Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Teori Relativitas merupakan kunci penting dalam mempelajari Fisika Modern.


Sekaligus merupakan ciri khas dari Fisika Modern, terutama dalam membahas persoalan
terkaitnya antara ruang dan waktu, massa dan energi, kelistrikan dan kemagnetan. Terkait
dengan ruang dan waktu ini merupakan salah satu perbedaan konsep dari fisika klasik dan
fisika modern.

A. Relativitas galileo (klasik)

Konsep relativitas berhubungan dengan konsep gerak suatu benda dinyatakan dengan
perubahan kedudukannya terhadap suatu titik tertentu yang dipilih. Titik tertentu
merupakan kerangka acuan yakni kerangka tetap yang digunakan untuk menyatakan
kedudukan benda pada setiap saat. Untuk gerak dalam ruang perlu digunakan 3 sumbu
referensi sebagai sistem koordinat, biasanya titik asal koordinat diimpitkan dengan titik
acuan. Gerak juga dinyatakan sebagai perubahan kedudukan dalam ruang, oleh karena itu
gerak mengandung pengertian bersifat relatif, bergantung dari kerangka acuan yang
dipilih. Pemilihan kerangka acuan ini merupakan pembeda antar prinsip Relativitas
Galileo dan Einstein.

Jika kita mempelajari gerak bumi terhadapa matahari, maka sebagai titik asal
kerangka acuan dapat dipilih titik pusat massa kedua benda ini. Namun kerangka tersebut
tidak memadai jika kita mempelajri gerak bumi terhadap sistem galaksi.

Mekanika Newton mensyaratkan adanya kerangka acuan yang mutlak untuk


menggambarkan gerak dari benda yang dipelajari. Kerangka acuan mutlak atau kerangka
acuan semesta ini mengandung aspek ruang dan waktu. Karna itulah perlu adanya
pembahasan tentang transformasi yang menjamin keberlakuan hukum-hukum fisika yang
ada dan kerangka acuan yang dipakai dalam mempresentasikan gerak itu, dalam bentuk
transformassi Galileo dan kerangka acuan mutlak.

1. Transformasi Galileo
Transformasi Galileo mempelajari bagaimana peristiwa fisika di dalam suatu
sistem koordinat S yang bergerak dengan kecepatan tetap terlihat dari kacamata suatu
sistem S yang bergerak dengan kecepatan tetap yang lain. Pembahasan ini tidak akan
kehilangan sifat umumnya bila dianggap saja bahwa sistem S tidak bergerak dan
sistem S bergerak dengan kecepatan tetap v. Pengamat pertama adalah O di sistem S
dengan sumbu x sejajar rel kereta lori, dan pengamat lainnya O di kereta lori pada
sistem S.
Persamaan transformasi Galileo untuk mekanika Newton dapat dinyatakan
sebagai: x2 = x-vt, bila v dalam arah x
y = y
z = z ............................... (2)
t = t

dengan menggunakan transformasi galileo ini pengamat terhadap gejala fisika


seperti pengukuran jarak, kecepatan dan percepatan yang dilakukan terhadap dua ekor
burung yang sedang berkelebat di angkasa pada waktu dan tempat tertentu dapat
ditentukan. Waktu pengukuran dimulai pada saat kedua pengamat berpapasan, berarti
bahwa hubungan waktu dalam kedua sistem adalah t = t.

Pada saat t=t0 maka t= juga t0, kedua pengamat menentukan jarak antara kedua
ekor burung, menurut perhitungan pengamat O hasil pengamatan O tentang
kedudukan burung-burung itu adalah:

x1 = x1 vt0 dan x2 = x2 vt0 .................... (3)

sebaliknya perhitungan oleh O menunjukkam bahwa hasil pengamatan O adalah:

x1 = x1 vt0 dan x2 = x2 vt0 .................... (4)

kedua persamaan 3 dan 4 merupakan persamaan transformasi mengalihkan


pengamatan dari suatu sistem kesistem lain, bila dipecahkan akan diperoleh:

x1 x2 = x1 x2 atau x = x ....................(5)

Jadi kedua pengamat memperoleh jarak burung yang sama, jika pengamatan itu
dilakukan serentak. Berarti jarak merupakan besaran yang invarian terhadap
transformasi galileo.

Berikutnya jika kecepatan kedua burung ditentukan, posisi seekor burung, masing-
masing pada saat t01 dan t02 adalah:
x1 = x1 vt01 dan x2 = x2 vt02 ....................(6)

dari persamaan ini diperoleh hubungan :

x2 - x1= (x1 x2) v (t2 vt1) atau x = x - vt

sehingga didapat :

x x
u = ( )= - v = u v .......................(7)
t t

Ternyata ungkapan untuk kecepatan berbeda, atau kecepatan tidak invarian


terhadap transformasi galileo. Selanjutnya jika keepatan burung di kedudukan x 1 dan
x2 berbeda yakni u1 dan u2, maka u1 = u1 v dan u2 = u2 v sehiungga diperoleh:

u = u2 - u1 = u2 u1 ........................................ (8)

Maka a = a . jadi percepatan invarian terhadap transformasi galileo.

Dari transformasi koordinat galileo dapat diturunkan transformasi kecepatan


galileo, yang dapat dinyatakan sebagai:

Vx = vx v , Vy = vy , Vz = vz .........................(9)

2. Kerangka acuan mutlak

Teori listrik magnet maxweel meramalkan adanya gelombang elektromagnetik


yang merambat dalam ruang. Dengan menarik analogi dari gelombang
elektromagnetik merambat dalam medium pula, yaitu medium yang dihipotesiskan
sebagai eter. Teori disebut dijelaskan pada suatu percobaan yang dikenal dengan
percobaan interferensi michelson-morly.

Percobaan Michelson-morly bertolak dari anggapan fisika klasik bahwa cahaya


merambat dalam eter. Karena, cahaya bintang dan benda langit lain di seluruh alam
raya juga ada. Jadi tujuan percoaannya yatiu untuk menemukan gerak bumi dan
mengukur kecepatannya terhadap eter.

Michelson-Morley menggunakan seperangkat peralatan optik berupa kaca


setengah cermin (half mirror) dan cermin datar pada percobaannya. Meskipun
percobaan telah dilakukan dengan teliti, berkali-kali dengan kondisi lingkungan yang
berbeda. Michelson tetap tidak menemukan pergeseran pola difraksi. Hasil
percobaannya negatif, artinya kecepatan cahaya dalam arah mana saja adalah sama
dan tidak ada medium eter yang mempengaruhinya. Dapat disimpulkan bahwa eter itu
tidak pernah ada, dan sekaligus tidak ada kerangka acuan yang bersifat mutlak.
Akhirnya jawaban tersebut mengubah konsep tentang ruang waktu yang dianut fisika
klasik. Perubahan mendasar diusulkan Einstein pada tahun 1905 dengan dua
postulatnya yang terkenal.

B. Postulat Einsten
1. Prinsip Relativitas Khusus Einsten

Ada dua postulat yang mendasari prinsip relativitas khusus einstein yang dapat
mengatasi kebutuhan fisika klasik dalam menerangkan hasil percobaan Michelson-
Morley. Postulat merupakan landasan paling dasar untuk membuat ramalan tentang
perilaku sistem fisika.

Postulat pertama :

Hukum-hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan-persamaan matematika


yang sama bentuknya bagi semua kerangka acuan inersial.

Kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan yang tetap terhadap kerangka yang lain.

Postulat kedua:

cepat rambat cahaya dalam ruang kelas bebas sama harganya bagi semua pengamat,
dan tidak bergantung pada keadaan gerak pengamat.

Ada dua implikasi dalam teori ini, yakni:

1. Kecepatan suhu zarah tidak dapat melebihi cepat rambat cahaya.


2. Massa dapat diubah menjadi energi dan sebaliknya.

Postulat pertama sesungguhnya menyatakan bahwa tidak ada satu kerangka acuan
yang mutlak, karean jika hukum-hukum fisika berbeda untuk pengamat yang bergerak
relatif satu terhadap lain maka dari perbedaan ini dapat ditentukan mana kerangka
yang tak bergerak mutlak dalam ruang, dan mana yang bergerak, tetapi karena tidak
terdapat kerangka acuan mutlak , maka perbedaan itu tidak ada.

Postulat kedua mempunyai implikasi bahwa perambatan cahaya bagi dua orang
pengamat yang masing-masing ada dalam kerangka inersial yang berbeda. Bila kedua
pengamat ketika berpapasan jalan memancarkan satu pulsa cahaya, maka masing-
masing mengamati bahwa dirinya menjadi pusat bola permukaan fase gelombang
pulsa yang merambat itu.

2. Transformasi Lorentz
Transformasi ini harus mampu melingkupi hal-hal yang mengiringi gerak
relativistik seperti dilasi waktu dan kontraksi panjang. Sebaliknya transformasi ini
juga harus memberikan hasil yang sama dengan transformasi Galileo untuk kecepatan
biasa. Bentuk transformasi ini dirumuskan oleh Lorentz.
Misalkan dua orang pengamat O dan O masing-masing berada dalam kerangka
inersial (x, y, z, t) dan (x, y,z,t). Kerangka inersial itu bergerak satu terhadap yang
lain dengan kecepatan v. Sumbu- sumbu koordinat dibuat paralel dan arah v sejajar
sumbu-x. Transformasi Lorentz menghubungkan kerangka inersial O dan O , ini
didasarkan pada postulat Einstein kedua bahwa kecepatan cahaya dalam ruang bebas
sama untuk semua pengamat, tidak bergantung keadaan gerak pengamat. Pada saat
pengamat berpapasan suatu pulsa cahaya dipancarkan maka ia akan merambat di
masing-masing kerangka:

X2 + y2 + z2 = ct dan x2 + y2 + z2 = ct2 .............. (10)

Yang merupakan persamaan permukaan bola mengambang dengan kecepatan c.


Karena transformasi ini harus v linear dan memungkinkan hasil seperti transformasi
Galileo akan terdapat adanya faktor relativistik = (1-2) -1/2
dengan =v/c,
sehingga transformasi koordinat Lorentz dapat dinyatakan sebagai:

x = (x-u t); y= y ; z = z

t = ( t ux/c2) .........................................................(11)

disisi lain dapat juga diperoleh Transformasi Lorentz balik, dinyatakan :

x = (x-v t); y = y ; z = z
t = ( t + vx/c2) .........................................................(12)

Jika v sangat kecil dibandingkan c maka persamaan (11) beralih menjadi


persamaan (2) , artinya mekanika Newton merupakan kasus khusus dari mekanika
relativistik.

Dari Transformasi Koordinat Lorentz inni dapat diturunkan Transformasi


Kecepatan Lorentz yang dapat dinyatakan sebagai:

Vv
Vx =
1

V
Vy 1
C
Vy = .....................................................(13)
1

V
Vz 1
C
VZ =
1

Untuk dua peristiwa yang terjadi terpisah dalam ruang dan waktu Transformasi
Lorentz dapat dinyatakan sebagai:


( tatb) ( )

tB - tA = ................................. (14)
1 V
C

Jika pengamatan dilakukan secara simultan oleh pengamat O maka tB = tA .

Anda mungkin juga menyukai