Anda di halaman 1dari 40

RANGKUMAN KIMIA

Disusun oleh:
BAMBANG HIJRAYANTO : 1501008
KELAS : TM1-A

Dosen :
Syaeful Rahman

POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU


Jalan Lohbener Lama 08 Lohbener, Kec. Indramayu, Jawa Barat 45252
Juni 2016
Tahun Pelajaran 2016/2017
BAB 1
KONSEP DASAR ILMU KIMIA
TATANAMA
Tatanama merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesi
kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama
organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik. Tatanama IUPAC

ATOM
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya
mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan
positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan masih
mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh
suatu sistem elektron.

UNSUR
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini
disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada
intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada
intinya adalah atom unsur uranium.
Tampilan unsur-unsur yang paling pas adalah dalam tabel periodik, yang mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan kemiripan sifat kimianya.

ION
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu
atau lebih elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natriumNa+) dan anion bermuatan
negatif (misalnya klorida Cl) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium klorida, NaCl).
Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asam-basa adalah hidroksida (OH) dan
fosfat (PO43).

SENYAWA
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap
yang menentukan susunannya. Sebagia contoh, air merupakan senyawa yang mengandung
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan
oleh reaksi kimia.

MOLEKUL
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih
mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom
yang terikat satu sama lain.

WUJUD ZAT
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu
komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks
refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas.
Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi
Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik
dandiamagnetik.

REAKSI
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua
atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia
selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalammolekul atau kristal.
Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat
digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari
fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang lebih
kompleks/rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena
membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basismekanika kuantum.
BAB 2
STOIKIOMETRI
Stoikiometri berasal dari bahasa yunani yaitu stoicheion yang berarti unsur atau partikel dan metron yang berarti
perhitungan. Jadi, stoikiometri yaitu limu mempelajari semua perhitungan kimia tidak hanya pada unsur saja
tetapi juga perhitungan senyawa maupun campuran
1. HUKUM DASAR ILMU KIMIA
a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Contoh: S + O 2 SO 2
2 gr 32 gr 64 gr
b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Perbandingan massa unsur dalam tiap senyawa adalah tetap
Contoh: H 2 O massa H : massa O = 2 : 16 = 1 : 8
c. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Jika dua unsur dapat membentuk dua senyawa atau lebih, dan massa salah satu unsur
sama, perbandingan massa unsur kedua berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
Contoh:
Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO 2
Dalam senyawa NO, massa N = massa O = 14 : 16
Dalam senyawa NO 2 , massa N = massa O = 14 : 32
Perbandingan massa N pada NO dan NO 2 sama maka
perbandingan massa O = 16 : 32 = 1 : 2

d. Hukum Gas Ideal


Untuk gas ideal atau suatu gas yang dianggap ideal berlaku rumus :
PV = n RT
Keterangan:
P = tekanan (atmosfir) R = tetapan gas (lt.atm/mol.K)
V = volume (liter) T = suhu (Kelvin)
n = mol = gram/Mr
2. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF

3. KONSEP MOL
a. Dalam ilmu kimia satuan jumlah yang digunakan adalah mol
b. satu mol adalah sejumlah zat yang mengandung 6,02 x 10^23 partikel
Hubungan Mol dengan jumlah partikel
Jumlah Partikel = mol x 6,02 x 10^23
mol = Jumlah partikel / 6,02 x 10^23
Hubungan Mol dengan Massa
Untuk unsur : Untuk senyawa :
mol = gram / Ar mol = gram/Mr
gram = mol x Ar gram = mol x Mr
Hubungan Mol dengan Volume Gas
Setiap satu mol gas apa saja keadaan standard (0oC, 1 atm) mempunyai volume : 22, 4 liter.
Volume gas = mol x 22,4 mol = Volume / 22,4
Hubungan mol, jumlah partikel dan hubungan gas dapat digambarkan dalam bentuk
diagram sebagai berikut :

rangkuman materi stoikiometri


BAB 3
STRUKTUR ATOM
perkembangan teori atom dari masa ke masa:
1. John Dalton: Atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian
yang lebih kecil.
2. J.J. Thomson: Atom berupa bola pejal yang bermuatan positif dan elektron melekat pada
permukaan seperti roti kismis melekat pada roti.
3. Rutherford: Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi
oleh elektrin bermuatan negatif seperti tata surya.
4. Bohr: Elektron-elektron mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut
kulit elektron atau tingkat energi.
5. Schrodinger: Elektron-elektron yang mengelilingi inti atom memiliki tingkat energi
tertentu tetapi keberadaannya tidak dapat dipastikan. Model atom Schrodinger disebut juga
model atom modern.
Atom tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar pada kulit-kulit
atom. Inti atom terdiri atas partikel bermuatan positif (proton) dan partikel bermuatan netral
(neutron). Partikel bermuatan negatif (elektron) tersebar di kulit atom dan mengelilingi inti
atom.
Proton ditemukan oleh Goldstein, dilambangkan dengan huruf p, memiliki massa 1 sma, dan
bermuatan relatif +1. Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson, dilambangkan dengan huruf e,
memiliki massa 1/1840 sma, dan bermuatan relatif 1. Neutron ditemukan oleh J. Chadwick,
dilambangkan dengan huruf n, memiliki massa 1 sma, dan bermuatan relatif 0. Adapun inti
atom ditemukan oleh Rutherford.
Notasi komposisi atom:

Keterangan:
X = lambang unsur
A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
A Z = jumlah neutron
Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu
unsur.
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom
tersebut.
Berikut adalah pengertian isobar, isotop, dan isoton.

Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa yang sama tetapi nomor atom berbeda.
Isotop adalah atom-atom yang memiliki jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron
berbeda.
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah neutron yang sama.
Konfigurasi elektron adalah penataan elektron pada kulit atom. Elektron valensi adalah elektron
yang berada pada kulit terluar atom. Jumlah maksimal elektron yang dapat menempati suatu
kulit dirumuskan 2n2, n adalah kulit ke-n.
BAB 4
BENTUK MOLEKUL
1. Teori Domain Elektron
Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repultion)
Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.
Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB - PEB) > tolakan (PEB - PEI) >
tolakan (PEI - PEI)
Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan
membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki pada
atom pusat.
Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI
2. Merumuskan Tipe Molekul
1) Atom pusat dilambangkan dengan A
2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Jumlah Jumlah Rumus Bentuk Molekul Contoh
Pasangan Pasangan (AXnEm)
Elektron Elektron
Ikatan (X) Bebas (E)
2 0 AX2 Linear CO2
3 0 AX3 Trigonal planar BCl3
2 1 AX2E Bengkok SO2
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida NH3
trigonal
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida PCl5
trigonal
4 1 AX4E Bipiramida SF4
trigonal
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida IF5
sisiempat
4 2 AX4E2 Sisiempat datar XeF4
Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu
molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan menentukan bentuk geometri molekul
XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara molekul-molekul tersebut ada yang memiliki pasangan
elektron bebas dan ada yang tidak, jadi molekul-molekul tersebut adalah contoh yang bagus
untuk lebih memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki
jumlah elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar dibawah)

Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing diapakai
untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan
elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF4 dimana 4
elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga
meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe.

Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan
elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini
menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal
bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi
ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial
yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom
dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul
molekul XeF2 adalah linier.(lihat gambar dibawah).

Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET) dan 2
pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF4,
hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF4 adalah
oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi
aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan menempati posisi ekuatorial. Posisi
inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga
menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2
adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).

Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang elektron yang ada pada atom pusat jika
tidak pasangan elektron bebas.
Perhatikan gambar berbagai bentuk molekul berikut ini !
X : atom pusat
E : pasangan elektron bebas
BAB 5
IKATA KIMIA
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom yang membentuk molekul-
molekul.
1. KESTABILAN UNSUR
1. Kestabilan Unsur Gas Mulia
Atom-atom dapat dikelompokkan menjadi atom logam, nonlogam, metaloid, dan gas
mulia. Atom-atom gas mulia bersifat stabil, sedangkan atom-atom lainnya bersifat tidak
stabil. Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh
electron.
Tabel 2.1 Elektron Valensi Atom-Atom Gas Mulia
Atom Konfigurasi Elektron Elektron Valensi

He 2 2

Ne 28 8

Ar 288 8

Kr 2 8 18 8 8

Xe 2 8 18 18 8 8

Rn 2 8 18 32 18 8 8
2. Cara Atom-atom uang tidak stabil Mencapai Kestabilannya
Agar setiap atom itu stabil, atom harus berjumlah 8.
Golongan IA melepas 1 elektron
Golongan IIA melepas 2 elektron
Golongan IIIA melepas 3 elektron
Golongan IVA menerima 4 elektron
Golongan VA menerima 3 elektron
Golongan VIA menerima 2 elektron
Golongan VIIA menerima 1 elektron
Golongan VIIIA Stabil
3. Simbol Lewis (Kaidah oktet)
Untuk memudahkan kita dalam mempelajari ikatan kimia antar atom,dengan digunakannya
simbol Lewis yang menggambarkan elektron valensi suatu atom. Cara penulisannya
adalah:
1. Tuliskan simbol atomnya
2. Tempatkan titik mengelilingi simbol atomnya maksimum sampai dengan 4 titik. Titik
selanjutnya ditempatkan dengan titik sebelumnya sampai mencapai konfigurasi oktet (8
elektron)
3. Setiap titik mewakili 1 elektron yang ada pada kulit terluar atom tersebut. Tanda titik (.)
bisa diganti oleh tanda silang (x), lingkaran (o) dsb.
Ikatan kimia terdir iatas Ikatan Kimia Ion dan Kovalen.
Unsur yang melepas e : Unsur yang elektron valensi 1,2,3 (+)
Contoh:
Na : 2 8 1 = Na + e
Mg : 2 8 2 = Mg + 2e
Unsur yang menerima e : Unsur yang elektron valensi 4,5,6,7 (-)
Contoh:
C : 2 4 = C + 4 e -> C
N : 2 5 = N + 3 e -> N
= O + 2 e -> O
Cl : 2 8 7 = Cl + e -> Cl
Contoh pembentukan ion:
1. Na dengan Cl
Na : 2 8 1
Cl : 2 8 7
Na -> Na+ e + Cl + e -> Cl
Hasilnya: Na + Cl -> Na + Cl = NaCl
2. Al dengan O
Al : 2 8 3
O : 2 6
Al -> Al + 3e x 2 = 2Al -> 2Al+ 6e
O + 2 e -> O x 3 = 3O + 6e -> 3O
Hasilnya:
2Al + 3O > 2Al + 3O = AlO
3. Al dengan F
Al : 2 8 3
F = 2 7
Al -> Al + 3e x 2 = 2Al -> 2Al+ 6e
F + 2 e -> F x 3 = 3F + 6e -> 3F
Hasilnya: 2Al + 3F = 2Al + 3F = AlF
4. K dan He
K : 2 8 8 1
He : 2
Hasilnya: tidak dapat membentuk senyawa ion karena K dan He sama-sama melepas e.
5. Ca dengan N
Ca : 2 8 8 2
N : 2 5
Ca -> Ca+ 2 e x 3 = 3Ca -> 3Ca + 6 e
N + 3 e -> N x 2 = 2N + 6 e -> 2N
Hasilnya: 3Ca + 2N -> 3Ca + 2N = CaN
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya penggunaan elektron secara
bersama-sama
Pada ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen pada H2

Ikatan kovalen pada F2


Pada ikatan kovalen rangkap dua
Pada ikatan kovalen rangkap dua, ditunjukkan oleh garis rangkap dua (=), yang artinya
terdapat dua pasangan elektron ikatan, contohnya pada ikatan rangkap dua pada
molekul CO2.

Pada ikatan ion


Ikatan ion pada NaCl
Atom Na memberikan 1 elektronnya pada atom Cl, sehingga Na bermuatan positif dan Cl
bermuatan negatif. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Ikatan ion pada MgO


Atom Mg memberikan 2 elektronnya pada atom O, sehingga Mg bermuatan positif 2 dan
O bermuatan negatif 2. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Penggambaran
Langkah langkah dalam menggambarkan struktur Lewis:
1. Menghitung valensi atom yang akan dibuat struktur Lewisnya, contoh NH3.
2. Membuat kerangka strukturnya, di mana atom pusatnya biasanya adalah atom pertama
dalam rumus kimia molekultersebut.

3. Menempatkan satu elektron pada sisi di mana terdapat atom lain. Jika terdapat sisa
elektron, letakkan elektron-elektron tersebut secara berpasangan.

4. Menulis semua elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dengan menggunakan
lambang titik ().

5. Melengkapi bentuk duplet atau oktet dari ikatan atom ke atom pusat.

6. Bila atom pusat masih belum memenuhi kaidah oktet maka dapat digunakan ikatan rangkap
agar setiap atom dapat memenuhi oktet.
7. Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal (ikatan
tunggal). Apabila terdapat dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis rangkap dua
(ikatan rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti dengan garis rangkap tiga
(ikatan rangkap tiga).

Ikatan Kovalen Koordinasi


Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan
atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Contoh 1: Terbentuknya senyawa BF3-NH3

Rumus Lewis

Struktur kimia
Contoh 2: Terbentuknya senyawa NH4+

Contoh 3: Terbentuknya senyawa SO3


16S: 2.8.6
8O: 2.6
BAB 6
SISTEM PERIODIK
Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur kimia yang sudah
ditemukan. Saat ini sistem tersebut berupa tabel periodik yang terdiri dari 18 kolom dan 7
baris. Pengelompokan unsur-unsur tersebut telah mengalami perkembangan. Berikut
adalah sejarah perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur:
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)
1. Tabel periodik Lavoisier adalah tabel periodik yang menggolongkan unsur-unsur kimia
menjadi empat golongan yaitu gas, logam, nonlogam, dan tanah.
2. Triade Dobereiner adalah tabel periodik yang disusun berdasarkan massa atom relatif. Satu
triade terdiri dari tiga unsur dimana unsur yang berada di tengah merupakan unsur yang
memiliki massa atom relatif yang hampir sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur
yang berada di atas dan bawah.
3. Cara Chancourtois adalah cara pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan berat
atom. Susunannya membentuk seperti spiral.
4. Hukum oktaf Newlands adalah cara pengelompokan unsur-unsur yang berdasarkan
kenaikan berat atom dan persamaan sifat.
5. Tabel periodik Mendeleev adalah tabel periodik yang disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatif.
6. Tabel periodik Meyer adalah tabel periodik yang hampir mirip dengan tabel periodik
Mendeleev, hanya saja Mendeleev terlebih dahulu mempublikasikan tabel periodiknya.
7. Pengelompokan unsur Moseley adalah penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
nomor atom dalam bentuk tabel periodik.
8. Pengelompokan unsur Seaborg adalah tabel periodik yang digunakan saat ini. Tabel
periodik ini merupakan menyempurnaan dari tabel periodik sebelumnya setelah Glenn
Seaborg tidak bisa menempatkan unsur-unsur transuranium dalam tabel periodik Moseley.
Dibawah ini adalah tabel periodik yang digunakan saat ini:

Susunan berkala unsur-unsur kimia.

Sistem periodik modern terbagi menjadi 18 golongan dan 7 periode. Golongan disusun
secara horizontal dan ditulis dalam angka Romawi, sedangkan periode disusun secara
vertikal dan ditulis dalam angka Arab.

Massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom unsur terhadap 1/12 kali massa
atom karbon-12 (C-12). Variabel massa atom relatif adalah Ar. Berikut adalah rumusnya:

Untuk mencari massa molekul relatif juga sama dengan cara mencari massa atom relatif.
Hanya saja variabelnya menjadi Mr dan partikel penyusunnya berupa molekul (bukan
atom). Namun tetap dibagi 1/12 massa 1 atom C-12.
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom unsur. Berikut adalah sifat-sifat keperiodikan unsur:
1. Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar. Dalam satu golongan
dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke
kanan, jari-jari atom semakin kecil.
2. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom netral berwujud gas untuk
melepaskan elektron yang paling lemah ikatannya. Dalam satu golongan dari atas ke
bawah, energi ionisasi semakin kecil. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan,
energi ionisasi semakin besar.
3. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud
gas bila atom tersebut menangkap elektron. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
afinitas elektron semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan,
afinitas elektron semakin bertambah.
4. Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron dalam suatu
ikatan kovalen sehingga bermuatan negatif. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
keelektronegatifan semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan,
keelektronegatifan semakin bertambah.
BAB 7
KESETIMBANGAN
1. KESETIMBANGAN KIMIA
1.1 Keadaan Kesetimbangan Kimia
Jika dua buah zat direaksikan maka kemungkinan yang terjadi adalah :
Tidak terjadi reaksi kimia
Terjadi reaksi kimia
Bila terjadi reaksi kimia, kemungkinan yang terjadi adalah :
Reaksi berkesudahan (irreversible). Maksudnya, setelah terbentuk produk maka
reaksi berhenti
Reaksi tak berkesudahan atau reaksi dapat balik (reversible). Maksudnya, setelah
zat pereaksi berubah menjadi produk, maka produk terurai kembali zat pereaksi.
Pada reaksi dapat balik, reaksi kimia berlangsung dalam dua arah yaitu ke arah produk dan
reaktan. Perhatikan reaksi berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq)NaCl(aq) + H2O(l)
(contoh Reaksi tidak dapat balik)
2H2(g) + O2(g)2H2O(g)
(contoh reaksi bolak balik )

A. KESETIMBANGAN DINAMIS
1. Pengertian Kesetimbangan
Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk sama
dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak
terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama
dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang
berada dalam keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Perhatikan reaksi
berikut.
CuSO4. 5H2O
CuSO4 + 5H2O
Laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri
2. Kesetimbangan Kimia Bersifat Dinamis
Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung terus
-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama. Contoh
kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan pada
proses penguapan air.

B. PERGESERAN KESETIMBANGAN
Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan
terjadi pergeseran kesetimbangan, misalnya semua produk berubah kembali menjadi zat
semula (reaktan). Oleh karena itu, sistem kesetimbangan kimia harus dapat dikendalikan
sehingga produk yang terbentuk di ruas kanan jumlahnya maksimal, sedangkan zat-zat
yang bereaksi harus bersisa seminimal mungkin.
Ada 3 cara perlakuan agar sistem kesetimbangan dapat digeser ke arah yang
dikehendaki, yaitu ;
1) Mengubah konsentrasi zat
2) Mengubah suhu
3) Mengubah tekanan atau volume gas

1.2 Tetapan Kesetimbangan


1.hukum kesetimbangan
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum kesetimbangan (Hukum Guldberg dan
Waage) yang menyatakan sebagai berikut:
Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu,hasil kali konsentrasi hasil reaksi di bagi
hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan,yang masing-masing
di pangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.
Hasil bagi tersebut disebut tetapan kesetimbangan kimia (K)

2.Penetapan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi


Tetapan kesetimbangan pada sistem heterogen dapat di bedakan menjadi :
a) Pada kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa larutan, tetapan kesetimbangan hanya
di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa larutan(aq) sedangkan komponen-komponen
yang berfasa padat atau cair dianggap tetap. Contoh:
Cu2+ (aq) + 2H2O(l) Cu(OH)2(s) + H+(aq)
Kc =( H+)2 / [Cu2+]

b) pada kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa gas, ketetapan kesetimbangan hanya
di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa gas,komponen-komponen yang berfase padat
dan cair dianggap tetap. Contoh:
C(s) + CO2(g) 2CO(g)
Kc=[CO]2 / [CO]

c) tetapan kesetimbangan berdasar tekanan persial(Kp)


Tetapan kesetimbangan untuk reaksi gas dapat di nyatakan dengan tekanan persial.Tekanan persial
adalah tekanan bagian tiap-tiap gas ,tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan persial (Kp)
adalah hasil kali tekanan persial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan persial gas-
gas pereaksi setelah masing masing di pangkatkan dengan koefisiennya.

3. Kesetimbangan Disosiasi (penguraian)


Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih
sederhana dan peristiwa penguraian merupakan reaksi kesetimbangan.Derajat disosiasi ()
adalah perbandingan jumlah mol yang berdisosiasi dengan jumlah mol zat mula-mula
sebelum disosiasi, secara sistematis dapat di rumuskan :
( ) = mol zat yang berdisosiasi
mol zat mula-mula
Harga berkisar antara 0 sampai dengan 1.Dengan demikian ,kesetimbangan disosiasi
akan terjadi jika memiliki harga 0< <1, jika =0 berarti zat belum berdisosiasi, =0,5
berarti zat berdisosiasi separuh dari jumlah zat mula-mula,dan =1 berarti zat berdisosiasi
sempurna.
BAB 8
TERMOKIMIA
A. Hukum Termokimia
Azas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Jumlah energi yang dimiliki sistem dinyatakan dengan energi dalam (E).
Jika sistem menyerap kalor, maka E > 0 sedangkan jika sistem membebaskan kalor, maka
E<0
Hubungan antara energi dalam. kalor dan keda diumuskan dalam hukum termodinamika.
E = q + W
Keterangan:
E = perubahan energi dalam
q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas sistem
q =+ jika sistem menyerap / menerima kalor
q = jika sistem melepaskan kalor
w = jumlah kalor yang diterima/dRakukan sistem
w =+ jika sistem menerima kera
w = jika sistem melakukan kerja
B. Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah sejumlah zat atau campuran yang di pelajari sifat-sifat dan perilakunya
(bagian dari alam semesta yang sedang jadi pusat perhatian). Sedangkan lingkungan adalah
segala sesuatu di luar sistem.
Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertuakaran materi dan energi.

C. Reaksi Ekeoterm dan Endoterm


Tabel 7.1 Perbedaan Reaksi Eksotem dan Endoterm
D. Entalpi Reaksi
Perubahan entalpi (H) diukur pada keadaan standar yaitu perubahan entalpi diukur pada
suhu 25C dan tekanan 1 atm yang disebut dengan perubahan entalpi standar (Ho).
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan H reaksi disebut persamaan termokimia,
contohnya:
2 H2 + O2 H2O
H= -404 kJ/mol
Artinya: 2 mol gas H2, bereaksi dengan 1 mol gas O2, menghasilkan 2 mol H2O dengan
melepas kalor sebesar 404 kl/mol.
E. Perubahan Entalpi Reaksi standar
1. Entalpi Pembentukan Standar (Hof)
Merupakan kalor reaksi yang diperlukan atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya pada keadaan standar.
H2 + 1/2 O2 H2O
H= -285,8 kJ/mol
Artinya: 1 mol gas H2 bereaksi dengan 1/2 mol gas O2 menghasilkan 1 mol H2O dengan
melepas kalor sebesar 285,8 kJ/mol
2. Entalpi Penguraian Standar (Hod)
Merupakan kalor yang dilepaskan atau diserap pada penguraian 1 mol senyawa menjadi
unsur-
unsurnya pada keadaan standar. Contoh:
H2O H2 + 1/2 O2
H = +285,8 kJ/mol
Artinya: Untuk menguraikan 1 mol H2O menjadi 1 mol gas H2 dan mol gas O2 dibutuhkan
kalor sebesar 285,8 kJ/mol.
3. Entalpi Pembakaran Standar (Hoc)
Merupakan kalor yang dilepaskan pada pembakaran 1 mol zat pada keadaan standar. Pada
reaksi pembakaran selalu dihasilkan gas CO2dan H2O yang dikenal juga dengan
pembakaran sempurna.
Sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O.
4. Entalpi Pelarutan Standar (Hos)
Merupakan kalor yang dilepaskan atau diserap pada pelarutan 1 mol senyawa pada keadaan
standar.
F. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang mengukur kalor yang dilepas ataupun diserap sistem. Pada
kalorimeter tidak terjadi perpindahan kalor antara sistem dan lingkungan sehingga berlaku:
Qreaksi = -(Qsistem + Qkalorimeter)
Jumlah kalor yang diserap (ditandai dengan suhu yang turun) atau dibebaskan (ditandai
dengan suhu naik) larutan dapat ditemukan dengan pengukur perubahan suhunya. Jumlah
kalor yang yang diserap atau dibebaskan dapat dirumuskan:
Q = m.c.T
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dibebaskan (Joule)
m = massa zat (gr)
C = kalor jenis (J/groC)
t = perubahan suhu (t2 t1) oC
G. Hukum Hess
Kalor reaksi yang dibebaskan ataupun yang diserap tidak tergantung pada jalannya reaksi
tetapi tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi Artinya perubahan entalpi
suatu reaksi tetap sama baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap. Skema
dari hukum Hess:
H. Entalpi Reaksi Berdasarkan Data Perubahan
pA+q B r C +s D
Hreaksi = Hofhasil Hof pereaksi
Hreaksi = (r.HofC + s.HofD) (p.HofA + q.HofB)
I. Energi Ikatan
Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol senyawa dalam
keadaan gas menjadi atom atom gas. Secara Umum :
Hreaksi = Hofpereaksi Hofhasil
BAB 9
IKATAN KIMIA
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda
dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda dapat diukur
baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati
ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat atau materi terdiri dari partikel-partikel atau
molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.
Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu padat, cair, dan gas.
Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya
maupun partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut:
1. Zat Padat
Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.
Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun
teratur dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat
Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada
kedudukannya saja
Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak bebas.
Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di tempat saja.
Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau tidak
berubah.
Contoh: kayu, batu, besi
2. Zat Cair
Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh
daripada zat padat.
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi
renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah.
Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat
meninggalkan kelompoknya
Gerakan molekulnya cukup bebas
Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena
masih terdapat gaya tarik menarik.
Contoh : air, minyak, oli
3. Zat Gas
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun
tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah
Volumenya berubah-ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas
meninggalkan kelompoknya
Letak molekulnya sangat berjauhan
Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.
Contoh : Udara
Berdasarkan keadaan partikel-partikel wujud zat di atas, kita tahu bahwa partikel zat padat
dapat bergerak. Hal ini dapat dilihat dari larutnya gula dalam air, partikel-pertikel gula
meninggalkan ikatannya dan membaur di antara partikel-partikel zat cair sehingga air
terasa manis dan wujud padat gula tidak terlihat lagi.

Gaya Tarik Menarik Antar Partikel


Setetes air yang jatuh di kaca meja akan berbeda bentuknya bila dijatuhkan pada sehelai
daun talas. Mengapa demikian? Antara molekul-molekul air terjadi gaya tarik-menarik
yang disebut dengan gaya kohesi molekul air. Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik-
menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis.
Pada saat air bersentuhan dengan benda lain maka molekul-molekul bagian luarnya akan
tarik-menarik dengan molekul-molekul luar benda lain tersebut. Gaya tarik-menarik antara
partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air dengan
molekul kaca berbeda dibandingkan gaya adhesi antara molekul air dengan molekul daun
talas. Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil daripada gaya adhesi antara
molekul air dengan molekul kaca. Itulah sebabnya air membasahi kaca dan berbentuk
melebar. Namun air tidak membasahi daun talas dan tetes air berbentuk bulat-bulat
menggelinding di permukaan karena gaya kohesi antarmolekul air lebih besar daripada
gaya adhesi antara molekul air dan molekul daun talas.
1.Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis.
Contoh:
Tinta dapat menempel di kertas
Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
Cat dapat menempel pada tembok
2. Kohesi
Kohesi adalah adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis. Contoh:
gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu
gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir
Perubahan Wujud
Perubahan wujud zat dapat berlangsung apabila mendapat pengaruh panas maupun
tekanan, baik dari luar maupun dari dalam zat itu sendiri. Pengaruh panas yang diserap zat
dapat mengubah wujud zat dari padat ke cair maupun langsung ke bentuk gas, dapat juga
mengubah wujud dari cair menjadi gas. Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam
peristiwa sebagai berikut:
Membeku : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas
Mencair : Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
Menguap : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas
Mengembun : Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas
Menyublim : Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas
Mengkristal : Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas
BAB 10
REDOKS
Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Reaksi
redoks adalah singkatan dari REDuksi OKSidasi. Contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-
hari adalah perkaratan, pembakaran, pembusukan, fotosintesis, dan metabolisme.
1. Perkembangan Konsep Redoks
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai cakupan
konsep yang dijelaskan.
1.1. Reaksi redoks sebagai reaksi pengikatan dan pelepasan oksigen
Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen. Contoh: Perkaratan besi

(Fe).
Reduksi adalah reaksi pelepasan atau pengurangan oksigen. Contoh: Reduksi bijih besi

dengan CO.
1.2. Reaksi redoks sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan / penerimaan elektron
Dalam setiap oksidasi pasti disertai reduksi.
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contoh: (setengah reaksi

oksidasi).
Reduksi adalah reaksi pengikatan atau penerimaan elektron. Contoh: (setengah reaksi

reduksi).
1.3. Reaksi redoks sebagai reaksi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks)
Bilangan oksidasi atau disingkat biloks adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom akibat
melepaskan atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia.
Contoh:
1.4. Reaksi redoks sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan hidrogen

Oksidasi. Contoh:

Reduksi. Contoh:
2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi
1. Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi = 0
2. Umumnya unsur H memiliki bilangan oksidasi = +1 kecuali pada senyawa hidrida = 1
3. Umumnya unsur O memiliki bilangan oksidasi = 2 kecuali pada senyawa peroksida = 1
4. Unsur F selalu memiliki bilangan oksidasi = 1
5. Unsur logam selalu memiliki bilangan oksidasi positif yang besarnya sesuai dengan
golongannya.
6. Bilangan oksidasi ion tunggal sama dengan muatannya.
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0
8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
3. Penamaan Senyawa Menurut IUPAC
Persamaan senyawa menurut IUPAC adalah penamaan yang berdasarkan bilangan oksidasinya
yaitu sebagai berikut:
1. Logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi. Misalnya logam alkali, alkali
tanah, dan aluminium. Penamaan senyawanya adalah nama logam di depan kemudian
nama nonlogam diikuti ida. Contoh: NaCl : Natrium klorida.
2. Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Misalnya logam transisi,
penamaan senyawanya adalah dengan menuliskan bilangan oksidasi dengan angka romawi
di belakang nama logam tersebut. Contoh: CuO : Tembaga (II) oksida.
3. Atom non logam yang dapat membentuk dua atau lebih senyawa. Penamaannya
diawali dengan atom nonlogam yang bermuatan positif diikuti bilangan oksidasinya
(dengan angka romawi), sedangkan atom nonlogam yang bermuatan negatif diletakkan di
belakang dengan berakhiran ida. Contoh: NO : Nitrogen (II) oksida.
BAB 11
ELEKTROKIMIA
Potensial Elektroda (Eo)
Potensial elektroda adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu reaksi reduksi.
Makin mudah suatu logam mengalami reduksi makin besar potensial elektroda yang
ditimbulkannya. Jadi makin ke kanan letak suatu logam pada deret Volta makin besar
potensial elektrodanya. Deret Volta urutan kereaksifan logam mulai dari reduktor
terkuat (mudah teroksidasi) sampai reduktor terlemah (sukar teroksidasi)
K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
Sel Elektrokimia
Transfer elektron pda reaksi redoks di dalam larutan berlangsung melalui kontak
langsung antara partikel-partikel berupa atom, molekul, atau ion yang saling serah
terima elektron. Contoh reaksi redoks berikut:
Zn + Cu+2 Zn+2 + Cu
Untuk menghindari kesenjangan ini ion negatif akan mengalir menuju larutan ion
Zn+2sebaliknya ion Zn+2 bergerak menuju larutan Cu. Maka kedua larutan dihubungkan
dengan jembatan garam. Keseluruhan sistem pemindahan elektron melalui rangkaian
tertutup disebut sel elektrokimia atau lebih umum disebut sel. Elektroda tempat dimana
terjadi setengah reaksi oksidasi disebut anoda, sedangkan elektroda tempat dimana
terjadi setengah reaksi reduksi disebut katoda.
Diagram Sel
Berdasarkan konvensi bahwa penulisan setengah reaksi reduksi atau setengah reaksi
oksidasi digunakan lambang. Penulisan lambang ini disebut diagram sel.
Zn(s) | Zn+2(aq) || Cu+2(aq) | Cu(s)
Anoda katoda
Garis yang tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu elektroda dan fase lain
(misal larutan). Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut
dihubungkan dengan jembatan garam. Penulisan Zn(s) | Zn+2(aq) merupakan pasangan
oksidasi dan Cu+2(aq) | Cu(s)merupakan pasangan reduksi.
Menghitung Potensial Sel Reaksi:
Eo sel = Eo red - Eooks
BAB 11
ELEKTROKIMIA
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagaianode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <> 4OH(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi
itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimiaatau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan
oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah
berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat
berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah
Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya
jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak
kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak
ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil
langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia)
yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif
(elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif,
katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang
disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang
lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman,
kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif
(logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya
permukaan).
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :
Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak
dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan
korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif
(timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah.
Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya
reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal
ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan
aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan
katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam
ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan
logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
BAB 14
ELEKTROKIMIA
1.Teori Arrhenius (oleh Svante August Arrhenius)
Asam : pengionan dalam air melepaskan ion Basa : pengionan dalam air melepaskan ion
H+ OH-
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
HNO3 NaOH + H2O Na+ + OH- + H2O
HCl + H2O H+ + Cl- + H2O
Reaksi asam basa : Reaksi penetralan
Penggabungan ion H+ dan OH- membentuk air
Kation yang terikat pada OH- dan anion yang terikat pada H+ membentuk senyawa ionik
(garam)
HCl + NaOH NaCl + H2O
Asam Basa Garam Air

2.Teori Bronsted Lowry (oleh Bronsted dan Lowry)


Dasar teori: pertukaran proton (H+)
Asam: sebagai donor (pemberi) proton
Basa: sebagai akseptor (penerima) proton
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O H3O+ + Cl-
Asam basa
H2O + NH3 NH4+ + OH-
Asam basa
Reaksi asam basa :
Reaksi perpindahan proton dari asam ke basa
Membentuk asam dan basa konjugasi
Asam kuat: basa konjugasi lemah
Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl + H2O H3O+ + Cl-
Asam1 basa1 asam2 basa2
-Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya
-Basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya
H2PO4- HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
note:
Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry

3.Teori Lewis (oleh Lewis)


Dasar teori : pemakaian pasangan elektron bebas
Asam : menerima pasangan elektron bebas
Ex: H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
Senyawa melibatkan unsur gol.III biasanya asam lewis kuat (membentuk ikatan kovalen
koordinasi)
Basa : memberikan pasangan elektron bebas
Ex: OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa :
Pemakaian bersama pasangan elektron (ex: pada ikatan kovalen koordinasi)
Ex: Reaksi BF3 (asam) dan NH3 (basa)
Reaksi pembentukan senyawa kompleks
note:
Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa Lewis
Asam: Asam sulfat (air aki)
Ion H+ menyebabkan:
Mengubah warna lakmus biru menjadi merah Basa:
Memberi rasa asam Memberi rasa pahit
Bereaksi dengan logam dan basa Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari: Natrium bikarbonat (Soda kue)
Asam sitrat (pada jeruk dan anggur) Amonia (untuk pupuk)
Asam asetat (cuka) Natrium hidroksida (pada pembersih oven)
Asam askorbat (vitamin C)
Gabungan asam dan basa : memberi rasa asin

TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM BASA


Asam basa mengion dalam larutan dengan derajat pengionan yang berbeda
Asam kuat dan basa kuat : (mendekati 1)
Ex : asam kuat H2SO4, HNO3, HCl, HClO4,HBr
Basa kuat KOH, NaOH, Mg(OH)2,LiOH
Asam lemah dan basa lemah: (sgt jauh dari 1)
Ex : asam lemah H2CO3,CH3COOH,HCN, H3PO4
Basa lemah Fe(OH)3, NH4OH, Al(OH)3
o Tetapan kesetimbangan pengionan asam = Ka
Semakin tinggi Ka, semakin kuat asam
o Tetapan kesetimbangan pengionan basa = Kb
Semakin tinggi Kb, semakin kuat basa
o Tetapan Kesetimbangan autoionisasi air = Kw
Terjadi karena adanya sifat amfiprotik air

Asam Dan Basa Monovalen


valensi asam atau basa adalah satu
asam lemah monovalenEx: asam asetat
CH3COOH H+ + CH3COO-
basa lemah monovalenEx: natrium hidroksida
NH4OH NH4+ + OH-
Pasangan asam-basa konjugasi:
Asam makin lemah, basa konjugasinya makin kuat
Ka x Kb = Kw

Asam Dan Basa Polivalen


valensi asam atau basa adalah lebih dari satu
Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan
kesetimbangan sendiri.
Contoh: Asam sulfat
H2SO4 H+ + HSO4-
HSO4- H+ + SO42-

KONSENTRASI ION H+ DAN pH (derajat keasaman)


Asam/Basa Kuat:
elektrolit kuat (mengion hampir sempurna dalam air)
pH dapat ditentukan langsung dari nilai konsentrasi (C) asam dan basa tersebut.
[H+]= C asam.valensi asam
[OH-]= C basa.valensi basa

Asam/Basa Lemah:
o Konsentrasi H+ dari asam dan OH- dari basa bergantung pada derajat ionisasi ()dan tetapan
ionisasi (Ka (asam) atau Kb (basa))
[H+] = Ka.C asam
[OH-]= Kb.C basa
pH = - log [H+] pH + pOH = 14
pOH = - log [OH-]

Ket: C=konsentrasi (Molaritas)

INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR pH)


Nilai pH dapat diukur dengan:
pH meter
indikator asam basa (indikator pH) zat (suatu asam atau basa lemah) yang akan berubah warna
jika pH berubah pada kisaran tertentu.
Kisaran pH yang menyebabkan indikator berubah warna disebut trayek pH.
Bila pH < trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna asamnya
Bila pH > trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna basa
Contoh indikator: biru bromtimol (pH 6,0 7,6), merah metil (3,2 4,4), kuning alizarin (10,1
12,0)

Anda mungkin juga menyukai