PENDAHULUAN
Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini,
pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat
mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran
pembangunan nasional. ptk ips smp Dalam pasal 20 UU tahun 2003, pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab (UU no 20 tahun 2003).
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat penting
didalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi
perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial dan moralitasnya, atau dengan perkataan
lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi
kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan
pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan-kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa
merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam
meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa.
Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa,
sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat
belajar siswa itu sendiri.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum
disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap tingkat dan jenis
pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam tiap pelajaran yang
diberikan oleh guru di dalam kelas. ptk ips sejarah smp
Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, pemerintah menggagas diberlakukannya
kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP
merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan atau sekolah. KTSP tersebut memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan
kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal
yang bisa dimunculkan oleh sekolah. ptk ips smp geografi
Upaya pemerintah dalam bentuk KTSP ini merupakan pengembangan kurikulum
dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dengan
menggunakan KTSP diharapkan peserta didik bisa mencapai kompetensi-
kompetensi tertentu yang sudah ditentukan sebagai kriteria keberhasilan. ptk ips
ekonomi smp
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya skill
menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini,
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih
tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti
proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Bahkan ada sebagian siswa
yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak
masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat
itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi
secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang
aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya
memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah
yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang
efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan
belajar.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara
lain tujuan, bahan, alat, dan metode, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada
tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, metode pembelajaran sangat penting
sebab dengan adanya metode pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami
oleh siswa.
Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam
pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari
masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu
dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang
harus dimiliki oleh siswa. Metode pembelajaran problem solving atau pemecahan
masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi masalah
yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang menganggap
sekolah kurang bisa bermakna dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan
gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Melalui metode example non example diharapkan dapat lebih
mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Diharapkan dengan menggunakan metode example non example dalam proses
pembelajaran IPS akan menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode
example non example di Smpn 8 balikpapan?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS yang terjadi pada siswa setelah
pembelajaran dilaksanakan dengan metode example non example?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa Smpn 8 balikpapan melalui penerapan
example non example
2. Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan example non example dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa Smpn 8 balikpapan.
F. Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
2. Metode Examples Non Examples Model pembelajaran ialah suatu pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk
kepada guru di kelas (Suprijono, 2009: 46). Menurut Akhmad Sudrajat (2008: 2)
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Joyce
(dalam Trianto, 2009: 22) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group
investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil
akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif
terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa
saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh
penghargaan kooperatif daripada individu (Hamdani, 2011 : 3).
Metode examples non examples adalah salah satu metode pembelajran aktif.
Suprijono (2009: 111) mengungkapkan bahwa hakikatnya metode pembelajaran
aktif untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka
yang mendominasi aktifitas pembelajaran, sehingga bukan hanya guru yang aktif
dalam pembelajaran.
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar
aktif. Sehingga perlengkapan kelas perlu disusun ulang untuk menciptakan formasi
tertentu yang sesuai dengan kondisi belajar siswa. Dengan demikian siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran aktif juga dapat
dilakukan di luar kelas. Aktifitas siswa dalam belajar di kelas akan terlaksana
dengan baik apabila terjadi interaksi antar warga kelas, yaitu bisa antara guru dan
siswa, bisa juga antara siswa dengan siswa.
Hubungan timbal balik antar warga kelas yang harmonis dapat merangsang
terwujudnya masyarakat kelas yang gemar belajar, sehingga siswa akan lebih aktif
dalam pembelajaran. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat
dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar warga
di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas melihat dan
merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana memenuhi
kebutuhannya. Hal-hal yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran
aktif, antara lain sebagai berikut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini siswa di kelas VIII-7 berjumlah 38 siswa yang terbagi
menjadi 20 laki-laki dan 18 perempuan yang karakteristiknya dalam pembelajaran
IPS kreativitas dan hasil belajarnya masih rendah.
Jenis data yang di dapat adalah data kuantitatif dan kualitatif yaitu :
1. Data hasil belajar di ambil dengan cara memberikan tes kepada siswa setelah
selesai tindakan
Siklus 1
a. Perencanaan
sumber daya
4. Menyiapkan sumber belajar yang berupa materi diskusi, kertas polio dan
spidol warna
example
b. Tindakan
masing-masing kelompok
dinding kelas.
c. Pengamatan
diisi siswa
d. Refleksi
Siklus 2
a. Perencanaan
b. Tindakan
1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa
yg akan di sampaikan
kerjanya. Dan menuliskan hasil kerjanya pada kertas yang tersedia untuk
dipamerkan.
masing-masing.
masing kelompok.
c. Pengamatan
diisi siswa
d. Refleksi
1. Antusias siswa dalam mengikuti KBM sangat baik, terlihat semua siswa
Siklus 3
a. Perencanaan
1. Menyusun RPP
b. Tindakan
masing-masing.
masing kelompok.
bolpoin.
c. Pengamatan
diisi siswa
d. Refleksi
kegiatan siswa dan memantau kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran.
diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran,
sedang untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes
pembelajaran
pengamatan dan hasil angket siswa pada setiap akhir siklus dengan
denga rumus :
Posrate Baserate
P x100%
Baserate
Dari hasil pengamatan, angket dan tes akhir siklus apabila masih dirasakan
berikutnya.
rasa senang siswa dalam pembelajaran IPS secara signifikan pada setiap
siklus
BAB IV
siklus yang meliputi hasil observasi dan kegiatan siswa saat KBM, hasil angket
siswa pada setiap akhir siklus dan hasil ulangan sebelum dan setiap akhir siklus.
SIKLUS I
instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa
spidol 6 set, isolasi, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang sesuai dengan
data yang ada pada peneliti dan mengembangkan sekenario pembelajaran Think
spidol, isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, masing masing kelompok diberi
polio untuk dipamerkan pada kelompok lain dengan menempelkan hasil diskusi
yang sudah jadi didekat kelompok, dua siswa dari masing masing bertanggung
berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada
kelompok lain selama 15 menit, pada saat siswa berkunjung antar kelompok
peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk
intrumen yang sudah disiapkan yang meliputi pengamatan kegiatan guru, siswa
saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil
yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut : antusias siswa dalam
mencari sumber belajar, mendapatkan nilai kurang dengan rentangan nilai >60
mencapai 33,3%, yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50% , kelancaran pada
saat presentasi hanya 50% dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan
merasa senang, 40% yang merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada keberanian
siswa pada sisklus I mendapatkan nilai rata-rata kelas 72,00 , masih terdapat
30,23 % siswa yang nilainya dibawah standar SKBM yang telah ditentukan
sekolah.
belajar, mendapatkan nilai kurang dengan rentangan nilai >60, ini menunjukkan
siswa masih kesulitan dan belum siap karena baru mengenal model
pembelajaran. Think,write and talk , disisi lain siswa merasa senang dan
terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 40% yang masih kesulitan
memahami materi dan 50% kurang berani berpendapat. Maka pada siklus II
perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetisi dengan
menyediakan sumber belajar berupa foto kopi materi, meminjami buku ajar.
Dari siklus I didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 72,00 yang berarti ada
kenaikan 10,18 % dari sebelum tindakan, hal ini yang mendorong dilanjutkan
pada siklus II
SIKLUS II
untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar dan angket
membagi kelas menjadi 6 kelompok yang sesuai dengan data yang ada pada
berupa kertas plano, spidol, isolasi dan sumber belajar pada tiap-tiap
masing masing kelompok harus menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas
plano untuk dipamerkan pada kelompok lain dengan menempelkan hasil
diskusi yang sudah jadi didekat kelompok, dua siswa dari masing masing
kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit., pada saat siswa berkunjung
antar kelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang
terbaik.
guru, siswa saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa
kelancaran pada saat presentasi hanya 100% dan siswa yang dapat
mengemukakan pertanyaan 70 %.
siswa merasa senang, 15 % yang merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada
pretasi belajar siswa pada sisklus II mendaptkan nilai rata-rata kelas 79,07.
terdorong untuk lebih kreatif walaupun terdapat 30% yang masih kesulitan
memahami materi dan 30% kurang berani berpendapat. Maka pada siklus III
perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetisi dengan
menyediakan sumber belajar berupa foto kopi materi, meminjami buku ajar,
menyiapkan lembar kegiatan dan media serta bahan untuk praktik. Dari siklus
II didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan
9,82 % dari siklus I, hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.
SIKLUS III
instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
dan angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa
spidol 6 set, isolasi dan lembar kegiatan siswa, membagi kelas menjadi 6
kelompok sesuai dengan data yang ada pada peneliti dan mengembangkan
pembelajaran berupa kertas plano, spidol, isolasi dan lembar kegiatan siswa
sumber belajar serta melakukan kegiatan praktik menguji teori genetika dan
harus menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano untuk dipamerkan
pada kelompok lain dengan menempelkan hasil diskusi yang suda jadi didekat
kelompok, dua siswa dari masing masing bertanggung jawab menjaga hasil
lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15
menit., pada saat siswa berkunjung antar kelompok peneliti berkeliling sambil
melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep
guru, siswa saat kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali dengan rentangan nilai
siswa merasa senang, 13 % yang merasa kesulitan belajar, 92% siswa ada
keberanian mengemukakan pendapat, 100% mendorong siswa lebih kreatif.
pretasi belajar siswa pada sisklus III mendaptkan nilai rata rata kelas 84,65.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus III, antusias siswa dalam
mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini menunjukkan bahwa
sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran Think write and
berani berpendapat. Maka pada siklus III kegiatan dipandang sudah cukup dan
tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dari siklus III didapat nilai prestasi
siswa dengan rata-rata 84,65 yang berarti ada kenaikan 7,06 % dari siklus II.
Untuk lebih jelasnya perubahan dari siklus ke siklus dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1
Baik : 71 85
Cukup : 60 70
Kurang : > 60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 2
Apakah dengan Ya 60 70 87
pembelajaran example
pelajaran?
Apakah dengan Ya 50 70 92
pembelajaran example
3
non example membuat Tidak 50 30 8
kamu berani
mengemukakan
pendapat?
pembelajaran example
4
non example mendorong Tidak 10 5 0
kesulitan dalam
5
pembelajaran example Tidak 70 85 100
non example?
Berikut ini grafik nilai rata-rata ulangan sebelum siklus dan ulangan tiap akhir
siklus.
Grafik 1
Hasil Ulangan Sebelum dan Tiap Akhir Siklus
90
80
70
Rata-rata nilai
60
50
Rata-rata
40
30
20
10
0
Sebelum siklus 1 siklus 2 siklus 3
siklus
Hasil evaluasi
Berdasarkan tabel 1 pada siklus 1 antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran cukup, hal ini disebabkan baru pertama siswa mengenal metode
kreatifitas siswa masih kurang hal ini terlihat disaat diskusi kelas kurang
hasil yang dipresentasikan atau dipamerkan kurang begitu menarik dan kurang
kelompok cukup, kreatifitas dalam mencari sumber belajar cukup terlihat pada
saat diskusi tidak dapat berjalan dengan baik. Kelancaran siswa dalam
siklus 2 terlihat adanya kemajuan antusias siswa meningkat baik sekali begitu
siswa dalam mencari sumber belajar lebih meningkat bila dibanding pada siklus
2 hal ini terlihat masing-masing kelompok disibukkan mempelajari modul-
modul yang sudah disiapkan oleh guru sehingga siswa masih ingin berlama-
lama belajar.
dan merasa senang belajar. Namun disini masih merasa kesulitan dalam
yang mengalami kesulitan hanya 30 %. Pada siklus 2 motivasi belajar naik lebih
terlihat sangat senang, dan yang mengalami kesulitanpun tidak ada sehingga
siswa, hal ini terlihat pada menurunnya prosentase kesulitan yang dihadapi
siswa.
Pada garfik 1 terlihat kenaikan hasil belajar pada siklus 1 yaitu 6,65
siklus 2 ada kenaikan 7,07 dibanding siklus 1 dengan prosentase 9,82 %. Pada
A. SIMPULAN
belajar siswa.
B. SARAN