Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN
MENYUSUI dengan judul RESPON ORANG TUA TERHDAP BAYI BARU
LAHIR ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin, walaupun mengalami brbagai
kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena
usaha dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku
penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan
makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Manado, 14 oktober 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

1. Bounding attachment
2. Respon ayah dan keluarga terhadap bayi
3. Siblling rivalry

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sibling rivalry banyak terjadi pada anak-anak yang berjarak usia sangat dekat (1
atau 2 tahun), sama beradu pada pertengahan masa anak (8-12 tahun) dan berjenis
kelamin sama. Akibatnya apabila tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa,
sampai tua kakek nenek.
Sibling rivalry bukanlah kesalahan anak tertua, maupun anak-anak dalam
keluarga, juga bukan merupakan kesalahan orang tua semata, bahwa akar
permasalahannya adalah kurangnya waktu dan perhatian, akibat kondisi umum yang
dimiliki oleh suatu keluarga.
Seorang kakak yang iri terhadap adiknya menganggap adik sebagai penyebab
hilangnya beberapa kenikmatan yang selama ini dinikmatinya. Iri hati kakak pada adik
merupakan suatu yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sang kakak biasanya
iri ketika ibu terkesan lebih memperhatikan adik. Pearasaan iri semakin kuat karena
adik biasanya lebih diperhatikan, dikasihi dan disayang.
Bagi anak-anak, yang mereka perebutkan adalah waktu, perhatian, cinta dan
penerimaan yang diberikan orang tua kepada setiap anak. Dengan segenap
kemampuan fisik dan mental yang dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan
kepada satu anak saja daripada harus membaginya kepada beberapa anak sekaligus,
apalagi setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.
Sumber permasalahan sibling rivalry muncul pada masalah anak itu sendiri, akan
tetapi orang tua harus bertindak dalam permasalah tersebut. Fungsi keluarga juga
merupakan factor yang mempengaruhi sibling rivalry karena anak-anak mereka
berebut perhatian orang tua atau karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang
tidak berlaku adil, pilih kasih atau membanding-bandingkan antara anak yang satu
dengan anak yang lain.

3
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2. Tujuan khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui bounding Attachment
b. Untuk mengetahui ikatan awal bayi dan orang tua
c. Untuk mengetahui respon ayah dan keluarga
d. Untuk mengetahui respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
e. Untuk mengetahui sibling rivalry

C. MANFAAT PENULISAN

a. Manfaat teoritis
. Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu
kebidanan.
b. Manfaat praktis
1. Bagi institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa akademi kebidanan
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan topik respon
orang tua terhadap bayi baru lahir

BAB II

4
PEMBAHASAN

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita dan
keluarganya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama kehamilan dan masa
nifas untuk menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali bagi seorang bidan
untuk mengetahui tentang penyesuaian ini sehingga dapat menilai apakah ibu
memerlukan asuhan yang khusus dalam masa itu.
Respon dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan cara mereka mengasuh
anak berbeda-beda dan meliputi keseluruhan bagian dari reaksi dan emosi, mulai dari
tingkatan-tingkatan kebahagian sampai pada kesedihan. Sehingga bidan harus
memahami dan menunjukkan respon psikologis terhadap masalah yang timbul agar
dapat membantu orang tua melalui masa postpartum yang wajar dan sehat serta
memberikan asuhan kebidanan yang dibutuhkan.

1. Bounding Attachment
a. Pengertian
Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu
proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih
sayang terhadap bayi yang dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan
psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain :
Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran. Tetapi si
ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik si ibu maupun si
ayah telah berangan-angan tentang bayi mereka kelak. Hal ini bisa
menjadi perasaan positif, negatif, netral.
Kelahiran merupakan sebuah momen didalam kontinum keterkaitan ibu
dengan bayinya ketika si bayi bergerak keluar dari dalam tubuhnya.

5
2. Tahap-tahap bounding attachment
Tahap-tahap bounding attachment yaitu:
a) Perkenalan (arcquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh,erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah
mengenal bayinya.
b) Bounding (keterikatan)
c) Attachment perasaan sayang yang mengikat individudengan
individu lainnya.
Adapun intereraksi yang menyenangkan, misalnya:
a) Sentuhan pada tungkaidan muka bayi secara halus
dengan tangan ibu.
b) Sentuhan pada pipi dapat menstimulasi respon yang
menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi ke arah
muka ibu atau ke arah payudara sehingga bayi akan
mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat
putingnya, dan terjadilah rangsangan untuk sekresi
proklatin.
c) Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandng,
menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan
bayi.
d) Tangis bayi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses bounding attachment


a. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya
tentu akan memberikan respons emosi yang berbeda dengan orang tua yang
tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respons emosi yang positif dapat
membantu tercapainya proses bounding attachnent ini.

6
b. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikai dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang di miliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula boundingattachmen terwujud.
c. Dukungan sosial seperti keluarga, teman an pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat
akan memberikan suatu semangat/dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayangyang penuh kepada bayinya.
d. Kedekatan orang tua dan anak
Dengan metode rooming ini kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan secepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak,jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan.Pada awal kehidupan,hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding
dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan
bersama,dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat
keduanya memiliki hubungan yang unik.
4. CARA MELAKUKAN Bounding Attachmen
a. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannyapemberianASI secara ekslusif segera setelah lahir,secara
langsung bayi akan mengalamikontak kulit dengan ibunya yang menjadikan
ibu merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya.Bayi yang merasa aman dan
terlindung,merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di kemudian

7
hari.Dengan memberikan ASI eksklusif,ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhanbayinya,dan tidak dapat digantikan oleh orang
lain.Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI,karena refleks let-down
bersifat psikosomatis.

c. Kontak mata (eye to eye contact)

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa


lebih dekat dengan bayinya.Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang.Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih
dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.Kontak mata mempunyai efek
yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan danrasa percaya
sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusiapada umumnya.

d. Suara (voice)

Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinyasangat


penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan
tegang.Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan
sehat.Respons antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing.Orang ta akan
menantikan tangisan pertama bayinya.Dari tangisan itu,ibu menjadi tenang
karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup).Bayi dapat mendengar sejak
dalam rahim,jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengar suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,meskipun suara-suara itu terhalang
selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat dalam
telinga.

e. Aroma/bau badan (odor)

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.Indra penciuman pada bayi baru lahir sudah
berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup.Indra penciuman bayi akan sangat kuat,jika seorang
ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.

8
f. Gaya bahasa (entrainment)

Bayi mengembangkan akibat kebiasaan.Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai


dengan struktur pembicaraan orang dewasa.Mereka menggoyangkan
tangan,mengangkat kepala,menendang-nendangkan kaki.Entrainment terjadi
pada saat anak mulai bicara.Dengan demikian terdapat salah satu yang akan
lebih banyak dibawanya dalam memulai bicara (gaya bahasa).Selain itujuga
mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk
komunikasi yang efektif.

g. Bioritme (biorhythmicity)

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme).Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif.Janin dalam rahim dapat dikatakan
menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung.

h. Inisiasi diri

Setelah bayi lahir,dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu.Ia


akanmerangkak dan mencari puting susu ibunya.Dengan demikian,bayi dapat
melakukan refleks sucking dengan segera.

Menurut Klaus Kennel (1982),ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat


diperoleh dari kontak dini,yaitu:

1) Kadar oksitosindan prolaktin meningkat.

2) Refleks menghisap dilakukan dini.

3) Pembentukan kekebalan aktif dimulai.

9
4) Mempercepat proses ikatan antaraorang tua dan anak (bodywarmth
(kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang;stimulasi
hormonal).

5. Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

a. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama)

b. Sentuhan orang tua pertama kali.

c. Adanya ikatanyang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak

d. Kesehatan emosional orang tua

e. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan

f. PersiapanPNC sebelumnya

g. Adaptasi

h. Tingkat kemampuan,komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak

i. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan


pada bayi,menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman

j. Fasilitas untuk kontak lebih lama

k. Penekanan pada hal-hal positif

l. Perawat maternitas khusus (bidan)

m. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga,teman dan


pasangan

n. Informasi bertahap mengenai bounding attachment

10
6. Manfaat Bounding Attachment

Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara
baik,yaitu:

a. Bayi merasa dicintai,diperhatikan,mempercayai,menumbuhkan sikap sosial.

b. Bayi merasa aman,berani mengadakan eksplorasi

c. Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis
bayi kelak.

7. Hambatan Bounding Attachment

Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment adalah:

a. Kurangnya support sistem

b. Ibu dengan resiko (ibu sakit)

c. Bayi dengan resiko (bayi prematur,bayi sakit,bayi dengan cacat fisik)

d. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

8. Peran Bidan dalam Mendukung Terjadinya Bounding Attachment

a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama pascakelahiran.

b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respons


positif tentang bayinya,baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

c. Sewaktu pemeriksaan ANC,bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh


dan meraba perutnya yang semakin membesar.

d. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin untuk berkomunikasi.

11
e. Bidan juga men-support ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya dalam merawat anak,agar saatsesudah kelahiran nanti ibu
tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat anaknya sendiri dan tidak
ada waktu yang seperti ibu inginkan.

f. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah


satu cara bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran,hendaknya
bidan tidak memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu untuk
mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin
segera memeluk bayinya.

B, Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi

Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi baru lahir (BBL) berbeda-
beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal,diantaraanya reaksi emosi
maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruhi, misalnya masalah
pada jumlah anak, keadaan ekonomi dan lain-lain. Respon yang mereka
perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada yg negatif. Respon
dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan pengalaman mereka dalam
melahirkan berbeda yang meliputi seluruh spectrum reaksi dan emosi seperti
perasaan sukacita tak terbatas, kedalaman keputusan dan kesedihan.

Bidan ikut meraakan kebahagiaan klien ketika iadapat memenuhi harapan dan
keputusan klien. Jika tanggapan tidak menyenangkan, bidan perlu memenuhi
apa yang terjadi dan memfasilitas proses kerja yang sehat melalui respon untuk
kesejahteraan setiap orang tua, bayi dan keluarga. Ini membantu untuk
menyimpan persepsi mereka tentang bayinya.

12
1) Respon positif

Respon positif dapat ditunjukkan dengan:

a) Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia

b) Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan dayidengan


baik

c) Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayinya

d) Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi

2) Respon negatif

Respon negatif dapatdi tunjukkan dengan:

a) Kelahiran yang tidak di inginkan karena hamil muda

b) Kurang bahagia karena kegagalan KB

c) Anak yang di lahirkan hasil hubungan zina sehingga malu bagi


keluarga

d) Faktor ekonomi yang kurang sehingga kecemasan terhadap keluarga

C. Respon Ayah dan Keluarga


Jika ibu sudah mengandung bayi selama sembilan bulan, ayah benar-benar
merasakan kebersamaan dengan bayi saat bayi lahir. Perkenalan ayah dengan bayi
dimulai saat mereka saling bertatapan. Seperti halnya ikatan ibu dengan bayi,
kedekatan ayah dengan bayi penting bagi tumbuh kembang bayi, hasil penelitian
Robert A Veneziano dalam the importance of father love menyebutkan kedekatan
ayah dan bayi sangat membantu mengembangkan kemampuan sosial, kecerdasan
.3
emosi dan perkembangan kognitif bayi.

13
Hasil penelitian menunjukkan 62% ayah mengalami depresi pasca lahir
atau baby blues, perasaan cemas, khawatir dan takut dapat muncul saat seorang
pria menyadari dirinya kini memiliki peran baru yaitu sebagai ayah.
Berikut ini kekhawatiran yang paling umum terjadi :
1. Dapatkah saya membiayai keluarga yang kini lebih besar?
Karena biaya pemeliharaan dan pendidikan anak memang semakin mahal,
bnayak ayah baru tidak bias tidur memikirkan hal ini.
2. Apakah saya akan menjadi ayah yang baik?
Seorang ayah takut jika ia tidak dapat mendidik anaknya dengan baik karena
sedikit orang terlahir umtuk menjadi ayah ibu yang baik kebanyakkan
mereka belajar dari praktek langsung, ketabahan dan cinta.
3. Bagaimana berbagi tugas memelihara anak?
Ayah zaman dulu tidak memikirkan ini karena pemeliharaan anak dianggap
tugas perempuan tetapi sekarang merela menyadari sebagai orang tua adlah
tugas bersama
4. Haruskah menghentikan kehidupan social?
Keadaan sebelum mempunyai bayi akan sedikit berubah karena memang
perlu bayi menjadi pusat perhatian sehingga aktifitaspun menjadi terbatas.
5. Apakah hubungan suami-istri akan berubah?
Dengan hadirnya bayi baru keinginan untuk berdua saja tidak semudah dulu.
Privasi dan keintiman yang spontan menjadi sering kali sulit
didapat.sehingga diperlukan usaha berdua utnuk saling menyediakan waktu
bagi yang lain.

3) Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi
berkembang
a. Perilaku menfasilitasi:
1) Menatap, mencari ciri khas anak
2) Kontak mata
3) Memberikan perhatian

14
4) Mengganggap anak sebagai indifidu yang unik
5) Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6) memberikan senyuman
7) Berbicara/bernyayi
8) Menunjukkan kebanggaan pada anak
9) Mengajak anak pada acara keluarga
10) Memahami prilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11) Bereaksi positif terhadap prilaku anak.

b. Perilaku penghambat
1) Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, mrnghindar,
menolak untuk menyentuh anak.
2) Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak
memberikan nama pada anak
3) menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai
4) Tidak menggenggam jarinya
5) Terburu-buru dalam menyusui
6) menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

4) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON ORANG TUA


TERHADAP BBL
Bagaimana ibu dan ayah serta keluarga berprilaku terhadap bayi baru lahir
sebagian dipengaruhi oleh faktor internal dan ekterna Bagaimana seorang ibu dan ayah
berprilaku terhadap bayi baru lahir sebagian dipengaruhi oleh faktor internal dan
ekternal.
1. Faktor internal ;
a. Bagaimana mereka diurus oleh orang tua mereka; bila si ayah atau individu lain
pada waktu kecil dia dididik orang tua mereka dengan cara keras atau sering diberikan
hukuman apabila ada kesalahan sedikit sehingga kemungkinan kedekatan antara ayah
dan bayi akan sulit terbentuk dan cara ini akan diterapkan untuk mendidik anaknya
kelak.

15
b. Kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri mereka; di banyak masyarakat
masih terdapat kepercayaan bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir tidaklah bersih,
dan diisolasi dari ayahnya selama periode yang ditetapkan, tentu saja hal ini
menyulitkan terbentuknya ikatan batin dengan sang ayah
c. Nilai-nilai kehidupan ; kepercayaan dan nilai- nilai dalam kehidupan
mempengaruhi prilaku dan respon sesorang, dalam agama islam bayi yang baru lahir
sesegera mungkin di adzankan oleh sang ayah keadaan ini memberikan kesempatan
ayah unutk mencoba mengendong bayi pertama kalinya dan bayi mendengarkan suara
sang ayah.
d. Hubungan antar sesama ; hubungan antar sesama akan menciptakan suatu
pengalaman seperti bila sang ayah melihat atau mendengar cerita dari temannya
bagaimana temannya bersikap terhadap anak pertamanya, bila sang ayah mempunyai
hubungan dalam lingkungannya harmonis, mudah bersolialisasi hal ini akn
menciptakan respon yang positif terhadap bayinya.
e. Riwayat kehamilan sebelumnya ; apabila pada kehamilan terdahulu ibu
mengalami komplikasi dalam kehamilan seperti abortus, plasenta previa dll, akan
membuat ayah/ ibu maupun keluarga sangat menjaga dan melindungi bayi dengan
sebaiknya.
2. Faktor eksternal ;
a. Keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan ; pasangan suami istri yang
sangat menginginkan anak tentu saja akan merespon kelahiran bayi dengan bangga
dan bahagia. - Perhatian yang diterima selama kehamilan, persalinan dan post partum ;
perhatian dari suami dan keluarga akan menciptakan perasaan kebahagian dan bangga
akan peran nya sebagi seorang ibu persalinan.
b. Sikap dan perilaku pengunjung ; pengunjung memberikan pujian dan ucapan
selamat dan melihatkan persaan bangga terhadap sibayi, hal ini akan menumbuhkan
perasaan bahagia akan kehadiran bayi.

16
5) Sikap Orang Tua tehadap BBL
Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi meliputi:
a. Kurang kasih sayang.
b. Persaingan tugas orang tua.
c. Pengalaman melahirkan.
d. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
e. Cemas tentang biaya.
f. Kelainan pada bayi.
g. Penyesuaian diri bayi pascanatal.
h. Tangisan bayi.
i. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
j. Gelisah tentang kenormalan bayi.
k. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.

6) . Tehnik Dan Instrumen Pengkajian Bounding Attachment

Tehnik untuk mengkaji interaksi orang tua dan bayi antara lain dengan anamnesa atau
interview, observasi, dan mendengarkan.

Stainton (1981) telah merancang suatu alat untuk menskor pengkajian terhadap
interaksi orang tua-bayi, untuk digunakan pada periode post partum. Alat ini berkaitan
dengan perubahan respon -respon ibu dan ayah dimulai dari pertama mereka kontak
setelah persalinan sampai dengan keseluruhan masa awal puerperium.

Hasil observasi berupa score dengan range sebagai berikut :

Score 0-4 : kebutuhan support untuk proses bonding bersifat intensif.


Score 5-7 : kebutuhan support untuk bonding bersifat ekstra
Score 8-10 : kebutuhan support untuk bonding bersifat biasa-biasa saja.

Penskoran ini didasarkan atas jumlah dan jenis perilaku afeksi yang ditunjukkan oleh
ibu selama berinteraksi dengan bayinya.

17
3. Sibling rivalry
Pengertian
Merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau
saudara kandung yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu inipun dapat timbul
terhadap sang ayah. Kenyataannya semua anak akan merasa terancam oleh
kedatangan seorang bayi baru meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik
selama kehamilan maupun setelah kelahiran. Anak-anak yang lebih tua yang telah
membentuk semacam independensi dan katan batin yang kuat biasanya tidak begitu
merasa ternancam oleh kedatangan bayi baru dari pada anak-anak yang belum
mencapai kekuatan ikatan batin yang sama; anak-anak yang berusia 3 tahun atau
lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran adiknya sedangkan anak-anak
yang lebih muda dari itu mungkin merasa cemas dalam proses pembentukan ikatan
batin.
Jika anak yang lebih tua merasakan aman didalam kedudukannya dalam keluarga
maka ia akan merasa bebas untuk memberikan / mengikuti perubahan dalam
keluarganya tetapi jika ia merasa terancam akan kedudukannya maka perasaan
saudara kandung sebagai pesaing / rival yang akan muncul. Apabial hal ini berlanjut
dapat mnegakibatkan sifat kakak berubah setelah adiknya lahir dapat menyakiti atau
memusuhi adiknya.
Hal terpenting untuk meminimalkan masalah yang akan datang anak perlu
dipersiapkan untuk menerima saudaranya yang baru lahir dimulai sejak masa
kehamilan, ini ditujukan untuk meneruskan jaminan bahwa anak yang lebih tua
masih mendapatkan kasih sayang walaupun hadir adiknya nanti.
Hal yang dapat dilakukan :
1. Informasikan kehamilan, dengan mempekenalkan kakaknya kepada bayi didalam
kandungan, libatkan dia dalam kehamilan seperti : mengantar ke dokter, belanja
baju bayi dll.
2. Perluas lingkup sosial anak pertama
3. Jujurlah soal perubahan fisik dan mental seperti gampang lelah, disertai minta
maaf karena tidak bisa mengendongnya sesuka hati

18
4. Dihari-hari pertama kelahiran bayi bersikaplah sewajarnya seperti biasanya dan
libatkan ia dalam menyambu tamu dan tugas- tugas ringan perawatan bayi.
Perasaan cemburu inipun dapat timbul terhadap sang ayah. Kadang-kadang
para ayah menjadi cemburu terhadap hubungan antara ibu/ istrinya dengan anak-
anak mereka sendiri, bayi adalah produk dari hubungan mereka dan semestinya
memperkaya hubungan itu. Meskipun demikian kadang para ayah merasa
ditinggalkan terutama bila ibu dan bayi adalah pusat perhatian dalam keluarga,
sehingga muncullah perasaan disingkirkan pada diri sang ayah.
Untuk mencegah kecemburuan sang ayah ini agar diupayakan keterlibatan
ayah dalam merawat bayi karena merawat dan mengasuh bayi dewasa ini bukan
hanya tugas seorang ibu, ayah diupayakan sebanyak mungkinterlibat dalam proses
mengasuh bayi seperti memberi makan, menganti popok, menidurkan bayi dll.
Penyebab sibling rivalry :
1. Kompetensi atau kemampuan kaitannya dengan kecemburuan
2. Cirri emosional, yakni temperamen, seperti halnya mudah bosan, mudah
frustasi atau mudah marah
3. Sifat perasaan anak seusiua sampai dengan dua tiga tahun
4. Kelehaman perkembangan seperti halnya lemahnya taua lembatnya
kemampuan bahasa, kurang bisanya dalam interaksi sosisal.
Segi positif sibling rivalry
Sibling rivalry mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan perkembangan
beberapa ketrampilan penting, diantaranya dalah bagaimana menghargai nilai dan
prespektif(pandangan orang lain). Disamping itu, dengan sibling rivalry juga
merupakan cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
Mengatasi sibling rivalry :
1. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat terdapat tanda-
tanda akan terjadi kekerasan fisik.
2. Orang tua harus dapat memberikan otoritas kepada anak-anak, demikian rupa
sehingga menyelesaikan masalahdengan anak-anak, bukan untuk anak-anak.
3. Cara memisahkan dua anak yang konflik menjurus kefisik, tidak boleh
menyalahkan salah satu, akan tetapi keduanya dihargai, seakan sama-sama

19
benar, cara memberikan nasehat bahwa salah satu itu salah dengan
memberikan contoh-contoh tetapi tidak langsung saat itu.
4. Jika anak-anak memperebutkan benda yang sama, orang tua harus dapat
memberikan teknik pengajaran agar keduanyadapat menggunakan secara
bergantian yang adil dan menggembirakan.
5. Memebri kesempatan setiap naka mengungkapkan apa yang dirasakan tentang
saudaranya, dan membawa anak dapat mengendalikan emosinya bahkan
dibawa keteknik yang bersahabat.
6. Janagan member tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak, hal ini bisa
memperdalam sibling rivalry, jangan meberikan cap pada anak tentang
kekeurangannya atau kelebihannya daripada anak yang lain.
7. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orng tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry
yang paling bagus.
Peran bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
a. Bidan mengarahkan ibu untuk menyiapkan secara dini
kelahiran bayinya
b. Bidan menyarankan pada ibu untuk memberi penjelasan
yangkongkrittentang pertumbuhan bayi dalam rahim
dengan menunjukkan gambar sederhana tentang uterus dan
perkembangan fetus pada anak pertama atau tertuanya.
c. Bidan memberikan informasi pada ibu bahwa
memberikesempatan anak untuk ikut gerakan janin/adiknya
dapat menjalin kasih sayang antara keduanya, dan anak
akan mengerti akan kehadiran adiknya
d. Bidan menyarankan ibu untuk melibatkan anak dalam
perawatan bayi

20
Adaptasi kakak sesuai tahapan perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan
bergatung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang
sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan
dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif
dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.
Tingkah laku ini antara lain berupa :
1. Masalah tidur.
2. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun
anggota keluarga lain.
3. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti:
ngompol dan menghisap jempol.

Adaptasi Batita (Bawah Tiga Tahun)


Pada tahapan perkembangan ini,yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini
adalah usia 1-2 tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara
lain:
1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu
sebelum kelahiran.
2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan
menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
3. Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukan
oleh anaknya.
4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknya.
Adaptasi Anak yang lebih tua
pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada
anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan
mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian
terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang
mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.

21
Adaptasi Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka.
Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada
juga yang larut dalam perkembangan mereka sendiri.
Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota
baru dalam keluarganya, misalnya:
1. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan
mereka sendiri.
4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

Respon Orang Tua Terhadap Sibling Rivalry


1. Mengajarkan kepada anaknya untuk saling mengerti anatar sesama saudara
kandung.
2. Membimbing anaknya supaya tidak terjadi kecemburuan antar saudara
kandung.
3. Mengajarkan untuk saling menegerti dan memahami terhadap posisi
masing masing.
4. Orang tua dapat menyelesaikan masalah dalam keluarganya secara baik
baik tanpa menyalahkan slah satu dari anaknya.
5. Diusahakan orang tua memberikan kasih sayang yang cukup terhadap
anaknya dan jangan membanding bandingkananatara kaka beradik agar tidak
menimbulkan permusuhan dan perselisihan.
6. Bidan mengingatkan ibu untuk selalu memberi pengertian mendasar
tentang perubahan suasana rumah seperti alasan pindah kamar pada anak
tertuanya.
7. Bidan menyarankan kepada ibu untuk tetap melakukan aktivitas yang
biasa dilakukan bersama anak.

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal ini
,kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kemban anak menjadi optimal
Masa transisi mengkaji keluarga dan menemukan bahwa orang tua berfokus
pada penyediaan lingkungan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pengasuhan
anak-anak. Mengingat bahwa komitmen yang diberikan seumur hidup memiliki makna
bagi para orang tua, adaptasi diri yang sukses sejak dini terhadap peran menjadi orang
tua ini merupakan hal yang sangat penting.
Disamping peran ibu yang sangat penting dalam keluarga, peran ayah pun juga
penting dalam mengasuh dan merawat bayi. Sebaiknya ayah dan ibu dalam membina
keluarga saling mendukung karena faktor saling dukung merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam membina keluarga. Melibatkan kehadiran ayah dalam mengasuh
anak tidak kalah pentingnya dengan kehadiran ibu
Bidan dapat membantu memberi dukungan dan persiapan untuk menjadikan
suami dan istri menjadi ayah dan ibu.
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran
adiknya. Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3
tahun ) yang juga dikenal dengan usiaerlaku nakal pada anak.

23
B. SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir

2. Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan


Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
respon orang tua terhadap bayi baru lahir

3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dala mebuat sebuah makalah dengan tema atau
judul yang sama dengan lebih baik lagi

24
DAFTAR PUSTAKA

Henderson, Christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. 2005


Sulistiawati, Ary. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :Andi. 2009

25

Anda mungkin juga menyukai