Anda di halaman 1dari 2

Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan kesetimbangan kimia untuk mengukur konstanta

kesetimbangan dan memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tersebut tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaktan. Untuk membuktikan hal ini maka dilakukan percobaan dengan membuat 4
macam larutan yang sama dengan perbandingan konsentrasi awal reaktan yang berbeda. Reaktan
tersebut terdiri dari asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) yang keduanya akan bereaksi
membentuk suatu etil asetat (CH3COOC2H5) melalui mekanisme reaksi esterifikasi yaitu reaksi yang
terjadi bila suatu asam karboksilat direaksikan dengan alcohol. Reaksinya adalah :

CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) CH3COOCH2CH3 (aq) + H2O(l)

Selain itu ke dalam larutan tersebut juga ditambahkan HCl dengan jumlah yang sama, ketiga zat ini
dicampurkan dalam suatu erlenmeyer. Fungsi HCl disini yaitu sebagai katalis karena HCl akan terionisasi
dalam air yang akan menghasilkan ion H+ yang dapat mempercepat laju reaksi esterifikasi. Setelah
ketiganya dicampurkan makasegera ditutup dengan Aluminium foil agar etanol tidak menguap,
kemudian disimpan dalam penangas bertermostat pada suhu ruang selama .. Hal ini juga dilakukan
guna mempertahankan suhu dalam tabung Erlenmeyer agar tidak berubah drastic selama reaksi
berlangsung. Jika terjadi perubahan suhu secara drastis maka reaksi kesetimbangan akan terganggu
karena reaksi reversible (bolak balik) dapat berjalan sempurna jiak suhunya konstan. Setelah itu
Erlenmeyer yang telah ditutup rapat ini disimpan selama . Karena reaksi esterifikasi berjalan sangat
lambat meskipun telah diberi katalis berupa larutan HCl.

Setelah hari ester yang terbentuk ini dititrasi dengan NaOH 1 M. Terlebih dahulu dilakukan titrasi
terhadap blanko berupa 5ml HCl 2M dengan NaOH 1M untuk mengetahi konsentrasi ion H+ yang
menjadi katalis pada reaksi esterifikasi ini, tak lupa dengan penambahan indicator phenolftalein
sebelum dititrasi dengan NaOH pada titrasi asam basa ini. Kemudian dilakukan titrasi terhadap larutan
ester. Digunakan indicator phenolftalein karena ia memiliki trayek pH antara 8.0 9.6 sehingga sesuai
untuk titrasi etanol dan asam asetat yang memiliki titik equivalen pada rentang trayek tersebut.
Reaksinya yaitu :

CH3COOCH2CH3(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + CH3CH2OH(aq)

Titik equivalen yaitu dimana NaOH akan tepat habis bereaksi untuk menetralkan etil
asetat(CH3COOCH2CH3) yang dapat dicapai saat terjadi perubahan warna dari larutan tidak berwarna
menjadi merah jambu muda. Titrasi ini termasuk jenis titrasi asidi alkalimetri.

Dari data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pehitungan mmol HCl dengan persamaan :

Mol ekivalen H+ = mol ekivalen OH-

Kemudian menghitung mol mula mula untuk etanol dan asam asetat dengan persamaan :

Mol etanol =

Mol asam asetat = idem etanol ya de


Dimana massa jenis etanol 0,79g/mL dan massa molarnya 46 g/mol, sedangkan asam asetat memiliki
massa jenis 1.05 g/mL dan massa molarnya 60 g/mol. Selanjutnya menghitung mol titrasi dengan
persamaan :

Mol ekivalen H+ = mol ekivalen OH-

Untuk menghitung mol CH3COOH sisa, menggunakan persamaan :

Mol H+ sisa = mol ekivalen H+ - mol blanko

Setelah diperoleh mol sisa dari seluruh zat maka konstanta kesetimbangan dapat dihitung dengan
persamaan :

[325]
Kc = [3][
25]

Nilai konstanta kesetimbangan (Kc) yang diperoleh dari praktikum ini yaitu . ; . ; ; . Dimana hasil
perhitungan Kc ini sesuai/ tidak dengan nilai Kc secara teoritis yang diperoleh dari literature yaitu 4.2 x
10-2 . Selain itu nilai Kc untuk Erlenmeyer I dan II memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai Kc
untuk Erlenmeyer III dan IV dimana pada Erlenmeyer I dan II menghasilkan Kc benilai minus. Namun nilai
Kc untuk Erlenmeyer III dan Iv memiliki nilai yang dekat rangenya. Dengan begitu dapat dibukikan bila
nilai konstanta kesetimbangan (Kc) tidak dipengaruhi oleh konsentrasi awal.

Kemungkinan Kc tidak sesuai dengan literature karena :

1. Pada saat titrasi, saat tetes terakhir warna berubah terlalu merah/ berlebih dan jauh dari titik
equivalen. Hal ini menyebabkan kesalahan yang terjadi saat titrasi terlalu besar sehingga hasil
perhitungan Kc tidak akurat
2. Penyimpanan larutan yang kurang sempurna. Suhu lemari penyimpanan dianggap sama seperti
suhu kamar saat awal mnyimpan larutan, namun pada saat dikeluarkan suhu ruang
penyimpanan dan erlenmeyr jauh lebih dingin daripada suhu ruang.Akan tetapi tidak diketahui
suhu ruangnya karena tidak dilakukan pengukuran suhu akibat keterbatasan thermometer
pengukur suhu ruang.
3. Kurang rapatnya aluminium foil dalam menutup Erlenmeyer

KESIMPULAN

1. Perolehan nilai konstanta kesetimbangan (Kc) pada praktikum ini yaitu . ; . ; . ; .


2. Nilai Kc sesuai/ tidak sesuai dengan literature yatu 4,2 x 102-
3. Nilai Kc antara erlennmeyer III dan IV memiliki range yang tidak teralu jauh ini membuktikan
bahwa nilai Kc idak dipengaruhi oleh konsentrasi awal reaktan.

Anda mungkin juga menyukai