Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA


DALAM EKSTRAK n-HEKSAN DARI
BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Diah Widowati, Yunahara Farida, Titiek Martati


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kandungan kimia dalam fraksi non-polar dari tanaman
kayu ules. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pengadukan menggunakan
pelarutan n-heksan. Isolasi senyawa dilakukan secara kromatografi kolom
menggunakan pelarut landaian n-heksan-etilasetat. Satu isolat dimurnikan, dihasilkan
serbuk putih, kemudian diidentifikasi. Analisis secara kromatografi lapis tipis dengan
fase gerak n-heksan-etilasetat (4:1) menghasilkan Rf = 0,65; analisis secara
kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak n-heksan-etanol (3:2) menghasilkan
puncak pada waktu retensi 2,192 menit; analisis secara spektofotometri UV
menghasilkan spektrum dengan panjang gelombang serapan maksimum 276,0 nm;
analisis dengan FT-IR menghasilkan serapan pada bilangan gelombang 2918 cm-1, 1741
cm-1, 1461 cm-1 dan 723 cm-1. Analisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa
menunjukkan bahwa senyawa dengan bobot molekul 390,28 dan rumus molekul
C24H38O4 adalah diisooktilftalat.

Kata kunci : kayu ules, n-heksan, identifikasi.

I. PENDAHULUAN 600.000 jenis tanaman, hanya beberapa


A. Latar Belakang persen saja yang telah diselidiki secara
Sudah sejak dahulu kala manusia kimia maupun secara farmakologi. Hal ini
menggunakan bahan yang berasal dari merupakan tantangan bagi para ilmuwan
alam khususnya dari tanaman untuk khususnya yang menekuni bahan alam
mengobati berbagai penyakit. untuk terus melakukan percarian senyawa
Penggunaan bahan dari tanaman sebagai obat dari tanaman.
obat tradisional ini dilakukan berdasarkan Banyak kesulitan yang dihadapi untuk
pengalaman turun-temurun dari satu mendapatkan senyawa obat dari tanaman.
generasi ke generasi berikutnya. Hal ini disebabkan karena komponen
Penyelidikan kandungan kimia kimia dalam tanaman sangat banyak
tanaman yang mempunyai aktivitas jenisnya tapi dalam jumlah yang sangat
biologis telah dilakukan selama bertahun- kecil, sehingga menimbulkan kesulitan
tahun dan semakin berkembang dengan dalam memisahkan dan memurnikannya.
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya Tanman kayu ules (Helicteres isora
bidang fitokimia. Namun dari kurang lebih L.), salah satu tanaman tropis, telah lama

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 242
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL
Tumbuhan obat Indonesia XXIII

dikenal di Indonesia. Tanaman ini berupa asetat, kloroform, etanol, aseton, asam
perdu tegak, tinggi 2-4 m, tumbuh di sulfat 10%-etanol.
daerah bermusim kemarau kuat di dalam
semak belukar terutama banyak terdapat di II.2 Alat
hutan-hutan jati, kadang-kadang ada pula Peralatan kromatografi kolom (KK),
yang ditanam. peralatan Kromatografi lapis tipis (KLT),
Masyarakat banyak memanfaatkan Evaporator vakum, Spektofotometer UV-
tanaman ini diantaranya kulit kayu dan Vis, Kromatografi cair kinerja tinggi
akarnya digunakan untuk penambah nafsu (KCKT), Fourier Transform Infrared
makan, mengobati demam dan rematik, Spectrometers (FT-IR), Kromatografi gas
juga untuk diare. Sedangkan buahnya yang spektrometri massa (KG-MS), Alat-alat
disebut buah puteran karena berbentuk gelas.
uliran, digunakan sebagi obat dalam untuk
berbagai penyakit perut dan penambah II.3 Metode
nafsu makan, juga untuk obat luar sebagai 1. Penyiapan bahan
pelembut kulit. Beberapa pustaka Buah puteran setelah dibersihkan dari
menyebutkan kandungan kimia yang kotoran, dikeringkan dalam oven pada
terdapat dalam kulit batangnya yaitu asam suhu 50C kemudian digiling menjadi
hidroksi karboksilat, pigmen kloroplast, serbuk.
fitosterol, saponin, flobatanin, gula dan zat 2. Pembuatan ekstrak
warna kuning jingga. Serbuk buah puteran di maserasi
Dengan banyaknya kandungan kimia dengan pengadukan dalam pelarut n-
yang mempunyai banyak khasiat ini, heksan selama 8 jam; kemudian
menimbulkan keinginan untuk mengetahui disaring. Ampas dimaserasi lagi dalam
lebih lanjut senyawa kimia dalam tanaman n-heksan. Pengerjaan ini diulang
tersebut, khususnya yang terdapat dalam sebanyak tiga kali. Filtras dikisatkan
fraksi non polar. menggunakan evaporator vakum
sehingga diperoleh ekstrak kental.
B. Tujuan 3. Uji bercak
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui jumlah komponen
mengisolasi senyawa kimia dalam fraksi n- yang terdapat di dalam ekstrak n-
heksan dari buah tanaman kayu ules heksan, dilakukan uji bercak dengan
(Helicteres isora L.). metode KLT. Sebagai fase gerak
Selanjutnya senyawa hasil isolasi di digunakan pelarut pengembang n-
identifikasi secara kromatografi lapis tipis, heksan: etil asetat. Setelah dilakukan
spektrofotometri-ultraviolet dan infra uji coba, didapatkan perbandingan
merah, kromatografi cair kinerja tinggi pelarut yang memberikan pemisahan
serta kromatografi gas spektrometri massa. terbaik yaitu n-heksan : etil asetat
(4:1). Sebagai penampak bercak
II. BAHAN, ALAT DAN METODE digunakan larutan asam sulfat 10%
II.1 Bahan dalam etanol.
Buah tanaman kayu ules (buah 4. Isolasi senyawa
puteran) yang diperoleh dari Pasar Senen Ekstrak n-heksan difraksinasi untuk
Jakarta Pusat, silika gel 60, n-heksan, etil memisahkan komponen-komponennya

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 243
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL
Tumbuhan obat Indonesia XXIII

dengan metode kromatografi kolom Serbuk dilarutkan dalam CHCl3,


(I). Sebagai fase diam digunakan kemudian disuntikkan ke dalam
silika gel-60 sebanyak 40 gram, kromatograf. Dibuat kromatogramnya
sedangkan fase geraknya pelarut dengan kondisi KCKT sebagai
landaian n-heksan : etil asetat. Ekstrak berikut:
sebanyak 1,75 gram dielusi dengan Fase diam : LICHROSORB C18
campuran pelarut n-heksan : etil asetat Fase gerak : n-heksan:etanol (3:2)
yang kepolarannya dinaikkan secara Laju alir : 1 ml/menit
bertahap. Eluat ditampung setiap 50 Detektor : UV 276 nm.
ml. Hasil penampungan sebanyak 10 d. Fourier Transform Infrared
fraksi diuji dengan KLT. Fraksi Spectrometers (FT-IR)
dengan bercak yang sama disatukan. Lebih kurang 1 mg serbuk digerus
Fraksi 2 dan fraksi 3 yang dengan 200 mg kalium bromida yang
menunjukkan 2 bercak disatukan, telah dikeringkan sampai homogen.
kemudian diuapkan. Terhadap Dimasukkan ke dalam cetakan,
campuran yang diduga mengandung 2 diratakan dan dikompresi. Cakram
senyawa tersebut dilakukan yang diperoleh dibuat spektrumnya
kromatografi kolom kembali (II) pada bilangan gelombang 4000 cm-1
menggunakan fase diam silika gel-60 sampai 600 cm-1.
dan fase gerak pelarut landaian n- e. Kromatografi gas spektrometri massa
heksan : etil asetat. Eluat ditampung Larutan zat disuntikkan ke dalam
setiap 25 ml. fraksi diuji dengan KLT. kromatograf dan dielusi menggunakan
Fraksi 1 dan fraksi 2 yang gas helium dengan laju alir 0,5
menunjukkan satu bercak disatukan, mL/menit. Spektrum massa diukur
diuapkan. Sisa penguapan dimurnikan secara otomatis pada selang waktu
dengan cara rekristalisasi tertentu ketika keluar dari kolom.
menggunakan aseton. Spektrum yang diperoleh secara
5. Identifikasi senyawa komputerisasi dicocokkan dengan
Terhadap serbuk warna putih yang senyawa yang terdapat dalam pustaka
didapat dari hasil pemurnian, C:\Data base\Willey 275.L
dilakukan identifikasi secara :
a. Kromatografi lapis tipis (KLT) III. Hasil
Serbuk dilarutkan dalam CHCl3, 1. Pembuatan ekstrak
kemudian ditotolkan pada lempeng Dari 170 gram serbuk buah puteran
kromatografi dan dielusi diperoleh ekstrak kental sebanyak
menggunakan fase gerak n-heksan : 2,37 gram.
etil asetat (4:1) 2. Hasil KLT ekstrak n-heksan dengan
b. Spektrofotometri UV fase gerak n-heksan : etil asetat (4:1)
Serbuk dilarutkan dalam CHCl3 dapat dilihat pada Gambar 1,2 dan 3
kemudian ditetapkan spektrumnya 3. Hasil KLT isolasi dengan fase gerak
pada panjang gelombang 230 nm n-heksan : etil asetat (4:1) terlihat
sampai 350 nm. pada Gambar 4 dan 5.
c. Kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT)

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 244
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL
Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Gambar 1. Kromatogram menggunakan sinar Gambar 2. Kromatogram menggunakan sinar


UV 254 nm UV 366 nm

Gambar 3. Kromatogram setelah disemprot Gambar 4. Kromatogram fraksi 1-2 dan 1-3
dengan larutan asam sulfat 10%
dalam etanol

Gambar 6. Kromatogram menggunakan sinar


Gambar 5. Kromatogram fraksi II-1 dan II-2
UV 366 nm

4. Hasil pemurnian dan rekristalisasi b. Spektrometri UV


isolat, diperoleh 10 mg serbuk warna Senyawa hasil isolasi memberikan
putih. serapan maksimum pada panjang
5. Hasil identifikasi gelombang 276,0 nm (Gambar 7.)
a. KLT dengan fase gerak n-heksan : c. Kromatografi cair kinerja tinggi
etilasetat (4:1). Senyawa hasil Senyawa hasil isolasi mempunyai
isolasi memberikan harga Rf = waktu retensi 1,192 menit (Gambar 8).
0,65. (Gambar 6)

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 245
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL
Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Gambar 7. Spektrum serapan UV Gambar 8. Kromatogram menggunakan


KCKT
d. Fourier Transform Infrared e. Kromatografi gas-spektrometri
Spectrometers (FT-IR) massa
Senyawa hasil isolasi memberikan Senyawa hasil isolasi mempunyai
serapan pada bilangan gelombang waktu retensi 17,11 menit (Gambar
2918 cm-1 merupakan vibrasi ular 10 dan 11)
simetri ikatan C-H. Serapan pada Spektrum massa senyawa hasil
bilangan gelombag 1741 cm-1 isolasi secara komputerisasi
merupakan vibrasi ular gugus dicocokkan dengan senyawa yang
karbonil. Serapan pada bilangan terdapat dalam pustaka C:\Data
gelombang 1464 cm-1 merupakan base\Willey 275 L.
vibrasi takut simetri ikatan C-H Spektrum massa hasil isolasi
( gambar 9) mempunyai kemiripan (91%) dengan
senyawa diisooktilftalat dengan
bobot molekul 390,28 dan rumus
molekul C24H38O4 (Gambar 12).

Gambar 9. Spektrum infra merah


Gambar 10. Kromatogram menggunakan
kromatografi gas

Gambar 11. Spektrum massa senyawa hasil


isolasi Gambar 12. Spektrum masa diisooktilftalat

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 246
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL
Tumbuhan obat Indonesia XXIII

IV. KESIMPULAN 2. Depertemen Kesehatan R.I. Tanaman


Satu senyawa dalam ekstrak n-heksan obat Indonesia, jilid I. Direktorat
dari buah tanaman kayu ules (Helicteres Jenderal Pengawasan Obat dan
isora L.) mempunyai identitas sebagai Makanan. 1985.
berikut: 3. Depertemen Kesehatan R.I. Tanaman
1. Pada KLT menggunakan fase gerak n- Obat Indonesia, jilid II. DitJen
heksan etil asetat (4:1) mempunyai Pengawasan Obat dan Makanan.
Rf = 0,65 1985.
2. Pada spektrofotometri - UV 4. Departemen Kesehatan R.I. Materia
mempunyai serapan maksimum pada Medika Indonesia, jilid III. 1979.
panjang gelombang 276 nm Hal. 77-82.
3. Pada KCKT menggunakan fase gerak 5. Gritter R.J., Bobbitt, J.M.,
n-heksan etil asetat (3:2) Schwarting, A.E., Pengantar
mempunyai waktu retensi 2, 192 Kromatografi, terjemahan oleh
menit. Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB,
4. Pada FT-IR menunjukkan adanya 1991.
gugus karbonil dan ikatan C-H 6. Heyne K, Tumbuhan Berguna
5. Pada kromatografi gas menggunakan Indonesia, jilid III. Diterjemahkan
helium sebagai gas pembawa oleh Badan Litbang Kehutanan
mempunyai waktu retensi 17,11 Jakarta. 1987. Hal 1350.
menit, sedangkan spektrum massanya 7. Perry L.M dan Metzger J. Medicinal
mempunyai kemiripan (91%) dengan Plants of East and Southeast Asia:
diisooktilftalat dengan bobot molekul Attributed Properties and Uses. The
390,28 dan rumus molekul C24H38O4 MIT Press, London. 1980. Hal. 1350.
8. Silverstein, R.M., Bassler, G.C.,
Morrill, T.C., Penyidikan
Spektrometrik Senyawa Organik,
terjemahan oleh Hartomo dn Anny
Victor Purba, Penerbit Erlangga 1986.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Medicinal Herb Index in
Indonesia, 2nd edition. PT Eisai
Indonesia. 1995. Hal. 77

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Jakarta , 25-26 Maret 2003 247

Anda mungkin juga menyukai