DISUSUN OLEH:
1. Arta mutiara
2. Fransiska lega
3. Tia purwati
Prinsip II: Biaya (cost) adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu
Terkadang kita melupakan pengertian biaya atau harga yang sebenarnya dari pilihan yang kita
ambil.Konsep yang sering dilupakan adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu
kesempatan yang hilang demi menjalankan suatu pilihan. Oleh karena itu, harga yang harus
saya bayar untuk s2 bukan cuma biaya kuliah, buku, asrama, dan biaya hidup saja. Biaya
kesempatan yang timbul akibat kehilangan kesempatan bekerja dengan gaji yang layak
seharusnya ikut masuk pertimbangan.Terkadang, biaya kesempatan untuk melanjutkan kuliah
bisa jadi teramat tinggi. Contohnya seorang pemain NBA, Le Bron James, yang memutuskan
untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena menganggap biaya kesempatan kuliah
terlalu tinggi, dibanding biaya kesempatan berkarier sebagai atlet profesional.
Prinsip III: Orang rasional berpikir pada marjin (margin)Konsep orang rasional berarti
seseorang akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan, sesuai kesempatan yang ada.
Sementara marjin disebut juga sebagai garis tepi atau batas. Untuk memaksimalkan sesuatu
(entah keuntungan bagi perusahaan atau kepuasan bagi rumahtangga), orang rasional akan
selalu mempertimbangkan perubahan marjinal, perubahan yang terjadi karena perubahan kecil
pada suatu aksi. Contoh, keuntungan marjinal adalah perubahan keuntungan yang kita dapatkan
atas penjualan ekstra satu barang atau jasa. Secara umum, orang akan membandingkan manfaat
marjinal dan biaya marjinal ketika menentukan keputusan. Pertanyaan klasik mengapa berlian
jauh lebih mahal daripada air bisa Anda jawab menggunakan konsep manfaat marjinal.
Prinsip IV: Orang bereaksi terhadap insentif (incentive)Insentif adalah sesuatu (seperti
kemungkinan akan hadiah atau hukuman) yang bisa membujuk seseorang untuk bertindak.
Dalam ilmu ekonomi, insentif merupakan hal yang sangat krusial. Pengetahuan mengenai
insentif dan apa reaksi orang terhadap insentif tersebut sangat penting untuk mengetahui kerja
dan gerakan pasar, juga bagi para pembuat kebijakan.(Source: Gregory Mankiw, Principles of
Economics 4th edition, 2007)
Prinsip VI: Mekanisme Pasar merupakan metode yang cocok untuk mengatur kegiatan
ekonomi. Biasanya sihMasih ingat dengan perang dingin?Salah satu ideologi yang
dipertentangkan adalah ekonomi pasar melawan ekonomi terpusat.Salah satu kelemahan
ekonomi terpusat adalah, tidak adanya insentif yang cukup untuk maju dan berbuat
lebih.Semua sudah diatur oleh pemerintah.Di sini bisa kita lihat kelemahan kedua.Pemerintah
tidak memiliki kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya secara tepat. Di lain pihak,
mekanisme pasar bertumpu pada keputusan kolektif rumah tangga dan perusahaan dalam
pengalokasian sumber daya. Dibandingkan pemerintah, tak ayal lagi, pasar memiliki
kemampuan lebih.Pasar memunculkan permintaan barang maupun jasa; Pasar pula lah yang
mengumpulkan perusahaan maupun rumah tangga untuk menyediakan penawaran.Ekonom
menyebut mekanisme ini sebagai tangan gaib (invisible hand).
Prinsip VII: Pemerintah dapat meningkatkan kinerja pasarAnda mungkin bertanya, jika
mekanisme pasar dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien, apa perlunya
pemerintah? Salah satunya adalah untuk memastikan mekanisme pasar bekerja dengan baik
melalui penegakan hukum dan penyediaan sarana prasarana.Apa gunanya mekanisme pasar
kalau pencurian merajalela, perjanjian dagang tidak ditepati dan jalur transportasi buruk (dan
tidak ada cukup insentif bagi pasar untuk menyediakan jalur transportasi)? Peran pemerintah
tidak hanya berhenti sebagai fasilitator.Terkadang intervensi terhadap mekanisme pasar
diperlukan, karena si tangan gaib kita memang bisa mengatur ekonomi, tetapi bukan berarti
mahakuasa. Di sini pemerintah dapat melakukan dua hal: meningkatkan efisiensi dan keadilan.
Salah satu penyebab ketidakefisienan pasar adalah eksternalitas, yaitu pengaruh suatu tindakan
terhadap khalayak umum.Contoh eksternalitas (negatif) yang paling umum adalah polusi.Ada
pula faktor kekuatan pasar, di mana suatu kekuatan tunggal (atau segelintir orang) memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap pasar.Bisa juga disebut monopoli.Pemerintah memiliki
peran untuk mencegah timbulnya faktor-faktor tersebut yang bisa mengakibatkan gagalnya
kerja mekanisme pasar.Kemudian berbicara mengenai keadilan, mekanisme pasar hanya bisa
mengatur alokasi sumber daya berdasarkan kemampuan memproduksi sesuatu yang mana
orang mau membayar untuk itu.Si tangan gaib tidak menjamin tiap orang bisa punya pekerjaan,
bisa makan cukup atau bisa berobat jika sakit.Pemerintah lah yang bertanggung jawab atas
keadilan bagi seluruh rakyat, dengan mekanisme pajak, subsidi dan program kesehatan atau
sembako murah.
Prinsip VIII: Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan memproduksi barang
dan jasa Fakta menunjukkan perbedaan standar hidup yang cukup mencolok antarnegara yang
ada di dunia. Bank Dunia membagi tingkat pendapatan suatu negara menjadi Low Income
(LIC) untuk di bawah $785, Lower Middle Income (LMC) untuk $766-$3035, Upper Middle
Income (UMC) untuk $3036-$9385, dan High Income untuk di atas $9386. Indonesia sendiri
terletak pada tingkatan LMC. Perbedaan tingkat pendapatan mengakibatkan pula perbedaan
standar hidup: kepemilikan akan barang-barang elektronik, akses layanan pendidikan dan
kesehatan, ketersediaan nutrisi, hingga tingkat harapan hidup (life expectancy). Faktor apa
yang menjadi penentu tingkat standar hidup suatu negara? Produktivitas, yaitu jumlah barang
dan jasa yang diproduksi tiap satu jam kerja. Semakin produktif masyarakat suatu negara,
semakin besar kemampuan mereka menikmati standar hidup yang lebih baik. Konsep
produktivitas dan standar hidup ini akan berdampak pula pada kebijakan publik. Kebijakan
publik yang bertujuan meningkatkan standar hidup masyarakat harus mampu menjawab
pertanyaan kunci, bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat?Untuk itu, diperlukan
pendidikan yang baik, fasilitas yang memadai, kebijakan yang tepat dan dukungan teknologi
yang mumpuni.
Prinsip IX: Harga akan naik ketika pemerintak mencetak terlalu banyak uang
Mungkin kalian masih ingat dengan inflasi gila-gilaandisebut juga hiperinflasidi Zimbabwe,
sampai-sampai terbit duit kertas bertuliskan 10 milyar. Kini, setelah mengalami 3 kali
devaluasipenurunan nilai mata uangsejak 2006, dolar Zimbabwe dinyatakan tidak berlaku,
alih-alih mata uang internasional lah yang berlaku di negara tersebut. Tahukah kalian apa
penyebab inflasi? Secara umum, inflasi atau kenaikan tingkat keseluruhan harga disebabkan
terutama oleh jumlah uang yang beredar di masyarakat.Seperti di Jerman periode awal 20an di
mana harga-harga naik 3 kali lipat tiap bulannya, jumlah uang tercatat meningkat 3 kali tiap
bulannya.
Prisip X: Masyarakat menghadapi tarik-ulur jangka pendek antara inflasi dan pengangguran
Meskipun dalam jangka panjang inflasi merupakan efek utama dari jumlah uang beredar, dalam
jangka pendek mencetak uang banyak-banyak malah bisa mengurangi
pengangguran.Lho?Berikut alur analisisnya.Peningkatan jumlah uang beredar dapat
menstimulasi kemampuan belanja sehingga tingkat permintaan pun meningkat. Kenaikan
tingkat permintaan memang berpotensi menaikkan harga, akan tetapi ia juga akan menarik
minat pengusaha untuk meningkatkan produksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan
tersebut. Untuk itu, diperlukan lebih banyak pekerja. Secara umum lapangan pekerjaan akan
meningkat dan pengangguran pun menurun. Jadi, dalam skala keseluruhan ekonomi terdapat
pula tarik-ulur (trade off), yaitu antara inflasi dan pengangguran.Para penentu kebijakan dapat
memanfaatkan tarik-ulur jangka pendek ini untuk menentukan kombinasi inflasi dan
pengangguran yang dirasa pas.Caranya dengan mengatur pengeluaran pemerintah, tingkat
pajak dan jumlah pencetakan uang.Hal ini, tentu saja, menjadi subjek perdebatan yang tidak
pernah berhenti.
2. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak, Inflation adalah
peningkatan harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian
- Salah satu penyebab inflasi adalah pertumbuhan jumlah uang
- Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar, nilai uang itu sendiri akan turun
3. Masyarakat menghadapi tradeOff jangka pendek antara Inflasi dan pengangguran
Philip Curve menunjukan tradeOff antara inflasi dan pengangguran inflation ><
unemployment.