Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN KASUS EMERGENSI

No.Revisi : No. Halaman :


No. Dokumen:
001/PP/RSMC/2016 1/4
RS. MEDIROSSA 2 Cibarusah
Jl. Raya Cibarusah No 05
Des. Sindangmulya Ditetapkan Oleh:
Kec. Cibarusah - Bekasi
Tanggal Terbit:
STANDAR PROSEDUR 01 Agustus 2016
OPRASIONAL
PELAYANAN PASIEN dr. Fauzi Andiwinata.
Direktur
Pengertian Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang
bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah
kerusakan sebelum tindakan/tenaga kesehatanan selanjutnya dan
menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi
kehidupan.

Mengembalikan harapan kehidupan pasien dari resiko kematian,


Tujuan
atau tercapainya keselamatan pasien
Kebijakan Surat keputusan Direktur RS MEDIROSSA Cibarusah tentang PP
(Pelayanan Pasien) di RS MEDIROSSA 2 Cibarusah.
Seorang leader tim harus langsung memberikan pengarahan secara
keseluruhan mengenai penatalaksanaan terhadap pasien yang
mengalami injuri, yang meliputi
1. Primary survey
Prosedur menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan
manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah
yang mengancam kehidupan.
a. Airway maintenance dengan cervical spine protection
b. Breathing dan oxygenation
c. Circulation dan kontrol perdarahan eksternal
d. Disability-pemeriksaan neurologis / kesadaran singkat
e. Exposure dengan kontrol suhu lingkungan
Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain :
General Impressions
a) Memeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara
umum.
b) Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera
c) Menentukan status mental dan orientasi (waktu,
tempat, orang)
PENANGANAN KASUS EMERGENSI

No.Revisi : No. Halaman :

No. Dokumen: 2/4


RS. MEDIROSSA 2 Cibarusah 001/PP/RSMC/2016
Jl. Raya Cibarusah No 05
Des. Sindangmulya
Kec. Cibarusah - Bekasi
a. Pengkajian Airway
1) Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien
dapat berbicara atau bernafas dengan bebas?
2) Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada
pasien antara lain:
a) Adanya snoring atau gurgling
b) Stridor atau suara napas tidak normal
c) Agitasi (hipoksia)
d) Penggunaan otot bantu pernafasan /
paradoxical chest movements
e) Sianosis
3) Look dan listen bukti adanya masalah pada
saluran napas bagian atas dan potensial penyebab
obstruksi :
a) Muntahan
Prosedur b) Perdarahan
c) Gigi lepas atau hilang
d) Gigi palsu
e) Trauma wajah
4) Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka
pastikan jalan nafas pasien terbuka.
5) Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak
perlu pada pasien yang berisiko untuk mengalami
cedera tulang belakang.
6) Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan
jalan nafas pasien sesuai indikasi :
a) Chin lift/jaw thrust
b) Lakukan suction (jika tersedia)
c) Oropharyngeal airway/nasopharyngeal
airway, Laryngeal Mask Airway
d) Lakukan intubasi
PENANGANAN KASUS EMERGENSI

No.Revisi : No. Halaman :

No. Dokumen: 3/4


RS. MEDIROSSA 2 Cibarusah 001/PP/RSMC/2016
Jl. Raya Cibarusah No 05
Des. Sindangmulya
Kec. Cibarusah - Bekasi
b. Pengkajian Breathing (Pernafasan)
1) lakukan penilaian terhadap ventilasi dan
oksigenasi pasien
a) Inspeksi dari tingkat pernapasan, Apakah
ada : cyanosis, penetrating injury, flail chest,
sucking chest wounds
b) Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea,
fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema
c) Auskultasi untuk adanya : suara abnormal
pada dada
2) Buka baju bagian dada pasien dan observasi
pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
3) Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien;
kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas
pernafasan pasien.
4) Penilaian kembali status mental/kesadaran pasien.
5) Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
6) Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak
adekuat dan / atau oksigenasi:
a) Pemberian terapi oksigen
b) Bag-Valve Masker
c) Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan
konfirmasi penempatan yang benar), jika
diindikasikan
d) Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk
advanced airway procedures
c. Pengkajian Circulation
Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi
organ dan oksigenasi jaringan, Langkah-langkah
dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien,
antara lain :
1) Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
2) CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap
PENANGANAN KASUS EMERGENSI

No.Revisi : No. Halaman :

No. Dokumen: 4 /4
RS. MEDIROSSA 2 Cibarusah 001/PP/RSMC/2016
Jl. Raya Cibarusah No 05
Des. Sindangmulya
Kec. Cibarusah - Bekasi
3) Kontrol perdarahan yang dapat mengancam
kehidupan dengan pemberian penekanan secara
langsung.
4) Palpasi nadi radial jika diperlukan:
a) Menentukan ada atau tidaknya
b) Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
c) Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
d) Regularity
5) Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda
hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill).
6) Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
d. Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan
menggunakan skala AVPU :
1) A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat,
misalnya mematuhi perintah yang diberikan
2) V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau
mengeluarkan suara yang tidak bisa dimengerti
3) P - responds to pain only (harus dinilai semua
keempat tungkai jika ekstremitas awal yang
digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
4) U - unresponsive to pain, jika pasien tidak
merespon baik stimulus nyeri maupun stimulus
verbal.

Unit IGD
Unit Poliklinik
Unit terkait Unit Rawat Inap
Unit Rekam Medis & Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai