Disusun Oleh :
Nama : Rifka Ulfa Rosyida, S.Ked
No. Stambuk : N 111 17 092
Pembimbing : dr. Winarny Abdullah, Sp.A
Bayi dengan berat badan lahir besar terdiri atas bayi besar untuk masa
kehamilan (large for gestational age) dan makrosomia. Bayi yang besar untuk masa
kehamilannya menunjukkan berat badan > presentil 90 untuk umur kehamilan
spesifik. Sedangkan makrosomia adalah pertumbuhan yang melebihi ukuran
tertentu, biasanya 4000 sampai 4500 gram, tanpa memperhatikan umur kehamilan.1
Kondisi bayi dengan berat badan lahir berlebih atau abnormal diistilahkan
dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia adalah bayi yang
lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi seperti ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya diduga
penyebabnya, misalnya genetik. Kedua, faktor ibu hamil yang menderita diabetes.
Ketiga, faktor ibu yang mengalami kenaikan berat badan yang lebih pada saat hamil
dan faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu.2
Berdasarkan hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) tahun 2013,
presentase berat badan lahir anak dengan berat badan 4000 gram adalah berkisar
4,8% dari jumlah kelahiran bayi nasional.3
Faktor yang diduga menjadi penyebab dari kelahiran bayi makrosomia
adalah diabetes dan obestitas. Makrosomia juga dapat meningkatkan resiko trauma
lahir, asfiksia, dan persalinan dengan sectio secaria. Janin yang terlampau besar
tersebut beresiko mengalami distosia bahu atau patah tulang selangka pada saat
proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram
berpotensi mengalami hipoglikemi setelah lahir dan obesitas setelah dewasa.4
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana glukosa
plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan
kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya. Estimasi rata-rata kadar glukosa
darah pada fetus adalah 15 mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi glukosa
maternal. Konsentrasi glukosa akan kemudian berangsur-angsur menurun pada
periode postnatal. Konsentrasi di bawah 45 mg/dL didefinisikan sebagai
hipoglikemia. Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm normal akan
stabil, berada di antara 50-80 mg/dL. Terdapat dua kelompok neonatus dengan
risiko tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan
bayi IUGR.5
Insidensi hipoglikemia pada neonatus tergantung baik pada definisi kondisi
dan metode pengukuran glukosa darah. Keseluruhan insidensi diestimasikan
sebanyak 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat lebih tinggi
pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK umumnya
berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR dilaporkan
mengalami hipoglikemia; insidensi pada seluruh populasi risiko tinggi diperkirakan
sebesar 30%.5
Penyebab hipoglikemia pada neonatus, meliputi 1). Persistent
Hyperinsulinemic Hypoglicemia of Infancy, 2). Penyimpanan glikogen yang
terbatas (misalnya pada prematur dan IUGR), 3). Peningkatan penggunaan glukosa
(seperti pada kasus hipotermia, polisitemia, sepsis, defisiensi hormon
pertumbuhan), 4). Penurunan glikogenolisis, gluokoneogenesis, atau penggunaan
substrat alternatif (misalnya pada gangguan metabolisme dan insufisiensi adrenal),
5). Penurunan penyimpanan glikogen ( seperti pada stress akibat asfiksia perinatal,
dan starvation).5
Manifestasi klinis hipoglikemia sering kali tidak spesifik, dapat bersifat
asimptomatik dan bisa juga simptomatik. Dalam perbandingannya, hipoglikemia
lebih sering terjadi pada neonatus daripada anak yang lebih besar.5
Pada dasarnya, makrosomia bukanlah hal yang perlu ditakuti karena dapat
dicegah dan dikendalikan jika saat kehamilan ibu melakukan pemeriksaan antenatal
yang rutin dan menjaga kesehatan baik itu berat badan maupun asupan nutrisinya.
Dengan rutin memeriksaan kehamilan, janin yang dicurigai makrosomia dapat
segera ditangani dengan cepat dan tepat. Pada neonatus yang mengalami
hipoglikemia, prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik
dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini
dan pengobatan yang adekuat.5
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. W
Tanggal Lahir : 13 November 2017
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
ANAMNESIS
Bayi perempuan lahir pada tanggal 13 November 2017 jam 14.15 WITA di
RSU Anutapura dengan operasi SC a/i bayi besar. Bayi lahir tidak langsung
menangis, air ketuban hijau kental dan AS 5/7, Kelainan congenital (-), caput
succedaenum (-). Ibu bayi tidak memiliki riwayat penyakit maternal dan tidak
menderita diabetes mellitus hasil pemeriksaan laboratorium ibu didapatkan WBC
12.200.
Riwayat diabetes melitus tidak ada, preeklamsia tidak ada, anemia berat
tidak ada, tidak ada konsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan. Ibu tidak
mengkonsumsi alkohol ataupun merokok selama hamil. Selama hamil ibu tidak
pernah sakit tidak pernah demam, ibu juga kurang beraktivitas selama hamil.
Dirumah ibu tidak memelihara hewan peliharaan, nafsu makan selama kehamilan
meningkat 2x lebih banyak dari kehamilan sebelumnya, menurut ibunya bahwa
berat badan ibu ketika hamil mengalami peningkatan sekitar 10 kg dan gizi ibu
selama hamil cukup. Riwayat anak pertama lahir dengan BBL 4000 gram.
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-), pergerakan
dinding dada simetris.
Skor DOWNE
Frekuensi Napas : 0
Retraksi : 0
Sianosis : 0
Udara Masuk : 0
Merintih : 0
Total : 0
Kesimpulan : Tidak Ada Gawat Napas
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung I,II murni, reguler , murmur (-).
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (-).
Sistem Gastrointestinal.
- Kelainan dinding abdomen : tidak ada
- Muntah : tidak ada
- Diare : tidak ada
- Residu lambung : tidak ada
- Organomegali : tidak ada
- Bising Usus : positif, kesan normal
- Umbilikus
Pus : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Edema : tidak ada
Sistem Saraf.
- Aktivitas : Gerak aktif
- Kesadaran : kompos mentis
- Fontanela : datar
- Sutura : memisah
- Refleks cahaya : ada
- Kejang : tidak ada
- Tonus otot : normal
Sistem Genitalia.
Laki-laki. Keluaran (-)
Pemeriksaan Lain.
Ektremitas : akral hangat, turgor normal, kelainan kongengital (-), caput
sucsaedenum (-)
Skor BALLARD
Maturitas neuromuskuler Maturitas fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 13 November 2017 jam 18.00 WITA
Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
TERAPI
Manajemen Umum
- Jaga kehangatan
- Isap lendir jika perlu
- Perawatan tali pusat
- Pemberian tetes mata Gentamisin
- Injeksi vitamin K 1 mg/IM
- Pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 cc/IM
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD Dex 10% 6 tpm
ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemantauan GDS, yaitu :
- Sesaat setelah lahir
- 30 menit setelah lahir
- Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum
berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai dalam pemeriksaan GDS tiga
kali berturut-turut.
FOLLOW UP
14/11/2017 (perawatan hari ke-1)
S : Kejang (-), sianosis (-), sesak (-), retraksi (-), merintih (-), refleks hisap
(+), BAB (+), BAK (+)
O : Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung : 110 x/m Berat Badan : 4300 gram
Respirasi : 67 x/m
Suhu : 36,6 C
CRT : < 2 detik
KU tenang, aktivitas bayi tidur, kejang (-), sianosis (-), merintih (-),
pernapasan cuping hidung (-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare
(-), perut kembung (-), pucat (-), ikterus (-)
A : Makrosomia + Hipoglikemia
P :
Manajemen Umum
- Jaga kehagatan
- Rawat tali pusat
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD : Dextrose 10% 6 gtt/menit
Manajemen Umum
- Jaga kehagatan
- Rawat tali pusat
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD : Dextrose 5% 6 gtt/menit
1. Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetric (23rd ed). The McGraw-Hill Companies, Inc. 2010.
2. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC,
2010.
3. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. 2013.
4. Ali, HS, Shahina Ishtiaque. Fetal Macrosomia; The Maternal and Neonatal
Complications. Profesional Med J; 21 (3): 421-6. 2014.
5. Behrman., Kliegman. & Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak (edisi: 15, vol 2).
Jakarta : EGC. 2000.
6. Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-
30. Edition 15. Mc Graw Hill Companies. 2014.
7. Hauhan SP, Grobman WA, Gherman RA, Chauhan VB, Chang G, Magann E,
et al. Suspicion and treatment of the macrosomic fetus: A review. American
Journal of Obstetrics and Gynecology.; 193: p. 332-346. 2015.
8. Siregar HS. Hipoglikemia Pada Bayi Baru Lahir. Medika. Jakarta. 2005.
9. Kosira MS, et al, Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama, IDAI, Jakarta]. 2008,
10. Kilham, Henry, Isaacs, David. The New Children's Hospital Handbook Royal
Alexandra Hospital for Children Westmead N.S.W. Australia. 2013.
11. Makakau. Hipoglikemia Neonatorum (Online); 2017. Available from
http://makakau.wordpress.com/; 2017.