Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

Pokok bahasan : Nutrisi untuk pasien pasca operasi

Sub pokok bahasan : Diet Nutrisi pasca operasi

Sasaran : Klien dan keluarga pasca operasidi ruang anak

Target : Klien post operasi

Penyaji : Siti Maswain

A. LATAR BELAKANG
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga
untuk perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. Diet
Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Nutrisi
sangat berperan penting dalam penyembuhan suatu penyakit dan juga dalam
proses penyembuhan luka pasca-operasi sehingga penting untuk pasien dan
keluarga memahami nutrisi yang baik untuk mempercepat penyembuhan luka
dan mencegah kekambuhan penyakit.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan klien dan
keluarga mampu memahami pemberian nutrisi yang sesuai untuk
diberikan kepada pasien pasca-operasi.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit,
keluarga klien diharapkan mampu memahami:
a. Pengertian pemberian nutrisi pada pasien post op
b. Jenis-jenis nutrisi yang baik pada pasien post operasi
c. Pentingnya pemberian nutrisi yang tepat untuk pasien post op
d. Dampak dari ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan
C. MEDIA
Leaflet
D. METODE
Ceramah
Tanya jawab
E. PESERTA
Pasien dan keluarga di ruang anak
F. SETTING TEMPAT

Ruang Anak

Keterangan : : Peserta : Ruang Anak

: Penyaji : Ruang Kls 3

: Observer

: Fasilitator

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/tanggal : 13/07/2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Anak

H. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji
2. Observer
I. RENCANA PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 5 menit Pendahuluan
1) Memberi salam 1) Menjawab salam
2) Memperkenalkan penyaji 2) Memperhatikan
dan kontrak waktu dan menjawab
3) Memberikan pertanyaan pertanyaan
apersepsi 3) Memperhatikan
4) Mengkomunikasikan dan menjawab
pokok bahasan pertanyaan
5) Mengkomunikasikan 4) Memperhatikan
tujuan 5) Memperhatikan
2 20 menit Kegiataan inti :
Menjelaskan materi Mendengarkan
penyuluhan mengenai
pengertian, manfaat,
tujuan, jenis nutrisi
bagi pasien pasca operasi
Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada komunikan untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang disampaikan
3 5 menit Penutup :
1) Memberikan evaluasi Menjawab
secara lisan pertanyaan
2) Menyimpulkan materi Memperhatikan
penyuluhan bersama
keluarga dan klien
3) Memberikan salam Menjawab salam
penutup

J. KRITERIA EVALUASI
1. Sebagian besar peserta 50% dapat menjelaskan kembali pengertian
dari diit nutrisi pada pasien post op
2. Peserta dapat menjelaskan kembali jenis dan manfaat dari pemberian
diit nutrisi yang sesuai pada pasien post op
K. DAFTAR PUSTAKA
http://sarah14api.blogspot.co.id/2012/10/satuan-acara-penyuluhan-diet-
nutrisi.html. di akses tanggal 12 juli 2107.
Mazaki T, Ebisawa K. Enteral versus parenteral nutrition after
gastrointestinal surgery: A systematic review and meta-analysis of
randomized controlled trials in the English literature. J Gastrointest
Surg. 2008;12,739-755
L. LAMPIRAN
a) Pengertian

Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan


tenaga untuk perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara
optimal. Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada
pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.
b) Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi
Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar
status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan
cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
c) Tahapan diet pasca bedah
1) Diet Pasca-Bedah I (DPB I) Diet ini diberikan kepada semua
pasien pascabedah :
Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta
ada tanda-tanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan selama 6 jam sesudah operasi,
makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau
cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini
diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang
dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral
sesuai kebutuhan.
2) Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk
waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan
yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air
jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
3. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah
besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-
bedah II.
Cara Memberikan makanan, makanan yang diberikan berupa
makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya
tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan
makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam
3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.
d. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka
Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk
penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C. Alasannya: Protein
dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses penyembuhan
luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah
terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
e. Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu
tempe, tahu, kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati,
telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya,
bayam, tomat, daun singkong dll
f. Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan
untuk penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
vitamin C
2. Bila mual:
a. Makanlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam
g. Tips Perawatan Pasca Operasi
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan
pemulihan kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di
bawah ini:
Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu,
buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,
ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
Usahakan cukup istirahat.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin
cepat makin bagus.
Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
kondisi tubuh.
Minum obat sesuai anjuran dokter.

h. Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan


1. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan
Abdomino-Perineal, bedah pada kantung empedu yang
dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding
biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal
diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi
dan formula infus yang cukup.
Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan
air jahe) tanpa susu atau jus buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh
diberikan. Pemberian makanan pembuluh darah melalui infus
dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat
digantikan dengan bagian dari larutan garam.
Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang
mengandung tinggi protein boleh ditambahkan. Pada hari ini 1
liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari pemberian
makanan bagi pembuluh darah.
Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya
70-100 gram. Protein harus tersedia dalam oral feeding.
Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan. Pemberian
makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada
pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin
lebih merasa nyaman dengan diet rendah lemak untuk
beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah operasi.
2. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur
Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy,
pemberian makan biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau
sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang telah diatur.
Pengaturan pasca operasi beragam. Beberapa pembedah lebih
suka memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas untuk
mengurangi pergerakan isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet
normal dan menambah defekasi yang dibantu dengan minyak
mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat
mengurangi karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan
vitamin.
3. Diet Pasca Operasi Umum
Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah
tulang atau gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat
diberi lebih dulu program diet yang lebih cepat dibandingkan dengan
program diet pasca operasi gastrointestinal. Secara bertahap, pasien
dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua
setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet
makanan biasa pada hari keempat. Kondisi pasien menentukan diet
yang akan dikonsumsi. Yang perlu diperhatikan adalah diet tersebut
harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein. Vitamin secara
bertahap diberikan sebagai suplemen.
4. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus.
Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara
parenteral yang biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan
pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal
di rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling
utama adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi
kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara
oral, jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat,
seperti kentang, daging cincang, sayuran dan buah dengan cara
diblender atau disaring dan ditambahkan cairan.
5. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya. Pasien yang patah
tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein dalam
pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat
diperburuk kondisinya hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya
mampu beraktivitas di atas kasur saja. Kehilangan protein
(kehilangan nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor
dan sulfur. Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan
kehilangan kalsium yang dapat menyebabkan si penderita tidak
dapat bergerak. Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan
semua zat gizi yang dibutuhkan diperoleh dalam jumlah bebas.
Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000 kalori kalori non
protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika
pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan
yang tinggi protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan
diantara waktu makan. Penyembuhan patah tulang yang kurang baik
ketika jaringan telah habis. Protein bebas dalam diet menyokong
kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.
DAFTAR HADIR

No Nama Peserta Ttd


1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai