32
3. Sistem Informasi Manajemen
Masing- masing sistem bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara
bersamaan sebagai suatu kesatuan yang integral. Dibawah ini merupakan
uraian lebih lanjut mengenai sistem informasi rumah sakit.
1. Sistem Informasi Klinik
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien
dalam hal pelayanan medis. Contoh :
a. Sistem Informasi di ICU
b. Sistem Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
c. Sistem Informasi Administratif
2. Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administratif di
rumah sakit. Contoh :
a. Sistem Informasi Administratif
b. Sistem Informasi Biling System
c. Sistem Informasi Farmasi
d. Sistem Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi Manajemen
Merupakan sistem Informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam
pengambilan keputusan. Contoh :
a. Sistem Informasi manajemen pelayanan
b. Sistem Informasi Keuangan
c. Sistem Informasi Pemasaran
Ketiga jenis sistem informasi diatas merupakan pembagian jenis sistem
informasi rumah sakit berdasarkan pemakaiannya dan apabila dikelompokan
akan membentuk beberapa kelompok lagi, yaitu :
1. Individual
Sistem hanya berjalan sendiri tanpa terkait dengan sistem yang lain. Contoh
a. Sistem Informasi Billing System
b. Sistem Penggajian
2. Modular
33
Beberapa sistem dikaitkan dalam satu kelompok, sehingga tidak berjalan
secara individu. Contoh :
a. Sistem Informasi Keuangan
b. Sistem Informasi Administrasi terkait dengan Billing System.
3.Terpadu
Semua sistem terkait dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu
kesatuan.
Fungsi SIRS
Berikut ini beberapa fungsi dari SIRS di bagian-bagian sub system yang
ada dalam system (rumah sakit), yaitu :
a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan
kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga
medis maupun tenaga administrative Rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana
yang ada di dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis,
persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.
d. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada
didalam rumah sakit tersebut,termasuk pengelolaan data untuk plan
jangka panjang,menengah,pendek,pengambilan keputusan dan untuk
layanan pihak luar.
Ke 6 subsistem tersebut diatas kemudian harus dijabarkan lagi ke dalam
modul-modul yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat
dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk
34
sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama,
pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit
dalam, bedah, anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,
gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,
UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose
dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan dalam rekam medis.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,
konsultasi dokter,hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan
seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,
dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk
rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi,
rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak
ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit
dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan
transaksi obat-obatan.
35
f. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga
memberikan suatu nilai tambah bagi manajemen,
g. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan
rumah sakit.
36
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai
tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-
guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit
yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu
dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan
hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative
singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini
mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan
masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas,
bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi computer
(user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin
perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di
Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang
kuat terhadap perngembangan SIRS.
37
penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan
Rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah
dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan
akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan
data yang bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan
menekan pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan.
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat
terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai
rancangan global SIRS.
Pengintegrasian SIRS
Pengintegrasian SIRS merupakan suatu hal yang penting dalam SIRS
yang baik.Secara manual integrasi dapat juga dicapai,misalnya dari data satu
bagian dibawa ke bagian yang lain dan oleh petugas administrasi data tersebut
digabung dengan data dari system lain.Berbagai system di RS dapat saling
berhubungan dengan system yang lain melalui berbagai cara yang sesuai
dengan kebutuhannya.Aliran informasi di antara system sangat bermanfaat bila
data dari suatu yang tersimpan dalam suatu system diperlukan juga oleh system
yang lainnya, atau output suatu system menjadi input bagi system lainnya.
Keuntungan utama dari integrasi system SIRS adalah membaiknya arus
informasi di dalam RS mengingat bahwa RS memilki berbagai unit yang
operasionalnya saling tergantung.Atau keuntungan itu merupakan sifatnya yang
mendorong manajer untuk mendistribusikannya/mengkomunikasikan informasi
yang dihasilkan oleh department/bagian/unitnya agar secara rutin mengalir ke
system lain yang dibutuhkan
38
SIM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
Pendahuluan
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan
mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan,
melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu, untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu.
Pusekesmas ialah suatu kesatuan organisasi fungsioal yang lang
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok. (SKN tahun 1969).
Departemen Kesehatan RI. (1987), definisi Puskesmas: adalah sebagai
pusat pengembangan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan
membina kesehatan masyarakat, serta menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ter depan, terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayahnya
39
kurang menguntungkan , dan dari kegiatan kegiatan seperti BKIA, BP, P4M
dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan
. melalui rakerkesnas tersebut gagasan menyatukan pelayanan tingkat
pertama dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pada waktu itu Puskesmas dibedakan
dalam 4 (empat) macam, yaitu:
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas Tingkat Kecamatan
3. Puskesmas Tingkat Kewedanaan
4. Puskesmas Tingkat Kabupaten
40
Pusat koordinasi berada pada Puskesmas tingkat Kecamatan, yang juga
sebagai Puskesmas Pembina. Adapun sebutan Puskesmas yang berada di
tingkat Kelurahan atau Desa, disebut Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas
Pembantu. Sejak itulah Puskesmas di bagi dalam 2 kategori, yaitu:
1. Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina) dan
2. Puskesmas Kelurahan (Puskesmas Pembantu).
41
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya KB
3. Upaya peningkatan gizi
4. Upaya kesling
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakt menular
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Upaya penyuluhan kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah
9. Upaya kesehatan olah raga
10. Upayaperawatan kesehatan masyarakat
11. Upaya kesehatan kerja
12. Upayakesehatan gigi dan mulut
13. Upayakesehatan jiwa
14. Upaya kesehatan mata
15. Upaya laboratorium sederhana
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
Kesehatan
17. Upaya kesehatan usia lanjut
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
42
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
Pengertian SIK di Puskesmas
Proses pengolahan data kesehatan menjadi informasi yang nantinya
akan digunakan untuk penyusunan program dan kegiatan.
Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Puskesmas yang berbasis Teknologi Informasi. Prototipe SIK yang
dikembangkan mengacu kepada kebutuhan informasi untuk pengelolaan klien
dan unit pelayanan di tingkat puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan Indikator
Indonesia Sehat 2010.
Dengan dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang
dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga
informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan
keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen
kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.
Dengan demikian maka pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus
dan spesifik untuk suatu daerah. Hal ini akan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu ditingkatkan kevalidan data yang
terdapat pada masukan input dimana hasil yang diinginkan nantinya dapat
terjamin kevalidannya sehingga keputusan yang diambil oleh para pengambil
keputusan dapat tepat pada sasaran.
Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Puskesmas adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui
sistem informasi yang terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas
sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses pada pelayanan,
mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih
baik.
43
Masyarakat melalui penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang
terintegrasi dari semua unit pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan
informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang
disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai
tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk
manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.
44
Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan-
laporan, meliputi laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan
program.
Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem
seperti: membuat backup dan restore data, data recovery, user list and
right assignment, user shortcut, short message over network.
45
PUSKESMAS DALAM STUKTUR DAN KERJA SAMA LINTAS SEKTOR
(KABUPATEN/KOT
A)
46