56 3
2. Bagian Siku
Kehilangan tinggi energi pada bagian siku dinyatakan dengan rumus :
V2
Hb = Kb x 2 x g
4
12
Hb = (0,04 0,042) x = 0,004184 m
2 x 9,8
Hasil Perhitungan
3. Bagian Peralihan
masuk = 0,20
keluar = 0,40
Va = kecepatan aliran pada pipa
Bagian masuk :
(Va - V1 ) 2 (1 - 0,65) 2
Hmasuk = Emasuk x = 0,2 x = 0,00125 m
2xg 2 x 9,8
Bagian keluar:
(V2 - Va ) 2 (1 - 0,65) 2
Hkeluar = Ekeluar x = 0,4 x = 0,025 m
2xg 2 x 9,8
4. Kisi-kisi Penjaring
C x V2
hf =
2xg
dengan
4
C = x ( s ) 3 sin
b
S = 10 mm
= 1,8 (jeruji bulat)
b = 100 mm
= 75
4
C = 1,8 x ( 10 ) 3 sin 75 = 0,03265
100
C x V2 0,081 x 1,5 2
hf = = = 0,00923
2xg 2 x 9,81
2. PELIMPAH SAMPING
Metode numeris didasarkan pada cara pemecahan masalah analisis yang
diperkenalkan oleh Marchi. Pelimpah Samping dibuat disebelah hulu sipon yang
diterangkan diatas. Debit Rencana Pelimpah Samping adalah beda debit masuk (Q1) dan
debit keluar (Q0).
Q1 = 1,8 x Qrencana Q0 = 1,2 x Qrencana
= 1,8 x 12,036 = 1,2 x 12,036
= 21,6648 m3/dtk = 14,4432 m3/dtk
q = Q1 Q0
= 21,6648 14,4432
= 7,2216 m3/dtk
garis energi
Ho
v2/2g
H
mercu bendung
hx ho
h
c
kemiringan dasar
Ax
ho = 0,72022 m
q q 7,97
Vo = = = 1,35 m/dtk
Ao (ho bho)
2
(0,72 (7,47 x 0,72))
2
Vo 2 1,35 2
Ho = ho = 0,720 = 0,737 m
2xg 2 x 9,8
3. TALANG
Untuk perlintasan seperti yang dibicarakan pada pasal 4.3 dapat dipakai
talang.Untuk memperkecil biaya pelaksanaan, kemiringan talang dibuat setinggi
mungkin tetapi aliran tidak boleh menjadi kurang stabil / super kritis ( fr < 0,7 ). Dengan
mengandaikan kecepatan ( V ) 1m/dt dengan debit rencana 12,036 m3/dtk
Q 12,036
A = = 1,5
= 8,024 m2 m = 1,5
V
B = 9,822 m v = 1,5 m2/dtk
H = 1,9644 m
Kemiringan yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus strickler
V = K x R 2/3 x i dengan K = 70 m/dtk dan V = 1,5 m/dtk
A 5,309
R = = 3,123 m
O (1,69)
V 1,5
Jadi I = K x R 3 2 = 70 x 3,1232 3 = 0,011 m
Bilangan Froude adalah :
V 1
Fr = gxh
= = 0,350 < 0,7 . OK
9,8 x 1,86
Kehilangan tinggi energi pada bagian peralihan dapat diperoleh dengan rumus :
(Va - V1 ) 2 (1 ,5 - 0,65)2
Hmasuk = Emasuk x = 0,2 x = 0,00736 m
2xg 2 x 9,8
(V2 - Va ) 2 (1 ,5 - 0,65)2
Hkeluar = Ekeluar x = 0,4 x = 0,01473 m
2xg 2 x 9,8
`
Gambar 2.23 Potongan Memanjang Talang
Hasil Perhitungan
4. BANGUNAN TERJUN
Diketahui saluran primer hulu b1 = 5,774 m
h1 = 1,650 m
Qd = 5,801 m3/dt
z =1m
Perhitungan dimensi bangunan terjun :
Qd 5,801
q= = 0,8 x 5,774 = 1,255 m3/dtk
0,8 x b1
8
2
0,54372 0,54372
Ci = 2,5 x 1,1 x x 0,7 x = 0,00322
1 9,8
5. GORONG GORONG
Diketahui : Saluran sekunder SA1
b1 = 1,98 m
h1 = 1,9644 m
Elevasi dasar saluran = 80
Elevasi jalan petani = 81,5
Perhitungan :
Lebar gorong gorong b2 = b1 + h1 = 1,98 + 1,9644 = 3,94 m > 0,55 .Ok
Tinggi bukaan h2 = h1 + 0,20 = 1,9644 + 0,20 = 2,164 m
Pondasi t1 = 0,5 x ( Elv jalan petani Elv dasar saluran )
= 0,5 x ( 81,5 80 )
= 0,75 diambil t1 minimum 0,85 m
+ 88,6 + 88,6
+ 88,3
+ 88,1 0,1
+ 88,1
+ 87,9
+80
+ 87,1 + 87,1
0,2
0,2
1,89
0,6 0,6
2,83 0,85 0,85
4,03
9
Gambar 2.24 Potongan Gorong-Gorong
10