Anda di halaman 1dari 6

Kontroversi maslaha poligami dalam islam

Secara umum syariat agama terdahulu sebelum islam memeperbolehkan poligami tanpa
batasan jumlah atau tanpa syarat syarat tertentu kecuali sesuatu yang memang lazim
diberikan suami kepada isterinya berupa nafkah dan tempat tinggal. Syarat bangsa Israil
memperbolehkan poligami sesuai dengan keinginan laki laki dan kemampuan meterinya.
Neoveld berkata kitab Talmuddan taurat sama sama memperbolehkan poligami secara
mutlak walaupun ada sebagian ahli keagamaan yang memberikan batsan tertentu dengan
tujuan tertentu. Undang undang bangsa Babilonia dan bangsa bangsa sekitarnya termasuk
bangsa Bani Israil semuanya memiliki syariat yang memperbolehkan poligami.

Dalam kitab agama Al-Masih juga tidak disebutkan nash yang jelas mengenai larangan
poligami. Hanya saja Boulis, rasul agama tersebut menyatakan bahwa bagi orang yang
beragama lebih baik mencukupkan satu wanita sebagai seorang isteri. Poligami
diperbolehkan dalam agama Al-Masih hingga abad keenam belas masehi sebagaimana
disebutkan dalam sejarah orang orang Eropa.

Begitulah peraturan perkawianan yang ada si dunia sebelum datangnya agama islam. Satu
seorang laik laki bisa menikahi sepuluh orang wanita bisa lebih atau kurang tanpa adanya
batasan atau syarat tertentu. Kemudian islam datang dengan membatasi jumlah wanita yang
boleh dinikahi berikut syarat syarat yang harus dipenuhi.

Poligami Menurut Pandangan Agama Islam

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Islam bukanlah agama pertama yang
mensyariatkan poligami. Islam juga tidak melarang poligami karena poligami bisa
menyelesaikan beberapa masalah yang menimpa manusia. Islam hanya memberikan batasan
batasan atau syarat syarat tertentu kepada semua pihak. Dengan kata lain islam hanya
memeperbaiki kebiasaan poligami yang sudah ada beberapa abad sebelum datangnya agama
Islam.

Sebelum agama Islam seorang laki laki boleh menikahi seratus wanita jika ia mampu tanpa
ada yang melarangnya. Hal itu pernah terjadi pada beberapa orang yang ingin memeluk
agama Islam sementara dia memiliki lebih dari empat orang isteri. Islam menyuruhnya untuk
memilih empat orang isteri isterinya dan menceraikan yang lain. Diriwayatkan bahwa
Ghilan al-Tsaqafi ingin masuk islam dan dia memiliki 10 isteri. Mereka semua memeluk
islam bersamanya. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya untuk memilih empat diantara
merekan.

Islam membatasi jumlah isteri sebanyak empat orang supaya ada batasan yang jelas. Setiap
orang memiliki kemampuan yang berbeda ada orang laki laki yang memiliki satu orang
ister, tetaoi dia sudah merasa kesulitan untuk menafkahinya. Ada jugan yang memiliki empat
orang isteri tetapi dia mampu untuk memberikan mereka nafkah. Hubungan suami isteri
beragam macamnya. Ada yang latar belakang material dan ada juga yang berlatar belakang
non material.
Cinta dan hawa nafsu termasuk dalam hal hal yang bersifat non material. Dalam hal ini
manusia tidak mampu mengendalikanya karena itu timbul dalam hati yang disetir oleh Allah
yang hanya bisa dibolak balikan kapan saja Dia suka. Hati tidak disebut hati kecuali karena
sering berubah ubah hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW Ya Allah, ini bagianku yang
menjadi miliku. Janganlah engkau persalahkan aku dalam hal hal yang engkau miliki dan
tidak aku miliki.

Yaitu hati hal hal yang bersifat material adalah berupa nafkah pakaian rumah dan
pergaulan. Dalam hal ini manusia mampu untuk mengendalikanya dan bertindak sesaui
keinginanya. Dalam hal inilah seorang laki laki diperintahkan untuk berbuat adil diantara
isteri isterinya. Inilah keadilan yang bermaksud dalam firman Allah, kemudian jika kamu
takut tidak dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau budak budak yang kamu
miliki.

Islam sangat menekankan aspek keadilan ini karena laki laki pasti mencintai slah seorang
dari isteri isterinya melebihi cintanya kepada yang lain. Jika ia mengikuti hawa nafsunya
maka ia akan selalu cendrung kepada yang lain. Akhinrnya status mereka terkatung katung
tidak sebagai orang sudah dicerai yang bisa kawin lagi atau tidak seperti orang bersuami yang
bisa bersenang senang layaknya orang yang sudah berkeluarga. Inilah yang dilarang Alah
dalam Al-Quraan karena itu janganlah kamu terlalu cendrung (kepada apa yang kamu
cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung katung

Rasululluh SAW juga telah memberikan peringatan dalam hal ini barangsiapa yang
memiliki dua orang isteri kemudiaan dia cendrung kepada salah satunya (dan mengabaikan
yang lain) dia akan datang pada Hari kiamat dalam keadaan miring. Jika kita memikirkan
adanya persyaratan ini maka yang Nampak pada poligami adalah sisi poligami sebagai saran
untuk bersenang senang mengikuti hawa nafsu. Syarat adil ini pada akhirnya akan mampu
mencegah tindak kesewenang wenangan atau keininginan megumbar hawa nafsu.

Dengan sayarat tersebut sebenarnaya poligami sangat menjauhkan manusia deri kesenagan
mengumbar hawa nafsu. Islam tidak menciptakan polgami tetapi ia sudah ada beradab adab
sebelum islam. Walaupun demikian Islam tidak lngsung meneriama poligami apa adanya.
Justru ia memberikan batasan batasan dan syarat syarat tertentu sehingga jadilah poligami
saran untuk melaksanakan kewajiban bukan saran untuk mengumbar hawa nafsu. Seorang
muslim yang konsisten dengan ajaran agamanya akan berpikir masak masak sebelum
melangkah kedalam lingkup poligami.

Ketentuan ketentuand poligami dalam Islam

Firman Allah dalam Surat An-Nisa dan jika kamu takut tidak akan dapat barlaku adil
terhadap (hak hak) perempuan yatim (yang kamu kawini) maka kawinilah wanita wanita
lain yang kamu senangi dua, tiga atau empat kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil maka (kawinilah) seorang saja atau budak budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
dan dalam firmanya yang sama Dan kamu sekali kali tidak akan dapat berlaku adil
diantara isteri isterimu walaupun kamu sangat ingin berbuar demikian karena itu
janganlah kamu terlalu cendrung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan ang lain
terkatung katung dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memilihara diri (dari
kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Dari kedua ayat diatas para ulama dan ahli ijtihad mengambil beberapa kesimpulan hukum
sebagai berikut

1. Perintah Allah dalam Al-Quran maka kawinilah wanita wanita yang lain yang
kamu senangi adalah mubah bukan wajib. Seorang muslim diberi pilihan untuk
mengawini satu seorang wanita atau berpoligami. Pendapat ini adalah menurut
kebanyakan ahli ijtihad pada setiap masa dan belum ada yang menentang.
2. Tidak boleh mengawini lebih dari empat orang wanita sekaligus maka kawinilah
wanita wanit lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Orang orang yang
berpendapat bahwa ayat ini memperoleh poligami lebih dari empat adalah orang
bodoh, karena mereka tidak memahami tata bahasa Arab dan struktur bahasa Al-
Quran seperti yang dikatakan oleh al-Qurthubi Rahimahullah.
3. Poligami boleh dilaksanakan dengan syarat berlaku adil pada semua isteri. Firman
Allah, kemudiaan jika kamu takut tidak dapat berlaku adi maka (kawinilah ) sorang
saja, atau budak budak yang kamu memiiki. Yang demikian itu adalah lebih dekat
kepad atidak berbuar aniaya secara hukum tidak memperbolehkan berpoligami
bagi orang yang masih ragu dapat berlaku adil seandainya.seandainya da berpoligami
akad nikahnya tetap sah tetapi dia berdosa dalam hal itu pendapat ini adalah ijma
ulama yang dikuatkan dengan penafsiran dan prilaku Rasullulah SAW bahwa syarat
yang berlaku adil adalah berlaku adil secara material. Hal ini mencakup pakaian ,
maknan, tempat tinggal, hubungan biologis, dan hal hal lain yang mungkin dia
berlaku adil kepada isteri isterinya.
4. Firman Allah dan kamu sekali kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri
isterimu walaupun kamu sangat inigin berbuat demikian. Menunjukan berlaku adil
dalam mencintai isteri isteri dengan kadar yang sama tidak mungkin dan berada
diluar kemampuan manusia. Akan tetapi seorang suami tidak boleh berlaku aniaya
terhadap isteri isterinya yang lain disebabkan oleh cintanya kepada salah seorang
diantara mereka. Rasulullah SAW sangat memahami hal ini. Beliau sangat mencintai
Aisyah melebihi cinta beliau terhadap isteri isterinya yang lain. Tetapi beliau
berlaku adil kepad isteri isteri yang lain dalam urusan material. Beliau berkata Ya
Allah, ini adalah bagianku yang menjadi miliku janganlah engkau persalahkan aku
dalam hal hal yang engkau miliki dan tidak aku miliki. Abu Jafar at Thabari
berkata pernyataan yang paling mendekati kebenara adalah yang manafsirkan jika
kamu takut tidak dapat berlaku adil pada wanita yatim atau wanita yang lain, maka
janganlah kamu menikahi mereka kecuali yang kamu rasa kamu mampu berlaku adil
diantara mereka satu atau empat orang. Jika kamu takut tidak berlaku adil meskipun
pada satu orang maka janganlah kamu menikahinya juga. Cukuplah kamu mengurusi
budak budak kamu karena hal itu lebih dekat kepada berbuat adil.
5. Sebagian ulama diantaranya Imam SyafiI mengatakan bahwa kemampuan member
nafkah juga merupakan syarat bagi yang mau berpoligami. Syarat Imam SyafiI
mengatakan bahwa kemampuan member nafkah juga merupakan syarat bagi yang
mau berpoligami. Syarat Imam SyafiI didasarkan pada pemahaman beliau pada ayat
yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya Artinya
janganlah kamu perbanyak tanggunganmu. Beliau juga memberikan dalil atas
pemahamanya inidengan dalil kebahasaan dan dalil dalil lain seperti yang
disebutkan oleh Imam Baihaqi (994-1066) dalam kitabnya Ahkam Al-Quran.
Pendapat Imam SyafiI ini menjadikan nafkah sebagai syarat bagi yang mau
berpoligami. Akan tetapi syarat ini disebut syarat Diyanah bukan syarat Qadla.

Itulah hukum dan ketentuan Allah dalam urusan poligami. Hukum ini sesuai dengan
realita social dan kondisi material masyarakat. kalau seandainya poligami tidak
mangandung maslahat niscanya Islam tidak akan menerimanya sperti Islam telah
menolak beberapa kebiasaan jahiliyah. Islam bersikap tegas menolaknya setegas
sikapnya kepada perbuatan zina, pencurian, minuman khamar dan lain sebaginya.

Poligami sebagai masalah social

Sayyid Quthub berkata orang ang mengenal jiwa islam dan tujuannya tidak akan
mengatakan bahwa poligami adalah sesuatu yang sifatnya wajib atau dianjurkan tanpa
sebab sebab fithriyah atau ijmiyah. Tetapi ia adalah darurat karena kondisi yang darurat
dan solusi untuk suatu masalah. Kenyataanya ada masalah yang menimpa individu dan
masyarakat yang tidak mungkin diselesaikan kecuali dengan poligami. Ada beberapa
factor yang menyebabkan poligami menjadi sesuatu yang perlu dilakukan yaitu

1. Terbatasnya masa subur wanita secara umum kita bisa melihat bahwa masa masa
subur pada laki laki bisa berlangsung sampai umur tujug puluh tahun sedangkan
pada wanita masa masa subur tersebut bisa berhenti pad aumur sekitar 50 tahun.
Dengan demikian ada masa dua puluh tahun dimana laki- laki masih subur dan
wanita tidak subur kalau pad ausia ini laki lakin menginginkan keturunan maka
jalan satu satunya bisa dengan berpoligami dalam hal ini poligami harus adil pada
semua pihak.
2. Tidak mampu menahan diri pada masa masa haid dan nifas wanita memiliki sifat
khusu yang tidak dimiliki laki laki yaitu wanita memiliki kebiasaan bulanan berupa
haid dan juga nifas sehabis melahirkan dalam situasi seperti ini sorang suami tidak
bisa menyalurkan hasyar biologisnya kepada isterinya hal ini yang mendorong
sebagian besar laki laki untuk melakukan poligami dengan tujuan untuk menjaga
diri mereka dari hal hal yang terlarang.
3. Isteri mandul atau menderita penyakit kronis suatu ketika seorang suami bisa saja
diahapkan pada sebuah kondisi dimana isteri mandul alias tidak bisa hamil
sedangkan antara keduanya ada ikatan cinta dan kasih saying yang begitu kuat yang
tidak memungkinkan suami untuk menceraikannya. Dalam kondisi seperti ini
merampas hak suami untuk mendaptkan anak adalah kezaliman akan tetapi
menceraikan isterinya hanya karena tidak bisa hamil. Maka tidak ada sebuah solusi
puyang lebih adil dan lebih bijaksana dari poligami. Sehingga hak keduanya bisa
terjaga dan tidak ada pihak yang zalim. Begitu juga halnya ketika seorang isteri
menderita penyakit kronis yang menyebabkan tidak mampu melakukan tugas sebagi
isteri.

Perbandingan poligami dan Hubungan Gelap

harus diakui bahwa poligami dalam islam bisa menjamin keluarga dari kehancuran kalau
seandainya poligami tidak diperbolehkan secara hukum ketika adanya hal hal darurat
sementara wanita yang pantas menikah maka hal itu akan menyebabkan timbulnya
kekasih gelap atau yang biasa disebut wanita dan pria idaman lain. Timbulnya kekasih
gelap menyebabkan retaknya hunbungan kekeluargaan. Bahkan lebih jauh lagi akan
menghancurkan rumah tangga itu sendiri dengan terjadinya perceraian. Dengan realita ini
kita bisa mengantarkan bahwa orang orang yang menuduh islam merampas hak hak
wanita mereka sendirilah yang melakukan perampasan itu. Adakah hak yang lebih besar
dari hak wanita untuk membangun ruamah tangga dan mengasuh anak anak. Islam
telah memberikan solusi yang tepat bagi wanita dalam kondisi darurat seperti itu berupa
poligami. Itupun dengan berbagai sayarat yang telah ditentukan untuk emnjaga hak hak
wanita lalu apakah mereka memiliki solusi yang lebih baik dan lebih adil dari solusi yang
diberikan Islam.

Ada sebuah contoh yang diterapkan pemerintah Britania untuk mengatasai masalah
membujangnya para laki laki yaitu dilegalkanya liwath (Homoseksual) tertanggal 5 Juli
1966, menurut laproan yang dimuat dalam Koran investigasi.

Begitulah kalau kita ingin mengikuti selera orang orang barat. Peraturan Negara
meraka bahkan meperbolehkan bertukar pasangan lalu dimana orang yang berteriak dan
berkoar koar menuntuk hak hak wanita muslimah ? bukankah lebih pantas bagi
mereka menyelamatkan wanita mereka sendiri dari keterpurukan ? bukankah lebih pantas
bagi mereka mengurusi wanita wanita yang sepanjang hari dan malam berpindah
pindah dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain mencari sesuap nasi atau untuk
memuaskan nafsu birahi mereka ? bukankah para pemuda mereka lebih memilih
membujang setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang paling
mudah dan murah ?

Bagi meraka wanita tidak lebih dari barang dagangan yang diperjual belikan dan
dijajakan di pinggir pinggir jalan. Lalu dimana orang orang yang sebelumnya
menuturkan hak hak wanita? Saat ini poligami dilarang sebagian besar Negara
Negara barat sedangkan memiliki kekasih gelap diperbolehkan. Berapun jumlahnya. Pria
yang memiliki pasangan sejenis adalah hal yang terpuji dimata mereka karena sesuai
dnegan tuntutan abad dua pulh. Begitulah mereka poligami boleh dan dianjurkan jika
status pasanganya gelap atau memiliki jenggot dan kumis.

Poligami menurut versi orang orang barat terjadi tanpa ikatan peraturan atau hukum.
Poligami bagi mereka bukan atas nama isteri, tetapi dengan sebutan kekasih gelapatau
selingkuhan. Jumlahnya bukan hanya empat tetapi tidak terbatas sesuai dengan
keinginanan mereka. Poligami tidak membebani mereka dengan tanggung jawab material
terhadap wanita wanita pasangan mereka. Cukuplah mereka mengoyak ngoyak
kehormatan para wanita itu.

Anda mungkin juga menyukai