KARBOHIDRAT
Kelompok 9
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
METODE
Prosedur
1. Uji Molisch
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan. Selanjutnya ke dalam
tabung reaksi tersebut dimasukkan 2.5 mL larutan uji, 2 tetes pereaksi Molisch,
dan kemudian dicampur hingga merata. Secara hati-hati kemudian dimasukkan
1.5 mL asam sulfat pekat ke dalam tabung dalam keadaan miring melalui dinding
tabung. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna violet (ungu)
kemerah-merahan pada batas kedua cairan, sedang reaksi negatif ditunjukkan
dengan terbentuknya warna hijau. Uji ini dilakukan terhadap larutan glukosa 1%,
larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan
larutan pati 1%.
2. Uji Benedict.
Percobaan dilakukan dengan menyiapkan tabung reaksi yang kering dan
bersih pertama kali. Selanjutnya dimasukkan 2.5 mL larutan Benedict dan 4 tetes
larutan uji ke dalam tabung reaksi, dicampur hingga merata, dan selanjutnya
dididihkan selama 5 menit. Setelah 5 menit dididihkan, larutan didinginkan dan
diamati perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hijau, kuning, atau endapan merah bata. Reaksi belum
dikatakan positif jika perubahan warna yang terjadi hanya sedikit saja. Uji ini
dilakukan terhadap larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%,
larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan larutan pati 1%.
3. Uji Barfoed.
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan. Selanjutnya dimasukkan
1 ml pereaksi Barfoed dan 1 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi. Setelah itu,
tabung tersebut dipanaskan dalam air yang mendidih selama 3 menit dan
kemudian didinginkan. Setelah dingin, dimasukkan 1 mL fosfomolibdat, dikocok,
dan diamati perubahan warna yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap larutan
glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa
1%, dan larutan pati 1%.
4. Uji fermentasi
Percobaan dilakukan dengan 2 g ragi roti dihaluskan dan 10 mL larutan
uji dengan mortar sampai homogen. Selanjutnya bahan yang telah halus tadi
dimasukkan ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki yang tertutup terisi
panuh oleh cairan. Selanjutnya dilakukan pemeraman pada suhu 36C dan
diperiksa setiap 15 menit. Jika terdapat ruangan gas pada kaki tabung yang
tertutup, dilakukan pengukuran panjang gas tersebut dari ujung tabung.
Selanjutnya untuk membuktikan bahwa gas yang terbentuk adalah gas CO2,
dilakukan penambahan NaOH 10% ke dalam tabung fermentasi melalui kaki yang
terbuka dan kemudian mulut tabung tabung ditutup dengan ibu jari sambil
dibolak-balik beberapa kali. Adanya gas CO2 ditunjukkan dengan adanya isapan
pada ibu jari. Uji ini juga dilakukan terhadap larutan glukosa 1%, larutan fruktosa
1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan larutan pati 1%.
5. Uji Selliwanof
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan. Selanjutnya dimasukkan
2 mL pereaksi Selliwanof dan 4 tetes bahan percobaan, dididihkan selama 30
detik, dan diamati perubaha warna yang terjadi. Uji ini juga dilakukan terhadap
larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%,
maltosa 1%, dan larutan pati 1%.
6. Uji osazon
Uji dilakukan dengan langsung mengamati sediaan yang telah dibuatkan di
bawah mikroskop. Uji ini juga dilakukan terhadap larutan glukosa 1%, larutan
fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan larutan pati
1%.
7. Uji iod
Uji dimulai dengan penyiapan papan uji yang bersih dan kering.
Selanjutnya dimasukkan sedikit tepung agar-agar ke papan uji, ditambahkan
beberapa tetes larutan iod encer, dicampur hingga rata, dan diamati perubahan
warna yang terjadi. Uji ini juga dilakukan terhadap tepung pati, tepung agar-agar
dan tepung gum arab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Glukosa - Bening/violet
Fruktosa + Merah
Sukrosa + Merah
Pati - Merah
Pati - Biru
Uji Barfoed menggunakan pereaksi yang terdiri atas larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada
disakarida. Jadi, Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh
disakarida. Warna biru tua akan muncul sebagai hasil positif setelah penambahan
fosfomolibdat. Menurut literatur, glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa
merupakan monosakarida sehingga menunjukkan hasil positif (berwarna biru tua),
sedangkan laktosa dan pati merupakan disakarida dan menunjukkan hasil negatif.
pati merupakan polisakarida yang terdiri atas beberapa monosakarida atau
disakarida (Poedjiadi 2007). Tetapi dalam percobaan hanya glukosa dan fruktosa
yang menunjukkan reaksi positif ditandai dengan warna biru tua, sedangkan
sukrosa, maltosa, laktosa, dan pati menunjukkan reaksi negatif. Kesalahan
tersebut terjadi karena proses hidrolisis kurang cukup waktu dan suhu yang masih
kurang panas . Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Gambar 25. Reaksi pada uji Barfoed.
Poedjiadi A dan Supriyanti FT. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Pr.
Glukosa - Bening
Fruktosa + Jingga
Sukrosa + Jingga
Laktosa - Bening
Sampel Hasil Perubahan Warna Gambar
Maltosa - Bening
Pati - Bening
Keterangan :
(+++) : Besar hisapan
(++) : Sedang hisapan
(+) : Kecil hisapan
(-) : Tidak ada hisapan
Glukosa 1%
(Babu, 2015)
Fruktosa 1%
(Babu, 2015)
Sukrosa 1%
(Babu, 2015)
Laktosa 1%
(Babu, 2015)
Maltose 1%
(Babu, 2015)
Pati 1%
Simpulan
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu jika
direksikan dengan beberapa larutan penguji yang bereaksi dengan zat tersebut. Uji
Molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum, uji Benedict
digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji Barfoed
digunakan untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan
polisakarida. Uji Selliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis
ketosa. Uji fermentasi yang menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah
karbohidrat menjadi etil alkohol dan gas karbondioksida. Uji Osazon digunakan
untuk mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap karbohidrat melalui
penampang endapan yang dihasilkannya.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Babu V, Silambhanan S, Krithika. 2015. Osozones of the uncommonly
encountered reducing sugars. IJIMS. 2(9): 24-29
Bertolini A.C., A.C. Siani dan C.R.F. Grosso. 2001. Stability of Monoterpenes
encapsulated in gum arabic by spray drying. J. Agr. Food. Chem. 49:780
785.
Hamdan A. 2007. Dasar-dasar biokimia. Jakarta(ID) : UI-Press
Hawab M. 2001. Dasar-Dasar Biokimia Umum. Institut Pertanian Bogor: Unit
Biokimia Jurusan Kimia FMIPA.
Jeon Y, Vasanthan T, Temelli F, Song B-K. 2003. The suitability of barley and
corn starches in their native and chemically modified forms for volatile
meat flavor encapsulation. Food research international 36:349-355
Poedjiadi A. 2006. Dasar Dasar Biokimia. Jakarta(ID) : UI Press
Priyadi.2015.Uji Kualitatif Karbohidrat. Jurnal Teknlogi Agroindustri.2(3):60-87
Purnomo. 2006. Biologi. Jakarta(ID) : Sunda Kelapa Pustaka
Simbolon Karlina. 2008. Pengaruh persentase ragi tape dan lama fermentasi
terhadap mutu tape ubi jalar [Skripsi]. Sumatera Utara (ID):Universita
Sumatera Utara
Singleton, P. dan Diana S. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology edition. John Willey and Sons. England. P:31
Slamet S . 2007. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian.Yogyakarta(ID):
Liberty yogyakarta
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta(ID): Buku
Kedokteran EGC
Wahyudi. 2005. Kimia Organik II. Malang(ID): UM Press
Winarno G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta(ID) : Gramedia
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan
Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan
Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. 5 (1): 75-84.