Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

SURVEILANS
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH BESAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2016
PANDUAN

SURVEILANS
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH BESAR

Edisi I
Tahun 2016

Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian


atau seluruh buku ini dengan cara dan bentuk apapun tanpa
seizin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar.

2016 Sekretariat Akreditasi RSUD Kabupaten Aceh Besar


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Syukur Alhamdullillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga buku Panduan Surveilans pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Besar ini selesai disusun.
Buku ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Besar.
Buku panduan ini disusun atas kerjasama dan masukan berbagai pihak, oleh sebab itu pada
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang ikut berkontribusi atas tersusunnya buku Panduan Surveilans pada Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, September 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


SURAT KEPUTUSAN
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
C. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan .................................................. 2
D. Cara Pelaksanaan ................................................................................. 2

BAB II SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT ...................................................... 4


A. Pengertian ............................................................................................. 4
B. Tujuan Surveilans .................................................................................. 4
C. Metode Surveilans Infeksi Rumah Sakit (IRS)........................................ 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi
yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya, manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran
yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan
berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi
dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang
diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah surveilance artinya pemantauan dan
evaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.
Healthcare associsted infection (HAIs) adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit ia merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian
pasien.
Beberapa Healthcare associated infection (HAIs) mungkin tidak menyebabkan kematian
pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit.
Ini berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping
pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar. Penyebabnya oleh kuman
yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh paien
sendiri, yaitu kuman endogen.
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa Healthcare associated infections adalah
infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia juga merupakan infeksi
yang tidak dapat dicegah. Untuk itu dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
keperawatan perlu adanya program pemantauan dan evaluasi terhadap kejadian infeksi
di ruang rawat inap dan menurunkan Healthcare associated infections (HAIs) di RSUD
Kabupaten Aceh Besar.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit yang
optimal.

2. Tujuan Khusus.
a. Adanya peningkatkan kualitas pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah
Sakit.
b. Mencegah terjadinya infeksi silang baik bagi pasien maupun petugas Rumah
Sakit.
c. Meningkatkan komunikasi antar unit kerja RSUD Kabupaten Aceh Besar
d. Memantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.
e. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas.
f. Terpenuhinya standar dan parameter pada Akreditasi Rumah Sakit.

1
C. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok Memantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.
2. Rincian Kegiatan
a. Mencatat data pasien dengan infeksi jarum infus.
b. Mencatat data pasien dengan dekubitus.
c. Mencatat data pasien dengan infeksi luka operasi.
d. Mencatat data pasien dengan infeksi saluran kencing.
e. Mencatat data pasien dengan pneumonia.
f. Mencatat data pasien dengan sepsis.
g. Melaporkan pencatatan data infeksi HAIs.
h. Evaluasi pelaporan data infeksi HAIs.

D. Cara Pelaksanaan
1. Pencatatan dilakukan cukup satu kali saja yaitu bila ditemukan kelainan sesuai jenis
infeksi HAIs yang ada maka petugas yang pertama kali menemukan si pasien harus
langsung mencatat dan bila pindah tidak usah dicatat lagi.
2. Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk dengan menggunakan format
harian sederhana RS yang mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam
formula dari seluruh jenis infeksi HAIs yang ada.
3. Pencatatan dengan menggunakan form sederhana, digunakan pada :
a. Angka Pasien dengan Dekubitus.
b. Angka Kejadian Infeksi dengan Jarum Infus.
c. Angka Infeksi Luka Operasi.
d. Angka infeksi Saluran Kencing.
e. Angka pasien dengan Pneumonia.
f. Angka Pasien dengan Sepsis.

Petunjuk Pengisian
1. Cari indikasi adanya infeksi HAIs dengan melakukan telaah/kajian laboratorium.
Dapat pula dilakukan kunjumgan laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil
isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan kegiatan
surveilans.
2. Kajian catatan atau status pasien untuk melihat tanda infeksi dan hasil kultur. Bila
ada, pasien infeksi HAIs catat kapan mulai terjadi dan kapan pasien masuk rumah
sakit.
3. Jika gejala atau tanggal mulainya tanda infeksi kurang jelas tanyakan dokter atau
perawat pasien yang bersangkutan.
4. Kajian catatan obat untuk melihat pasien dengan antibiotika (kemungkinan infeksi
HAIs).
5. Kajian kurva suhu untuk mengidentifikasi pasien dengan demam.
6. Tanyakan pada perawat dan dokter ruangan apakah ada pasien dengan infeksi.
7. Jika ada pasien infeksi HAIs catat pada daftar isian.

2
8. Lakukan pengecekan apakah pasien infeksi HAIs sebelumnya (kalau ada) sudah
sembuh atau belum.
9. Sambil melakukan kunjungan ruangan perhatikan apakah ada staf baik perawat,
dokter maupun keluarga pasien yang tidak melakukan standar pencegahan infeksi
dengan benar jika ada catat pada formulir checklist penerapan prosedur
kewaspadaan universal.
10. Perhatikan apakah fasilitas/bahan seperti anti septik, sabun,dll tidak digunakan
dengan benar.
11. Sewaktu-waktu lakukan wawancara/diskusi dengan perawat ruangan tentang
ketersediaan fasilitas untuk tindakan pencegahan infeksi meliputi kemudahan
memperoleh, kecukupan persediaan, kemudahan pemakaian dan kenyamanan.

3
BAB II
SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT

Surveilans infeksi RS adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus menerus, dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting pada
suatu populasi spesifik yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Sehubungan dengan pentingnya peranan surveilans dalam manajemen program
pengendalian infeksi RS, maka pedoman ini disiapkan bagi petugas RS khususnya komite
PPIRS untuk membuat program dan melaksanakan surveilans infeksi RS.
Pedoman ini memuat pedoman umum kegiatan surveilans beserta contoh-contohnya
sehingga memudahkan komite PPIRS melaksanakan surveilans. Diharapkan setiap RS dapat
merencanakan dan menetapkan jenis surveilans yang akan diterapkan sesuai dengan visi
dan misi serta situasi dan kondisi masing-masing RS.
Disarankan agar minimal penanggung jawab PPI di tingkat departemen dan pelaksana sudah
mendapat pendidikan/pelatihan tambahan tentang surveilans epidemiologi infeksi RS. Setiap
staf RS yang terlibat dalam pengendalian infeksi RS perlu disosialisikan tentang kebijakan
dan kegiatan program pengendalian infeksi RS.

A. Pengertian
1. Endemik
Keadaan dimana suatu penyakit atau penyebab penyakit secara terus menerus
tetapi ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu (mis : rumah
sakit)
2. Rate, ratio dan proporsi :
Merupakan ukuran realtif yang digunakan untuk mengukur besarnya kemungkinan
kejadia (morbiditas atau mortalitas) suatu masalah kesehatan termasuk infeksi
rumah sakit :
Rate mengukur kemungkinan munculnya kejadian pada suatu populasi tertentu
misalnya : infeksi rumah sakit di ruang bedah.
Rate :
1. Insidence rate : ukuran frekuensi kasus baru pada populasi dan pada kurun waktu
tertentu.
2. Prevelance rate : ukuran frekuensi kasus baru dan lama pada populasi dan kurun
waktu tertentu.

B. Tujuan Surveilans
Suatu surveilans harus mempunyai tujuan yang jelas dan ditinjau secara berkala untuk
menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang telah berubah. Perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi tersebut meliputi :
1. Adanya infeksi baru
2. Perubahan kelompok populasi pasien, seperti : perlu penerapan cara intervensi
medis lain yang beresiko tinggi.
3. Perubahan pola bakteri penyakit.
4. Perubahan pola resistensi bakteri terhadap antibiotic.

4
Pengumpulan dan analisa data surveilans harus dilakukan dan terkait dengan upaya
pencegahan. Oleh karena itu sebelum merancang system dan melaksanakan surveilans
tersebut penting sekali untuk menentukan dan merinci tujuan dari surveilans terlebih
dahulu.
Adapun tujuan surveilans infeksi rumah sakit terutama adalah :
1. Mendapatkan data dasar Infeksi Rumah Sakit
Pada dasarnya data surveilans IRS digunakan untuk mengukur laju angka dasar
(baseline rate) dari infeksi RS. Dengan demikian dapat dikeetahui seberapa besar
resiko yang dihadapi oleh setiap pasien yang dirawat di rumah sakit. Sebagian besar
(90-95%) dari IRS adala endemik dan ini di luar dari KLB yang telah dikenal. Oleh
karena itu kegiatan durveilans IRS harus dimaksudkan untuk menurunkan laju
endemik tersebut.
Meskipun data surveilans dapat digunakan untuk menentukan laju angka endemik,
namun pengumpulan data saja tidak akan mempengaruhi resiko infeksi jika tidak
disertai dengan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang memadai. Bila
demikian maka kegiatan surveilans akan sia-sia belaka, bahkan selain mahal juga
sangat tidak memuaskan sumua pihak.

2. Menurunkan laju infeksi RS


Dengan surveilans ditemukan faktor resiko IRS yang akan diintervensi sehingga
dapat menurunkan laju angka IRS. Untuk mencapai tujuan ini surveilans harus
berdasarkan cara penggunaan data, sumber daya manusia dan dana yang tersedia
untuk itu.

3. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi Rumah Sakit


Bila laju angka dasar telah diketahui, maka kita dapat segera mengenali bila terjadi
suatu penyimpangan dari laju angka dasar tersebut, yang mencerminkan suatu
penigkatan kasus atau kejadian luar biasa (outbreak) dari RS
Outbreak atau kejadian luar biasa adalah timbulnya atau menigkatnya kejadian
kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada RS dalam
kururn waktu tertentu
KLB RS adalah timbulnya atau menigkatnya infeksi RS yang menyimpang dari
angka dasar endemik yang bermakna dalam kurun waktu tertentu. Deteksi dini
merupkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadi peningkatan kasus infeksi
RS dengan cara melakukan pemantauan secara terus menerus dan sistematis.

4. Meyakinkan para tenaga kesehatan adanya masalah yang memerlukan


penanggulangan
Data surveilans yang diolah dengan baik dan disajikan secara rutin dapat
meyakinkan tenaga kesehatan untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI). Data ini dapat melengkapi pengetahuan yang di dapat dari teori karena
lebih spesifik, nyata dan terpercaya. Umpan balik mengenai informasi seperti itu
biasanya sangat efeketif dalam mengiring tenaga kesehatan untuk upaya PPIRS.

5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPIRS


Setelah permasalahan dapat erindetifikasi dengan adanya data surveilans serta
upaya pencegahan dan pengendalian telah dijalankan, maka masih diperlukan
surveilans secara berkesinambungan guna menyakinkan bahwa permasalahan yang

5
ada benar-benar telah terkendalikan. Dengan pemantauan yang terus menerus
maka suatu upaya pengendalian yang nampaknnya rasional kadang akhirnya dapat
di ketahui bahwa ternyata tidak efekif sama sekali. Sebagai contoh bahwa
perawatan meatus setiap hari untuk mencegah IRS saluran kemih yang nampak
rasional namun data surveilan menunjukkan bahwa tidak manfaatnya.

6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan


Penatalaksanaan pasien yang baik dan tepat dalam hal mengatasi dan mencegah
penularan infeksi serta menurunkan angka resistensi terhadap anti mikroba akan
menurunkan angka IRS. Surveilans yang baik dapat menyediakan data dasar
sebagai data pendukung rumah sakit dalam upaya memenuhi Standar Pelayanan
Rumah Sakit.

7. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RS


Survilans IRS merupakan salah satu unsur untuk memenuhi akreditasi RS yaitu
pencegahan dan pengendalian infeksi. Akan tetapi, pengumpulan dan surveilans
hanya untuk kepentingan akreditasi adalah suatu pemborosan sumber daya yang
luar biasa tanpa memberikan manfaat kepada rumah sakit ataupun tenaga yang
ada. Oleh karena itu surveilans harus dikembalikan kepada tujuan yang sebenarnya
yaitu untuk menurunkan resiko terjangkitnya IRS.

C. Metode Surveilans Infeksi Rumah Sakit (IRS)


Metode surveilans berdasarkan jenis data :
Surveilans hasil adalah surveilans yang meninjau laju angka IRS (misalnya : IDO, ISK,
VAP, HAP, IAD)
Surveilans proses adalah surveilans yang memantau pelaksanaan langkah-langkah
pencegahan IRS. Pencegahan dikembangkan dalam bundle yaitu serangkai protokol
tetap tindakan klinis :
1. Berdasarkan cakupan
a. Surveilans komprehensif adalah surveilans yang dilakukan di semua area
perawatan untuk mengidentifikasi pasien yang terinfeksi selama di rumah sakit
b. Surveilans target adalah surveilans yang berfokus pada ruangan, kelompok
pasien atau tindakan yang beresiko. Jenis surveilans yang memberikan hasil
yang lebih tajam dan memerlukan sumber daya yang lebih sedikit.
2. Berdasarkan waktu
a. Surveilans periodik adalah surveilans yang di lakukan secara periodik dengan
selang waktu tertentu misalnya satu bulan dalam persemester
b. Surveilans prevelensi adalah surveilans yang menghitung jumlah semua IRS
baik yang lama maupun yang baru.
3. Berdasarkan jenis rawat
a. Surveilans selama perawatan adalah surveilans yang dilakukan selama pasien
di rawat inap saja
b. Surveilans pasca rawat adalah surveilans yang dilakukan sesudah pasien keluar
dari rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai