Anda di halaman 1dari 7

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENINGKATAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON RENDAH


DENGAN METODE CARBURIZING
Muhammad Sadat Hamzah* dan Muh. Iqbal *

Abstract
The aim of this paper is to analyzed the increasing of carbon wear steel strain by using carburizing
methods. Carburizing mixtures charcoal podwer of coconut sheel and steel material wear
treatment effect show that high temperature carburizing related to improvement of specifik
wear strength.
Carburizing process hold on 950 continue hard treatment on 840 giving highest wear strength for
83,6 % compared with row material wear strength.
Key word: wear ,carburizing ,hard treatment

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa peningkatan ketahanan aus baja karbon rendah dengan
metode carburizing. media carburizing digunakan serbuk arang batok kelapa dan material
baja.Hasil pengujian keausan menunjukaan bahwa semakin tinggi temperatur proses carburizing
akan menghasilkan ketahanan aus spesifik yang lebih baik dan Pada proses carburizing dengan
temperatur 9500C yang dilanjutkan dengan proses pengerasan pada temperatur 8400C
memberikan peningkatan ketahanan aus tertingggi sebesar 83,6% dibandingkan dengan
ketahanan aus raw material.
Kata kunci: Keausan, Carburizing,pengerasan

1. Pendahuluan menyebabkan besi dan baja disebut


Sejak 5000 tahun yang lampau bahan yang kaya dengan sifat-sifat,
besi dan baja merupakan bagian yang dimana unsur paduan utamanya
tidak terpisahkan dengan kehidupan adalah karbon.
dan peradaban manusia. Penggunaan Karbon merupakan unsur utama
besi dan baja dewasa ini meningkat untuk menguatkan baja, sehingga baja
dengan pesat sesuai dengan harus mengandung karbon sampai
perkembangan ilmu dan teknologi. Besi kadar tertentu, baja karbon dapat
dan baja memegang peranan besar dikelompokkan menjadi 3 bagian
bagi perkembangan ekonomi serta berdasarkan kandungan karbonnya
merupakan tulang punggung industri yaitu : (1) baja karbon rendah (C <
logam berat dalam sebuah negara, hal 0,3%), (2) baja karbon sedang (C 0,3-
ini dapat ditemui di berbagai bidang 0,7%), (3) baja karbon tinggi (0,7-1,7%),
industri dan konstruksi (Schonmetz dan (Smallman dan Bishop, 1999). Dari
Gruber, 1994). beberapa sifat baja tersebut, kekerasan
Besi dan baja mempunyai dan keausan merupakan sifat yang
karakterisasi dari yang paling lunak sangat dipertimbangkan dalam
sampai yang paling keras, dari bahan perencanaan konstruksi mesin
besi dan baja berbagai bentuk struktur khususnya pada bagian komponen
logam dapat dibuat, hal ini yang yang meluncur atau bergesekan satu
sama lainnya.

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 3, Agustus 2008: 169 - 175

Keausan adalah perubahan dimensi bergesekan seperti pengarah roda gigi


material yang disebabkan perpindahan dan dudukan pada poros.
permukaan material akibat pengikisan
sebagai hasil dari aksi mekanik, hal ini
terjadi pada komponen komponen 2. Tinjauan Pustaka
yang bagian permukaannya saling 2.1 Proses Carburizing
bergesekan dalam gerak meluncur Pack carburizing merupakan
(Faraq, 1997). Keausan merupakan proses termokimia atau chemical heat
faktor penting dalam mengurangi fungsi treatment yang dilakukan dengan
permesinan termasuk membatasi usia mengubah komposisi kimia permukaan
pakai dan performance berbagai baja untuk memperkaya unsur karbon
komponen mesin, hal ini mengakibatkan pada permukaan baja pada suhu 850
peningkatan biaya maintenance. 950C (Malau, 1999).
Pengurangan fungsi suatu komponen Pada proses pack carburizing,
mesin 70% disebabkan oleh kerusakan digunakan arang yang dicampur
pada permukaan logam yang meliputi dengan NaCO3, CaCO3 atau BaCO3
keausan (55%), korosi (15%). Mekanisme yang berfungsi sebagai bahan activator
keausan yang dominan adalah keausan dan sekaligus sebagai unsur energizer,
adhesif (25%) dan abrasif (20%), kemudian kedalam campuran tersebut
sedangkan sisanya disebabkan oleh dimasukkan baja yang akan di
mekanisme keausan yang lain keraskan, kotak kemudian ditutup rapat
(Rabinowicz, 1995). Mengingat dan dipanaskan pada rentang
keausan merupakan penyebab utama temperatur 8500C -9500C, dengan
kehilangan fungsi mesin maka perlu demikian maka permukaan baja akan
usaha untuk meningkatkan sifat mekanis mempunyai kadar karbon yang lebih
logam terutama ketahanan terhadap tinggi.
keausan, diantaranya melalui Proses karburasi dilakukan pada
pengerasan permukaan. baja yang mempunyai kandungan
Peningkatan kekerasan karbon yang rendah, namun proses ini
permukaan spesimen baja AISI 1020 dan juga dapat dilakukan pada baja karbon
AISI 5115 yang diperoleh melalui metode menengah. Banyak faktor yang harus
carburizing, carbonitrided dan diperhatikan agar proses carburizing
boronizing menghasilkan laju keausan mendapatkan kualitas yang baik.
yang rendah serta meningkatkan Penelitian tentang pengaruh jenis
ketahanan aus (Selcuk et al, 2003). sumber karbon pada proses karburasi
Pada kondisi operasinya, terhadap keausan baja menengah
komponen permesinan mempunyai dengan arang kayu, kokas dan briket
kelemahan yaitu nilai kekerasan yang batubara serta BaCO3 sebesar 10%
rendah sehingga mengakibatkan sebagai zat pengaktif karbon, pengujian
kegagalan dalam proses operasinya. keausan dengan menggunakan
Jenis kegagalan yang sering terjadi mekanisme keausan adhesif, ketahanan
adalah (1) keausan, (2) deformasi, (3) terhadap keausan meningkat sebesar
sobek, (4) Pecah. Pengerasan 3500% dibandingkan dengan raw
permukaan atau surface hardening material pada media karburasi batu
melalui proses carburizing merupakan bara dengan temperatur karburasi
salah satu cara untuk mengurangi 9250C (Syamsuir, 2002).
terjadinya kegagalan pada komponen
yang terbuat dari baja karbon rendah, 2.2. PerlakuanPanas
sehingga material tersebut akan Perlakuan panas yang dilakukan
memiliki kekerasan dan ketahanan aus setelah proses carburizing bertujuan
yang lebih baik, khususnya untuk untuk menghasilkan permukaan yang
komponen mesin yang saling keras dan menghasilkan permukaan
yang tahan aus, menghaluskan butir

170
Peningkatan Ketahanan Aus Baja Karbon Rendah dengan Metode Carburizing
(Muhammad Sadat Hamzah dan Muhammad Iqbal)

karena penahanan yang cukup lama 2.3. Keausan


pada temperatur tinggi selama proses Secara umum keausan (wear)
carburizing mengakibatkan bagian inti didefinisikan sebagai kerusakan pada
baja (core) mengalami pengasaran permukaan padat yang disebabkan
butir, menghilangkan jaringan sementit oleh hilangnya atau perpindahan
yang menyebabkan rapuh pada material akibat gaya mekanik dari
bagian permukaan baja. Pedoman sebuah hubungan padat (solid), cair
untuk memahami perlakuan panas dari (liquid), atau gas. Hingga saat ini
baja berpedoman kepada kurva TTT, terminologi dari keausan masih belum
Kurva TTT digunakan untuk melihat pasti serta definisi dasar tentang
transformasi fasa akibat proses keausan masih belum distandarkan,
pendinginan. Kurva TTT juga walaupun demikian telah dierima
memperlihatkan permulaan dan akhir secara luas bahwa pada dasarnya ada
reaksi (dekomposisi austenit) dengan tiga jenis keausan : Keausan adhesi
waktu sebagai variabel. Jika material (adhesive wear), keausan abrasif
baja karbon dipanaskan pada suhu (abrasive wear) dan keausan erosi
austenisasi kemudian didinginkan (erosive wear). Selain itu ada beberapa
secara lambat maka akan terbentuk jenis keusan lagi yang yang terpisah
ferrit dan sementit, sedangkan jika (jenis ini bukan jenis yang utama), yaitu
pendinginan dilakukan dengan cepat kelelahan permukaan (surface fatique),
akan terbentuk martensit. Martensit keadaan teriritasi (fretting) dan erosi
terjadi pada suhu dibawah eutektoid kavitasi (cavitasion erosion).
tetapi masih diatas suhu ruang., akibat Keausan abrasif timbul ketika
pendinginan yang sangat cepat semua permukaan yang keras, kasar meluncur
karbon yang tertinggal dalam austenit pada permukaan yang lebih lunak,
tetap dalam larutan padat lewat jenuh menusuk kedalam dan menghasilkan
dari karbon, struktur pemusatan ruang alur-alur. Material dapat hilang dalam
yang terjadi berbentuk tetragonal pusat bentuk fragmen atau jika tidak material
ruang (tpr) atau body centerd membentuk sepasang timbunan
tetragonal (bct). Karena struktur sepanjang tiap alur. Material dalam
martensit bukan kubik, karbon timbunan kemudian mudah lepas dari
terperangkap dalam kisi dan slip sulit permukaan. Keausan abrasif meliputi
terjadi oleh karena itu martensit keras, partikel yang bergerak diatas
kuat dan getas. Pada reaksi ini tidak permukaan (two body abrasion) dan
terjadi difusi tetapi pergeseran yang partikel keras yang bergerak diatas dua
berlangsung sangat cepat. permukaan yang bergerak (three body
abrassion).

Gambar 1. Kurva TTT untuk baja 1080 Gambar 2. Uji keausan plate on disc
(0,79%C)

171
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 3, Agustus 2008: 169 - 175

Penelitian ini difokuskan pada masalah 3.1. Prosedur Pengujian.


keausan abrasif, dengan metode 1). Spesimen dibentuk sesuai dengan
pengujian yang digunakan mengacu dimensi yang ditentukan (Gambar
pada metode yang dilakukan oleh 3.), selanjutnya permukaan
(Selcuk et al, 2003) yaitu interaksi spesimen digosok dengan
material padat yang digesekkan pada menggunakan kertas abrasif mulai
disk yang berputar (plate-on-disc). nomor 120 sampai 1000 mesh,
Pengujian keausan yang kemudian dipolish dengan autosol
dilakukan menggunakan mesin uji sampai permukaannya rata dan
keausan Ogoshi High Speed Universal mengkilat.
Wear Testing Machine dengan rumusan 2). Proses karburasi dilakukan dengan
yang digunakan adalah sebagai cara :
berikut. Keausan spesifik diukur dengan a. Melakukan penimbangan media
menghitung lebar keausan pada benda karburasi, kemudian media
uji yang dilakukan oleh piringan karburasi tersebut ditambahkan
pengaus yang berputar dengan Barium karbonat sebesar
Keausan spesifik dihitung dengan 25% dari berat media karburasi
persamaan : sehingga berat total campuran
kedua unsur tersebut menjadi 250
gram, selanjutnya kedua unsur
B.bo 3 mm 2 ..(1)
Ws tersebut dicampur dengan cara
8.r.Po.lo kg diaduk sehingga
pencampurannya menjadi
Ws = Keausan spesifik (mm2/kg) merata atau homogen.
B = lebar piringan pengaus (mm) b. Pengelompokan spesimen uji
bo = lebar keausan spesimen (mm) sesuai dengan rancangan
r = jari jari piringan pengaus (mm) percobaan, dimana setiap
Po = Gaya tekan pada proses kelompok spesimen uji
keausan (kg) dimasukkan kedalam kotak
Lo =Jarak tempuh pada proses karburasi dan disusun sedemikian
pengausan (m) rupa didalam kotak karburasi
yang berisi campuran media
karburasi dan barium karbonat,
3. Metode Penelitian kemudian media karburasi
Pada penelitian ini sebagai dipadatkan dengan cara
media carburizing digunakan serbuk ditumbuk, hal ini untuk
arang batok kelapa dengan tingkat mengurangi O2 didalam media
kehalusan mesh 30, sedangkan material karburasi yang dapat
baja yang dipakai sebagai spesimen menyebabkan dekarburisasi,
penelitian memiliki komposisi kimia : Fe selanjutnya kotak karburasi
98,48%; C 0,1943%, Si 0,1518%, Mn ditutup dengan plat baja
0,6365%, P 0,0322%, S 0,3158 %, 0,0953% kemudian pada celah celah
Ni; Mo 0,0142%, Cu 0,1972%, Pb 0,0002% kotak ditutup dengan tanah liat.
dan W 0,035%. c. Kotak Karburasi dimasukkan ke
dalam dapur pemanas,
kemudian temperatur dapur
dinaikkan sampai dengan
temperatur 2000C dan ditahan
selama 10 menit untuk
pemanasan dapur selanjutnya
temperatur dinaikkan lagi sampai
temperatur 7000C dan ditahan
Gambar 3. Spesimen Uji selama 5 menit agar temperatur

172
Peningkatan Ketahanan Aus Baja Karbon Rendah dengan Metode Carburizing
(Muhammad Sadat Hamzah dan Muhammad Iqbal)

didalam kotak karburasi merata, spesimen uji yang melalui proses


kemudian temperatur dinaikkan pengerasan kemudian ditemper,
sesuai dengan temperatur dengan variasi temperatur karburasi
karburasi yang ditentukan dan 8500C, 9000C dan 9500C dengan
ditahan selama 2 jam, setelah penambahan barium karbonat sebesar
waktu penahanan berakhir 25% berat media karburasi. Hasil
proses pemanasan dihentikan pengujian keausan dapat dilihat pada
dan pendinginan kotak karburasi tabel 1, tabel 2 dan tabel 3.
dilakukan didalam dapur, Hasil uji keausan pada proses
kemudian setelah dingin kotak Carburizing dengan variasi temperatur
karburasi dikeluarkan dari dapur 8500C, 9000C dan 9500C dengan
pemanas dan dilakukan penambahan barium karbonat sebesar
pembongkaran spesimen. 25% berat media karburasi memberikan
d. Perlakuan selanjutnya adalah nilai keausan spesifik sebesar 6,2369,E-07
proses pengerasan yang mm2/kg, 5,9467,E-07 mm2/kg dan
dilakukan dengan memanaskan 5,4142,E-07 mm /kg.
2

kembali spesimen uji pada Pada proses carburizing yang


tempertur 8400C dan ditahan dilanjutkan dengan pengerasan secara
selama 20 menit kemudian di berturut-turut memberikan keausan
quenching ke dalam media air. spesifik sebesar 3,5129,E-07 mm2/kg,
e. Spesimen uji yang telah 2,7416,E-07 mm2/kg dan 2,2466,E-07
mendapatkan proses mm2/kg.
pengerasan, kemudian ditemper Sedangkan pada proses
dengan temperatur 2000C dan carburizing yang dilanjutkan dengan
ditahan selama 1 jam, kemudian proses pengerasan kemudian di temper
didinginkan dengan pendinginan berturut-turut memberikan keausan
dalam dapur. spesifik sebesar 3,9921,E-07 mm2/kg,
3,2884,E-07 mm2/kg dan 2,8172,E-07
mm2/kg
3.2. Uji Keausan
Keausan spesifik terendah
Pengujian keausan dilakukan
diperoleh pada temperatur 9500C
dengan mesin uji Ogoshi High Speed
sebesar 5,4142,E-07 mm2/kg pada
Universal Wear Testing Machine type
proses carburizing, 2,2466,E-07 mm2/kg
OAT-U. Pengujian ini mengacu pada
pada proses pengerasan dan 2,8172,E-
metode Reiken Ogoshi dengan lebar
07 mm2/kg pada proses pengerasan
piringan pengaus (3 mm), jari-jari
kemudian di temper.
piringan pengaus (14,4 mm), gaya tekan
Keausan spesifik pada spesimen
pada proses pengausan berlangsung
uji yang mengalami proses carburizing,
(2,21 kg), jarak tempuh pada proses
spesimen yang melalui proses
pengausan (100m) dan waktu
pengerasan pada temperatur 8400C
pengausan (41,4 detik). Lebar keausan
kemudian di quenching dengan media
pada spesimen uji diukur menggunakan
air serta spesimen uji yang melalui
mikroskop dengan perbesaran 50X.
proses pengerasan kemudian ditemper,
pada temperatur karburasi 9500C
dengan penambahan barium karbonat
4. Hasil dan pembahasan
sebesar 25% berat media karburasi.
4.1 Hasil uji keausan
memberikan peningkatan ketahanan
Pengujian keausan dilakukan
terhadap keausan spesifik berturut-turut
pada spesimen uji yang mengalami
sebesar 346%, 836% dan 666% bila
proses carburizing, spesimen yang
dibandingkan dengan keausan spesifik
melalui proses pengerasan pada
raw material (1,8718. 10-6 mm2/kg ).
temperatur 8400C kemudian di
quenching dengan media air serta

173
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 3, Agustus 2008: 169 - 175

Tabel 1. Hasil uji keausan proses carburizing


bo (mm) bo rata-
bo3 Ws
temperatur rata
Pengujian I Pengujian II Pengujian III (mm) (mm2/kg)
(mm)
8500C 1,71875 1,73125 1,70625 1,7188 5,0774 6,2369,E-07
9000C 1,675 1,69375 1,70625 1,6917 4,8411 5,9467,E-07
9500C 1,68125 1,66875 1,56875 1,6396 4,4076 5,4142,E-07

Tabel 2. Hasil uji keausan proses Carburizing dan pengerasan


bo (mm) bo rata-
bo3 Ws
temperatur rata
Pengujian I Pengujian II Pengujian III (mm) (mm2/kg)
(mm)
8500C 1,410596026 1,443708609 1,40397 1,4194 2,8598 3,5129,E-07
9000C 1,337748344 1,258278146 1,324503311 1,3068 2,2319 2,7416,E-07
9500C 1,23125 1,20625 1,23125 1,2229 1,8289 2,2466,E-07

Tabel 3. Hasil uji keausan proses Carburizing dan pengerasan serta tempering
bo (mm) bo rata-
bo3 Ws
temperatur rata
Pengujian I Pengujian II Pengujian III (mm) (mm2/kg)
(mm)
8500C 1,443708609 1,490066225 1,509933775 1,4812 3,2499 3,9921,E-07
9000C 1,370860927 1,364238411 1,430463576 1,3885 2,6771 3,2884,E-07
9500C 1,325 1,3125 1,31875 1,3188 2,2934 2,8172,E-07

4. Pembahasan 36%, 35% dan 32%. Dijelaskan lebih lanjut


Hasil pengujian keausan bahwa perbaikan performance
menunjukaan bahwa semakin tinggi keausan dihubungkan dengan
temperatur proses carburizing akan pengaruh hardening dari austenit sisa
menghasilkan ketahanan aus spesifik dan regangan yang disebabkan
yang lebih baik. Keausan spesifik kemampuan dari austenit sisa
terendah diperoleh pada temperatur bertransformasi menjadi martensit
9500C. Peningkatan ketahanan aus selama proses abrasi. Kandungan
yang lebih baik disebabkan oleh struktur austenit sisa yang berlebih pada lapisan
martensit dan juga dengan adanya karburasi akan menurunkan ketahanan
austenit sisa pada matriks martensit. terhadap keausan. Perlakuan tempering
(Silva et al, 1998) meneliti pada suhu 2000C mengakibatkan
pengaruh austenit sisa pada baja SAE penurunan terhadap ketahanan aus
8620 yang dikarburising kemudian baja.
dilanjutkan proses pengerasan serta Pengaruh proses tempering
memvariasikan media pendinginan adalah hilangnya sebagian
pada proses temper,hasil penelitian ini tetragonalitas dari martensit, presipitasi
menunjukkan kekerasan relatif tinggi besi karbida dan dekomposisi austenit
dan ketahanan aus yang lebih baik dan sisa menjadi ferit dan sementit.
umur lelah (fatique life) yang lebih lama
pada kandungan austenit sisa sebesar

174
Peningkatan Ketahanan Aus Baja Karbon Rendah dengan Metode Carburizing
(Muhammad Sadat Hamzah dan Muhammad Iqbal)

5. Kesimpulan Journal of Materials Processing


Dari hasil pengujian dan analisa hasil Technology 141 (2003) 189-
pengujian dapat disimpulkan : 196).
1) Keausan spesifik terendah diperoleh
pada proses carburizing dengan Silva, V.F., Canale, L.F., Spinel, D., Filho,
temperatur 9500C. W.W.B., Crnkovic, O.R., 1999,
2) Pada proses carburizing dengan Influence of retained austenite
temperatur 9500C kemudian onshort fatique crack growth and
dilanjutkan dengan proses wear resistance of case
pengerasan pada temperatur 8400C carburized steel, Journal of
memberikan peningkatan ketahanan materials engineering and
aus tertingggi sebesar 836% performance 8:543-548.
dibandingkan dengan ketahanan Tyagi,R., Nath, S.K., and Ray,S., 2001, Dry
aus raw material. Sliding Friction and wear in
plain carbon dual phase steel,
Material Transaction. Vol 32A.
6. Daftar Pustaka 359-367.
Amstead, B.H., Ostwald, P.F. dan
Begeman, M.L. 1992. Teknologi
Mekanik (Alih bahasa : Sriati
Djaprie), Erlangga, Edisi Ketiga,
Jilid 2. Jakarta.

Faraq, M. 1997. Material Selection for


Engineering Design, Prentice
Hall
Lathkin, Y. 1965 Engineering Physical
Metallurgy, Foreign Language
Publishing House, Moscow

Malau, V. 1999. Pengetahuan Bahan


Teknik dan
Manufactur.Universitas Sanata
Dharma, Diktat Bahan Kuliah S1,
p; 17. Yogyakarta

Malau, V. 2003. Perlakuan Permukaan.


Diktat Bahan Kuliah S2, p; 2.UGM,
Yogyakarta.

Rabinowicz, E., 1995, Friction and wear


of material. John Willey & sons,
Inc.Singapore.

Schonmetz A. dan Gruber K. 1994.


Pengetahuan Bahan dalam
Pengerjaan Logam (Alih Bahasa :
Dip-Ing. Eddy D. Hardjapamekas).
Bandung : Penerbit Angkasa.

Selcuk, B., Ipek, R. dan Karamis M.B.


2002. A Study on Friction and
Behaviour of Carburized,
Carbonitrided and Borided
AISI 1020 and 5115 Steel.
175

Anda mungkin juga menyukai