Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan definisi esensial dan bukan esensial asam amino, serta sebutkan masing-masing
esensial.
Jawab :
Asam amino esensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang sangat penting bagi tubuh tetapi tubuh tidak
bisa memproduksinya sehingga perlu dari asupan atau sumber dari luar tubuh, baik itu dari
hewan ataupun tumbuhan. Asam amino esensial sering juga disebut asam amino
indispensable. Asam amino esensial sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Asam
amino esensial diantaranya yaitu : triptofan, treonin, metionin, lisin, leusin, isoleusin,
fenilalanin, valin.
Asam amino non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang penting bagi tubuh tetapi tubuh bisa
membuatnya sendiri sehingga tidak perlu secara langsung dari asupan atau sumber dari luar.
Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia. Asam amino ini
disebut asam amino dispensable. Karena bisa dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus
memperoleh asupan dari makanan.

2.Apa yang dimaksud dengan reaksi transaminasi dalam metabolisme asam amino?
Jawab :
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini
gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua
enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam sebuah reaksi ,
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase
merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu
pasang substrak .

3. Bedakan 2 jalur utama pada protein degradasi


Jawab :

Proses Katabolisme Protein


Para proses katabolisme protein asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika
jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan
protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti
karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amina. Gugus amin ini
kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.

Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:

1. Transaminasi: Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada ketoglutarat


menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif: Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk
ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya
dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:

1. Melalui peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat.
2. Melalui raksi ini diperlukan energi dari ATP
3. Melalui peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-
ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
4. Melalui peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATPDengan
peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan
L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.

4. Mengapa siklus ornithine saja tidak mencukupi untuk degradasi asam animo?.
Jawab :

5.Diskusi mengenai Kesetimbangan nitrogen positif adalah pemikiran yang bagus dalam
kehidupan individualisme.
Jawab :

6.Apa yang dimaksud dengan reaksi metabolic dalam bentuk badan ketika protein
membutuhkan untuk pemecahan
Jawab :
Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh,
khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses tersebut
sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25%
sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel
dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Proses
metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi
asam amino. Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan
gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.
Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau
transaminasi.

7.Jelaskan mengenai glukoneogenesis.


Jawab :
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat
dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui
serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari
katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam
keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis.
Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan
termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis
karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim
lain untuk reaksi kebalikannya.

8.Bagaimana peran protein sebagai sumber energi pada saat makan dan berpuasa.
Jawab :
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh saat berpuasa akan berbeda-beda, tergantung
dari lamanya kita berpuasa. Secara teknis, tubuh baru masuk ke fase puasa setelah 8 jam
dari makan terakhir, di mana usus selesai menyerap berbagai macam nutrisi dari makanan.
Pada kondisi normal, glukosa tubuh tersimpan di liver dan otot sebagai sumber energi
utama. Selama puasa, penyimpanan glukosa inilah yang dibakar pertama untuk memasok
energi bagi tubuh kita, sehingga kita dapat melakukan kegiatan seperti biasa. Setelah
penyimpanan ini habis, lemaklah yang menjadi sumber energi selanjutnya. Meskipun
sebenarnya, penyimpanan glukosa di liver tidak dihabiskan penuh, masih ada sisa sebagai
cadangan energi jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan melakukan fungsi lainnya di dalam
liver.
Jika puasa dilakukan berkepanjangan, tubuh terpaksa menggunakan protein sebagai
sumber energi. Penggunaan protein sebagai sumber energi adalah tidak sehat. Hal ini
dikarenakan protein yang dipecah berasal dari otot, sehingga otot lama kelamaan menjadi
kecil dan lemah. Namun, pada puasa Ramadan, kita hanya berpuasa selama kurang lebih 13-
14 jam, tepat di waktu pergantian sumber energi dari glukosa liver ke lemak, sebagai
sumber energi kedua. Puasa Ramadan tidak menyebabkan pemecahan protein, sehingga
komposisi otot kita tidak akan berkurang. Penggunaan lemak ini sangat bermanfaat dalam
penurunan berat badan sekaligus penurunan kolesterol darah. Penurunan berat badan
menyebabkan kontrol diabetes yang lebih baik dan menurunkan tekanan darah. Sedangkan
penurunan kolesterol darah menghindarkan seseorang dari berbagai penyakit metabolik
seperti obesitas, penyakit jantung koroner, dan stroke.

9.Berikan contoh pada glukogenic dan ketogenik asam amino


Jawab :
Asam amino yang termasuk dalam golongan fumarat atau asam amino glukogenik
diantaranya adalah treonin, asparagin, glisin, alanin, valin, arginin, metionin,
aspartat, histidin, sistein, tirosin, Fenilalanin, triptofan, isoleusin dan treonin.
Asam amino yang termasuk dalam golongan fumarat atau asam amino ketogenik
diantaranya adalahFenilalanin, triptofan, tirosin, isoleusin dan treonin

10.Glukoneogenesis adalah glikolisis dalam pembalikan. Bahas hal tersebut.


Jawab :
Asam amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis protein. Tetapi, jika asupan
glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui jalur yang disebut
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari prekursor nonkarbohidrat.

11.Bagaimana katabolisme pada asam amino


Jawab :
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana
mencakup: hidrolisis protein menjadi asam amino.dimana Ikatan peptida yang membangun
rantai polipeptida dalam protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau
enzim pemecahan ikatan peptida dalam kondisi asam atau basa kuat merupakan proses
hidrolisis kimia dan pemecahan ikatan peptida menggunakan enzim merupakan proses
hidrolisis biokimia reaksi hidrolisis peptida akan menghasilkan produk reaksi yang berupa
satu molekul dengan gugus karboksil dan molekul lainnya memiliki gugus amina

12.Jelaskan manfaat dan masalah yang terkait terhadap phenilketonuria.


Jawab :
Gejala Fenilketonuria
Fenilketonuria biasanya belum menunjukkan gejala pada waktu bayi lahir. Jika tidak
terdeteksi dan tidak mendapatkan penanganan, gejala akan muncul beberapa bulan
setelahnya. Tanda-tanda fenilketonuria yang tidak ditangani umumnya meliputi:
Kelainan intelektual atau keterbelakangan mental.
Gangguan tingkah laku, emosional, serta sosial. Misalnya, sering uring-uringan atau
menyakiti diri sendiri.
Pertumbuhan yang lamban.
Kekuatan tulang menurun.
Epilepsi.
Tremor.
Sering muntah.
Kelainan pada ukuran kepala, yaitu microcephaly.
Gangguan kulit, misalnya ruam atau eksim.
Warna kulit, mata, dan rambut berubah menjadi terang.
Bau apak pada napas, urine, kulit, atau rambut.
Jika ditangani sedini mungkin, kondisi ini jarang menunjukkan gejala di kemudian hari.
Pemeriksaan kesehatan secara dini pada bayi sangat dianjurkan. Ini dilakukan bukan hanya
untuk mendeteksi fenilketonuria, tapi juga berbagai kondisi kesehatan yang serius
lainnya.Penderita fenilketonuria yang sedang hamil juga sebaiknya memeriksakan diri
secara rutin dan menjaga pola makannya selama kehamilan. Kadar fenilketonuria yang
tinggi dalam darah ibu hamil bisa membahayakan janin karena dapat menyebabkan
keguguran atau kelainan pada bayi.
Penyebab Fenilketonuria
Fenilketonuria merupakan penyakit yang muncul akibat mutasi genetik. Mutasi
tersebut kemudian membuat gen fenilalanin hidroksilase tidak memproduksi enzim pengurai
fenilalanin dalam tubuh penderita. Penyebab di balik mutasi genetik ini belum diketahui
secara pasti.
Jika kedua orang tua sama-sama memiliki kelainan genetik ini, maka anak akan memiliki 25
persen kemungkinan untuk menderita fenilketonuria. Jika hanya salah satu dari orang tua
yang memiliki kelainan, maka anak memiliki 50% kemungkinan untuk hanya menjadi
pembawa sifat mutasi genetik fenilketonuria tanpa menderita kelainan tersebut.
Diagnosis Fenilketonuria
Pemeriksaan fenilketonuria biasanya dilakukan melalui tes darah saat bayi berusia satu
minggu. Jika terbukti menderita fenilketonuria, bayi akan membutuhkan pemeriksaan secara
rutin untuk mengukur kadar fenilalanin dalam tubuhnya. Berdasarkan usia penderita,
frekuensi pemeriksaan darah untuk fenilketonuria adalah:
Satu kali seminggu, untuk bayi berusia hingga enam bulan.
Satu kali dalam dua minggu, untuk enam bulan hingga empat tahun.
Satu kali dalam sebulan, untuk anak berusia di atas empat tahun hingga dewasa.
Pemeriksaan genetik juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi mutasi dalam sel.
Pengobatan Fenilketonuria
Fenilketonuria tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengendalikan kadar fenilketonuria dalam tubuh agar tidak menimbulkan gejala serta
komplikasi.
Langkah utama dalam menangani kondisi ini adalah dengan menerapkan pola makan yang
rendah protein. Disarankan untuk menghindari bahan makanan yang kaya protein seperti
telur, susu dan produk olahannya, ikan, serta semua jenis daging. Jenis bahan makanan lain
pun harus senantiasa dipilih dan ditakar dengan cermat, termasuk sayur dan buah. Makanan
yang mengandung pemanis buatan, seperti permen karet dan minuman berkarbonasi, juga
harus dihindari karena dapat berubah menjadi fenilalanin di dalam tubuh.
Di samping menjaga pola makan, penderita fenilketonuria juga diharuskan mengonsumsi
suplemen asam amino. Langkah ini berguna untuk mencukupi gizi yang dibutuhkan tubuh
dalam pertumbuhan.
Penderita fenilketonuria harus senantiasa menjaga agar kadar fenilalanin dalam
tubuh mereka tidak berlebihan. Sebelum mengubah pola makan, mengonsumsi obat apa
pun, atau memberikan susu formula pada bayi (jika Anda memiliki bayi yang menderita
fenilketonuria) dianjurkan untuk selalu mendiskusikannya dengan dokter. Pemeriksaan
darah dan kondisi kesehatan secara rutin juga dibutuhkan untuk mencegah timbulnya
komplikasi.

13.Jelaskan mekanisme biokimia pada guthrie untuk tes phenilketonuria


Jawab :
Tes Guthrine: tes level asam amino fenilalanin dalam darah menggunakan pertumbuhan
bakteri bacillus subtillis dalam kultur (media agar-agar) yang diberi inhibitor (B2
Thienylalanin). Jika kandungan fenilalanin dalam darah berlebih mempercepat
pertumbuhan bakteri bacillus subtilis dan pertumbuhan inhibitornya akan terhambat. Tes
Guthrie mengambil darah pada saat bayi berusia 2-3 hari dari bagian tumit dan sampel darah
tersebut diteteskan pada sebuah kertas dengan daya kapilaritas yang tinggi.
Uji ini menggunakan pertumbuhan strain bakteri padpiring agar yang disiapkan secara
khusus sebagai tanda adanya kadar fenilalanin, fenilpiruvat, dan / atau fenilaktat yang
tinggi. Senyawa B-2-tienyilalanin akan menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus
subtilis (ATCC 6051) pada medium kultur minimal. Jika fenilalanin, fenilpiruvat, dan / atau
fenilaktat ditambahkan ke medium, maka pertumbuhan dipulihkan. Senyawa tersebut akan
hadir berlebih dalam darah atau air kencing pasien dengan phenilketonuria. Jika sampel
darah atau urine yang sesuai disiapkan ke piring agar benih, pertumbuhan bakteri dalam tes
akan menjadi indikator positif bagi phenilketonuria pada pasien.

Untuk mempersiapkan sampel untuk aplikasi, sejumlah kecil darah (dari bekas luka tumit,
misalnya) atau urin (dari popok, misalnya) diaplikasikan pada selembar kertas
saring.Kemudian cakram kecil dipukul dari pusat titik darah atau urin, dan cakram tersebut
dioleskan ke permukaan piring agar-agar minimal yang mengandung mengandung beta-2-
tienilalanin. Jika sampel mengandung fenilalanin, fenilpiruvat, dan / atau fenilaktat maka
senyawa ini akan berdifusi ke media agar. Jika konsentrasinya cukup tinggi (seperti tingkat
kelebihan yang terlihat pada phenilketonuria ), bakteri akan tumbuh di bawah cakram, tapi
tidak di tempat lain. Umumnya inkubasi semalam sudah cukup untuk menentukan apakah
fenilalanin, fenilpiruvat, dan / atau fenilaktat hadir dalam konsentrasi yang tidak biasa dalam
darah atau air kencing.
14.Jelaskan dan kontras metabolisme asam amino dalam penyerapan dan post penyerapan
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai