Sya mendegar kultum. Pak Ustad menyampaikan, ketika ramadhan, amal sunah dinilai seperti
amal wajib. Dan amal wajib dilipatkan 70 kali. Apa itu benar?
Jawab:
Hadis ini sangat terkenal di masyarakat, karena banyak khatib yang menggunakannya. Hadisnya
cukup panjang, menyebutkan berbagai keutamaan bulan ramadhan. Pernyataan yang anda
sebutkan, bagian dari potongan hadis tersebut, yang bunyinya,
Siapa yang melakukan ibadah sunah, nilainya seperti orang yang melakukan ibadah wajib di
selain ramadhan. Dan siapa yang melaksanakan yang wajib, nilainya seperti orang yang
melaksanakan 70 kali ibadah wajib di selain ramadhan.
Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Muhamili dalam Al-Amali (jilid 5, no.50) dan Ibnu Khuzaimah
dalam Shahih-nya (no. 1887). Ibnu Khuzaimah berkomentar, Andaikan sahih, bisa menjadi
dalil.
Sanad hadis ini dhaif karena adanya perawi bernama Ali bin Zaid bin Jadaan. Orang ini dhaif,
sebagaimana keterangan Imam Ahmad dan yang lainnya. Imam Ibnu Khuzaimah telah
menjelaskan, Saya tidak menjadikan perawi ini sebagai dalil, karena hafalannya jelek.
(Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah, 2/263)
Hadis ini berputar pada seorang perawi bernama Ali bin Zaid bin Jadaan, dia dhaif. Sementara
Yusuf bin Ziyad yang meriwayatkan dari Ali bin Zaid, sangat dhaif. Sanad lain yang menyertai
dari Iyas bin Abdil Ghaffar dari Ali bin Zaid seperti yang diriwayatkan Baihaqi dalam Syuab al-
Iman. Namun al-Hafidz Ibu Hajar mengatakan, Tentang Iyas, saya tidak tahu. (Jamul
Jawami, no. 711).
Mengingat hadisnya dhaif, maka kita hindari untuk menyebut hadis ini sebagai sabda Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam. Agar kita tidak termasuk orang yang disebut oleh Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam sebagai salah satu pendusta.
barangsiapa yang menyampaikan hadits dariku suatu hadits yang ia sangka bahwa itu dusta,
maka ia salah satu dari dua pendusta (HR. Muslim dalam Muqaddimah shahihya).
Allahu alam.