Anda di halaman 1dari 27

TUGAS 1

BUDAYA ORGANISASI

Ruli Fatulloh 154115247


M.Addin Satria J 154115247
Moko Sulistyo 154115247
Fidayatul 154115247
Widhi Dian Kusuma 154115247
Dwik 154115247

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................................................... 2


Kata Pengantar ............................................................................................................................ 3
Bab 1 ........................................................................................................................................... 4
Type chapter title (level 2) .................................................................................................................. 2
Type chapter title (level 3) .............................................................................................................. 3

2
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul perbedaan ekonomi budaya politik hukum dalam bisnis
internasional . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta,17 November 2017

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kegiatan dan perumusan strategi bisnis, perusahaan internasional biasanya
mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, tidak hanya ekonomi tetapi juga sosial-
budaya politik dan kedaulatan hukum. Konsep kepentingan nasional dan pandangan
hidup masyarakat setiap Negara berbeda karena itu perusahaan multinasional tidak bias
secara bebas mengendalkikan seluruh kegiatannya di Negara tuan rumah. Perbedaan
kepentingan nasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik perusahaan
internasional dengan mitra usahanya, masyarakat, konsumen, tenaga kerja lokal tuan
rumah.
Kedaulatan nasional Kehidupan nasional suatu negara jelas berbeda dengan
kehidupoan negara-negar lain di dunia. Kehidupan nasional yang meliputi kehidupan
ekonomi, sosial budaya, politik serta hukum secara unik berkembang atas dasar
kedaulatan dalam batas wilayah nasional suatu negara, meskipun tidak tertutup
kemungkinan terjadinya lintas sosial budaya, politik, ekonomi antar negara. Seperti apa
yang dikemukakan oleh Farmer dan Richman.suatu negara bangsa secara khas memiliki
sistem moneternya sendiri dan dikelola dengan cara apapun yang dinilai sesuai.
Oleh karena itu, untuk memasuki wilayah pemasaran negara lain, kemampuan untuk
memahami serta beradaptasi dengan lingkungan kehisdupan setempat perlu dimiliki oleh
perusahaan asing. Sebab, analisis aspek kehidupan negara tersebut sangat diperlukan
dalam perumusan strategi perusahaan.
Disamping adanya dampak positif terhadap kehidupan ekonomi bagi pembangunan
ekonomi suatu negara, peranan perusahaan multinasional sering mendapat kritikan.
Dengan kata lain masuknya perusahaan asing dikhawatirkan akan melunturkan
kedaulatan suatu bangsa. Kritik-kritik semacam ini, akan memperoleh kebenaran apabila
perusahaan multinasional tidak menyesuaikan diri dengan tata kehidupan negara tuan
rumah dan terlebih lagi apabila condong memaksakan atau berusaha mengendalikan
sistem sosial budaya, politik dan ekonomi negara asal ke negara tuan rumah.
Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa perusahaan asing harus meninggalkan
tata nilai kehidupan negara asalnya dan sasaran strategi perusahaannya. Pada tingkat
tertentu, interaksi perusahaan multinasional dengan negara operasinya sering memberikan

4
kontribusi positif bagi proses pertukaran budaya, alih teknologi, dan keterampilan
manajemen yang bermanfaat bagi negara tuan rumah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana lingkungan hukum, politik dan sosial budaya lingkungan bisnis Internasional?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami lingkungan hukum, politik dan sosial budaya
lingkungan bisnis Internasional
.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ASPEK HUKUM,POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL


Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak
keputusan bisnis internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan
perundangan dianggap sebagai salah satu masalah pokok bagi manajemen
internasional. Bagi perusahaan internasional permasalahan politik ini merupakan
permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak sekali perusahaan yang
melakukan analisi politik sebelum menanamkan modalnya.
Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak
bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab
aspek tersebut merupakan variable penting dalam penentuan strategi dalam perumusan
kebijaksanaan perusahaan.
A. BUDAYA DAN POLITIK
Budaya dan Politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam
kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan,
hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota
masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem
nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat
seluruhnya.

Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga :

1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)


2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
3. Budaya politik partisipatif (aktif)
Kekuatan budaya, dapat digunakan untuk mengerjakan analisis ekonomi yang
dimanfaatkan oleh sebuah korporasi maupun lembaga perekonomian lain. Mampu
menelurkan inovasi, mendongkrak ekuitas, efisiensi, dan digunakan untuk memacu
organisasi dalam mencapai tujuannya.

6
Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk
membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam
relasi bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam
melihat dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh
sebuah korporat. Lalu, mengkoordinasikannya, guna menanggapi aneka pesan dari
luar melalui stok pengetahuan yang dimiliki.
Lingkungan terus bergerak dan mengembang. Khususnya, lingkungan
organisasi yang dalam praktiknya, ternyata mampu memberikan tekanan terhadap
korporat. Namun budaya, justru mampu mendorong organisasi agar tampil efektif.
Dalam menyikapi perubahan, organisasi memerlukan strategi. Hal ini
ditujukan untuk mengembangkan kompetensi inti, agar meraih keuntungan
kompetitif. Memenangi persaingan, dan memiliki daya untuk
menguasai resources yang diperlukan oleh perusahaan.
Sehubungan dengan budaya, setiap budaya korporat memerlukan strategi
adaptasi dan perubahan dalam setiap relasinya. Di sisi lain, terjadi rekonfigurasi relasi
sosial-ekonomi dalam bisnis internasional. Setiap korporat dan ke-khasan budayanya,
terlibat aktif dalam setiap dialek kerjasama, koordinasi, langkah efisiensi, hingga
konflik. Dalam perjalanannya, strategi bisnis internasional tak lepas dari glokalisasi.
Yakni menyergap peluang globalisasi, sekaligus menerkam fakta lokal yang tumbuh
dengan subur.
Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-
khasan budayanya untuk menggerakkan kompetensi inti. Menggerakkan setiap
elemen, untuk meraih keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri
kepada domain-domain baru. Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah
bisnis internasional, memerlukan budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif
di lapangan. Memiliki kesesuaian konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu
menyelaraskan diri, mengantisipasi, beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja
superior.

TIPE TIPE BUDAYA DAN POLITIK


1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya
sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila
frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik
mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat

7
dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat
suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak
ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau
dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat
politis, ekonomis atau religius.
2. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang
bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih
bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika
terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik
secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai
struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah
tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan
secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat
terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa
tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan
yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif
dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang
anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat
dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat
kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang
berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif
dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap
peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu
berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan
perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial
yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai
contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk

8
"hitam dan putih", pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap
pihak seringkali terjadi.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya dan/atau
kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak
dari ncgara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan
persyaratan kontrak karma perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka
masing-masing dan masalah yang timbul karna melintasi batas-batas internasional.
Apa pun yang dinyatakan dalam kontrak. biasanya akan sulit dan mahal untuk
mcnuntut salah satu pihak karna melanggar kontrak kecuali di wilayah negaranya
sendiri, yang mungkin saja merupakan keunggulan yang tidak dapat diatasi bagi
peserta negara asalnva.
Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam
kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas dalam dua paragraf di atas mungkin
bahkan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari
kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak. Lingkungan
bisnis di banyak negara di luar pasar Triad dapat dikarakteristikkan dengan semua
elemen sikap "permusuhan": bencana alam yang disebabkan oleh manusia,
masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta
asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi
nasional serta penetapan besar bea. Seseorang tidak dapat meramalkan dengan
tepat mengapa rencana yang dibuat dengan hati-hati menjadi serba salah, sampai
hal itu terjadi. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung di pasar asing
harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati dengan rekan
bisnisnya karena itulah yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang
tahan lama. Menunjuk warga nasional sebagai perwakilan penjualan di luar negeri
tidak menghilangkan masalah tersebut. Perusahaan yang memindah-mindahkan
staf internasionalnya ke berbagai bagian belahan dunia, ini akan berisiko
menghalangi terbentuknya apa yang kita sebut dengan "subbudaya konteks tinggi"
antara orang-orangnya dan warga setempat dan bisa mengurangi peluangnya untuk
mengatasi krisis bisnis.

9
B. PARTISIPASI POLITIK

Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa
politik lebih termodernisasi. Partisipasi warganegara yang ikut andil dalam proses
pengambilan keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup
rendah terutama pada wilayah - wilayah atau negara yang masih "tradisional" serta
pemimpin politiknya sebagian besar di dominasi oleh golongan - golongan elit
penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat partisipasi politik pada wilayah atau negara
tersebut masih sangat rendah. Begitupun sebaliknya, di wilayah atau negara yang
proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana dengan sangat baik semakin tinggi
pula tingkat partisipasi politik warganegaranya.
Pengertian partisipasi politik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang
memiliki keterkaitan dengan politik (tindakan) di mana kegiatan yang berhubungan
dengan politik tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam (non pejabat,
pemerintah, penguasa) dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi
perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan
- kegiatan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (terdapat
perantara), dan tidak ada hubungannya dengan keberhasilan dari upaya
mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.
Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis (menurut Milbrarth dan Goel -
1997), yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4 jenis
partisipasi politik tersebut adalah sebagai berikut ini :

1. Apatis - Orang/individu maupun kelompok yang tidak ikut berpartisipasi


dalam proses politik, atau orang/individu maupun kelompok yang telah
menarik diri dari proses politik yang pernah di ikutinya.
2. Spektator - Orang/individu atau kelompok yang ikut dalam partisipasi politik
dalam level yang paling sederhana, misalnya memilih pemimpin dalam
Pemilu.
3. Gladiator - Orang/individu maupun kelompok yang aktif dalam segala
kegiatan atau aktivitas politik misalnya aktivis masyarakat, aktivis partai dan
sebagainya.

10
4. Pengkritik - Ikut berpartisipasi dalam politik, akan tetapi dengan cara non -
konvension
C. IDEOLOGY POLITIK
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis
seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain
itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong
pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan
politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada
banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme,
terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi
internasional dan badan usaha milik negara.

KEKUATAN IDEOLOGI POLITIK

Beberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan


konservatif, sayap kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan
pemerintah, partai politik dan masyarakat.
1. Komunisme
Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial
yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang
dikembangkan oleh Lenin dan lain-lainnya melibatkan penguasaan kekuatan
melalui partai politik konspirasi, memelihara kekuatan dengan menekan keras
oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir sebuah negara
komunis dunia. Pengambilalihan (expropriation) . Penyitaan pemerintah atas
kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti
dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada
pemilik sebelumnya. Penyitaan (confiscation) . Penyitaan pemerintah atas
kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa
pembayaran kepada mereka.
2. Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi
sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi.
Realitas dalam negara kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis

11
biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah
memiliki badan-badan usaha.
3. Sosialisme
Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat
produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari
laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak
konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut
bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.
4. Konservatif atau Liberal
Kita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan
kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara
politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang,
kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan
memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat
diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat
dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-
beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang
mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan
pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok
konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis
pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan
pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada
umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat
kepada sosialisme dan komunisme.

D. RESIKO POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL


Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan
pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan
dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan
dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik
umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di
suatu negara.
Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali
organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran

12
berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka
bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik
yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak
menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.
Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama
lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh
batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor
asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan
kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan
internasional.
Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik.
Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan
pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di
dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis.
Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah
dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya
demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan
pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar
pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.
Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau
turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian
dan bisnis
Risiko politik atau resiko perubahan kebijakan pemerintah yang pengaruhnya
akan merugikan kemampuan perusahaan perusahaan untuk beroperasi secara efektif
dan kemampulabaannya dapat menghalangi perusahaan yang ingin berinvestasi di luar
negeri. Apabila tingkat resiko politik dirasa lebih rendah, sebuah negara
berkemungkinan lebih menarik untuk tenpat berinvestasi. Tingkat risiko politik
proporsional dengan tahap perkembangan ekonomi sebuah negara: yang lain adalah
sama, semakn kecil perkembangan di suatu negara, semakin besar risiko politiknya.
Perubahan yang cepat belakangan ini di Eropa tengah dan pembubaran Uni
Sovyet secara jelas menunjukkan risiko politik yang besar; tekanan politik secara
drastic dapat mengubah lingkungan bisnis tanpa sedikitpun peberitahuan terlebih
dahulu. Karena adanya potensi terjadi hal-hal seperti perubahan yang tiba-

13
tiba,pebisnis perlu diberitahukan tentang pembentukkan dan evolusi artai-partai
politik Rusia, khususnya partai-partasi yang berorientasi ultranasionalis (yaitu yang
anti-barat).meskipun beberapa perusahaan telah menyimpulkan bahwa risiko politik di
Rusia dan Commonwealth of ndependent State (CIS) terlalu tinggi untukmembearkan
jika dilakukan investasi pada saat ini, tetap dilakukan pengawasan yang seksama
untuk memperkirakan resiko yang akan terjadi guna menentukan risiko itu telah turun
ke tingkat yang dapat diterima.
Politik internasional diwarnai oleh berbagai berbagai relasi yang bersifat
globaldan kekuatan politik dunia. Dengan kata lain, pengaruh politik dunia. Dengan
kata lain,pengaruh politik dunia dapat dibedakan oleh:
1. relasi global,
2. politik trannasional, dan
3. kekuatan politik tinggi.
Kebanyakan perusahaan merasa nyaman menilai iklim politik di negaranya
sendiri. Namun , menilai iklim politik di Negara Negara lain adalah sesuatu yang
jauh lebih bermasalah. Bisnis- bisnis internasional yang berpengalaman terjun dalam
penilian resiko politik (political risk assessment)

TABEL 3.1

JENIS DAMPAKNYA TERHADAP


PERUSAHAAN
Eksporsi (pengambil alihan milik) Kehilangan laba pada masa mendatang

Penyitaan Kehilangan asset,


Kehilangan laba pada masa mendatang
Kampanye anti-barang asing Kehilangan penjualan,
Peningkatan biaya upaya hubungan
masyarakat untuk menaikan citra publik
Peraturan tunjangan buruh wajib Peningkatan biaya operasional
Penculikan, ancaman teroris, dan bentuk Gangguan produksi
bentuk kekerasan lainnya Peningkatan biaya keamanan
Peningkatan biaya manajerial
Penurunan produktivitas

14
Perang saudara Perusakan tanah dan bangunan
Kehilangan penjualan
Gangguan produksi
Peningkatan biaya keamanan
Penurunan produktivitas
inflasi Biaya Oprasional yang lebih tinggi
Repatriasi dana Ketidakmampuan mentransfer dana dengan
bebas
Devaluasi mata uang Pengurangan nilai pendapatan yang
direpatriasi
Kenaikan paja Penurunan laba setelah pajak

Suatu analisis sistematis tentang resiko resiko politik yang dihadapinya di


Negara Negara asing. Resiko politik adalah perubahan perubahan dalam
lingkungan yang mungkin akan membawa pengaruh yang merugikan terhadap nilai
kegiatan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Kebanyakan risiko politik dapat dibagi
menjadi tiga katagori :

1. Risiko kepemilikan dimana harta kekayaan suatu perusahaan terancam oleh


pengambil alihan
2. Risiko pengoprasian dimana operasi suatu perusahaan yang sedang berjalan dan
atau keselamatan karyawan karyawannya terancam oleh perubahan perubahan
hukum, standar lingkungan, undang undang perpajakan, pemberontakan
bersenjata, dst
3. Risiko transport dimana pemerintah melakuakan campur tangan dalam
kemampuan suatu perusahaan memindahkan dana dari ke Negara tersebut

Sebagaimana diperlihatkan Tabel 3.1 risiko politik mungkin saja berasal dari
tindakan tidakan pemerintah, seperti dikeluarkannya undang undang untuk
mengambil alih milik swasta menaikan biaya oprasional, melakukan devaluasi mata

15
uang, atau membatasi pengiriman laba ke Negara asal. Risiko politik mungkin juga
muncul dari tindakan tindakan non pemerintah seperti penculikan, pemasaran, dan
tindakan terorisme

Risiko politik dapat menimpa semua perusahaan dengan sama rata atau hanya
difokuskan pada beberapa perusahaan tertentu. Risiko makropolitik mempengaruhi
semua perusahaan di suatu Negara; contohnya adalah perang saudara yang mencabik
cabik Sierra Lione, Zaire, Bosnia, dan Ruanda. Pada tahun 1990-an. Risiko
mikropolitik hanya menimpa suatu atau beberapa perusahaan tertentu dalam suatu
industri tertentu. Nasionalisasi arab Saudi atas industry minyaknya pada tahun 1970-
an adalah suatu contoh risiko mikropolitik yang ditimpakan pemerintah. Risiko
mikropolitik dari pihak non pemerintahan juga sesuatu yang penting.

Setiap perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar


baru seharusnya memperoleh pengetahuan dasar tentang Negara tersebut, dengan
mempelajari, misalnya, struktur politik dan ekonominya guna mengendalikan risiko
politik perusahaan itu.

Kontrol terhadap Saham


Tekanan Politik terhadap kendali nasional dari perusahaan asing merupakan
bagian dari lingkungan bisnis global di negara-negara yang penapatannya lebih
rendah. Tujuan terpenting dari pemerintah nasional adalah untuk melindungi hak
kedaulatan nasional, khususnya dalam segala aspek kegiatan bisnis domestic.
Pemerintah setempat kadang-kadang mencoba untuk mengendalikan kepemilikan
perusahaan yang dipunyai asing yang beroperasi di dalam batas wilayah mereka. Di
negara-negara berkembang, tekanan politik kadang-kadang menyebabkan perusahaan
mengambil mtra local.
Peraturan yang mengharusnkan perusahaan untuk mencairkan sahamnya tidak
pernah disukai dalam ruang rapat direksi, sekalipun demikiaan konsekwensi dari
peraturan seperti itu seringkali secara mengherankan ternyata menguntungkan.
Terdapa empat buah plihan yang tersedia bagi perusahaan yang menghadapi ancaman
pecairan saham:
1. Mengikuti isi undang-undang yang berlaku.
2. Meningalkan negara itu

16
3. Melakukan negoisasi di bawah undang-undang itu
4. Mengambil tindakan yang mendahului
Studi yang dilakukan Encarnation dan Vachani mengajarkan beberapa hal penting:
1. Telitilah berbagai kemungkinan.
2. Gunakanlah undang-undang untuk mencapai tujuan anda sendiri
3. Antisipasilah perubahan kebijakan pemerintah
4. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh manajer setempat.

Ancaman terus menerus atas kehilanganhak milik telah menyebabkan


beberapa perusahaan yang beroperasi di negara asing lewat usaha patungan atau
aliansi strategis.alternatif ini menimbulkan asalah legalkhusus;harus ada klausul
dalam kesepakatan kerjasaa patungan atau aliansi kalau terjadi pembubaran usaha,
sama halnya dengan kepemilikan paten, merek dagang, atau teknologi yang mungkin
timbul dari usaha patungan tersebut termasuk pengalihan lisensi setelah pembubaran
hak kepemilikan intelektual itu berkembang di bawah operasi kerjasama patungan
tersebut.

Sedangkan pada pengaruh kekuatan hukum terhadap bisnis internasional yaitu:

1. Berfokus pada pajak atas laba modal yang didapat.


2. Adanya kuota (pembatasan jumlah produk yang diimpor) dan subsidi
(pembayaran pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan
perusahaan asing).
3. Adanya kontrak bisnis internasional yang berisi: perjanjian patungan,
perjanjian waralaba,perjanjian lisensi, perjanjian keagenan memiliki formal
dan subtansi yang hampir sama diberbagai Negara.
4. Adanya hak paten terhadap merek dagang, nama dagang, hak cipta dan
rahasia dagang kekayaan.
Peluang mengatasai dampak negatif pengaruh politik terhadap bisnis
Dalam suasana sekarang yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi, ada
semacam peluang untuk mengatasi hubungan antara pemerintah dan bisnis melalui
pembagian kekuasaan, strategi pembangunan menurut sektor-sektor yang sebaiknya
diurus para pengusaha swasta atau negara, dan seterusnya. Selain itu, diperlukan juga
semacam ideologi dan program tentang peranan bisnis, harapannya, dan tanggung

17
jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan
penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya.
Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang
sedang melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan
masa lalu terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara
pemerintah dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut.
Memperbaiki pandangan umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat
sukar, dan menghilangkan kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan
waktu. Tetapi semua harus dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah
harapan terwujudnya trias etika: etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis.
ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial
memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi
pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi
dan sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan
berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat diwujudkan.
Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah
tetap berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku
bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen
investasi perlu diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu
mendukung sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik.

2.2 TATA NILAI DAN SIKAP

Nilai dan Sikap dipengaruhi oleh budaya. Nilai adalah prinsip dan standar
yang diterima anggotanya yang dipengaruhi oleh :
1. Waktu melambangkan kesempatan untuk berproduksi lebih banyak serta
meningkatkan pendapatan seseorang, sehingga timbul anggapan nuntuk
tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.
2. Umur diberbagai negara sangat berbeda perlakuannya, tergangtung dari
budaya negara tersebut. Di AS umur yang muda dianggap sebagai
keutamaan, namun di jepang yang lebih tualah yang menjadi panutan.
3. Pendidikan formal negeri dan swasta adalah alat penyebarluasan dan
cerminan penting nilai-nilai budaya masyarakat.

18
4. Status diwariskan sebagai akibat dari kekayaan atau kelas sosial nenek
moyang seseorang. Dalam hal lainnya status diperoleh seseorang atas
pencapain pribadi atau keberhasilan profesional.

A. CONSUMER ANYMOSITY
Permusuhan konsumen mengacu pada studi tentang dampak dari kemarahan
dan sikap negatif antara negara-negara atau daerah pada tren konsumen dan
kebiasaan.

B. CONSUMER ETNOCENTRISME

Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan


bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk pada
perekonomian bangsanya sendiri. Adapun konsumen dengan etnosentrisme rendah
tidak merasakan hal tersebut. Implikasinya bagi pemasar adalah penggunaan
penekanan pada aspek kebangsaan dalam penggunaan produk dalam negeri bagi
konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi.
Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari
etnosentrisme. Pada dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang kelompok
mereka sebagai superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka memandang
kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda
dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;. Shimp & Sharma,
1987). Hal ini, pada gilirannya, berasal dari teori-teori sosiologi sebelumnya di-
kelompok dan keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Etnosentrisme, maka
secara konsisten ditemukan, adalah normal untuk kelompok-ke-keluar kelompok
(Jones, 1997, Ryan & Bogart, 1997).
Etnosentrisme konsumen khusus mengacu pada pandangan etnosentris yang
diselenggarakan oleh konsumen di satu negara, dalam kelompok, terhadap produk
dari negara lain, keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Konsumen mungkin
percaya bahwa itu tidak tepat, dan bahkan mungkin tidak bermoral, untuk membeli
produk-produk dari negara lain.Pembelian produk asing dapat dipandang sebagai

19
tidak layak karena biaya pekerjaan domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk
asing bahkan dapat dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al,
1991;. Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).

Contoh Kasus Consumer Ethnocentrism


Mudahnya ketika saya dan Metta sedang makan siang dengan kecap, di mana
orang-orang Indonesia suka kecap, beberapa teman Taiwan memperhatikan kami, dan
beberapa berkata, aneh. Saya diam, dan kesimpulan yang saya ambil hanya satu,
"orang2 Taiwan tidak makan dengan kecap, atau kecap tidak biasa dimakan dengan
nasi." saya tidak sampai hati bilang orang Taiwan aneh karena kami makan dengan
kecap, karena toh apa bedanya saya dengan mereka pada akhirnya?
Sama dengan kebiasaan mandi pagi hari yang jarang dilakukan orang Taiwan.
Awalnya saya kaget, tapi dengan itu saya belajar kedepannya, hanya karena saya
mandi setiap pagi bukan berarti tidak mandi itu aneh. Karena seandainya saya bilang
hal itu aneh, apalagi namanya kalau bukan meninggikan diri sendiri dan menganggap
semua yang tidak sama adalah lebih rendah?

C.CONSUMER IDENTITY
Identitas konsumen adalah suatu problematika yang akan muncul dalam setiap
penelitian. Identitas menjadi suatu problematika karena karena pemaknaan yang
diciptakan oleh konsumen mencerminkan habitus yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari dan juga berlawanan dengan habitus tersebut. Dengan mengonsumsi,
konsumen mengekspresikan eksistensi diri bahwa mereka adalah bagian dan/atau
bukan bagian dari suatu kelompok sosial. Fragmen identitas konsumen terlihat bukan
hanya dilihat dari latar belakang informan, akan tetapi juga dari perilaku dan
pemaknaan yang di buat.

2.3 STRUKTUR SOCIAL ADAT DAN KEBIASAAN


Pengertian adat istiadat. Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu
negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini
pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti
acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian
dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan,

20
pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat
istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila
sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat
adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Pengertian Kebiasaan.Tradisi dalam bahasa latin: traditio, "diteruskan" atau
kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi
baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Definisi kebiasaan: sesuatu yang kamu lakukan secara periodik (present tense/saat ini).
Dulunya, (past tense) hal itu nggak pernah kamu lakukan, tapi sekarang jadi
ngelakukannya secara periodik.

A. STRUKTUR SOCIAL

Pada dasarnya, struktur sosial diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang
memiliki bagian-bagian atau unsure-unsur dan membentuk suatu susunan. Berikut
merupakan pengertian struktur sosial menurut para ahli:
1. Raymond Flirth menyatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu
pergaulan manusia meliputi berbagai tipe kelompok dan meliputi
lembaga-lembaga dimana orang ambil bagian.
2. Soerjono Soekanto (1993) menyatakan bahwa, organisasi berkaitan
dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.
Struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi
sosial dan peran sosial.
3. ER. Lanch menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi
kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam
kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara
status dan peran dengan batas perangkat unsur-unsur sosial yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku dalam masyarakat.
Ciri-Ciri Struktur Sosial
21
Secara umum, cirri-ciri struktur sosial sebagai berikut:
1. Bersifat abstrak
2. Terdapat dimensi vertical dan horizontal
3. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
4. Merupakan bagian dari system pengaturan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat
5. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah.
Unsur-unsur Sosial dalam struktur sosial
Menurut Soerjono Soekanto, meliputi:
1. Kelompok sosial
2. Kebudayaan
3. Lembaga sosial
4. Stratifikasi sosial
5. Kekuasaan dan wewenang

Fungsi struktur sosial:


Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial. Fungsi sosial disini
berkaitan dengan suatu aturan, sehingga diharapkan setiap kelompok dapat bersikap
dan bertindak sesuai yang diharapkan.
Sebagai pengawas sosial. Struktur sosial sebagai pembatas agar masyarakat
menaati norma dan nilai dalam masyarakat. Struktur sosial merupakan karakteristik
yang khas yang dimiliki masyarakat sehingga dapat memberi warna yang berbeda dari
masyarakat lain.

B. AGAMA
Agama mempengaruhi bagaimana cara anggota masyarakat berhubungan satu
dengan yang lain dengan pihak luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki
pemeluknya terhadap pekerjaan , konsumsi, tanggung jawab individu, perencanaan
untuk masa depan. Selain itu, agama mempengaruhi lingkungan bisnis dalam hal-hal
penting lainnya, mempengaruhi jenis-jenis produk yang boleh dibeli konsumen dan
pola musim konsumsi. Negara yang dicirikan keragaman agama mungkin
menawarkan tantangan yang lebih besar. Perusahaan yang tidak mampu

22
menyesuaikan diri dengan kebutuhan beragam budaya mungkin akan mengalami
kemangkiran kerja, penurunan semangat kerja serta hilangnya penjualan.

C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain


untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan
media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon &
Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet
(chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena
perkembangan teknologi media komunikasi.

Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu


proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui
pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).

Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik,
saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang
lain tetapi tidak dibalas?
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara
kita kurang nyaman diajak berbincang.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat
melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan
yang arahnya membujuk orang lain.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek yang


besar dalam hal memepengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan,
biasanya pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak
menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang
memisahkan antara komunikator dengan komunikan.

23
1. Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi
proses komunikasi antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada
pada diri individu.
2. Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan
berpengaruh terhadap kepribadiannya.
3. Faktor Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai
kondisi jiwanya.

Secara kontekstual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu


komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana individu-individu
tersebut secara fisik saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik, dan
menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali partner komunikasi. komunikasi
interepersonal yang bersifat faktual, mendasarkan pada fakta empiris. Komunikasi
interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang terjadi antara beberapa individu
yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode waktu tertentu.

FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF

Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan


anda dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan.

Komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan


kepada tercapainya tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan
berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.

Lima Hukum Komunikasi Efektif

1. Respect
2. Empathy
3. Audible
4. Clarity
5. Humble

24
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bisnis internasioal merupakan bisnis
yang melibatkan penyeberangan batas-batas Negara.Bisnis internasional juga
mempunyai ruang lingkup yakni bisnis domestik , bisnis internasioanal , bisnis
multinasional , dan bisnis trasnasional.Dari beberapa lingkup tersebut memiliki arti
tersendiri berdasarkan cakupan wilayah yang dijangkau.Bisnis internasionl memiliki
ciri-ciri penting yang terjadi di berbagai negara yaitu visible trade , invisible trade ,
waralaba , internasional investment , management contract , dan licensing.Dari ciri
tersebut dapat kita ketahui berdasarkan perjanjian yang dipakai. Banyak tujuan dan
manfaat yang dapat kita peroleh dari bisnis internasional baik untuk masyarakat
maupun kehidupan ekonomi negara.Salah satunya adalah Mengenal budaya dalam
interaksi bisnis. Interaksi bisnis pada dasarnya adalah interaksi antar manusia
sehingga aspek budaya, politik dan sosial tidak akan terlaepas dari masalah bisnis.
25
Bisnis Internasional dalam perkembangannya memerlukan informasi
mengenai budaya, politik dan aspek sosial lainnya yang dapat mempengaruhi aktivitas
bisnis. Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen
oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari,
mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman
dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian
diperluas menjadi regiosentris. Bidang kegiatan bisnis internasional meliputi
Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum,
pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.Dan lingkungan
Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga kerja, keuangan,
teknologi dan lingkungan ekonomi. Ada beberapa faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di
negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat
pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan
sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai
sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2330937-pengertian-partisipasi-
politik/#ixzz2vQdd6QV6
http://yuniawan.blog.unair.ac.id/warna-sains/budaya-dan-bisnis-internasional
http://prasetyo-utomo.blogspot.com/2010/12/pengaruh-faktor-politik-terhadap-
bisnis.html
http://sitirahmawatii.blogspot.com/2011/10/kekuatan-hukum-teknologi-dan-
politik.html

http://www.psikologizone.com/definisi-komunikasi-interpersonal/06511922

http://ochaamenfreak.blogspot.com/2012/11/komunikasi-interpersonal-dan.html

http://sosiologikita166.blogspot.com/2012/10/struktur-sosial_22.html

http://www.academia.edu/5034082/EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL

http://buka-mata.blogspot.com/2013/05/pengertian-budaya-adat-istiadat-dan.html

26
27

Anda mungkin juga menyukai