Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Brama Djabar. NIM : 120513009. Morfometri Lereng Kawasan Sub-Litoral


Pantai Malalayang II Kota Manado. Dibimbing oleh Dr. Ir. Rignolda
Djamaluddin, M.Si dan Ir. Royke M. Rampengan, M.Si

Dewasa ini, pemanfaatan ruang pantai sedang giat-giatnya dilakukan. Hal ini
harus didukung oleh pemahaman yang baik tentang ruang pantai itu sendiri. Salah
satu kawasan yang rentan terhadap perubahan lahan adalah kawasan sub-litoral.
Kawasan sub-litoral merupakan kawasan dari batas surut terendah sampai dasar
benua dengan kedalaman 200 meter, sehingga kawasan ini masih terkena pengaruh
dinamika oseanografi yang bergerak menuju pantai.
Ruang pantai Malalayang II merupakan ruang pantai di Teluk Manado yang
sedang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, salah satunya sebagai tempat
bermukim. Aspek morfometri kawasan sub-litoral ruang ini perlu dikaji untuk
mengetahui gambaran tentang perubahan yang terjadi di kawasan ini. Hal ini
dianggap penting mengingat warga yang bermukim sebagian besar berprofesi sebagai
nelayan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batimetri ruang, menganalisis
perbedaan batimetri pada dua waktu yang berbeda, mendeskripsikan pola arus
perairan serta menganalisis kaitannya dengan perubahan batimetri di kawasan sub-
litoral pantai Malalayang II.
Metode penelitian ini terbagi atas tiga parameter, yaitu batimetri, arah dan
kecepatan arus, serta pasang surut. Peralatan yang digunakan adalah fish finder,
Floater Current Meter (FCM), GPS dan palem pasut. Penelitian dilakukan pada dua
waktu yang berbeda (bulan Februari dan Mei) selama tiga hari dengan kegiatan
pemeruman (batimetri) saat air bergerak pasang, pengukuran arus saat pasang
maupun surut dan pengamatan pasut selama 39 jam sebagai data pendukung.
Selanjutnya, data hasil pengukuran diolah dan ditampilkan dalam bentuk peta sebagai
gambaran keadaan ruang pantai lokasi penelitian.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan mengenai kondisi ruang
pantai Malalayang II ditinjau dari data hasil pengukuran pada dua waktu yang
berbeda. Pada bulan februari, kedalaman terukur mencapai 23 meter, kecepatan arus
maksimal adalah 0,483 knot saat pasang dan 1,164 knot saat surut. Sedangkan pada
bulan mei, kedalaman dasar laut mencapai 32 meter, arus tercepat adalah 0,364 knot
saat pasang dan 0,292 knot saat surut. Hasil overlay pada kedua data batimetri
menyimpulkan bahwa luas area pemeruman yang mengalami erosi mencapai 29.165
m2 dengan volume -139.668,844 m3 sedangkan untuk luas area deposisi mencapai
2.619 m2 dengan volume 1.617,644 m3.

Kata kunci : Teluk Manado, morfometri lereng, sub-litoral, batimetri, arus laut

Anda mungkin juga menyukai