Praktikum : Esterifikasi
Kelompok : 3 / Rabu
Anggota
1. Nama : Agum Mahatma Budi NIM : 21030115140193
2. Nama : Lisa Ayu Wulandari NIM : 21030115120070
3. Nama : Diora Aprilla Purba NIM : 21030115140200
Semarang, 2017
Dosen Pembimbing Asisten Pengampu,
i
RINGKASAN
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga laporan Praktikum Proses Kimia dapat diselesaikan dengan lancar dan sesuai
dengan harapan.
Laporan ini diperuntukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Proses
Kimia. Adapun isi laporan ini adalah pembahasan mengenai hasil percobaan dari praktikum
Esterifikiasi.
Berbagai dukungan dan doa sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Didi Dwi Anggoro, M. Eng sebagai Koordinator Laboratorium Proses Kimia.
2. Dr. Ir. Ratnawati, M.S. sebagai Dosen Pembimbing Laporan Esterifikasi.
3. Laboran Laboratorium Proses Kimia.
4. Fachmy Adji Pangestu S sebagai Koordinator Asisten Laboratorium Proses Kimia.
5. Fatma Tsaniya C. sebagai Asisten Pengampu Materi Esterifikasi.
Laporan ini merupakan laporan yang saat ini dapat diajukan. Namun, pasti masih banyak
kekurangan yang mendasar pada laporan ini dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dari
pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan resmi ini dapat
bermanfaat.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi pembentukan ester akan makin besar dengan
kenaikan suhu, adanya pengadukan dan ditambahakan katalis. Hal ini dapat dijelaskan oleh
persamaan Arrhenius yaitu:
EA
k = AeRT
dengan :
k = kontanta laju reaksi
A = faktor frekuensi tumbukan
T = suhu
EA = energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
2
Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi dipengaruhi
oleh nilai A, EA, dan T, semakin besar faktor tumbukan (A) maka konstanta laju reaksinya
semakin besar. Nilai energi aktivasi (EA) dipengaruhi oleh penggunaan katalis, adanya katalis
akan menurunkan energi aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin tinggi suhu (T) maka
nilai k juga semakin besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirbaskar dkk (2001) untuk
reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menggunakan katalis asam dengan ion exchange
resin diperoleh bahwa untuk reaksi ke arah pembentukan produk (k1) memiliki nilai EA = 104129
kJ/kmol dan A = 2,6.1014 (m3)2 kmol-2 s-1.
Diketahui data Hf standar (Perrys Chemical Engineers Handbook 8th ed, 2009)) :
Hf 298 CH3COOH = - 484500 J/mol
Hf 298 CH3CH2OH = - 277690 J/mol
Hf 298 CH3COOCH2CH3 = - 480000 J/mol
Hf 298 H2O = - 285830 J/mol
Diketahui data G standar (Perrys Chemical Engineers Handbook 8th ed, 2009):
Gf 298 CH3COOH = -389900 J/mol
Gf 298 CH3CH2OH = -174780 J/mol
3
Gf 298 CH3COOCH2CH3 = -332200 J/mol
Gf 298 H2O = -237129 J/mol
G298 = (Gf298 CH3COOCH3 + Gf298 H2O) (Gf 298 CH3COOH + Gf298 CH3OH)
= (-332200 - 237129) - (-389900 - 174780)
= - 4649 J/mol
G298
ln K =
RT
J
( 4649 )
mol
ln K = J
8,314 298 K
mol.K
K = 6,5302
K2 H298 1 1
ln = (T )
K1 R T
J
K326 (3640) 1 1
mol
ln = J (326 )
K298 8,314 298
mol K
ln = -0,12618
6,5302
K326 = 5,756
Dari perhitungan energy Gibbs di dapat nilai K pada asumsi suhu 53C didapat nilai
sebesar 5,756, maka dapat disimpulkan reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol
merupakan reaksi reversible.
4
Menghitung nilai konversi teoritis Asumsi
suhu 53 oC didapatkan K = 5,756
Pada saat kesetimbangan
. (0 . )(0 . )
= =
. 0 (1 )(0 (0 . ))
( )2
=
(1 )( )
( )2
5,756 =
(1 )( )
XAe = 0,92
Sehingga pada saat kesetimbangan dengan suhu operasi 53oC secara teoritis
didapatkan nilai konversi sebesar 91%.
Mekanisme reaksi esterifikasi merupakan reaksi substitusi antara asil nukleofil dengan
katalisator asam (biasanya HCl atau H2SO4). Gugus karbonil dari asam kaboksilat tidak cukup
kuat sebagai elektrofil untuk diserang oleh alkohol. Katalisator asam akan memprotonasi
5
gugus karbonil dan mengaktivasinya ke arah penyerangan nukleofil. Pelepasan proton akan
menghasilkan hidrat dari ester, kemudian terjadi transfer proton.
6
5. Tahap ke lima, melibatkan pemutusan ikatan C-O dan lepasnya air. Agar peristiwa ini
dapat terjadi, gugus hidroksil harus diprotonasi agar kemampuannya sebagai gugus
bebas/lepas lebih baik.
6. Tahap terakhir, ester yang berproton melepaskan protonnya.
7
semakin banyak konversi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius,
bila suhu naik maka harga k semakin besar, sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil
konversi makin besar.
5. Katalisator
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalisator agar berjalan lebih
cepat. Katalisator berfungsi untuk mengurangi energi aktivasi pada suatu reaksi, sehingga
pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
8
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
9
Alat
1. Labu leher tiga 6. Thermometer
2. Pendingin balik 7. Pengaduk
3. Kompor listrik 8. Buret
4. Magnetic stirrer 9. Pipet
5. Erlenmeyer 10. Statif dan klem
3.3 Gambar Alat
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbatch
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
Keterangan :
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer
10
3.5 Cara Kerja
1. Merangkai alat seperti pada gambar.
2. Mencampurkan asam asetat, ethanol dan HCl sejumlah volume (membagi volume
masing-masing reagen dengan angka yang sama sehingga didapatkan perbandingan mol
yang sama).
3. Ambil 5 ml dari campuran tersebut, tambahkan indikator PP 3 tetes dan titrasi dengan
NaOH 0,4 N sebagai t0. Amati perubahan warnanya dari bening menjadi merah muda
hamper hilang, catat kebutuhan titran.
4. Mencampurkan asam asetat 39,27 ml dan katalis HCl 6,13 ml, panaskan sampai suhu
53C
5. Panaskan etanol 204,6 ml sampai suhu 53C
6. Setelah suhu kedua reaktan sama yaitu 53C, campurkan kedua reaktan tersebut kedalam
labu leher tiga.
7. Amati suhu campuran dan pertahankan di suhu 53oC, tunggu sampai 10 menit dan
sampel diambil 5 ml, ditambahkan 3 tetes indikator PP, kemudian sampel dititrasi dengan
NaOH 0,4 N sebagai t1. Amati perubahan warna yang terjadi yaitu dari tidak berwarna
menjadi warna merah muda hampir hilang. Catat kebutuhan titran.
8. Lakukan pengambilan setiap 11 menit dan mengentikan pengabilan sampel setelah
mencapai 44 menit (t4), dan lakukan prosedur yang sama untuk titrasi dan catat
kebutuhan titran.
9. Ulangi langkah di atas untuk variabel kedua dengan suhu 63 oC
11
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Arif Rahman dan Irawan S.. 2010. Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari Minyak Dedak
Padi Proses Esterifikasi. Skripsi. Semarang : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Undip.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji Aktivitasnya dalam
Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dan Etanol. Yogyakarta : Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada.
Hikmah, Maharani Nurul dan Zuliyana. 2012. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak
Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi Biodiesel
dengan Metode Distilasi Reaktif. Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Nuryoto, dkk. 2011. Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat Menggunakan
Katalisator Indion 225 Na. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan 1Heksena,
Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan Etanol. Skripsi. Jakarta : Program
Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Smith, JM, dkk. 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Sixth Edition.
Mc Graw Hill
Supardjan. 2004. Sintesis Diasetil Heksagamavunon-1 dengan Katalis Basa. J. Pharmacon.
Vol. 5, No. 2, h.48-55
12