Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS November 2017

Makrosomia dan Hipoglikemia pada Neonatus

Disusun Oleh :
Nama : Rifka Ulfa Rosyida, S.Ked
No. Stambuk : N 111 17 092
Pembimbing : dr. Winarny Abdullah, Sp.A

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
PENDAHULUAN

Bayi dengan berat badan lahir besar terdiri atas bayi besar untuk masa
kehamilan (large for gestational age) dan makrosomia. Bayi yang besar untuk masa
kehamilannya menunjukkan berat badan > presentil 90 untuk umur kehamilan
spesifik. Sedangkan makrosomia adalah pertumbuhan yang melebihi ukuran
tertentu, biasanya 4000 sampai 4500 gram, tanpa memperhatikan umur kehamilan.1
Kondisi bayi dengan berat badan lahir berlebih atau abnormal diistilahkan
dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia adalah bayi yang
lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi seperti ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya diduga
penyebabnya, misalnya genetik. Kedua, faktor ibu hamil yang menderita diabetes.
Ketiga, faktor ibu yang mengalami kenaikan berat badan yang lebih pada saat hamil
dan faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu.2
Berdasarkan hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) tahun 2013,
presentase berat badan lahir anak dengan berat badan 4000 gram adalah berkisar
4,8% dari jumlah kelahiran bayi nasional.3
Faktor yang diduga menjadi penyebab dari kelahiran bayi makrosomia
adalah diabetes dan obestitas. Makrosomia juga dapat meningkatkan resiko trauma
lahir, asfiksia, dan persalinan dengan sectio secaria. Janin yang terlampau besar
tersebut beresiko mengalami distosia bahu atau patah tulang selangka pada saat
proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram
berpotensi mengalami hipoglikemi setelah lahir dan obesitas setelah dewasa.4
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana glukosa
plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan
kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya. Estimasi rata-rata kadar glukosa
darah pada fetus adalah 15 mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi glukosa
maternal. Konsentrasi glukosa akan kemudian berangsur-angsur menurun pada
periode postnatal. Konsentrasi di bawah 45 mg/dL didefinisikan sebagai
hipoglikemia. Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm normal akan
stabil, berada di antara 50-80 mg/dL. Terdapat dua kelompok neonatus dengan
risiko tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan
bayi IUGR.5
Insidensi hipoglikemia pada neonatus tergantung baik pada definisi kondisi
dan metode pengukuran glukosa darah. Keseluruhan insidensi diestimasikan
sebanyak 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat lebih tinggi
pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK umumnya
berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR dilaporkan
mengalami hipoglikemia; insidensi pada seluruh populasi risiko tinggi diperkirakan
sebesar 30%.5
Penyebab hipoglikemia pada neonatus, meliputi 1). Persistent
Hyperinsulinemic Hypoglicemia of Infancy, 2). Penyimpanan glikogen yang
terbatas (misalnya pada prematur dan IUGR), 3). Peningkatan penggunaan glukosa
(seperti pada kasus hipotermia, polisitemia, sepsis, defisiensi hormon
pertumbuhan), 4). Penurunan glikogenolisis, gluokoneogenesis, atau penggunaan
substrat alternatif (misalnya pada gangguan metabolisme dan insufisiensi adrenal),
5). Penurunan penyimpanan glikogen ( seperti pada stress akibat asfiksia perinatal,
dan starvation).5
Manifestasi klinis hipoglikemia sering kali tidak spesifik, dapat bersifat
asimptomatik dan bisa juga simptomatik. Dalam perbandingannya, hipoglikemia
lebih sering terjadi pada neonatus daripada anak yang lebih besar.5
Pada dasarnya, makrosomia bukanlah hal yang perlu ditakuti karena dapat
dicegah dan dikendalikan jika saat kehamilan ibu melakukan pemeriksaan antenatal
yang rutin dan menjaga kesehatan baik itu berat badan maupun asupan nutrisinya.
Dengan rutin memeriksaan kehamilan, janin yang dicurigai makrosomia dapat
segera ditangani dengan cepat dan tepat. Pada neonatus yang mengalami
hipoglikemia, prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik
dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini
dan pengobatan yang adekuat.5
STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. W
Tanggal Lahir : 13 November 2017
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam

ANAMNESIS

Bayi perempuan lahir pada tanggal 13 November 2017 jam 14.15 WITA di
RSU Anutapura dengan operasi SC a/i bayi besar. Bayi lahir tidak langsung
menangis, air ketuban hijau kental dan AS 5/7, Kelainan congenital (-), caput
succedaenum (-). Ibu bayi tidak memiliki riwayat penyakit maternal dan tidak
menderita diabetes mellitus hasil pemeriksaan laboratorium ibu didapatkan WBC
12.200.
Riwayat diabetes melitus tidak ada, preeklamsia tidak ada, anemia berat
tidak ada, tidak ada konsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan. Ibu tidak
mengkonsumsi alkohol ataupun merokok selama hamil. Selama hamil ibu tidak
pernah sakit tidak pernah demam, ibu juga kurang beraktivitas selama hamil.
Dirumah ibu tidak memelihara hewan peliharaan, nafsu makan selama kehamilan
meningkat 2x lebih banyak dari kehamilan sebelumnya, menurut ibunya bahwa
berat badan ibu ketika hamil mengalami peningkatan sekitar 10 kg dan gizi ibu
selama hamil cukup. Riwayat anak pertama lahir dengan BBL 4000 gram.

PEMERIKSAAN FISIK

Berat badan : 4400 gram


Panjang badan : 51 cm
Tanda-Tanda Vital
Denyut jantung : 156 x/menit Suhu : 36,6 C
Respirasi : 50 x/menit CRT : < 2 detik

Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-), pergerakan
dinding dada simetris.

Skor DOWNE
Frekuensi Napas : 0
Retraksi : 0
Sianosis : 0
Udara Masuk : 0
Merintih : 0
Total : 0
Kesimpulan : Tidak Ada Gawat Napas

Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung I,II murni, reguler , murmur (-).

Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (-).

Sistem Gastrointestinal.
- Kelainan dinding abdomen : tidak ada
- Muntah : tidak ada
- Diare : tidak ada
- Residu lambung : tidak ada
- Organomegali : tidak ada
- Bising Usus : positif, kesan normal
- Umbilikus
Pus : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Edema : tidak ada
Sistem Saraf.
- Aktivitas : Gerak aktif
- Kesadaran : kompos mentis
- Fontanela : datar
- Sutura : memisah
- Refleks cahaya : ada
- Kejang : tidak ada
- Tonus otot : normal

Sistem Genitalia.
Laki-laki. Keluaran (-)

Pemeriksaan Lain.
Ektremitas : akral hangat, turgor normal, kelainan kongengital (-), caput
sucsaedenum (-)

Skor BALLARD
Maturitas neuromuskuler Maturitas fisik

- Sikap tubuh : 4 - Kulit : 3


- Persegi jendela : 3 - Lanugo : 3
- Recoil lengan : 3 - Payudara : 3
- Tanda selempang : 4 - Telinga : 3
- Sudut poplitea : 3 - Permukaan plantar : 3
- Tumit ke kuping : 1 - Genital : 3
Skor : 36
Minggu : (38-40 minggu)
Interpretasi : Bayi Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan
Kurva Lubchenco

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 13 November 2017 jam 18.00 WITA
Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

GDS 35 mg/dl > 45 mg/dl

Hasil laboratorium tanggal 13 November 2017


Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

RBC 5,36 mg/dl 4.00 6.00 106/mm3


HGB 17.8 g/dl 13.5 19.5 g/dl
HCT 55.9 % 44.0 64.0 %
PLT 231 103/mm3 150 400 103/mm3
WBC 20.8 103/mm3 10.0 26.0 103/mm3
DIAGNOSIS
BCB + makrosomia + Hipoglikemia

TERAPI

Manajemen Umum
- Jaga kehangatan
- Isap lendir jika perlu
- Perawatan tali pusat
- Pemberian tetes mata Gentamisin
- Injeksi vitamin K 1 mg/IM
- Pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 cc/IM

Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD Dex 10% 6 tpm

ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemantauan GDS, yaitu :
- Sesaat setelah lahir
- 30 menit setelah lahir
- Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum
berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai dalam pemeriksaan GDS tiga
kali berturut-turut.

Hasil laboratorium tanggal 13 November 2017 jam 23.55


PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
GDS 74 80-199 mg/dl

Hasil laboratorium tanggal 14 November 2017 jam 00.00


PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
GDS 62 80-199 mg/dl

FOLLOW UP
14/11/2017 (perawatan hari ke-1)
S : Kejang (-), sianosis (-), sesak (-), retraksi (-), merintih (-), refleks hisap
(+), BAB (+), BAK (+)
O : Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung : 110 x/m Berat Badan : 4300 gram
Respirasi : 67 x/m
Suhu : 36,6 C
CRT : < 2 detik
KU tenang, aktivitas bayi tidur, kejang (-), sianosis (-), merintih (-),
pernapasan cuping hidung (-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare
(-), perut kembung (-), pucat (-), ikterus (-)
A : Makrosomia + Hipoglikemia
P :
Manajemen Umum
- Jaga kehagatan
- Rawat tali pusat
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD : Dextrose 10% 6 gtt/menit

15/11/2017 (perawatan hari ke-2)


S : Kejang (-), sianosis (-)
O : Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung :140 x/m Berat Badan : 4300 gram
Respirasi :60 x/m
Suhu :36,4C
CRT :< 2 detik
KU tenang, kejang (-), sianosis (-), merintih (-), pernapasan cuping hidung
(-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare (-), perut kembung (-), pucat
(-), ikterus (-)
A : Makrosomia + Hipoglikemia
P :
Manajemen Umum
- Jaga kehagatan
- Rawat tali pusat
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD : Dextrose 5% 6 gtt/menit

16/11/2017 (perawatan hari ke-3)


S : Kejang (-), sianosis (-)
O : Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung :127 x/m Berat Badan : 4400 gram
Respirasi :48 x/m
Suhu :36,6C
CRT :< 2 detik
KU tenang, kejang (-), sianosis (-), merintih (-), pernapasan cuping hidung
(-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare (-), perut kembung (-), pucat
(-), ikterus (-)
GDS : 62 mg/dL
A : Makrosomia + Hipoglikemia
P :

Manajemen Umum
- Jaga kehagatan
- Rawat tali pusat
Manajemen Spesifik
- Diet ASI/PASI on demand
- IVFD : Dextrose 5% 6 gtt/menit

(pasien boleh pulang)


DISKUSI

Bayi perempuan lahir di RSU Anutapura pada tanggal 13 November 2017


dengan operasi SC a/i bayi besar. Bayi lahir tidak langsung menangis, air ketuban
hijau kental , sianosis (-), retraksi (-), merintih (-), muntah (-), bak (+), mekonium
(+), tonus otot baik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : HR: 156x/menit, Suhu :
36,6 oC, Respirasi : 50 x/menit, CRT : < 2 detik, BBL : 4400 gram. Berdasarkan
teori kasus ini di diagnosis dengan makrosomia.
Makrosomia atau bayi besar adalah berat badan lahir bayi melebihi dari
4000 gram tanpa memandang usia kehamilan. Makrosomia disebut juga dengan
giant baby.5
Berdasarkan anamnesis ibu pasien berusia 23 tahun, selama hamil
mengalami peningkatan napsu makan 2x lebih banyak dari kehamilan sebelumnya,
menurut ibunya juga bahwa selama hamil anak ke dua ini berat badan ibu
meningkat hampir 10 kg. Riwayat anak pertama lahir dengan BBL 4000 gr. Hal ini
sesuai dengan teori faktor resiko terjadinya bayi makrosomia adalah: 5,6
1. Obesitas
2. Diabetes gestasional dan diabetes melitus tipe 2
3. Multiparitas
4. Orang tua yang bertubuh besar
5. Kehamilan pada usia lanjut
6. Riwayat bayi makrosomia sebelumnya
7. Faktor ras
Pada kasus ini memenuhi faktor resiko terjadinya makrosomia adalah
multiparitas, orang tua bertubuh besar, dan riwayat bayi makrosomia sebelumnya.
5,6

Berdasarkan pemeriksaan fisis didapatkan skor Ballard 36 sehingga estimasi


usia kehamilan sekitar 38 40 minggu. Berdasarkan hasil plotting pada kurva
lubschenco, bayi ini termasuk bayi cukup bulan besar masa kehamilan (BKB-
BMK). Hal ini berdasarkan teori adalah Bayi dikatakan besar masa kehamilan
(BMK) atau large for gestational age (LGA) bila berat badannya melebihi persentil
ke 90 untuk usia kehamilannya. 6
Pada kasus ini dilakukan penangan tindakan operasi SC karena indikasi bayi
besar. Hal ini berhubungan dengan teori pada bayi makrosomia adalah Salah satu
indikasi dari dilakukannya seksio sesarea adalah ditakutkan terjadinya komplikasi
pada persalinan pervaginam dengan makrosomia dimana dapat terjadi persalinan
lama akibat distosia bahu ataupun cephalo-pelvic disproportion yang dapat
menimbulkan trauma hebat bagi ibu dan bayi. Komplikasi yang lain yang juga dapat
terjadi pada makrosomia ialah perdarahan postpartum, tapi pada kasus ini tidak
terjadi. 7
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil GDS 35 mg/dl. Dimana
berdasarkan teori bahwa makrosomia adalah salah saktu faktor resiko terjadinya
hipoglikemia karena glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap
stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, hipertermi,
gangguan pernapasan. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi
secara bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar
glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa
gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi
pada neonatus umur 1 3 hari. 8
Pada kasus ini, tidak ditemukan adanya gejala-gejala hipoglikemia. Akan
tetapi, diagnosis hipoglikemia tetap dapat ditegakkan lebih awal dengan melihat
faktor resiko dan hasil pemeriksaaan laboratorium GDS untuk mencegah terjadinya
prognosis yang buruk . Pada kasus ini menunjukkan bahwa bayi diduga menderita
hipoglikemia asimtomatis. 8
Pada kasus ini , diet ASI atau PASI. IVFD Dextrose 10% 6 tpm, setelah di
cek kembali kadar GDS masih 35 mg/dL sehingga kemudian tetap dipantau kadar
GDS tiap 2-4 jam. Hal ini sesuai dengan teori dimana penatalaksanaan pada
hipoglikemia adalah : 8
- Asimptomatik (tanpa manifestasi klinis) 8,9
1. Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum berikutnya
sampai kadarnya normal dan stabil
2. Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi asupannya,
hindari pemaksaan pemberian minum, dan mulailah pemberian glukosa
intravena. Pada beberapa bayi yang tidak normal, diperlukan
pemeriksaan yang seksama dan lakukan evaluasi untuk mendapatkan
terapi yang intensif.
3. Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum, mulailah
terapi glukosa intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah
4. ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan jumlah dan
konsentrasi glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah
5. Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah,
konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi
(misalnya respon dari terapi yang diberikan).
- Simptomatik dengan manifestasi klinis atau kadar glukosa plasma <20-25
mg/dL atau <1,1 1,4 mmol/L. 8,9
1. Berikan glukosa 200 mg tiap kilogram berat badan atau 2 mL tiap kilogram
berat badan cairan dekstrosa 10%. Lanjutkan terus pemberian glukosa
10% intra vena dengan kecepatan (glucose infusion rate atau GIR) 6-8 mg
tiap kilogram berat badan tiap menit
2. Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik, tidak boleh diberikan
melalui oral atau pipa orogastrik.
3. Pertahankan kadar glukosa bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau
>2.5 mmol/L
4. Sesuaikan pemberian glukosa intravena dengan kadar glukosa darah yang
didapat
5. Dukung pemberian ASI sesering mungkin setelah manifestasi
hipoglikemia menghilang
6. Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat
penurunan pemberian glukosa intra vena secara bertahap (weaning),
sampai kadar glukosa darah stabil pada saat tidak mendapat cairan glukosa
intravena.Kadang diperlukan waktu 24-48 jam untuk mencegah
hipoglikemia berulang.
7. Lakukan pencatatan manifasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining
glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi
klinik (misal respon dari terapi yang diberikan).
Pada kasus ini BBL bayi 4.400 gram sehingga digolongkan dalam bayi
makrosomia sehingga menimbulkan komplikasi yaitu salah satunya adalah
hipoglikemia seperti pada kasus ini, hal ini menurut teori hipoglikemi sering terjadi
pada bayi besar dan bayi yang ibunya menderita penyakit DM hal ini karena
cadangan glukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan
pada janin sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana
jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin
masih tinggi (transient hiperinsulinisme) sehingga terjadi hipoglikemi. Selain
hipoglikemia pada bayi makrosomia juga terdapat komplikasi lain berupa : 10
a. Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah lahir tetapi bahu tersangkut
dijalan lahir.
b. Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan untuk
melahirkan bahu.
c. Brachial Palsy (kelumpuhan syaraf di leher) yang ditandai dengan adanya
gangguan motorik pada lengan.
d. Patah tulang selangka (clavicula) yang sengaja dilakukan untuk dapat
melahirkan bahu.
e. Kematian bila bayi tidak dapat dilahirkan.
f. Hipokalsemia biasanya hal ini berhubungan dengan beratnya diabetes ibu dan
berkurangnya fungsi kelenar paranoid kadar kalsium terendah terjadi pada
umur 24-72 jam.
g. Polestemia penyebab polestemia kurang jelas akan tetapi mungkin disebabkan
oleh meningkatnya produksi sel darah merah yang sekunder disebabkan oleh
hipoksia intra uterin kronik pada ibu dengan penyakit vaskuler dan oleh
transfusi plasenta intra uterin akibat hipoksia akut pada persalinan atau
kelahiran.
h. Hiperviskositas, dengan adanya polisetemia akan menyebabkan
hiperviskositas darah dan akan merusak sirkulasi darah. Selain itu peningkatan
sel darah yang akan dihemolisis ini meningkatkan beban hederobin potensial
hiperbilirubinemia. Bayi makrosomia dapat menderita fraktur klavikula,
laserasi limpa atau hati cedera flesus brakial, palsi fasial, cedera saraf frenik
atau hemoragi subdural.
Namun pada kasus ini komplikasi yang didapatkan adalah hipoglikemia
sedangkan komplikasi yang lain tidak ditemukan pada kasus ini.
Pada kasus ini didapatkan kadar GDS 35 mg/dl sehingga digolongkan dalam
hipoglikemia. Seperti yang kita ketahui hipoglikemia dapat menimbulkan
komplikasi berupa : penurunan kesadaran, kejang, letargi dan tidak mau minum.
Namun pada kasus ini tidak ditemukan adanya komplikasi yang disebabkan oleh
hipoglikemia. 11
Pada kasus ini prognosisnya baik karena pada dasarnya, makrosomia
bukanlah hal yang perlu ditakuti karena dapat dicegah dan dikendalikan jika saat
kehamilan ibu melakukan pemeriksaan antenatal yang rutin dan menjaga kesehatan
baik itu berat badan maupun asupan nutrisinya. Dengan rutin memeriksaan
kehamilan, janin yang dicurigai makrosomia dapat segera ditangani dengan cepat
dan tepat. 8
Hipoglikemia pada kasus ini dapat ditanggulangi dengan baik karena
penanganan yang tepat dan adekuat sehingga bayi ini dapat pulang dengan keadaan
sudah tidak mengalami hipoglikemia, hal ini sesuai dengan teori yaitu pada
neonatus yang mengalami hipoglikemia, prognosis tergantung dari berat, lama,
adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian
pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat. 8
Pada kasus ini ketika bayi dipulangkan, ibu bayi diberikan edukasi
mengenai makrosomia dimana makrosomia tidak perlu ditakuti namun ibu bayi
harus tetap menjaga berat badan anaknya dengan memantau pertumbuhan dan
berkembangan anaknya dengan cara rajin keposyandu. 8,9
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetric (23rd ed). The McGraw-Hill Companies, Inc. 2010.
2. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC,
2010.
3. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. 2013.
4. Ali, HS, Shahina Ishtiaque. Fetal Macrosomia; The Maternal and Neonatal
Complications. Profesional Med J; 21 (3): 421-6. 2014.
5. Behrman., Kliegman. & Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak (edisi: 15, vol 2).
Jakarta : EGC. 2000.
6. Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-
30. Edition 15. Mc Graw Hill Companies. 2014.
7. Hauhan SP, Grobman WA, Gherman RA, Chauhan VB, Chang G, Magann E,
et al. Suspicion and treatment of the macrosomic fetus: A review. American
Journal of Obstetrics and Gynecology.; 193: p. 332-346. 2015.
8. Siregar HS. Hipoglikemia Pada Bayi Baru Lahir. Medika. Jakarta. 2005.
9. Kosira MS, et al, Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama, IDAI, Jakarta]. 2008,
10. Kilham, Henry, Isaacs, David. The New Children's Hospital Handbook Royal
Alexandra Hospital for Children Westmead N.S.W. Australia. 2013.
11. Makakau. Hipoglikemia Neonatorum (Online); 2017. Available from
http://makakau.wordpress.com/; 2017.

Anda mungkin juga menyukai