Anda di halaman 1dari 10

PENGAWASAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun guna


Memenuhi tugas
Mata kuliah: Dasar-Dasar Manajemen

Disusun Oleh
Febri Erwanda Saputra
16.402.010.48

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas segala karunia


nikmatnya sehingga makalah yang berjudul Pengawasan Pendidikan ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen.
Pemilihan tema ini didasari atas keresahan penulis terhadap kurangnya
pengawasan pendidikan yang dilakukan oleh pihak terkait. Seringnya kejadian guru
yang melakukan kekerasan pada muridnya ini diakibatkan kurangnya pengawasan
yang dilakukan oleh pihak guru, pemerintah atau pihak terkait. Semoga dengan
adanya makalah dasar-dasar manajemen ini dapat membuka pola fikir penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Saya selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun
isi. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.

Tarakan, 22 November 2017

Febri Erwanda Saputra


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4
2.1 Pengertian Pengawasan ......................................................... 4
2.2 Fungsi Pengawasan Pendidikan ............................................ 5
2.3 Sasaran Pengawasan Pendidikan ........................................... 6
2.4 Langkah Pengawasan Pendidikan ......................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 7
3.2 Saran ...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Setiap aktivitas besar ataupun kecil, yang tercapainya tergantung kepada
beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah.
Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut, pimpinan harus berusaha
mengetahui keseluruhan situasi di lembaga pendidikan yang dihandlenya
dalam segala bidang. Usaha pimpinan untuk mengetahui situasi dalam segala
kegiatan disebut pengawasan (Daryanto, 2010).
Pengawasan (controlling) adalah fungsi yang berhubungan dengan
pemantauan, pengamatan, pembinaan, dan pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan lembaga pendidikan. Di perguruan tinggi, tugas pengawasan
dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani semua aktivitas akademik,
yaitu lembaga penjamin mutu. Salah satu tugas lembaga ini adalah melakukan
pengawasan, pembinaan, dan pengarahan terhadap seluruh aktivitas
pendidikan yang secara sinergis dibantu oleh para pembantu dekan 1 dan ketua
jurusan. Adapun di lembaga pendidikan sekolah tugas pengawasan dilakukan
oleh para penilik dan kepala sekolah atau dikenal dengan supervisi pendidikan.
Biasanya dalam pengawasan ditemukan situasi positif yang memungkinkan
tujuan dengan baik, dan situasi negatif yang menghambat tercapainya tujuan.
Oleh karena itu, bimbingan atau nasihat dari pihak pimpinan kepada pegawai
untuk lebih meningkatkan hasil yang sangat diperlukan dan menghilangkan
semua hambatan dalam pencapaian tujuan (Hikmat, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pengawasan pendidikan?
2. Apa fungsi dan tujuan pengawasan pendidikan?
3. Apa sasaran pengawasan pendidikan?
4. Bagaimana langkah-langkah pengawasan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengawasan


A. Definisi Pengawasan
Terdapat banyak istilah yang berkaitan dengan pengawasan
(controlling) yaitu monitoring, correcting, evaluating, dan supervision.
Istilah-istilah tersebut digunakan sebagai alat pengawasan. Pengawasan
mengandung arti mengamati terus menerus, merekam, memberikan
penjelasan, petunjuk, pembinaan dan pelurusan terhadap bebagai
ketidaktepatan dan kesalahan. Pengawasan ini merupakan kunci
keberhasilan proses manajemen. Untuk memperoleh hasil yang lebih
efektif, pengawasan dilakukan bukan hanya pada akhir proses manajemen
tetapi pada setiap tingkatan proses manajemen.
Pengawasan menurut Mockler (Stoner:1996;592) adalah suatu usaha
sistematis untuk menentukan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang paling efektif
dan efisien dalam tujuan-tujan organisasi (Engkoswara, 2010).
B. Definisi Pengawasan Pendidikan
Di lembaga pendidikan sekolah, pengawasan dikenal dengan istilah
supervisi, yaitu kegiatan pembinaan para pendidik dalam mengembangkan
proses pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya(Made Pidarta,
2009). Maka, pengawasan atau supervisi pendidikan merupakan semua
usaha yang sifatnya membantu guru agar ia dapat memperbaiki,
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya. Serta dapat
pula menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi
pertumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan
meningkatkan mutu pendidikan (Nur Mufidah, 2009).
Carter Good Governance Dictionary of Education mengemukakan
bahwa pengawasan pendidikan adalah segala usaha pejabat dalam
memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk
memperbaiki pengajaran; termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan dan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta
evaluasi pengajaran (Engkoswara, 2010).
Dalam perspektif kebijakan, kepengawasan kependidikan telah
mengalami beberapa perubahan seiring dengan berubahnya filosofi dan
sistem manajemen pemerintahan. Landasan yuridis formal pengawasan
pendidikan saat ini merujuk pada SK Menpan Nomor
91/KEP/M.PAN/10/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 097/U/2002 tentang Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda, dan Pembinaan Olahraga (Engkoswara,
2010).
2.2 Fungsi Pengawasan Pendidikan
A. Fungsi Pengawasan Pendidikan
Pengawasan yang efektif berfungsi sebagai early warning system
atau sistem peringatan dini yang sanggup memberikan informasi awal
mengenai persiapan program, keterlaksanaan program, dan keberhasilan
program. Dunn merinci 4 fungsi pengawasan, yaitu:
a) Eksplanasi; menjelaskan bagaimana kegiatan dilakukan. Termasuk di
dalamnya hambatan dan kesulitan, serta alasan terdapatnya perbedaan
hasil-hasil dari suatu kegiatan.
b) Akuntansi; artinya melalui pengawasan dapat dilakukan auditing
terhadap penggunaan sumberdaya dan tingkat output yang dicapai.
c) Pemeriksaan; menelaah kesesuaian pelaksanaan kerja nyata dengan
rencana.
d) Kepatuhan; menilai sejauhmana pelaksana taat dengan peraturan
sehingga dapat diketahui tingkat disiplin kerja pegawai dinilai dari
kepatuhan (compliance).

B. Tujuan Pengawasan Pendidikan


Menurut Harsono (1996) menyatakan tujuan pengawasan pendidikan
dan kebudayaan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin segala bentuk
penyimpangan serta menindaklanjutinya dalam rangka mendukung
pelaksanaan prioritas pendidikan. Prioritas pendidikan yang dimaksud
adalah pemerataan kesempatan belajar, relevansi, peningkatan mutu, dan
kesangkilan dan kemangkusan (Engkoswara, 2010).
Pengawasan sesungguhnya betujuan untuk:
a) Sebagai arah pendidikan. Tujuan akan menunjukkan arah dari suatu
usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh
dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b) Tujuan sebagai titik akhir. Dalam hal ini, apa yang diperhatikan adalah
hal-hal yang terletak pada jangkauan masa datang.
c) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan.
d) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha
yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuan yang lebih luhur dan
lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila
berdasarkan nilai-nilai tertentu (Maryono, 2001).
2.3 Sasaran Pengawasan Pendidikan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan pengawasan
pendidikan adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan
kualitas mengajar, serta mengembangkan potensi kualitas guru. Pendapat ini
sesuai dengan yang dikemukakan Oliva bahwa sasaran (domain) pengawasan
pendidikan adalah:
a. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
b. Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
c. Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Nur Mufidah, 2009).
Selain itu, ada tiga sasaran lain dalam pengawasan pendidikan, yaitu:
a. Proses pembelajaran, dengan pelaku utamanya adalah guru dan peserta
didik. Guru merupakan ujung tombak pembelajaran, maka perlu dilakukan
pembinaan terhadap guru agar PBM efektif dan mampu melaksanakan
tugasnya secara professional.
b. Pengelolaan pendidikan. Pelaksana dan penanggung jawabnya adalah
kepala sekolah yang merupakan pemimpin pendidikan yang memfasilitasi
terwujudnya budaya akademik yang mampu mendukung pelaksanaan PBM.
c. Sumber daya pendidikan yaitu unsur-unsur yang memainkan peran,
mendukung dan bahkan berpengaruh besar dalam kesuksesan organisasi
pendidikan. Seperti:
1) Manusia; guru, siswa, tenaga, dan unsur kependidikan.
2) Metode; kurikulum.
3) Bahan-bahan; sarana dan prasarana.
4) Uang atau dana.
5) Mesin-mesin; teknologi pendidikan.
6) Pasar atau pemasaran (Engkoswara, 2010).
2.4 Langkah Pengawasan Pendidikan
Pengawasan (controlling) perlu terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut:
a. Mengoordinasikan semua usaha dan program yang akan dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan.
b. Melengkapi kepemimpinan lembaga pendidikan.
c. Memperluas pengalaman pimpinan lembaga pendidikan.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif dalam kependidikan.
e. Pemberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus terhadap kinerja
pelaksana program pendidikan.
f. Menganalisis situasi internal dan eksternal lembaga pendidikan.
g. Memberikan pengetahuan/skill pada setiap pelaksaan program pendidikan.
h. Membantu meningkatkan kemampuan kerja pelaksana program pendidikan,
mulai guru dan dosen, pimpinan jabatan structural, staf administrasi, dan
lain-lain (Hikmat, 2009).
Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial
tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses
dasarnya terdiri dari tiga tahap:
a. Menetapkan standar pelaksanaan,
b. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan,
c. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana (Nanang Fattah, 2008).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengawasan pendidikan merupakan suatu proses memberikan layanan
professional pendidikan melalui pembinaan yang kontinu kepada guru dan
personil sekolah lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas
kinerja personalia sehingga dapat mencapai pertumbuhan peserta didik. Apabila
fungsi dan langkah-langkah pendidikan terlaksana dengan baik, maka tujuan
dari pengawasan akan tercapai dan memperoleh hasil pendidikan yang
maksimal.
3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami susun. Mohon maaf apabila terdapat banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah. Semoga memberikan manfaat dan
pengetahuan baru bagi pembaca. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.


Engkoswara dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. Bandung: Al Fabeta.
2010.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rodaskarya.
2008.
Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2009.
Maryono. Dasar-Dasar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta:Ar-
Ruzz Media. 2001.
Mufidah, Luk-luk Nur. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:Teras, 2009.
Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstua. Jakarta:Rineka Cipta. 2009.

Anda mungkin juga menyukai