BUDAYA ORGANISASI
1
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul perbedaan ekonomi budaya politik hukum dalam bisnis
internasional . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kontribusi positif bagi proses pertukaran budaya, alih teknologi, dan keterampilan
manajemen yang bermanfaat bagi negara tuan rumah.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami lingkungan hukum, politik dan sosial budaya
lingkungan bisnis Internasional
.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk
membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam
relasi bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam
melihat dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh
sebuah korporat. Lalu, mengkoordinasikannya, guna menanggapi aneka pesan dari
luar melalui stok pengetahuan yang dimiliki.
Lingkungan terus bergerak dan mengembang. Khususnya, lingkungan
organisasi yang dalam praktiknya, ternyata mampu memberikan tekanan terhadap
korporat. Namun budaya, justru mampu mendorong organisasi agar tampil efektif.
Dalam menyikapi perubahan, organisasi memerlukan strategi. Hal ini
ditujukan untuk mengembangkan kompetensi inti, agar meraih keuntungan
kompetitif. Memenangi persaingan, dan memiliki daya untuk
menguasai resources yang diperlukan oleh perusahaan.
Sehubungan dengan budaya, setiap budaya korporat memerlukan strategi
adaptasi dan perubahan dalam setiap relasinya. Di sisi lain, terjadi rekonfigurasi relasi
sosial-ekonomi dalam bisnis internasional. Setiap korporat dan ke-khasan budayanya,
terlibat aktif dalam setiap dialek kerjasama, koordinasi, langkah efisiensi, hingga
konflik. Dalam perjalanannya, strategi bisnis internasional tak lepas dari glokalisasi.
Yakni menyergap peluang globalisasi, sekaligus menerkam fakta lokal yang tumbuh
dengan subur.
Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-
khasan budayanya untuk menggerakkan kompetensi inti. Menggerakkan setiap
elemen, untuk meraih keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri
kepada domain-domain baru. Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah
bisnis internasional, memerlukan budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif
di lapangan. Memiliki kesesuaian konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu
menyelaraskan diri, mengantisipasi, beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja
superior.
7
dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat
suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak
ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau
dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat
politis, ekonomis atau religius.
2. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang
bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih
bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika
terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik
secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai
struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah
tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan
secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat
terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa
tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan
yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif
dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang
anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat
dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat
kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang
berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif
dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap
peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu
berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan
perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial
yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai
contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk
8
"hitam dan putih", pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap
pihak seringkali terjadi.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya dan/atau
kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak
dari ncgara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan
persyaratan kontrak karma perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka
masing-masing dan masalah yang timbul karna melintasi batas-batas internasional.
Apa pun yang dinyatakan dalam kontrak. biasanya akan sulit dan mahal untuk
mcnuntut salah satu pihak karna melanggar kontrak kecuali di wilayah negaranya
sendiri, yang mungkin saja merupakan keunggulan yang tidak dapat diatasi bagi
peserta negara asalnva.
Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam
kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas dalam dua paragraf di atas mungkin
bahkan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari
kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak. Lingkungan
bisnis di banyak negara di luar pasar Triad dapat dikarakteristikkan dengan semua
elemen sikap "permusuhan": bencana alam yang disebabkan oleh manusia,
masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta
asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi
nasional serta penetapan besar bea. Seseorang tidak dapat meramalkan dengan
tepat mengapa rencana yang dibuat dengan hati-hati menjadi serba salah, sampai
hal itu terjadi. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung di pasar asing
harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati dengan rekan
bisnisnya karena itulah yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang
tahan lama. Menunjuk warga nasional sebagai perwakilan penjualan di luar negeri
tidak menghilangkan masalah tersebut. Perusahaan yang memindah-mindahkan
staf internasionalnya ke berbagai bagian belahan dunia, ini akan berisiko
menghalangi terbentuknya apa yang kita sebut dengan "subbudaya konteks tinggi"
antara orang-orangnya dan warga setempat dan bisa mengurangi peluangnya untuk
mengatasi krisis bisnis.
9
B. PARTISIPASI POLITIK
Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa
politik lebih termodernisasi. Partisipasi warganegara yang ikut andil dalam proses
pengambilan keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup
rendah terutama pada wilayah - wilayah atau negara yang masih "tradisional" serta
pemimpin politiknya sebagian besar di dominasi oleh golongan - golongan elit
penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat partisipasi politik pada wilayah atau negara
tersebut masih sangat rendah. Begitupun sebaliknya, di wilayah atau negara yang
proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana dengan sangat baik semakin tinggi
pula tingkat partisipasi politik warganegaranya.
Pengertian partisipasi politik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang
memiliki keterkaitan dengan politik (tindakan) di mana kegiatan yang berhubungan
dengan politik tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam (non pejabat,
pemerintah, penguasa) dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi
perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan
- kegiatan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (terdapat
perantara), dan tidak ada hubungannya dengan keberhasilan dari upaya
mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.
Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis (menurut Milbrarth dan Goel -
1997), yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4 jenis
partisipasi politik tersebut adalah sebagai berikut ini :
10
4. Pengkritik - Ikut berpartisipasi dalam politik, akan tetapi dengan cara non -
konvension
C. IDEOLOGY POLITIK
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis
seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain
itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong
pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan
politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada
banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme,
terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi
internasional dan badan usaha milik negara.
11
biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah
memiliki badan-badan usaha.
3. Sosialisme
Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat
produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari
laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak
konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut
bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.
4. Konservatif atau Liberal
Kita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan
kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara
politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang,
kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan
memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat
diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat
dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-
beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang
mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan
pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok
konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis
pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan
pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada
umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat
kepada sosialisme dan komunisme.
12
berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka
bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik
yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak
menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.
Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama
lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh
batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor
asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan
kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan
internasional.
Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik.
Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan
pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di
dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis.
Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah
dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya
demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan
pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar
pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.
Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau
turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian
dan bisnis
Risiko politik atau resiko perubahan kebijakan pemerintah yang pengaruhnya
akan merugikan kemampuan perusahaan perusahaan untuk beroperasi secara efektif
dan kemampulabaannya dapat menghalangi perusahaan yang ingin berinvestasi di luar
negeri. Apabila tingkat resiko politik dirasa lebih rendah, sebuah negara
berkemungkinan lebih menarik untuk tenpat berinvestasi. Tingkat risiko politik
proporsional dengan tahap perkembangan ekonomi sebuah negara: yang lain adalah
sama, semakn kecil perkembangan di suatu negara, semakin besar risiko politiknya.
Perubahan yang cepat belakangan ini di Eropa tengah dan pembubaran Uni
Sovyet secara jelas menunjukkan risiko politik yang besar; tekanan politik secara
drastic dapat mengubah lingkungan bisnis tanpa sedikitpun peberitahuan terlebih
dahulu. Karena adanya potensi terjadi hal-hal seperti perubahan yang tiba-
13
tiba,pebisnis perlu diberitahukan tentang pembentukkan dan evolusi artai-partai
politik Rusia, khususnya partai-partasi yang berorientasi ultranasionalis (yaitu yang
anti-barat).meskipun beberapa perusahaan telah menyimpulkan bahwa risiko politik di
Rusia dan Commonwealth of ndependent State (CIS) terlalu tinggi untukmembearkan
jika dilakukan investasi pada saat ini, tetap dilakukan pengawasan yang seksama
untuk memperkirakan resiko yang akan terjadi guna menentukan risiko itu telah turun
ke tingkat yang dapat diterima.
Politik internasional diwarnai oleh berbagai berbagai relasi yang bersifat
globaldan kekuatan politik dunia. Dengan kata lain, pengaruh politik dunia. Dengan
kata lain,pengaruh politik dunia dapat dibedakan oleh:
1. relasi global,
2. politik trannasional, dan
3. kekuatan politik tinggi.
Kebanyakan perusahaan merasa nyaman menilai iklim politik di negaranya
sendiri. Namun , menilai iklim politik di Negara Negara lain adalah sesuatu yang
jauh lebih bermasalah. Bisnis- bisnis internasional yang berpengalaman terjun dalam
penilian resiko politik (political risk assessment)
TABEL 3.1
14
Perang saudara Perusakan tanah dan bangunan
Kehilangan penjualan
Gangguan produksi
Peningkatan biaya keamanan
Penurunan produktivitas
inflasi Biaya Oprasional yang lebih tinggi
Repatriasi dana Ketidakmampuan mentransfer dana dengan
bebas
Devaluasi mata uang Pengurangan nilai pendapatan yang
direpatriasi
Kenaikan paja Penurunan laba setelah pajak
Sebagaimana diperlihatkan Tabel 3.1 risiko politik mungkin saja berasal dari
tindakan tidakan pemerintah, seperti dikeluarkannya undang undang untuk
mengambil alih milik swasta menaikan biaya oprasional, melakukan devaluasi mata
15
uang, atau membatasi pengiriman laba ke Negara asal. Risiko politik mungkin juga
muncul dari tindakan tindakan non pemerintah seperti penculikan, pemasaran, dan
tindakan terorisme
Risiko politik dapat menimpa semua perusahaan dengan sama rata atau hanya
difokuskan pada beberapa perusahaan tertentu. Risiko makropolitik mempengaruhi
semua perusahaan di suatu Negara; contohnya adalah perang saudara yang mencabik
cabik Sierra Lione, Zaire, Bosnia, dan Ruanda. Pada tahun 1990-an. Risiko
mikropolitik hanya menimpa suatu atau beberapa perusahaan tertentu dalam suatu
industri tertentu. Nasionalisasi arab Saudi atas industry minyaknya pada tahun 1970-
an adalah suatu contoh risiko mikropolitik yang ditimpakan pemerintah. Risiko
mikropolitik dari pihak non pemerintahan juga sesuatu yang penting.
16
3. Melakukan negoisasi di bawah undang-undang itu
4. Mengambil tindakan yang mendahului
Studi yang dilakukan Encarnation dan Vachani mengajarkan beberapa hal penting:
1. Telitilah berbagai kemungkinan.
2. Gunakanlah undang-undang untuk mencapai tujuan anda sendiri
3. Antisipasilah perubahan kebijakan pemerintah
4. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh manajer setempat.
17
jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan
penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya.
Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang
sedang melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan
masa lalu terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara
pemerintah dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut.
Memperbaiki pandangan umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat
sukar, dan menghilangkan kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan
waktu. Tetapi semua harus dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah
harapan terwujudnya trias etika: etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis.
ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial
memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi
pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi
dan sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan
berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat diwujudkan.
Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah
tetap berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku
bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen
investasi perlu diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu
mendukung sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik.
Nilai dan Sikap dipengaruhi oleh budaya. Nilai adalah prinsip dan standar
yang diterima anggotanya yang dipengaruhi oleh :
1. Waktu melambangkan kesempatan untuk berproduksi lebih banyak serta
meningkatkan pendapatan seseorang, sehingga timbul anggapan nuntuk
tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.
2. Umur diberbagai negara sangat berbeda perlakuannya, tergangtung dari
budaya negara tersebut. Di AS umur yang muda dianggap sebagai
keutamaan, namun di jepang yang lebih tualah yang menjadi panutan.
3. Pendidikan formal negeri dan swasta adalah alat penyebarluasan dan
cerminan penting nilai-nilai budaya masyarakat.
18
4. Status diwariskan sebagai akibat dari kekayaan atau kelas sosial nenek
moyang seseorang. Dalam hal lainnya status diperoleh seseorang atas
pencapain pribadi atau keberhasilan profesional.
A. CONSUMER ANYMOSITY
Permusuhan konsumen mengacu pada studi tentang dampak dari kemarahan
dan sikap negatif antara negara-negara atau daerah pada tren konsumen dan
kebiasaan.
B. CONSUMER ETNOCENTRISME
19
tidak layak karena biaya pekerjaan domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk
asing bahkan dapat dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al,
1991;. Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).
C.CONSUMER IDENTITY
Identitas konsumen adalah suatu problematika yang akan muncul dalam setiap
penelitian. Identitas menjadi suatu problematika karena karena pemaknaan yang
diciptakan oleh konsumen mencerminkan habitus yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari dan juga berlawanan dengan habitus tersebut. Dengan mengonsumsi,
konsumen mengekspresikan eksistensi diri bahwa mereka adalah bagian dan/atau
bukan bagian dari suatu kelompok sosial. Fragmen identitas konsumen terlihat bukan
hanya dilihat dari latar belakang informan, akan tetapi juga dari perilaku dan
pemaknaan yang di buat.
20
pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat
istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila
sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat
adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Pengertian Kebiasaan.Tradisi dalam bahasa latin: traditio, "diteruskan" atau
kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi
baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Definisi kebiasaan: sesuatu yang kamu lakukan secara periodik (present tense/saat ini).
Dulunya, (past tense) hal itu nggak pernah kamu lakukan, tapi sekarang jadi
ngelakukannya secara periodik.
A. STRUKTUR SOCIAL
Pada dasarnya, struktur sosial diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang
memiliki bagian-bagian atau unsure-unsur dan membentuk suatu susunan. Berikut
merupakan pengertian struktur sosial menurut para ahli:
1. Raymond Flirth menyatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu
pergaulan manusia meliputi berbagai tipe kelompok dan meliputi
lembaga-lembaga dimana orang ambil bagian.
2. Soerjono Soekanto (1993) menyatakan bahwa, organisasi berkaitan
dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.
Struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi
sosial dan peran sosial.
3. ER. Lanch menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi
kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam
kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara
status dan peran dengan batas perangkat unsur-unsur sosial yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku dalam masyarakat.
Ciri-Ciri Struktur Sosial
21
Secara umum, cirri-ciri struktur sosial sebagai berikut:
1. Bersifat abstrak
2. Terdapat dimensi vertical dan horizontal
3. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
4. Merupakan bagian dari system pengaturan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat
5. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah.
Unsur-unsur Sosial dalam struktur sosial
Menurut Soerjono Soekanto, meliputi:
1. Kelompok sosial
2. Kebudayaan
3. Lembaga sosial
4. Stratifikasi sosial
5. Kekuasaan dan wewenang
B. AGAMA
Agama mempengaruhi bagaimana cara anggota masyarakat berhubungan satu
dengan yang lain dengan pihak luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki
pemeluknya terhadap pekerjaan , konsumsi, tanggung jawab individu, perencanaan
untuk masa depan. Selain itu, agama mempengaruhi lingkungan bisnis dalam hal-hal
penting lainnya, mempengaruhi jenis-jenis produk yang boleh dibeli konsumen dan
pola musim konsumsi. Negara yang dicirikan keragaman agama mungkin
menawarkan tantangan yang lebih besar. Perusahaan yang tidak mampu
22
menyesuaikan diri dengan kebutuhan beragam budaya mungkin akan mengalami
kemangkiran kerja, penurunan semangat kerja serta hilangnya penjualan.
C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik,
saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang
lain tetapi tidak dibalas?
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara
kita kurang nyaman diajak berbincang.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat
melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan
yang arahnya membujuk orang lain.
23
1. Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi
proses komunikasi antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada
pada diri individu.
2. Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan
berpengaruh terhadap kepribadiannya.
3. Faktor Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai
kondisi jiwanya.
1. Respect
2. Empathy
3. Audible
4. Clarity
5. Humble
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bisnis internasioal merupakan bisnis
yang melibatkan penyeberangan batas-batas Negara.Bisnis internasional juga
mempunyai ruang lingkup yakni bisnis domestik , bisnis internasioanal , bisnis
multinasional , dan bisnis trasnasional.Dari beberapa lingkup tersebut memiliki arti
tersendiri berdasarkan cakupan wilayah yang dijangkau.Bisnis internasionl memiliki
ciri-ciri penting yang terjadi di berbagai negara yaitu visible trade , invisible trade ,
waralaba , internasional investment , management contract , dan licensing.Dari ciri
tersebut dapat kita ketahui berdasarkan perjanjian yang dipakai. Banyak tujuan dan
manfaat yang dapat kita peroleh dari bisnis internasional baik untuk masyarakat
maupun kehidupan ekonomi negara.Salah satunya adalah Mengenal budaya dalam
interaksi bisnis. Interaksi bisnis pada dasarnya adalah interaksi antar manusia
sehingga aspek budaya, politik dan sosial tidak akan terlaepas dari masalah bisnis.
25
Bisnis Internasional dalam perkembangannya memerlukan informasi
mengenai budaya, politik dan aspek sosial lainnya yang dapat mempengaruhi aktivitas
bisnis. Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen
oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari,
mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman
dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian
diperluas menjadi regiosentris. Bidang kegiatan bisnis internasional meliputi
Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum,
pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.Dan lingkungan
Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga kerja, keuangan,
teknologi dan lingkungan ekonomi. Ada beberapa faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di
negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat
pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan
sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai
sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya.
http://www.psikologizone.com/definisi-komunikasi-interpersonal/06511922
http://ochaamenfreak.blogspot.com/2012/11/komunikasi-interpersonal-dan.html
http://sosiologikita166.blogspot.com/2012/10/struktur-sosial_22.html
http://www.academia.edu/5034082/EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL
http://buka-mata.blogspot.com/2013/05/pengertian-budaya-adat-istiadat-dan.html
26
27