Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

Pokok bahasan : Pendidikan Kesehatan Perawatan Luka Post Operasi

Sub pokok bahasan : Perawatan setelah post operasi

Sasaran : Klien dan keluarga di ruang tunggu Anak

Target : Klien post operasi

Penyaji : Siti Maswain

A. LATAR BELAKANG
Perawatan luka merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan
medikal bedah yang utama dan rutin dilakukan oleh perawat untuk membantu
pasien melakukan perawatan luka. Dengan tindakan perawatan luka yang
tepat, maka akan dapat disembuhkan dengan cepat sehingga sebagai
implikasinya waktu hospitalisasi akan pendek dan biaya yang ditanggung
pasien semakin murah. Namun, ketika pasien sudah pulang, tentu saja pasien
harus dibekali pengetahuan tentang bagaimana cara untuk melakukan
perawatan luka.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan klien mampu
memahami perawatan luka post operasi di rumah.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit,
keluarga klien diharapkan mampu memahami:
a. Pengertian luka post operasi
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien post operasi
c. Pentingnya pemeriksaan post operasi
d. Dampak dari ketidakpatuhan perawatan luka post operasi
C. MEDIA
Leaflet
D. METODE
Ceramah
Tanya jawab
E. PESERTA
Pasien dan keluarga di ruang anak
F. SETTING TEMPAT

Ruang Anak

Keterangan : : Peserta : Ruang Anak

: Penyaji : Ruang Kls 3

: Observer

: Fasilitator

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/tanggal : 11/07/2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Anak
H. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji
2. Observer
I. RENCANA PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 5 menit Pendahuluan 1) Menjawab salam
1) Memberi salam 2) Memperhatikan
2) Memperkenalkan penyaji dan menjawab
dan kontrak waktu pertanyaan
3) Memberikan pertanyaan 3) Memperhatikan
apersepsi dan menjawab
4) Mengkomunikasikan pertanyaan
pokok bahasan 4) Memperhatikan
5) Mengkomunikasikan 5) Memperhatikan
tujuan
2 20 menit Kegiataan inti :
1) Memberikan penjelasan
tentang :
Pengertian luka Memperhatikan
Proses penyembuhan Memperhatikan
luka
Faktor-faktor yang Memperhatikan
mempengaruhi
penyembuhan luka
Memperhatikan
Pengertian infeksi
Memperhatikan
Penyebab infeksi
Memperhatikan
Tanda dan gejala
infeksi
Memperhatikan
Cara pencegahan
infeksi
3 5 menit Penutup :
1) Memberikan evaluasi Menjawab
secara lisan pertanyaan
2) Menyimpulkan materi Memperhatikan
penyuluhan bersama
keluarga dan klien
3) Memberikan salam Menjawab salam
penutup

J. KRITERIA EVALUASI
1. Sebagian besar peserta 50% dapat menjelaskan kembali pengertian
dari luka
2. Peserta dapat menjelaskan kembali tanda-tanda dari infeksi
3. Peserta dapat menjelaskan apa yang menyebabkan terjadinya infeksi
4. Peserta dapat menjelaskan tindakan yang dapat mencegah terjadinya
infeksi
5. Peserta dapat menjelaskan kembali makanan yang dapat membantu
penyembuhan luka.
K. DAFTAR PUSTAKA
http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Merawat-luka.pdf Diakses
tanggal 05 juli 2017.
Karnadihardja W. Perioperative care of the critically ill surgical patient.
Perioperative Course. Kolegium Ilmu Bedah kolegium
Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia.Jakarta.2005
Mazaki T, Ebisawa K. Enteral versus parenteral nutrition after
gastrointestinal surgery: A systematic review and meta-analysis of
randomized controlled trials in the English literature. J Gastrointest
Surg. 2008;12,739-755
Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta, 2004.
Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP Surabaya, 2005
Saleh M, Sodera VK, Ilustrasi Ilmu Bedah Minor, Bina rupa Aksara,
Jakarta 2005
Singh K. Nutritional support for the surgical patient. Available at :
www.sgrh.com. Accesed on October 20,2008
Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 2005.

L. LAMPIRAN
a) Pengertian

Luka post operasi merupakan luka yang sengaja dibuat oleh ahli
bedah, oleh karena itu dibutuhkan penanganan secara khusus karena
saat ini banyak luka post operasi yang terkena infeksi.menurut burner
and suddart (2002) infeksi luka post operasi merupakan infeksi
nasokomial kedua terbanyak di rumah sakit yang dapat di sebabkan
oleh stapylococus aereus, euchericeacoli, precus vulgaris, aerobacter,
aerogenes, seudomonas eruginosa dan organisme lainnya.infeksi luka
post operasi bisa terjadi 2-11 hari setelah post operasi di tandai dengan
antara lain: Kemerahan (rubor), Bengkak (tumor), Nyeri (dolor),
Panas dan Demam (color). (Mayo j morison, 2003).

Dalam proses penyembuhan luka pasien tidak terlepas dari


peran perawat sebagai tenaga kesehatan, khusunya yang bertugas
dirumah sakit. Sebagai salah satu sarana kesehatan dalam memberikan
perawatan baik dalam bentuk fisik maupun psikologis, perawatan
yang khusus serta persiapan alat yang baik dan didukung dengan
kinerja yang baik sangat penting dalam proses penyembuhan luka
pasien salah satunya perawatan luka post operasi. Luka adalah suatu
gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kerusakan
kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain.
( Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : Hilangnya seluruh
atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan
pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel
b. Jenis-Jenis Luka Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara
mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).

1) Berdasarkan tingkat kontaminasi

a) Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang


mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada
sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi.
Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika
diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson Pratt).
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
b) Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi
luka adalah 3% - 11%.
c) Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka
terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari
saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
d) Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
terdapatnya mikroorganisme pada luka.

2) Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka

a) Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) : yaitu


luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b) Stadium II : Luka Partial Thickness : yaitu hilangnya lapisan
kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis.
Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi,
blister atau lubang yang dangkal.
c) Stadium III : Luka Full Thickness : yaitu hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan
yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis,
dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara
klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa
merusak jaringan sekitarnya.
d) Stadium IV : Luka Full Thickness yang telah mencapai lapisan
otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang
luas.
3. Berdasarkan waktu penyembuhan luka
a) Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan
konsep penyembuhan yang telah disepakati.
b) Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen

C. Mekanisme terjadinya luka :

1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka
diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda
lain Yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
Biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)

D. Penyembuhan Luka

Penyembuhan Luka Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami


untuk melindungi dan Memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah
yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler
bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhanterjadi secara normal
tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka
bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk meningkatkan
penyembuhan jaringan (Taylor, 1997). Prinsip Penyembuhan Luka Ada
beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu:

1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh


luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang
2) Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga
3) Respon tubuh secara sistemik pada trauma,
4) Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
5) Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama
untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme, dan
6) Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing
tubuh termasuk bakteri. 2. Fase Penyembuhan Luka Penyembuhan luka
adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga berhubungan
dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka digambarkan seperti
yang terjadi pada luka pembedahan (Kozier,1995).
E. Faktor yang Mempengaruhi Luka

1. Usia; Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat
mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah
2. Nutrisi; Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.
Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A,
dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien
yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama
karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
3. Infeksi; Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab
infeksi.

Pengertian infeksi Infeksi adalah masuknya bakteri atau kuman ke dalam


tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu.

1) Penyebab infeksi antara lain :

Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati di dalam tubuh

Luka terbuka dan kotor

Gizi buruk

Daya tahan tubuh lemah

Mobilisasi terbatas atau kurang gerak

2) Tanda dan Gejala infeksi

Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas

Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka

Ada kemeraha pada kulit didaerah luka

Terjadi bengkak pada daerah luka


Gangguan fungsi gerak pada daerah luka

Luka berbau tidak sedap

Terdapat cairan nanah pada luka

3) Cara Pencegahan infeksi

Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena
air atau basah karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang
terbungkus sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak kuman
dan bakteri
Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein atau
tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Makanan yang mengandung
protein misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan.
Ganti balutan minimal satu kali sehari, mencuci tangan sebelum dan
sesudah mengganti balutan, alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mengganti balutan harus dalam keadaan stril atau bersih, minum
obat sesuai anjuran misalnya obat antibiotic untuk mencegah infeksi
Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak
subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah).
Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena
jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama
untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan
pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer,
hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada
orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada
perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi
untuk penyembuhan luka.
Hematoma Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah
pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam
sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut
memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga
menghambat proses penyembuhan luka.
Benda asing.
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut
dengan nanah (Pus).
Iskemia, merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh
darah itu sendiri.
Diabetes.
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
Keadaan Luka
Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas
penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah
luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular.
F. Komplikasi.

Penyembuhan Luka Komplikasi penyembuhan luka meliputi infeksi,


perdarahan, dehiscence dan eviscerasi.

1. Infeksi. Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul
dalam 2 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk
adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di
sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Perdarahan. Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh
benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda.
Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering
dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah
itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka
steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan
mungkin diperlukan.
3. Dehiscence dan Eviscerasi. Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi
operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka
partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah
irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple
trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan
dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka.
Dehiscence luka dapat terjadi 4 5 hari setelah operasi sebelum kollagen
meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus
segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal
saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.
G. PERAWATAN LUKA

Merupakan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka,


menutup, dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan
luka. Perawatan luka terdiri atas :

Mengganti balutan kering


Mengganti balutan basah dengan balutan kering
Irigasi luka
Perawatan dekubitus
Tujuan perawatan luka :
Menjaga luka dari trauma
Imobilisasi luka
Mencegah perdarahan
Mencegah kontaminasi oleh kuman
Mengabsorbsi drainase
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologi

Indikasi perawatan luka :

Balutan kotor dan basah akibat factor eksternal


Ada rembesan eksudat
Mengkaji keadaan luka
dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan
nekrotik

H. PEMBERSIHAN LUKA

Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang epat untuk
membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk
memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka.
Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan
yang mungkin menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan
menggunakan kekuatan yang berlebihan, dapat menimbulkan perdarahan atau
cedera yang lebih lanjut.

Tujuan pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic


maupun anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan
lingkungan yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan.
Pendekatan yang berbeda diperlukan saat membersihkan luka bedah tertutup,
yang pada mulanya masih dalam keadaan bersih. Dalam hal ini, tindakan
asepsis yang ketat diperlukan sejak awal untuk mencegah infeksi luka secara
endogenus maupun eksogenus. Meskipun demikian, kalau ada infeksi luka,
maka penyebabnya hamper selalu dapat ditelusuri kembali pada sat
pembedahan dilakukan.

Perawat membersihkan luka operasi atau traumatic dengan menggunakan


cairan sitotoksik yang diberikan melaului kassa steril atau melalui irigasi.
Prinsip penting yang harus diperhatikan perawat saat membersihkan luka insisi
atau area disekitar drain :

Bersihkan dari arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka
atau insisi ke kulit disekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di sekitarnya
Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit
Saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang
terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi
Perawat tidak boleh menggunakan kassa yang sama, saat membersihkan
insisi atau luka untuk yang kedua kalinya
Untuk membersihkan area drain, perawat mengusap sekeliling drain
dengan gerakan memutar dari tempat yang terdekat dengan drain kearah
luar

I. Tujuan Perawatan Luka

1. Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka


2. Absorbsi drainase
3. Menekan dan imobilisasi luka
4. Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis.
5. Mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien

J. Nutrisi Penyembuh Luka

Pentingnya asupan gizi yang baik pada pasien dengan luka/pasca operasi
merupakan pondasi untuk proses penyembuhan lebih cepat. Nutrisi yang baik
akan memfasilitasi peyembuhan, dan menghambat atau bahkan menghindari
keadaan malnutrisi (Williams dan Leaper 2000). Dukungan nutrisi sangat
penting bagi perawatan pasien mengingat kebutuhan pasien akan nutrisi
bervariasi, maka dibutuhkan diet (pengaturan makan). Pada prinsipnya,
pengaturan makanan / diet pada pasien dengan luka / pasca operasi adalah
Cukup karbohidrat (50 s/d 60 % total kal), Tinggi protein ( 20 s/d 25 % total
kal), Cukup lemak (20 s/d 25% total kalori) Cukup vitamin dan Cukup mineral.

a. Cara kerja nutrisi pada penyembuhan luka

1) Karbohidrat

Sebagai bagian dari proses penyembuhan tubuh memasuki fase


hipermetabolik, di mana ada peningkatan permintaan untuk karbohidrat.
Aktivitas selular didorong oleh adenosin trifosfat (ATP) yang berasal dari
glukosa, menyediakan energi untuk respon inflamasi terjadi. Oleh karena
itu, dalam rangka untuk memperbaiki hipoalbuminemia, karbohidrat
diperlukan serta protein. jika intake karbohidrat berkurang maka tubuh akan
memecah protein untuk dijadikan kalori.jika ini terjadi maka akan
mengganggu fungsi utama protein sebagai pembentuk jaringan baru pada
luka
2) Protein

Whey, protein dan asam amino yang terdapat di dalam whey protein
adalah dasar untuk membentuk kulit baru dan memperbaiki sel yang rusak.
Whey protein terdiri dari empat pecahan protein mayor dan enam pecahan
protein minor. Empat pecahan protein mayor tersebut adalah beta-
lactoglobulin, alpha-lactalbumin, bovine serum albumin dan
immunoglobulin. Masing-masing dari keempat pecahan protein tersebut
mempunyai efek pencegah penyakit yang sangat penting bagi tubuh
manusia. Karena itulah, whey protein sering diproduksi sebagai suplemen
untuk memacu pertumbuhan otot dan mempercepat proses penyembuhan,
Sumber bahan makanan: keju, dan jenis-jenis kacang

3) Albumin

Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari


total plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl Hipoalbumin sering
dijumpai pada pasien dengan pra bedah, masa recovery atau pemulihan
setelah tindakan operasi ataupun dalam proses penyembuhan. Sumber
bahan makanan : putih telur, ikan gabus

4) Lemak

Sebagai pelarut vitamin (A,D,E danK), sebagai pembentuk struktur


membran sel dan fungsi ( sintesis sel baru). Di jumpai dalam asam lemak
esensial (ALE) yaitu Linolenac dan linoleac ( omega 3 dan omega 6).
Sumber makanan: sunflower oil, zaitun , canola oil, alpukat, ikan perairan
dalam : tuna, bass, dll; ikan perairan dingin: salmon

5) Vitamin

Vitamin A juga terlibat dalam silang kolagen dan proliferasi sel epitel.
B-Kompleks vitamin adalah co-faktor atau co-enzim dalam berbagai
fungsi metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka, terutama
dalam rilis energi dari karbohidrat.
Vitamin C memiliki peran penting dalam sintesis kolagen, dalam
pembentukan ikatan antara helai serat kolagen, membantu memberikan
kekuatan ekstra dan stabilitas. Ada banyak bukti yang menunjukkan
meningkatnya kebutuhan untuk vitamin C selama cedera, stres dan
sepsis, tetapi tidak ada bukti bahwa dosis mega meningkatkan hasil
klinis (Gray dan Cooper 2001).
Vitamin K adalah terlibat dalam pembentukan trombin, dan kekurangan
dengan adanya luka dapat menyebabkan hematoma.

6) Mineral

Seng/zinc dibutuhkan untuk sintesis protein dan juga merupakan co-


faktor dalam reaksi enzimatik. Ada peningkatan permintaan untuk seng
selama proliferasi sel dan sekresi protein. Seng juga memiliki efek
penghambatan pada pertumbuhan bakteri, dan terlibat dalam respon
imun. Sumber makanan: daging merah(sapi,kambing) ikan dan hasil
laut, kacang-kacangan, susu
Zat Besi/Fe adalah co-faktor dalam sintesis kolagen, jika terjadi
defisiensi fe maka berpengaruh terhadap penundaan penyembuhan luka.
Tembaga juga terlibat dalam sintesis kolagen.
Sumber makanan : ikan dan hasil laut, daging merah, kacang, telur (
dalam penyerapan nya diperlukan vitamin c , dan menghindari asupan
tannin dan cafein).
DAFTAR HADIR

No Nama Peserta Ttd


1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai