Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini,
pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat
mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran
pembangunan nasional. ptk ips smp Dalam pasal 20 UU tahun 2003, pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab (UU no 20 tahun 2003).
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat penting
didalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi
perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial dan moralitasnya, atau dengan perkataan
lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi
kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan
pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan-kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa
merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam
meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa.
Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa,
sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat
belajar siswa itu sendiri.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum
disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap tingkat dan jenis
pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam tiap pelajaran yang
diberikan oleh guru di dalam kelas. ptk ips sejarah smp
Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, pemerintah menggagas diberlakukannya
kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP
merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan atau sekolah. KTSP tersebut memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan
kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal
yang bisa dimunculkan oleh sekolah. ptk ips smp geografi
Upaya pemerintah dalam bentuk KTSP ini merupakan pengembangan kurikulum
dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dengan
menggunakan KTSP diharapkan peserta didik bisa mencapai kompetensi-
kompetensi tertentu yang sudah ditentukan sebagai kriteria keberhasilan. ptk ips
ekonomi smp
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya skill
menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini,
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih
tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti
proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Bahkan ada sebagian siswa
yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak
masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat
itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi
secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang
aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya
memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah
yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang
efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan
belajar.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara
lain tujuan, bahan, alat, dan metode, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada
tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, metode pembelajaran sangat penting
sebab dengan adanya metode pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami
oleh siswa.
Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam
pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari
masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu
dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang
harus dimiliki oleh siswa. Metode pembelajaran problem solving atau pemecahan
masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi masalah
yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang menganggap
sekolah kurang bisa bermakna dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan
gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Melalui metode example non example diharapkan dapat lebih
mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Diharapkan dengan menggunakan metode example non example dalam proses
pembelajaran IPS akan menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga
akan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa


permasalahan yang terjadi di SMPN 8 Balikpapan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
2. Masih rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
3. Pembelajaran IPS masih didominasi dengan metode example non example.
4. Masih kurangnya penerapan metode example non example dalam proses
pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode
example non example di Smpn 8 balikpapan?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS yang terjadi pada siswa setelah
pembelajaran dilaksanakan dengan metode example non example?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa Smpn 8 balikpapan melalui penerapan
example non example
2. Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan example non example dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa Smpn 8 balikpapan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


1. Manfaat Teoritis
Bertambahnya khazanah keilmuan yang berkaitan dengan metode pembelajaran
example non example.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Mampu menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan pembelajaran dan
mampu mengatasi permasalahan tersebut.
2) Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan
kemandirian siswa.
b. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang pendidikan.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan
minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar IPS


Menurut Nana Sudjana (2005: 3) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut
Nana Sudjana (1989: 38-40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki
siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. ptk ips
ekonomi smp
Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses
berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir
ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi
(Suharsimi Arikunto, 2003: 114-115). Keenam jenjang tersebut adalah: (1)
Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali
tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman
(comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri. (3)
Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide
umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori- teori,
dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. (4) Analisis (analysis)
yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
diantara bagian- bagian tersebut. (5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan
berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga
menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur. (6) Evaluasi (evaluation) yang
merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi
Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian
menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada (Anas
Sudijono, 2005: 50- 52).
Pada pendidikan formal, semua bidang studi dan bidang pendidikan harus
memanfaatkan dasar mental yang ada pada tiap anak untuk meningatkan
kemampuan mentalnya kearah kematangan dan kedewasaan dalam arti seluas-
luasnya. Oleh karena itu penyelenggara pendidikan dan pengajaran harus
dilaksakan secara teratur, terarah, dan terencana sesuai dengan pengembangan
dasar dan kemampuan mental anak, agar tujuan pendidikan dan pengajaran
tercapai secara maksimal (Nursid Sumaatmadja, 2001: 2). ptk ips smp pdf
Dalam kegiatan belajar mengajar setiap guru selalu berusaha melakukan
kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran secara efektif disini dimaksudkan agar
pembelajaran tersebut dapat membawa hasil atau berhasil guna, dan kegiatan
pembelajaran secara efisien dimaksudkan agar pembelajaran tersebut dapat
berdaya guna atau tepat guna baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.
a. Hakikat IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari (social
studies). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Nursid Sumaatmajda (1984: 10)
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bidang kehidupan manusia di
masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang terjadi dari bagian
kehidupan tersebut. Artinya Ilmu Pengetahuan Sosial diartikan sebagai kajian
terpadu dari ilmu-ilmu sosial serta untuk mengembangkan potensi
kewarganegaraan. Di dalam program sekolah, Ilmu Pengetahuan Sosial
dikoordinasikan sebagai bahasan sistematis serta berasal dari beberapa disiplin
ilmu antara lain: Geografi, Ekonomi, Sejarah, Hukum, Filsafat, Ilmu Politik,
Sosiologi, dan juga mencakup materi yang sesuai dari Humaniora, matematika
serta Ilmu Alam. contoh ptk ips smp
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPS
merupakan studi terintregasi tentang kehidupan sosial dari bahan realita kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat. Adapun cakupan dari IPS pada MTs/SMP adalah
meliputi bahan kajian geografi, sosiologi, ekonomi, serta sejarah. Mata pelajaran
IPS di MTs/SMP mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan
interaksinya dengan lingkungan di dalam suatu masyarakat.
Dengan demikian IPS memiliki peranan yang sangat penting yaitu untuk
mendidik siswa guna mengmbangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar
dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota
masyarakat dan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang bangga dan cinta
terhadap tanah airnya.
b. Hakikat pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya
mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu
dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik
maupun sosial. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial
bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sosial, yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat (Saidihardjo, 2005: 109). Dari penjelasan diatas dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan Ilmu Sosial merupakan suatu program
pendidikan pada siswa untuk mengenal dunia sosial yang ada di sekitar
ligkungannya. ptk ips smp doc
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (BSNP, 2006: 159).
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1). Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lilngkungannya.
2). Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial
dan kemanusiaan.
4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006:
159).

c. Penilaian hasil belajar IPS


Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu
perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas
dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada criteria, dan
ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan
tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang
diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan
penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan
pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 3).

2. Metode Examples Non Examples Model pembelajaran ialah suatu pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk
kepada guru di kelas (Suprijono, 2009: 46). Menurut Akhmad Sudrajat (2008: 2)
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Joyce
(dalam Trianto, 2009: 22) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group
investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil
akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif
terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa
saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh
penghargaan kooperatif daripada individu (Hamdani, 2011 : 3).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang disajikan oleh para perancang
pembelajaran dan para pengajar yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar. Arends
(dalam Trianto, 2009: 25) menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan
praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan
diskusi kelas. Dari enam model pembelajaran di atas, model pembelajaran yang
menekankan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar ialah pembelajaran kooperatif.

Metode examples non examples adalah salah satu metode pembelajran aktif.
Suprijono (2009: 111) mengungkapkan bahwa hakikatnya metode pembelajaran
aktif untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka
yang mendominasi aktifitas pembelajaran, sehingga bukan hanya guru yang aktif
dalam pembelajaran.

Model Example non Example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan


media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan
mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan. Ahli lain mengatakan bahwa,
Model pembelajaran examples non examples adalah model pembelajaran
yang menggunakan contoh-contoh melalui kasus atau gambar yang
relevan dengan Kompetensi Dasar. Melalui model pembelajaran ini
siswa diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang
ada melalui gambar tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik (Hamzah B. Uno, 2012 : 117).

Model pembelajaran examples non examples merupakan pendekatan proses


pembelajaran bisa menggunakan video tentang kasus-kasus yang pernah terjadi
atau gambar-gambar yang tentunya relevan dengan kompetensi dasar yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran melalui indikator-indikator yang akan digali.
Sehingga peserta didik akan lebih aktif, kreatif dan bermakna dalam
pembelajaran melalui audio visualnya menganalisa muatan-muatan indikator yang
terkandung dalam kompetensi dasar akan dicapai. Menurut Buehl dalam Apariani
dkk. (2010:20),

Examples non examples merupakan strategi pembelajaran yang dapat


digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan
untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal
yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi konsep
yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada. Examples memberi gambaran akan sesuatu
yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas,
sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan


gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian
gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa
mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil
kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah, 2001: 73).
Sementara itu, Slavin dalam Djamarah, (2006: 1) menjelaskan bahwa Examples
Non Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh. Contoh-
contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi
Dasar.

Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar
aktif. Sehingga perlengkapan kelas perlu disusun ulang untuk menciptakan formasi
tertentu yang sesuai dengan kondisi belajar siswa. Dengan demikian siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran aktif juga dapat
dilakukan di luar kelas. Aktifitas siswa dalam belajar di kelas akan terlaksana
dengan baik apabila terjadi interaksi antar warga kelas, yaitu bisa antara guru dan
siswa, bisa juga antara siswa dengan siswa.

Hubungan timbal balik antar warga kelas yang harmonis dapat merangsang
terwujudnya masyarakat kelas yang gemar belajar, sehingga siswa akan lebih aktif
dalam pembelajaran. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat
dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar warga
di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas melihat dan
merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana memenuhi
kebutuhannya. Hal-hal yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran
aktif, antara lain sebagai berikut.

a. Guru hendaknya selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa.


b. Memanfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar
warga kelas.
c. Tunjukkan cara-cara belajar yang baik.
d. Buatlah kesepakatan (kontrak) terkait aturan-aturan yang harus dipatuhi
oleh siswa selama pembelajaran.
e. Guru menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang
kelas sebelum memulai pembelajaran.
f. Guru memulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan
tetapi menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir,
kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan senantiasa
melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
g. Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan
jangan mengintrupsi pembicaraan siswa.
h. Apabila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang
baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk
memahaminya dan memberikan komentarnya.
i. Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu
melancarkan kritik.
j. Gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik bersifat pribadi
seyogyanya dilakukan di ruang khusus.
k. Sekali waktu berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan saran
atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.
l. Guru menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar
kelas (Wagiran dan Doyin. 2005).
Metode examples non examples yang merupakan metode pembelajaran aktif,
metode ini menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran harus
menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan
proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif
yang hanya mendengarkan ceramah dari guru tentang pengetahuan. Pembelajaran
aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Balikpapan


pada kelas VIII semester 1 tahun 2017-2018 dengan standar kompetensi (SK)
memahami kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber daya pada kompetensi
dasar. 2.1. Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam kebutuhan manusia
kompetensi dasar. 2.2. Mendeskripsikan unsur-unsur sumber daya modal dan
sumber daya ekonomi

Obyek penelitian ini siswa di kelas VIII-7 berjumlah 38 siswa yang terbagi
menjadi 20 laki-laki dan 18 perempuan yang karakteristiknya dalam pembelajaran
IPS kreativitas dan hasil belajarnya masih rendah.

B. JENIS DATA DAN CARA PENGAMBILANNYA

Jenis data yang di dapat adalah data kuantitatif dan kualitatif yaitu :

1. Data hasil belajar di ambil dengan cara memberikan tes kepada siswa setelah

selesai tindakan

2. Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan selama

pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan menggunakan instrumen observasi

kegiatan guru dan siswa pada saat KBM.


3. Data refleksi guru dan siswa diambil dengan cara pemberian angket kepada

siswa dan guru setelah selesai tiap siklus

C. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

Siklus 1

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP pada KD konsep Kebutuhan manusia dan kelangkaan

sumber daya

2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa

3. Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes

4. Menyiapkan sumber belajar yang berupa materi diskusi, kertas polio dan

spidol warna

5. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan model example non

example

b. Tindakan

1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa

memasuki KD yang akan dibahas.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dan menjelaskan langkah

kerja model pembelajaran dengan E.N.E (example non example)


4. Guru membagi kelompok dalam tujuh kelompok dengan anggota 6 siswa

masing-masing kelompok

5. Siswa diberi kesempatan membukan kembali hasil belajar di rumah yang

sudah disiapkan pada masing-masing kelompok

6. Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi kelompok

da menuliskan hasilnya pada kertas yang disediakan.

7. 25 menit kemudian guru membantu menempelkan hasil diskusi di

dinding kelas.

8. Guru memberikan kesempatan pada masing-masing kelompok untuk

memamerkan hasil kerja kelompok dengan memberi kesempatan 4

anggota kelompok bisa berkunjung pada kelompok lain dan 2 menunggu

pada setan kelompok masing-masing.

9. Guru sambil berkeliling memberikan penghargaan pada setiap kelompok

10.Selesai berkunjung siswa dipersilahkan kembali pada kelompoknya

untuk melihat kekurangan masing masing.

11.Guru menanyakan pada semua kelompok, kelompok mana yang terbaik

hasil diskusinya, guru memberi penghargaan


12.Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa, bila perlu

mengadakan pengembagan materi.

13.Guru mengadakan tes / ulangan.

14.Guru membagikan angket dan memerintahkan siswa untuk mengisi.

c. Pengamatan

1. Observer (kolaborator) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen

pengamatan pembelajaran guru dan siswa

2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari angket yang

diisi siswa

3. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru

d. Refleksi

1 Pada siklus1 terlihat 2 kelompok dari 6 kelompok belum mengerti tugas

sehingga diskusi belum berjalan dengan lancar.

2. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan

tepat terlihat 3 kelompok dari 6 kelompok masih belum selesai.

3. Siswa masih banyak merasa kesulitan menemukan / mencarisumber

belajar sehingga hasil yang ditulis belum sempurna.


4. Pada saat diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain hanya

sedikit siswa yang mau bertanya.

5. Pada saat presentasi terdapat 3 kelompok terlihat kurang percaya diri.

Dari hasil refleksi siklus 1 dapat disimpulkan untuk mencari alternatif

pemecahan masalah pada siklus ke 2.

Siklus 2

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP pada materi selanjutnya

2. Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran guru

dan siswa, angket guru dan siswa

3. Menyiapkan sumber belajar berupa gambar yg sesuai dengan materi yg di

ajarkan kertas plano dan spidol warna

4. Menyiapkan evaluasi pretes dan postes

5. Membentuk kelompok dalam kelas

6. Membuat skenario pembelajaran

7. Membentuk kelompok dalam kelas

8. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran dirumah

b. Tindakan
1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa

memasuki KD yang akan dibahas.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan langkah

kerjanya.example non example

4. Masing-masing kelompok bekerja dengan sumber belajar yangsuda

disiapkan oleh guru , kerta plano, spidol warna, gambar-gambar materi

yg akan di sampaikan

5. Guru merangsang siswa untuk berpartisipasi bekerja dengan kelompok

kerjanya. Dan menuliskan hasil kerjanya pada kertas yang tersedia untuk

dipamerkan.

6. 25 menit siswa sudah harus memamerkan karyanya disamping kelompok

masing-masing.

7. Guru melihat hasil kerja sambil memberikan penghargaan pada masing-

masing kelompok.

8. 4 siswa dari anggota kelompok diberi kesempatan bertanya pada

kelompok lain, 2 anggota menunggu pada kelompok masing-masing.

9. Siswa dipersilahkan berkumpul pada kelompok masing-masing untuk

melihat kekurangan hasil kerja kelompoknya.


10.Guru menanyakan pada semua kelompok, kelompok mana yang terbaik

hasilnya, guru memberi penghargaan.

11.Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa bila perlu

mengadakan pengembangan materi.

12.Guru mengadakan tes/ulangan.

13.Guru membagikan angket dan memerintahkan siswa untuk mengisi

c. Pengamatan

1. Observer (kolaborator) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen

pengamatan pembelajaran guru dan siswa

2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari angket yang

diisi siswa

3. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru

d. Refleksi

1. Antusias siswa dalam mengikuti KBM sangat baik, terlihat semua siswa

aktif mencari sumber belajar untuk dipresentasikan, tapi kelancaran

mengemukakan ide dalam memecahkan masalah baru mencapai 50%


2 Ketelitian dalam menghimpun hasil diskusi masih kurang, terlihat hasil

tulisan yang dipresentasikan masih ada yang kurang.

Siklus 3

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP

2. Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran guru

dan siswa, angket guru dan siswa

3. Menyiapkan sumber belajar berupa foto copi bahan ajar,lembar kegiatan

siswa , kertas polio dan spidol warna,

4. Menyiapkan evaluasi pretes dan postes

5. Membentuk kelompok dalam kelas

6. Membuat skenario pembelajaran

7. Membentuk kelompok dalam kelas

8. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran dirumah

b. Tindakan

1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa

memasuki KD yang akan dibahas.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


3. Menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan langkah

kerjanya.pembelajaran example non example

4. Masing-masing kelompok bekerja dengan sumber belajar ,lembar

kegiatan siswa, kertas polio, spidol warna,

5. Guru merangsang siswa untuk berpartisipasi bekerja dengan kelompok

kerjanya.dan menuliskannya hasil kerja kelompoknya pada kertas yang

tersedia untuk dipamerkan.

6. 25 menit siswa sudah harus memamerkan karyanya disamping kelompok

masing-masing.

7. Guru melihat hasil kerja sambil memberikan penghargaan pada masing-

masing kelompok.

8. 4 siswa dari anggota kelompok diberi kesempatan berkunjung pada

kelompok lain, 2 anggota menunggun pada setan masing-masing.

9. Siswa dipersilahkan berkumpul pada kelompok masing-masing untuk

melihat kekurangan hasil kerja kelompoknya.

10.Guru menanyakan pada semua kelompok, kelompok mana yang terbaik

hasilnya, guru memberi penghargaan. Pada kelompok terbaik berupa

bolpoin.

11.Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa untuk mengambil

kesimpulan bersama siswa bila perlu mengadakan pengembangan materi.


12.Guru mengadakan tes/ulangan.

13.Guru membagikan angket dan memerintahkan siswa untuk mengisi

c. Pengamatan

1. Observer (kolaborator) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen

pengamatan pembelajaran guru dan siswa

2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari angket yang

diisi siswa

3. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru

d. Refleksi

1. Pada siklus ke 3 terjadi kemajuan yang signifikan kelancaran

mengemukakan pendapat, kemampuan menghimpun hasil diskusi dan

presentasi sangat baik.

2. Ketelitian dalam menuliskan hasil diskusi pada saat dilaporkan sangat

baik dan menarik.

3. Dari siklus 3 dapat disimpulkan siswa mencapai keberhasilan lebih dari

90% dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan tidak dilanjutkan

pada siklus berikutnya.


D. MONITORING DAN EVALUASI

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran setiap siklus selalu diamati

oleh kolaborator untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tindakan dapat

menghasilkan perubahan yang diinginkan, pemantauan dilaksanakan 1 orang

kolaborator dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, guru memantau

kegiatan siswa dan memantau kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran.

Untuk mengetahui perubahan siswa setelah dilakukan tindakan dapat

diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran,

sedang untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes

yang diadakan tiap akhir siklus.

E. ANALISIS HASIL REFLEKSI

Data yang dianalisis meliputi

1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah

pembelajaran

Analisis yang digunakan adalah diskripsi, memaparkan data hasil

pengamatan dan hasil angket siswa pada setiap akhir siklus dengan

membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus

2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus


Untuk mengetahu peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif

denga rumus :

Posrate Baserate
P x100%
Baserate

Keterangan : P = Prosentase peningkatan

Pos rate = Nilai sesudah diberi kan tindakan

Base rate = Nilai sebelum tindakan

Dari hasil pengamatan, angket dan tes akhir siklus apabila masih dirasakan

kegagalan, maka peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dna

sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan

berikutnya.

Tolak ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah

1. adanya peningkatan kreatifitas yang terlihat pada antusias, aktifitas dan

rasa senang siswa dalam pembelajaran IPS secara signifikan pada setiap

siklus

2. Adanya peningkatan nilai ulangan yang signifikan pada setiap siklus

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari tiap-tiap

siklus yang meliputi hasil observasi dan kegiatan siswa saat KBM, hasil angket

siswa pada setiap akhir siklus dan hasil ulangan sebelum dan setiap akhir siklus.

A. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan kolaborator terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran

berlangsung setiap siklus

SIKLUS I

Dalam perencanaan tindakan kelas ini peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar 2.2. mendeskripsikan

pengertian dan macam-macam kebutuhan manusia, , mengembangkan

instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa

untuk belajar dirumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas plano,

spidol 6 set, isolasi, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang sesuai dengan

data yang ada pada peneliti dan mengembangkan sekenario pembelajaran Think

Write and Talk sebagaimana RPP terlampir.

Selanjutnya peneliti melakukan. tindakan, pada tahap ini guru melakukan

apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki

pada KD kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber daya yang akan


dipelajarai, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah

langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan

daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran berupa kertas plano,

spidol, isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, masing masing kelompok diberi

permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan

mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit, 10 menit kemudian

masing-masing kelompok harus menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas

polio untuk dipamerkan pada kelompok lain dengan menempelkan hasil diskusi

yang sudah jadi didekat kelompok, dua siswa dari masing masing bertanggung

jawab menjaga hasil karyanya empat anggota lainnya diberi kesempatan

berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada

kelompok lain selama 15 menit, pada saat siswa berkunjung antar kelompok

peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk

diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi antar

kelompok dan aktivitas siswa.

Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit

sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada, selanjutnya dilakukan

diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus

menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan


memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok,

peneliti memberikan aplaos bersama siswa pada kelompok terbaik.

Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi

intrumen yang sudah disiapkan yang meliputi pengamatan kegiatan guru, siswa

saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil

yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut : antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi,

kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran dalam

menjawab pertanyaan kelompok lain mendapatkan nilai kreteria cukup dengan

rentangan nilai 60-70 mencapai 50%. Kelancaran mengemukakan ide atau

pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan

mencari sumber belajar, mendapatkan nilai kurang dengan rentangan nilai >60

mencapai 33,3%, yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50% , kelancaran pada

saat presentasi hanya 50% dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan

pertanyaan hanya 33,3%.

Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 90 % siswa

merasa senang, 40% yang merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada keberanian

mengemukakan pendapat, 90% mendorong siswa lebih kreatif. prestasi belajar

siswa pada sisklus I mendapatkan nilai rata-rata kelas 72,00 , masih terdapat
30,23 % siswa yang nilainya dibawah standar SKBM yang telah ditentukan

sekolah.

Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, antusias, keaktifan,

kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih

cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian

menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber

belajar, mendapatkan nilai kurang dengan rentangan nilai >60, ini menunjukkan

siswa masih kesulitan dan belum siap karena baru mengenal model

pembelajaran. Think,write and talk , disisi lain siswa merasa senang dan

terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 40% yang masih kesulitan

memahami materi dan 50% kurang berani berpendapat. Maka pada siklus II

perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetisi dengan

memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok yang terbaik,

menyediakan sumber belajar berupa foto kopi materi, meminjami buku ajar.

Dari siklus I didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 72,00 yang berarti ada

kenaikan 10,18 % dari sebelum tindakan, hal ini yang mendorong dilanjutkan

pada siklus II

SIKLUS II

Dalam perencanaan tindakan kelas ini peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar 2.3. mendeskripsikan


kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber daya mengembangkan instrumen

untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar dan angket

siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk

belajar dirumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas plano, spidol

6 set, isolasi, menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku penunjang,

membagi kelas menjadi 6 kelompok yang sesuai dengan data yang ada pada

peneliti dan mengembangkan sekenario pembelajaran example non example

sebagaimana RPP terlampir.

Selanjutnya peneliti melakukan. tindakan, pada tahap ini guru

melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa

untuk memasuki pada KD 2.3 mendiskripsikan proses terjadi kelangkaan

sumber daya di indonesia menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul

sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran

berupa kertas plano, spidol, isolasi dan sumber belajar pada tiap-tiap

kelompok belajar, masing masing kelompok diberi permasalahan yang harus

dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan belajar dari sumber

belajar yang disediakan dan berdiskusi selama 20 menit, 10 menit kemudian

masing masing kelompok harus menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas
plano untuk dipamerkan pada kelompok lain dengan menempelkan hasil

diskusi yang sudah jadi didekat kelompok, dua siswa dari masing masing

bertanggung jawab menjaga hasil karyanya empat anggota lainnya diberi

kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat

kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit., pada saat siswa berkunjung

antar kelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang

dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat

interaksi antar kelompok dan aktivitas siswa .

Masing masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit

sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada, Selanjutnya dilakukan

diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus

menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan

memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok,

peneliti memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok yang

terbaik.

Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan dengan

mengisi intrumen yang sudah disiapkan yang meliputi pengamatan kegiatan

guru, siswa saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan

berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa

dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran

dalam menjawab pertanyaan kelompok lain mendapatkan nilai kriteria baik

dengan rentangan nilai 71-85 mencapai 80%, kelancaran mengemukakan ide

atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya,

keaktifan mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik dengan rentangan

nilai 71-85 mencapai 60 %, yang dapat menyelesaikan tugas hanya 67 %,

kelancaran pada saat presentasi hanya 100% dan siswa yang dapat

mengemukakan pertanyaan 70 %.

Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 93 %

siswa merasa senang, 15 % yang merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada

keberanian mengemukakan pendapat, 95% mendorong siswa lebih kreatif.

pretasi belajar siswa pada sisklus II mendaptkan nilai rata-rata kelas 79,07.

Melihat dari hasil pengamatan pada siklus II, antusias, keaktifan,

kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat baik

dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun

hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar,

mendapatkan nilai kurang dengan rentangan nilai 71-85, ini menunjukkan

siswa sudah tidak merasa kesulitan dan siap melaksanakan model


pembelajaran example non example disisi lain siswa merasa senang dan

terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 30% yang masih kesulitan

memahami materi dan 30% kurang berani berpendapat. Maka pada siklus III

perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetisi dengan

memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok yang terbaik,

menyediakan sumber belajar berupa foto kopi materi, meminjami buku ajar,

menyiapkan lembar kegiatan dan media serta bahan untuk praktik. Dari siklus

II didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan

9,82 % dari siklus I, hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.

SIKLUS III

Dalam perencanaan tindakan kelas ini peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar 2.3. mendiskripsikan proses

kelangkaan pada bbm dan bensin yang terjadi di indonesia mengembangkan

instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa

untuk belajar dirumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas plano,

spidol 6 set, isolasi dan lembar kegiatan siswa, membagi kelas menjadi 6

kelompok sesuai dengan data yang ada pada peneliti dan mengembangkan

sekenario pembelajaran example non example RPP terlampir.


Selanjutnya peneliti melakukan tindakan, pada tahap ini guru melakukan

apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk

memasuki pada KD 2.3. mendiskripsikan macam-macam kebutuhan dan

menyebutkan pengertian kebutuhan manusia menjelaskan tujuan yang akan

dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar

siswa berkumpul sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media

pembelajaran berupa kertas plano, spidol, isolasi dan lembar kegiatan siswa

pada tiap-tiap kelompok belajar, masing masing kelompok diberi permasalahan

yang harus dipelajari dan didiskusikan,. Siswa diberi kesempatan mempelajari

sumber belajar serta melakukan kegiatan praktik menguji teori genetika dan

berdiskusi selama 20 menit, 10 menit kemudian masing-masing kelompok

harus menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano untuk dipamerkan

pada kelompok lain dengan menempelkan hasil diskusi yang suda jadi didekat

kelompok, dua siswa dari masing masing bertanggung jawab menjaga hasil

karyanya empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok

lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15

menit., pada saat siswa berkunjung antar kelompok peneliti berkeliling sambil

melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep

yang ditulis,sekaligus melihat interaksi antar kelompok dan aktivitas siswa .


Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5menit

sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada, Selanjutnya dilakukan

diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus

menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan

memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok,

peneliti memberikan aplaos bersam siswa pada kelompok terbaik.

Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan dengan

mengisi intrumen yang sudah disiapkan yang meliputi pengamatan kegiatan

guru, siswa saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan

berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:

antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa

dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran

dalam menjawab pertanyaan kelompok lain kelancaran mengemukakan ide atau

pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan

mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali dengan rentangan nilai

>85 mencapai 90%. 100% siswa sudah dapat menyelesaikan tugasnya,

kelancaran pada saat presentasi hanya 90%.

Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 100 %

siswa merasa senang, 13 % yang merasa kesulitan belajar, 92% siswa ada
keberanian mengemukakan pendapat, 100% mendorong siswa lebih kreatif.

pretasi belajar siswa pada sisklus III mendaptkan nilai rata rata kelas 84,65.

Melihat dari hasil pengamatan pada siklus III, antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi,

kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran dalam

menjawab pertanyaan kelompok lain kelancaran mengemukakan ide atau

pendapat, ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan

mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini menunjukkan bahwa

sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran Think write and

talk, 13 % siswa yang masih kesulitan memahami materi dan 8 % kurang

berani berpendapat. Maka pada siklus III kegiatan dipandang sudah cukup dan

tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dari siklus III didapat nilai prestasi

siswa dengan rata-rata 84,65 yang berarti ada kenaikan 7,06 % dari siklus II.

Untuk lebih jelasnya perubahan dari siklus ke siklus dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1

Hasil pengamatan kegiatan siswa pada saat KBM


Kegiatan / Aspek yang Siklus Siklus
No. Siklus 1
diamati 2 3
Antusias siswa dalam Baik Baik
1 Cukup
mengikuti KBM sekali sekali
Kelancaran mengemukakan
Baik
2 ide dalam memecahkan Kurang Baik
sekali
masalah
Baik
3 Keaktifan siswa dalam diskusi Cukup Baik
sekali
Kemampuan siswa dalam Baik Baik
4 Cukup
menghimpun hasil diskusi Sekali sekali
Ketelitian dalam menghimpun
5 Kurang Baik Baik
hasil diskusi
6 Keaktifan dalam bertanya Kurang Baik Baik
Keaktifan siswa dalam Baik
7 Kurang Baik
mencari sumber belajar sekali
Kelancaran siswa dalam
8 Cukup Baik Baik
menjawab pertanyaan
Keterangan :

Baik sekali : 86 100

Baik : 71 85

Cukup : 60 70

Kurang : > 60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 2

Rekapitulasi hasil angket siswa setelah KBM

Siklus Siklus Siklus


No Pertanyaan Jawaban
1 (%) 2 (%) 3 (%)

Apakah pembelajaran Ya 90 93 100

1 example non example


Tidak 10 7 0
menyenangkan?

Apakah dengan Ya 60 70 87

pembelajaran example

2 non example membuat


Tidak 40 30 13
kamu mudah memahami

pelajaran?

Apakah dengan Ya 50 70 92

pembelajaran example
3
non example membuat Tidak 50 30 8

kamu berani
mengemukakan

pendapat?

Apakah dengan Ya 90 95 100

pembelajaran example
4
non example mendorong Tidak 10 5 0

kamu lebih kreatif?

Apakah kamu mengalami Ya 30 15 0

kesulitan dalam
5
pembelajaran example Tidak 70 85 100

non example?

Berikut ini grafik nilai rata-rata ulangan sebelum siklus dan ulangan tiap akhir

siklus.

Grafik 1
Hasil Ulangan Sebelum dan Tiap Akhir Siklus

90
80
70
Rata-rata nilai

60
50
Rata-rata
40
30
20
10
0
Sebelum siklus 1 siklus 2 siklus 3
siklus
Hasil evaluasi
Berdasarkan tabel 1 pada siklus 1 antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran cukup, hal ini disebabkan baru pertama siswa mengenal metode

tersebut. Sementara itu kelancaran mengemukakan ide terlihat sangat kurang,

kreatifitas siswa masih kurang hal ini terlihat disaat diskusi kelas kurang

berjalan dengan baik. Kemampuan menghimpun hasil diskusi cukup terlihat

hasil yang dipresentasikan atau dipamerkan kurang begitu menarik dan kurang

bisa dipahami oleh masing-masing kelompok siswa. Ketelitian dalam

menghimpun hasil diskusi sangat kurang. Kreatifitas dalam bertanya antar

kelompok cukup, kreatifitas dalam mencari sumber belajar cukup terlihat pada

saat diskusi tidak dapat berjalan dengan baik. Kelancaran siswa dalam

menjawab pertanyaan antar kelompok cukup terlihat siswa belum terampil

menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa pada saat pameran hasil diskusi. Pada

siklus 2 terlihat adanya kemajuan antusias siswa meningkat baik sekali begitu

juga kemampuan dalam menghimpun hasil diskusi. Sedang kelancaran

mengemukakan ide, keaktifan siswa ketelitian menghimpun hasil diskusi,

keaktifan mencari sumber, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan

menjadi lebih baik. Pada siklus 3 kelancaran mengemukakan ide, keaktifan

siswa dalam diskusi, kemampuan dalam menghimpun hasil diskusi, keaktifan

siswa dalam mencari sumber belajar lebih meningkat bila dibanding pada siklus
2 hal ini terlihat masing-masing kelompok disibukkan mempelajari modul-

modul yang sudah disiapkan oleh guru sehingga siswa masih ingin berlama-

lama belajar.

Berdasarkan tabel 2 pada siklus 1 terlihat siswa termotivasi untuk belajar

dan merasa senang belajar. Namun disini masih merasa kesulitan dalam

memahami materi terlihat hanya 60 %, begitu juga dalam mengemukakan ide

hanya mencapai 50 %. Pada siklus 1 terlihat siswa lebih kreatif mencapai 90 %

yang mengalami kesulitan hanya 30 %. Pada siklus 2 motivasi belajar naik lebih

tinggi mencapai 93 %, siswa terlihat lebih kreatif 95 % namun keberanian

mengemukakan pendapat naik menjadi 70 %. Pada siklus 3 rata-rata siswa

terlihat sangat senang, dan yang mengalami kesulitanpun tidak ada sehingga

pembelajaran ini betul-betul dapat meningkatkan minat dan kretifitas belajar

siswa, hal ini terlihat pada menurunnya prosentase kesulitan yang dihadapi

siswa.

Pada garfik 1 terlihat kenaikan hasil belajar pada siklus 1 yaitu 6,65

dibanding sebelum siklus yang berarti kenaikannya 10,18%. Begitupula pada

siklus 2 ada kenaikan 7,07 dibanding siklus 1 dengan prosentase 9,82 %. Pada

siklus 3 terjadi peningkatan 5,58 dibandingkan pada siklus 2 dengan prosentase

7,06 %. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan example non example

dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep-konsep yang dipelajari.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Inovasi pembelajaran example non example menjadikan siswa lebih kreatif

dan aktif dalam pembelajaran

2. Ketrampilan menyampaikan pendapat kepada orang lain baik lesan maupun

tulisan perlu ada latihan

3. Inovasi pembelajaran example non example meningkatnya hasil prestasi

belajar siswa.

B. SARAN

1. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu

dikembangkan guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar.

2. Untuk mengembangkan sikap dan ketrampilan dalam bertanya menjawab,

menyampaikan pendapat lesan maupun tulisan, memerlukan banyak latihan.


3. guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga

terbentuk rasa percaya diri.

Anda mungkin juga menyukai