Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Etika Profesi Keguruan
Disusun oleh :
2/C
2017
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur tak lupa kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Berkat rahmat dan
karunia-Nya telah diberikan kesehatan, kekuatan dan semangat untuk menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas Ilmu pendidikan dalam segi Etika
seorang guru yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang pembahasan Permasalahan Etika
Profesi Keguruan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu segala masukan dari Bapak Najib selaku dosen
pembimbing tentang pembahasan Permasalahan Etika Profesi Keguruan ini sangat di harapkan.
Terimakasih kepada dosen pembimbing bapak Najib Hasan,M,pd yang sudah memberikan tugas
yang bermanfaat ini. Semoga makalah ini bermanfaat juga bagi kita semua yang membacanya.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................
C. Tujuan Masalah ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya
jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik
dalam mengejar cita-citanya di masa depan.
Terlepas dari hal itu, guru juga memiliki berbagai problematika atau masalah.Masalah
guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada
umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya.Pemerintah memandang bahwa seorang guru
merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan
bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosio kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi
muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula masalah guru di negara kita dapat dikatakan
mendapat titik sentral dalam dunia pensdidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non
formal. Dalam GBHN, masalah guru mendapat prioritas dalam perencanaan sehubungan dengan
persoalan-persoalan mutu dan relevansi dengan perluasan belajar.
Menurut Beeby dalam bukunya Oemar hamalik, masalah guru adalah masalah yang
penting. Penting oleh sebab mutu guru turut menentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu
pendidikan akan menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga negara dan warga
masyarakat. Masalah mutu guru sangat bergantung kepada sistem pendidikan guru.
Sebagaimana hal nya mutu pendidikan pada umumnya, maka mutu pendidikan guru harus
ditinjau dari dua kriteria pokok, yakni kriteria produk dan kriteria proses.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami segala permasalah pendidikan yang ada di Indonesia
2. Untuk menyeselasikan segala permasalahan
3. Untuk mencegah terjadinya permasalahan
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushalla, dirumah, dan sebagainya. Guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan
yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri
sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk
sosial serta makhluk individu yang mandiri".
Jadi problematika guru adalah persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pembelajaran oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik hingga
memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani dalam pendidikan agama islam.
Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga
masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari dari arus
globalisasi.Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni di menempatkan dirinya dan
berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia menjadi korban dan
terseret derasnya arus globalisasi.Arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan dan
berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif.Dalam konteks ini tugas dan
peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan.
Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut
untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di dekolah diharapkan
mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi
tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Sekarang dan ke
depan, sekolah (pendidikan) harus menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik
secara keilmuan maupun teknologi.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus atas nama
pengabdian guna pencapaian tujuan pendidikan nasional yang menyeluruh. Berbagai upaya
terus dilakukan untuk meningkatan kualitas guru, namun tidak dapat dipungkiri jika guru
sebagai manusia pernah melakukan kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya tanpa
disadari. Dimana kesalahan sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru dalam
pembelajaran akan mempengaruhi perkembangan peserta didik. Kesalahan-kesalahan yang
sering dilakukan guru dalam proses belajar mengajar menurut E. Mulyasa dari berbagai hasil
kajian, antara lain :
Guru dituntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat
membimbing peserta didik secara optimal. Dalam hal perencanaan, guru dituntut untuk
membuat persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Namun tidak sedikit guru yang
merasa sudah dapat mengajar dengan baik serta mengambil jalan pintas dengan tidak
membuat persiapan ketika akan melakukan pembelajaran, sehingga guru yang mengajar
tanpa persiapan berakibat pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah.
Mengajar tanpa pesiapan, selain merugikan guru sebagai tenaga professional juga akan
sangat mengganggu perkembangan peserta didik.
Tidak sedikit guru yang lupa memperhatikan perbedaan peserta didik dan tanpa sadar
mengabaikan perbedaan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang
unik, seperti kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda, latar
belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik
berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intelegensi, dan kompetensinya. Memang hal
tersebut tidaklah mudah, guru sering kesulitan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan
peserta didik terutama di kelas besar. Guru harus mampu mengoptimalkan bakat, minat,
skill dan kemampuan peserta didik serta senantiasa membimbing peserta didik dalam
mengeksplor diri mereka untuk pencapaian yang sesuai dengan karakteristik mereka.
Suatu pembelajaran yang menimbulkan hasil baik dan efektif adalah yang mampu
memberi kemudahan belajar secara adil dan merata, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran merupakan
kewajiban guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak
guru yang tidak adil, sehingga merugikan perkembangan peserta didik yang menimbulkan
kecemburuan sosial, dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan, terutama
dalam penilaian. Penilaian merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada
peserta didik sesuai dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Oleh
karena itu, dalam memberikan penilaian harus dilakukan secara adil serta objektif, dan
benar-benar merupakan cermin dari kemampuan dan perilaku peserta didik.
Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan, baik dalam
berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu mengajar. Namun demikian,
bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru
harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan
yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.
Berikut ini adalah solusinya :
a. Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Harus selalu diingat
mengajar tanpa persiapan merupakan jalan pintas dan dapat merugikan
perkembangan peserta didik.
b. Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian,
disisi lain, guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif, dan
meniadakan perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali.
c. Mendisiplinkan peserta didik ketika kondisi guru tenang, menggunakan disiplin waktu,
menghindari menghina peserta didik, memilih hukuman yang tepat, dan menggunakan
disiplin sebagai alat pembelajaran.
d. Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan
menetapkan karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual
yang menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.
e. Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat.
f. Guru harus bertindak adil terhadap peserta didik tanpa terkecuali, selalu bertindak
objektif untuk mengetahui benar kemampuan peserta didik tanpa ada kebohongan.
g. Guru hendaknya tidak mencampur masalah pribadi dengan masalah keprofesionalan
guru karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan hasil belajar peserta
didik.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak
lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup.
Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas
dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan
profesi, dan tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka
yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Dalam pasal 14 UU Guru dan Dosen juga disebutkan bahwa guru itu berhak memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Yang
dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum adalah pendapatan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganya secara wajar, baik sandang,
pangan, papan, kesehatan, pendidikan,rekreasi, maupun tunjangan di hari tua.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Guru dan tantangan globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu,
sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat
menghindari dari arus globalisasi.Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni di
menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia
menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi.Arus globalisasi juga masuk dalam
wilayah pendidikan dan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam
konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA