Anda di halaman 1dari 2

Ayah adalah tipe pebisnis yang membuatku tak habis pikir.

Jika kebanyakan orang berbisnis,


tak ingin membagi resep rahasia, ataupun ilmu utamanya, Ayah justru sebaliknya. Ayah tak
pernah pelit untuk berbagi ilmu, dari sekian pegawai yang dimilikinya, semuanya diajarinya
untuk membuat sepatu. Tak ada satupun ilmu yang ia sembunyikan. Tak hanya itu,
didorongnya mereka untuk lepas dan mandiri dari ayah.

Aku dan Mas Agus waktu itu sampai terheran-heran. Mendidik pegawainya untuk mandiri
bukankah justru akan melahirkan pesaing baru bagi usaha Ayah?

Ayah menjelaskan konsepnya dengan satu kisah sederhana. Kisah yang masih aku ingat
sampai sekarang.

Bapak pernah cerita ke kalian tentang kisah seorang petani jagung yang berhasil?

Aku dan Mas Agus hanya menggeleng.

Alkisah ada seorang petani jagung yang sangat sukses., Ayah berhenti mengambil nafas
sejenak.

Aku dan Mas Agus pasang telinga, antusias mendengarkan.

Dengan nada layaknya seorang pendongeng ia melanjutkan, Di negerinya, setiap tahun


diadakan kontes jagung, untuk mencari petani mana yang menghasilkan jagung terbaik.
Petani sukses tadi, dia sering memenangkan kontes jagung tersebut. Tak hanya sekali,
namun berkali-kali dan boleh dikata, setiap kontes jagung diadakan petani inilah
pemenangnya. Kalian tahu rahasianya? Tanya Ayah ke arah kami.

Pupuk rahasia?, Mas Agus coba mejawab.

Bukan, bukan itu rahasianya. Suatu waktu seorang wartawan bertanya pada petani sukses
ini, apa formula rahasianya dia bisa memenangkan kontes jagung tersebut sampai berkali-
kali. Si petani menjawab, 'tak ada formula rahasia, aku hanya membagikan benih-benih
jagung terbaikku kepada petani tetangga-tetanggaku

Lho, benih jagung terbaiknya kok malah diberikan ke tetangga? Tapi kok dia yang menang?
Aneh!, tanyaku.
Itu dia kuncinya, Ayah tersenyum. Alin di sekolah sudah belajar IPA kan? Tentang
tanaman yang punya serbuk sari dan putik?

Sudah jawabku sambil mengangguk.

Kita tahu bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak, lalu
menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain., tangan ayah bergerak-gerak bak
seorang pendongeng.

Coba bayangkan Jika tanaman jagung tetangga buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke
ladang petani sukses ini pun juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagungnya.

Kakakku manggut-manggut mulai paham.

Ayah melanjutkan Sebaliknya jika tanaman jagung tetangga baik, maka serbuk sari yang
dibawa angin dari ladang jagung mereka akan baik pula, disinilah bila kita ingin
mendapatkan hasil jagung yang baik, kita harus menolong tetangga kita untuk mendapatkan
jagung yang baik pula.

Begitu pula dengan hidup kita Nak. Jika kita ingin meraih keberhasilan, maka kita harus
menolong orang sekitar menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin hidup dengan baik harus
menolong orang disekitarnya untuk hidup dengan baik pula. , Ayah menutup ceritanya
dengan bijak.

Anda mungkin juga menyukai