Anda di halaman 1dari 5

1.

Sevin 85 SP
a. Bentuk formulasi/kode padatan
-Formulasi padatan
-Granul (tepung)
b. Golongan
-Insektisida (racun kontak)
c. Bahan Aktif
-Karbaril 85%
d. Harga
-Rp.40.000
e. Isi bersih
-100 g/Kemasan
f. Dampak
Pada Target (serangga) :
-Mengganggu fungsi normal sistem saraf
-Lebih lanjut akan menyebabkan kejang, kelumpuhan, kebingungan, dan pada
akhirnya kematian pada serangga.
Pada manusia :
-Sakit kepala, berkeringat banyak, mual, muntah, diare, sakit perut, lemah otot,
pusing, sesak nafas, hipotensi, berdebar, dan tenggorokan berlendir.
Pada lingkungan :
-Sejauh ini tidak ada dampak negatif pada lingkungan karena carbaryl dapat
terdegradasi mencapai 67,28% ← Tulis saja tidak ada.
g. Cara pakai dan Kandungan 1gr/L (dosis)
PETUNJUK PENGGUNAAN
JAGUNG
Hama :
- belalang ( dosis : 1,5 kg/ha)
- ulat grayak ( dosis : 1 1,5 kg/ha)
KACANG TANAH
Hama : perusak daun ( dosis : 1 1,5 kg/ha)
KAPAS
Hama : penggerek buah, perusak daun, dan ulat grayak
Dosis : 1 2 kg/ha
KEDELAI
Hama : penggerek polong, penggulung daun, perusak daun, dan ulat grayak
dosis : 1 1,5 kg/ha
KELAPA
Hama : penggerek batang, penggerek pucuk, perusak daun, kutu kapuk
Dosis : 1 2 kg/ha
Cara : penyemprotan volume tinggi. Apabila populasi atau intensitas serangan hama
telah mencapai ambang pengendalianya sesuai rekomendasi setempat. Dan cocok
digunakan pada tanaman kelapa sawit, kopi, lada, tebu, teh, dan tembakau.
2. Dithane M-45
a. Bentuk formulasi/kode padatan
-Formulasi padatan
-Granul (tepung berwarna kuning keabu-abuan)
b. Golongan
-Fungisida (racun kontak)
c. Bahan aktif
-Mankozeb 80%
d. Harga
-Rp.40.000
e. Isi bersih
-200 g/Kemasan
f. Dampak
Pada Target (Jamur):
-Cara kerjanya sama seperti insektisida karbamat dalam beberapa merk yg dikenal
yaitu mipcinta 50 WP, sevin 85 SP, dan lannate 25 WP.
-Mengganggu fungsi normal sistem saraf metabolit utama yaitu karbon disulfide.
Pada Manusia :
-Badan menjadi lemah, timbul kelesuhan dan hilang nafsu makan, timbul gangguan
iritasi pada mata, kulit, hidung, dan tenggorokan.
Pada lingkungan :
-Sejauh ini tidak ada
g. Cara pakai dan Kandungan 1gr/L (dosis)
Dosis Pemakaian
 Apel : penyakit bercak daun Marsonina coronaria (Penyemprotan volume tinggi :
1,5 - 3 g/l)
 Bawang : penyakit bercak ungu Alternaria alii (Penyemprotan volume tinggi : 1 -
2 kg/ha)
 Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume
tinggi : 3 - 6 g/l)
 Bawang putih : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume
tinggi : 3 - 6 g/l)
 Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 3
- 6 g/l)
 Cengkeh di pembibitan : penyakit bercak daun Cylindrocladium quinqueseptatum
(Penyemprotan volume tinggi : 1 - 1,8 kg/ha)
 Kacang tanah : penyakit bercak daun Cercospora arachidicola, Cercospora
personata (Penyemprotan volume tinggi : 1 - 2 kg/ha)
 Kakao : penyakit busuk buah Phytophthora palmivora (Penyemprotan volume
tinggi : 0,8 - 1,2 kg/ha)
 Karet di pembibitan : penyakit gugur daun Colletotrichum gloeosporioides
(Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 kg/ha)
 Kedelai : penyakit karat daun Phakopsora pachyrhizi (Penyemprotan volume
tinggi : 1,5 - 3 g/l)
 Kelapa : penyakit bercak daun Fusarium sp., Gloeosporium sp., Pestalotia sp.
(Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
 Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume
tinggi : 1,2 - 2,4 kg/ha)
 Kina : penyakit mopog Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 4,5 -6,3
kg/ha)
 Kopi : penyakit karat daun Hemileia vastatrix (Penyemprotan volume tinggi : 0,3 -
0,6 kg/ha)
 Padi : penyakit bercak daun Cercospora oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 1,5
- 3 g/l)
 Petsai : penyakit bercak daun Alternaria brassicae (Penyemprotan volume tinggi :
1 - 2 kg/ha)
 Rosela : penyakit busuk kaki Phytophthora parasitica (Penyemprotan volume
tinggi : 1,5 - 2,7 kg/ha)
 Teh : penyakit ccar daun Exobasidium vexans (Penyemprotan volume tinggi :
0,42 - 0,84 kg/ha)
 Tembakau di persemaian : penyakit rebah batang Phytopthora parasitica var.
nicotianae, Phytium spp., Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 4,5 -
7 kg/ha)
 Tembakau : penyakit patik daun Cercospora nicotianae (Penyemprotan volume
tinggi : 1,6 - 3,2 kg/ha)
 Tomat : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume
tinggi : 1,6 - 2,4 kg/ha)
 Vanili : penyakit busuk batang Nectria vanilliae (Penyemprotan volume tinggi :
0,9 kg/ha).

Petunjuk penggunaan

 Gunakan air lapang biasa yang tidak mengandung lumpur dan kotoran lainnya.
Bila perlu siapkan air satu malam sebelum penyemperotan agar lumpur dan
kotoran lainnya mengendap.
 Waktu aplikasi pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 4.
 Lakukan penyemperotan pada waktu cuaca cerah dan diperkirakan hujan tidak
turun dalam waktu 4-6 jam setelah penyemperotan.
 Gunakan dosis dan volume semperot yang dianjurkan.
 Volume semperot: 500 g/l.

3. Roundup 486 SL
a. Bentuk formulasi/kode padatan
-Formulasi cairan
-Berbentuk larutan dalam air warna kuning keemasan
b. Golongan
-Herbisida (racun sistemik)
c. Bahan aktif
-Isopropilamina glisofat 486 g/L
d. Harga
-Rp.100.000
e. Isi bersih
1 Liter/Botol
f. Dampak
Pada Target (Gulma) :
- Dengan mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke jaringan
tanaman gulma terutama daun, titik tumbuh, mata tunas, sampai kepada system
perakarannya. Sekitar 1-2 hari efek terlihat merata pada seluruh bagian tumbuhan
gulma.
Pada manusia :
-Muntah dan diare
Pada lingkungan :
-Jika penggunaan terlalu berlebihan akan menyebabkan keracunan pada kondisi
tanah, air dan udara.
g. Cara pakai dan Kandungan 1gr/L (dosis)
1. Gulma ringan.
- Dosis gulma ringan ibarat jenis rumput - rumputan , takaran yang dapat
diterapkan antara 50 - 70 cc per 15 - 20 liter air.
2. Gulma sedang.
- Dosis gulma sedang ibarat jenis gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar
, untuk umur gulma antara 3 - 5 bulan dengan ketinggian 30 - 50 cm. Takaran
yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.
3. Gulma berat.
- Dosis berat sedang ibarat gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar ,
untuk umur yang sangat bau tanah dengan ketinggian mencapai pundak dan
kepala orang dewasa. Takaran yang sempurna di terapkan antara 120 - 150 cc
per 15 - 20 liter air.
Menyemprot gulma berat tidak efektif dilakukan , alasannya yaitu kerugian yang
paling menonjol yaitu final hayat gulma yang tidak maksimal.
Jika di paksakan. Maka penyemprotan ulang hingga 2 hingga 4 kali.
Jika ingin menerima hasil maksimal dalam penyemprotan.
Maka pencampuran herbisida harus diperhatikan.
Bila menggunakan herbisida bersifat glifosat ,kontak dan sistemik.
Semua itu tergantung dari merk dan jenis herbisida itu sendiri.
Pencampuran ini pun terbagi menjadi 2 metode dan perbandingan hasil final
hayat gulma cukup jauh.

Berikut yaitu langkah pelaksanaannya?


1. Caranya masukkan kurang lebih 2 gelas air bersih kedalam tanki semprotan.
Kemudian masukkan herbisida kedalam tanki semprot.
Setelah semua selasai , tambahkan lagi air hingga penuh tanki.
2. Cara kedua ini memang lebih rumit . Namun sangat membantu untuk medan
berbukit
Gunakan galon / jerigen ukuran 20 liter.
Masukkan sedikit air kedalam jerigen. Tujuannya untuk memecah 2 jenis
herbisida yang akan digunakan.
Kemudian masukkan kedua herbisida yang bersifat glifosat dan kontak secara
terpisah kedalam jerigen.
Setelah itu isi jerigen dengan air hingga penuh.
Cara pengerjaannya tinggal tuangkan air herbisida dari jerigen kedalam tanki
semprot.
Keunggulan dari pencampuran kedua sifat herbisida ini sangat efektif membasmi
gulma pakis , ilalang dan anak kayu sekaligus.
Kemudian keuntungannya dapat menekan biaya operasional dan upah pekerja.
Keterangan ;
Untuk mengatasi gulma berdaun sempit ibarat ilalang , paitan , tempuyung dll.
Herbisida yang digunakan bersifat glifosat ibarat round up atau sejenisnya.
Untuk mengatasi gulma berdaun lebar ibarat senggani , pakis , kutu babi , anak
kayu. Herbisida yang digunakan bersifat kontak atau sistemik , ibarat gramoxone
, noxone atau sejenisnya dan garlon atau sejenisnya.
Namun hanya gulma kentangan yang paling baik dibasmi oleh herbisida bersifat
sistemik.
Untuk pencampuran herbisida bersifat glifosat mampu juga menggunakan
herbisida bersifat sistemik ibarat aly dan garlon.
Namun kelemahan dari herbisida bersifat sistemik ibarat garlon , tidak mampu
dicampur secara pribadi kedalam herbisida bersifat glifosat ibarat round up.
Cara pencampurannya harus sendiri-sendiri kedalam tanki semprot.
Contohnya; masukkan round up , air , lalu garlon kedalam tanki semprot atau
pun jerigen sesuai dosis.

Anda mungkin juga menyukai