Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/275036839

Assessment of Ciliwung Estuary Characteristic


with Nitrogen Budget Model

Article January 2015

CITATIONS READS

0 441

2 authors:

Devi Dwiyanti Suryono Setyo Sarwanto Moersidik


Ministry of Marine Affairs and Fisheries University of Indonesia
6 PUBLICATIONS 1 CITATION 76 PUBLICATIONS 153 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

National Action Plan of Marine Plastic Debris View project

mining void water utilization View project

All content following this page was uploaded by Setyo Sarwanto Moersidik on 17 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 22, No.1, Maret. 2015: 32-38

KAJIAN KARAKTERISTIK MUARA CILIWUNG DENGAN


MODEL BUDGET NITROGEN
(Assessment of Ciliwung Estuary Characteristic with Nitrogen Budget Model)

Devi Dwiyanti Suryono1,* dan Setyo S. Moersidik2


1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-KKP,
Jl. Pasir Putih I Ancol Timur, Jakarta 14430-Indonesia
2
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok.
*Penulis korespondensi. No Tel: 021- 64711583; Fax: 021- 64711654.
Email: devibasworo@yahoo.com.

Diterima: 12 Januari 2015 Disetujui: 23 Februari 2015

Abstrak
Perairan muara merupakan perairan yang mempunyai karakteristik yang khas karena dipengaruhi oleh faktor
hidrodinamika dan pola musim, yaitu musim timur dan musim barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengaplikasikan metode perhitungan budget biogeokimia berdasarkan pendekatan LOICZ pada perairan muara
Ciliwung dan memperoleh informasi tentang karakteristik budget nitrogen pada perairan muara Ciliwung. Berdasarkan
hasil analisis diketahui bahwa pada musim timur dan musim barat perairan muara Ciliwung berperan sebagai source
nitrogen. Pada musim timur perairan muara Ciliwung bersifat autotrofik, sedangkan pada musim barat perairan tersebut
bersifat heterotrofik. Hal ini dicirikan melalui siklus nitrogen dengan laju fiksasi lebih besar daripada laju respirasi pada
musim timur, sedangkan pada musim barat yang terjadi adalah sebaliknya, laju respirasi lebih besar dibandingkan
dengan laju fiksasinya, sebesar 21,14 mg/hari.
Kata kunci: budget, fiksasi, muara ciliwung, nitrogen, respirasi.
Abstract
Estuarine ecosystem was an unique ecosystem because of the hydrodynamic factor and seasonal pattern i.e. east
season and west season, that influence the characteristic of the estuarine. The purpose of this study was to apply the
LOICZ biogeochemical budgeting approach to Ciliwung estuary and to get the information about nitrogen budget in
Ciliwung estuary. Based on the analysis the function of the estuary was as source of nitrogen on west season and east
season. Nitrogen budget of the Ciliwung estuary obtained that the system was autotrophic while in east season, and
tend to heterotrophic in west season. This condition was indicated that in the east season the fixation rate was more
than respiration rate, but in west season the respiration rate was more than fixation rate with the respiration rate is
21.14 mg/day.

Keywords: budget, fixation, ciliwung estuary, nitrogen, respiration.

PENDAHULUAN 10,39, nilai ini menunjukkan bahwa kondisi muara


Ciliwung sudah tercemar berat. Salah satu
Dinamika perairan muara mempunyai penyebab utama terjadinya degradasi ekosistem
karakteristik yang khas karena adanya pengaruh muara Ciliwung adalah akibat penggunaan perairan
pasang surut dan pola arus (Supriadi, 2001, muara sebagai tempat pembuangan limbah secara
Mukhtasor, 2007, Ongkosongo, 2010). Demikian terus menerus, terutama limbah dari kegiatan di
juga dinamika yang terjadi di muara Ciliwung yang darat (land based pollution). Melalui pergerakan air
terletak di teluk Jakarta yang merupakan tempat sungai, aliran air larian (direct runoff), dan aliran
bermuaranya daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. air tanah (ground water flow), nutrien, bahan
Kasus pencemaran kawasan pesisir teluk Jakarta pencemar, dan sedimen dari daratan akan bermuara
akibat faktor tekanan lingkungan sebagai salah satu di perairan pesisir (Anonim, 2007a, Anonim, 2007b,
dampak pembangunan telah lama terjadi dan Dahuri dkk., 2004).
menjadi perhatian karena kawasan ini memiliki arti Sumber limbah dari kegiatan di darat terutama
dan peranan yang sangat penting (Anggraeni, 2002; dari kegiatan rumah tangga dan pertanian yang
Supriharyono, 2009). Menurut Suhartono (2009), sebagian besar mengandung bahan organik.
nilai Indeks Pencemaran muara Ciliwung adalah Menurut Effendi (2003) dan Supriharyono (2000)
Maret 2015 DEVI DWIYANTI, DKK: KARAKTERISTIK MUARA CILIWUNG 33

hasil penguraian bahan organik tersebut akan Pendekatan LOICZ antara lain dilakukan dengan
menghasilkan unsur hara, di antaranya adalah cara mengembangkan pemodelan fluks karbon (C),
nitrogen (N) dan fosfor (P). Kandungan unsur hara nitrogen (N), dan fosfor (P) dan sedimen dalam
N dan P yang berlebihan akibat pembuangan skala lokal pada suatu perairan semi tertutup.
limbah organik di perairan muara yang melebihi Model tersebut diharapkan dapat digunakan untuk
kemampuan daya asimilasi muara tersebut akan estimasi dalam menyusun model fluks C, N, P, dan
menyebabkan pencemaran muara dan menimbulkan sedimen dalam skala yang lebih besar, yaitu skala
penyuburan berlebihan (eutrofikasi). Gejala ini regional dan global (Gordon dkk., 1996).
akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen Pendekatan dengan metode ini sudah banyak
terlarut sehingga dapat menyebabkan kematian digunakan di berbagai Negara (Kelderman dkk.,
organisme perairan. Fenomena eutrofikasi di teluk 2002; Sylaios, 2003; Joao dkk., 2007; Georgios dan
Jakarta telah rutin terjadi sejak tahun 1970-an. Pada Vassilios, 2009), misalnya di Australia yang
tahun 2004 fenomena eutrofikasi terjadi tiga kali, dijelaskan Smith dan Crossland (1999), Dupra
pada tahun 2005 terjadi empat kali dan tiga kali (1999), Eyre dan Lester (2002). Namun, di perairan
pada tahun 2006, dan menyebabkan kematian Indonesia baru dikembangkan untuk muara
massal ikan di perairan tersebut. Fenomena ini Cisadane dan delta Mahakam (Hadikusumah dan
sering terjadi dengan area cakupan sekitar 5 km Marojahan, 2011). Menurut Gordon dkk.(1996)
pada tahun 1988 semakin luas menjadi sekitar 12 budget N dan P dapat digunakan untuk
km pada tahun 1992 (Sutomo dkk., 1994, Damar, memperkirakan metabolisme sistem bersih yang
2003, Wouthuyzen, 2006). direpresentasikan oleh metabolisme ekosistem
Di Indonesia ada sekitar 20 jenis alga bersih (p-r) dan kinerja siklus nitrogen (nfix-denit)
(fitoplankton) yang dapat menyebabkan ikan mati. dengan perhitungan perbandingan stoikiometri
Di teluk Jakarta sendiri terdapat 17 jenis yang berdasar pada asumsi fitoplankton sebagai produser
tergolong beracun dan akan meledak (blooming) produktivitas primer. Rasio Redfield untuk C : N :
bila terjadi pengayaan nutrien di perairan. P adalah 106 : 16 : 1.
Berdasarkan hasil pemantauan tahun 1996-2002, Sementara itu Swaney (2000) menyatakan
perairan teluk Jakarta pada umumnya berada pada proses-proses yang terjadi di dalam sistem atau
tingkat buruk berdasarkan indeks Storet, terutama disebut juga metabolisme sistem bersih dapat
di zona I (10 stasiun dekat pantai) dan di muara- diperoleh melalui dua variabel dari DIP dan
muara sungai seperti di muara Kamal, muara DIN. Pertama, produksi primer minus respirasi
Angke, muara Ciliwung, muara Kalibaru, muara (p-r) atau nama lainnya adalah metabolisme
Kali Sunter, dan muara Kali Cakung, serta pada ekosistem bersih. Nilai (p-r) didapatkan dari
beberapa kali pemantauan di zona II (7 stasiun agak persamaan (1)
ke tengah perairan) dan zona III (6 stasiun di bagian (p-r) = - (C:P)part x DIP (1)
tengah perairan). Kondisi baik hanya ditemui pada Boudreau (2006) menyatakan perbedaan antara
pemantauan bulan Agustus 2000 di zona II dan III produksi primer dan respirasi seringkali disebut
dan pada Agustus 2001 di zona III. Kondisi sedang produksi ekosistem bersih atau net ecosystem
terjadi pada Maret 1998 (zona III) dan Januari 2002 production (NEP) atau metabolisme ekosistem
(zona II dan III). Kondisi perairan yang tergolong bersih atau net ecosystem metabolism (NEM),
berkualitas buruk tersebut terutama disebabkan oleh kedua istilah tersebut adalah sama. Untuk mencari
tingginya nilai beberapa parameter seperti nitrit, nilai net ecosystem metabolism (NEM) atau
fenol, logam-logam berat Cu, Ni, Pb, Zn dan metabolisme ekosistem bersih yang dilambangkan
bakteri coliform yang melebihi baku mutu. dengan (p-r) dari persamaan (2).
Beberapa pengamatan juga menunjukkan tingginya p r 106 DIP (2)
kandungan padatan tersuspensi, deterjen dan Boudreau (2006) menambahkan jika nilai (p-r)
amonia serta kadar oksigen terlarut yang rendah di > 0 maka sistem merupakan produser material
muara-muara sungai (Anggraeni, 2002). organik (autotrofik) terdapat sink dari DIP (DIP
Pendekatan model budget yang dikembangkan <0), sebaliknya jika (p-r) <0 maka sistem
oleh Gordon dkk. (1996) melalui program Land merupakan konsumer material organik
Ocean Interaction in the Coastal Zone (LOICZ) (heterotrofik) terdapat source dari DIP (DIP >0).
digunakan untuk mengetahui budget nitrogen di Dalam kinerja siklus nitrogen, fiksasi nitrogen dan
muara Ciliwung. Salah satu tujuan LOICZ adalah denitrifikasi merupakan rangkaian penting budget
mempelajari bagaimana perubahan pemanfaatan nitrogen sehingga perbedaan ini digunakan sebagai
lahan, iklim, muka air laut, dan aktivitas manusia ukuran fiksasi nitrogen minus denitrifikasi (nfix-
mempengaruhi fluks material yang dihasilkan dari denit). Nilai ini dihitung dengan persamaan (3).
suatu wilayah yang pada akhirnya melalui sungai
nfix denit DIN 16 DIP (3)
dan akan mempengaruhi wilayah pesisir.
34 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 22, No.1

Boudreau (2006) menambahkan jika nilai (persamaan (5)), dan neraca massa N (persamaan
(nfix-denit) >0 maka dalam sistem berlangsung (6) dan (7)).
proses fiksasi nitrogen sebaliknya jika nilai (nfix- a. Perhitungan neraca massa air
denit) <0 maka dalam sistem berlangsung proses VR (VQ Vp VG Vo VE ) (4)
denitrifikasi. Pada siklus nitrogen, denitrifikasi b. Perhitungan neraca salinitas
mengubah nitrat menjadi gas nitrogen sedangkan
VR S R
fiksasi nitrogen mengubah gas nitrogen menjadi Vx (5)
nitrogen organik. Reaksi tersebut memproduksi ( S Ocn S Sys )
atau mengkonsumsi bentuk-bentuk nitrogen. c. Perhitungan neraca nitrogen
Analisis budget akan membantu memahami peran dY dV
kawasan pantai sebagai source atau sink dari V Y VinYin VoutYout Y (6)
dt dt
nitrogen.Tujuan penelitian ini adalah untuk
dY dV
mengetahui karakteristik perairan muara Ciliwung Y V Y VinYin VoutYout (7)
dengan mengaplikasikan metode perhitungan dt dt
budget biogeokimia berdasarkan pendekatan Keterangan:
LOICZ sebagai basis data untuk memperoleh VR : volume residual
informasi tentang karakteristik budget nitrogen Y : kadar N
pada perairan muara Ciliwung. Data yang digunakan dalam perhitungan
budget N di muara Ciliwung adalah data kualitas
METODE PENELITIAN air muara Ciliwung hasil pemantauan kualitas air
tahun 2008 yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan
Prosedur umum penyusunan budget Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) propinsi DKI
berdasarkan pendekatan LOICZ. Metode Jakarta untuk kualitas air muara, laut, dan sungai
pendekatan yang dikembangkan Gordon dkk.(1996) dan ditetapkan secara purposive. Lokasi
adalah metode pendekatan yang digunakan untuk pengambilan sampel meliputi wilayah yang
menyusun budget N di muara Ciliwung. Kelebihan teridentifikasi terpengaruh oleh kegiatan domestik,
LOICZ model ini adalah dengan ketersediaan data kegiatan permukiman, kegiatan industri, dan
kualitas air yang terbatas, model budget dapat kondisi alamiah di wilayah pantai seperti terlihat
dibangun. Prinsip konservasi massa digunakan pada Gambar 2.
dalam prosedur penyusunan budget seperti terlihat
pada Gambar 1. Budget N di muara Ciliwung ini
menggunakan metode box model yang dianggap
sebagai satu sistem yang menggambarkan budget N
pada lapisan permukaan di perairan muara
Ciliwung. Deskripsi rinci tentang prosedur
perhitungan matematik merujuk pada prosedur
Gordon dkk. (1996). Penyusunan budget N di
ekosistem muara melalui tahapan perhitungan Gambar 1. Konsep perhitungan budget
neraca massa air (persamaan (4)), neraca salinitas berdasarkan pendekatan LOICZ (Gordon
dkk.,1996).

Gambar 2. Lokasi penelitian di muara Ciliwung.


Maret 2015 DEVI DWIYANTI, DKK: KARAKTERISTIK MUARA CILIWUNG 35

Tabel 1. Data kualitas air muara Ciliwung pada musim timur dan musim barat.
Konsentrasi (mg/L)
Parameter Musim Timur Musim Barat
Sungai Muara Laut Sungai Muara Laut
Amonia 6,20 2,53 0,16 5,78 10,96 0,12
Nitrat 5,60 0,12 0,01 4,51 2,68 0,06
Nitrit 0,30 0,02 Ttd 1,66 0,01 Ttd
(Sumber : BPLHD DKI Jakarta)

Penentuan posisi sampling dilakukan dengan tinggi pada saat surut disebabkan adanya reaksi
asumsi titik tersebut dekat dengan sumber reduksi yang menyebabkan tingginya konsentrasi
pencemaran dan meluas hingga ke pantai. NH3.
Penentuan titik sampling juga memperhatikan Perhitungan dan analisis budget N di muara
pengaruh situasi pasang surut seperti terlihat pada Ciliwung dilakukan berdasarkan perbedaan musim,
Gambar 2. Selain data kualitas air, data curah hujan yaitu musim timur dan musim barat. Hal ini
dan evaporasi yang diperoleh dari BMKG dilakukan karena dinamika perairan muara sangat
digunakan juga dalam perhitungan budget N. dipengaruhi oleh pola musim yang berimplikasi
pada pola arus dan akan menghasilkan perbedaan
HASIL DAN PEMBAHASAN pola budget N di muara Ciliwung. Musim barat
terjadi pada musim penghujan, sedangkan musim
Konsentrasi nitrogen di perairan muara timur pada saat musim kemarau. Musim barat
Ciliwung diidentifikasi berdasarkan distribusi ditandai dengan bergeraknya arus dari barat ke
konsentrasi nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonia timur disertai dengan curah hujan yang tinggi,
(NH3). Senyawa nitrogen merupakan unsur sangat diikuti sungai membawa banyak sedimen,
penting di dalam perairan karena peranannya dalam kemudian terbawa arus dan mengendap di pantai
reaksi biologi perairan dan merupakan salah satu timur. Pada musim timur arus bergerak dari timur
nutrisi di perairan. Nitrogen merupakan salah satu ke barat, yang terjadi saat musim kemarau, sungai
unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan tidak banyak membawa sedimen, sehingga yang
proses pembentukan protoplasma, serta merupakan diendapkan di pantai barat relatif sedikit daripada di
salah satu unsur utama pembentukan protein (Chen pantai timur. Musim Barat umumnya berlangsung
Shu-tu, 1997). Hasil analisis kualitas air terhadap dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret,
NO3-, NO2-, dan NH3 pada tahun 2008 yang sedangkan musim Timur berlangsung dari bulan
digunakan sebagai dasar perhitungan budget muara Mei sampai dengan bulan Oktober.
Ciliwung dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil perhitungan budget air di
Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa muara Ciliwung pada musim timur tahun 2008
konsentrasi parameter NO2- di laut tidak terdeteksi, seperti terlihat pada Gambar 3, diketahui debit
hal ini disebabkan karena NO2- merupakan bentuk sungai (V0) didapatkan sebesar 2,1991 x 104
peralihan NO3- dan NH3 yang tidak stabil, m3/hari, volume dalam sistem muara (Vx)
tergantung pada keberadaan oksigen. Jika oksigen didapatkan sebesar 200,96 m3/hari, budget curah
normal maka keseimbangan akan menuju nitrat. hujan (VP) didapatkan sebesar 258.708,234 m3/hari
Pada saat oksigen rendah keseimbangan akan dan budget evaporasi (VE) didapatkan sebesar
menuju amonia dan sebaliknya (Naqvi dkk., 2008) . 2.771.612,07m3/hari, maka budget air tawar yang
Dengan demikian nitrat adalah hasil akhir dari keluar dari sistem atau menuju laut (VR) didapatkan
oksida nitrogen dalam laut. Untuk parameter NO3- sebesar -2.321.102,9 m3/hari. Hasil perhitungan
dan NH3 pada umumnya telah melebihi baku mutu budget N di muara Ciliwung pada musim timur
yang ditetapkan. Hal ini dapat disebabkan karena tahun 2008, diketahui bahwa kadar DIN adalah
berbagai aktivitas sepanjang aliran sungai Ciliwung 12,10 mg/L sedangkan budget DIN yang terbawa
yang memberikan kontribusi terhadap air sungai adalah 2,66 mg/hari. Setelah memasuki
terakumulasinya beban pencemaran di muara sistem muara Ciliwung kadar DIN menjadi 2,67
Ciliwung, seperti kegiatan permukiman penduduk, mg/hari dan budget DIN sebesar 3.296.468.518
industri, pertanian, dan lain-lain. Kondisi pasang mg/hari. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa
surut di perairan muara juga mempengaruhi nitrogen tersebut mengalami pengurangan setelah
dinamika reaksi yang terjadi. Konsentrasi NO3- memasuki sistem muara dengan budget DIN yang
yang tinggi pada saat pasang menunjukkan adanya keluar adalah -502.402,72 mg/hari.
reaksi oksidasi akibat adanya limpasan air pada saat Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
pasang yang menyebabkan tingginya konsentrasi bahwa kondisi muara Ciliwung pada musim timur
NO3-. Kondisi sebaliknya konsentrasi NH3 lebih tahun 2008 berperan sebagai source dari DIN
36 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 22, No.1

Gambar 3. Model budget nitrogen pada perairan muara Ciliwung pada musim timur pada tahun 2008.

Gambar 4. Model budget nitrogen pada perairan muara Ciliwung pada musim barat pada tahun 2008.

sebesar 3.296.468.518 mg/hari. Berdasarkan hasil yang keluar dari sistem atau menuju laut (VR)
perhitungan, maka muara Ciliwung pada musim didapatkan sebesar -2.512.903,8 m3/hari. Hasil
timur tahun 2008 merupakan perairan dengan perhitungan budget N di Muara Ciliwung pada
metabolisme yang bersifat autotrofik dengan laju musim barat tahun 2008 pada Gambar 4, diketahui
fiksasi nitrogen sebesar 1,70 mg/hari. bahwa kadar DIN adalah 11,95 mg/L sedangkan
Berdasarkan hasil perhitungan budget air di budget DIN yang terbawa air sungai adalah 72,75
muara Ciliwung pada musim barat tahun 2008 mg/hari. Setelah memasuki sistem muara Ciliwung
seperti terlihat pada Gambar 4, diketahui bahwa kadar DIN menjadi 13,65 mg/L dan budget DIN
debit sungai (V0) didapatkan sebesar 6,0879 x 103 sebesar 2,02 x 1011 mg/hari. Berdasarkan hasil
m3/hari, volume dalam sistem muara (Vx) tersebut terlihat bahwa ketiga materi tersebut
didapatkan sebesar 13734319,1 m3/hari, budget mengalami pengurangan setelah memasuki sistem
curah hujan (VP) didapatkan sebesar 258.708,234 muara dengan budget DIN yang keluar adalah -
m3/hari dan budget evaporasi (VE) didapatkan 1,85001 mg/hari. Berdasarkan hasil tersebut
sebesar 2.771.612,07m3/hari, maka budget air tawar menunjukkan bahwa kondisi muara Ciliwung pada
Maret 2015 DEVI DWIYANTI, DKK: KARAKTERISTIK MUARA CILIWUNG 37

Tabel 2. Hasil perhitungan budget nitrogen dan kadarnya mencapai 174 pgA/L. Menurut Landner
siklusnya di muara Ciliwung. (1977) bahwa industri agrokimia menempati urutan
Musim (Nfix-Denit) Fungsi Kondisi nomor dua sebagai sumber limbah nitrogen di
Timur 1,70 Source Heterotrofik perairan Finlandia. Dengan demikian, ada
Barat -21,14 Source Autotrofik keterkaitan atau hubungan antara kegiatan atau
aktivitas di darat dengan fenomena yang terjadi di
musim barat tahun 2008 berperan sebagai source perairan.
dari DIN sebesar 2,02 x 1011 mg/hari. Berdasarkan
hasil perhitungan, maka muara Ciliwung pada KESIMPULAN
musim barat tahun 2008 merupakan perairan
dengan metabolisme yang bersifat heterotrofik, Berdasarkan hasil analisis terhadap budget
yaitu laju respirasi lebih besar dari laju fiksasi nitrogen di perairan muara Ciliwung dapat
nitrogen sebesar 21,14 mg/hari. disimpulkan bahwa baik pada musim timur maupun
Fungsi perairan muara Ciliwung sebagai musim barat pada tahun 2008, perairan muara
sumber (source) N baik pada musim timur maupun Ciliwung berfungsi sebagai sumber (source) N.
barat seperti terlihat pada Tabel 2. dapat dijelaskan Pada musim timur tahun 2008 muara Ciliwung
dengan mekanisme fungsi nitrogen yang bersifat heterotrofik. Hal ini dicirikan melalui siklus
merupakan salah satu unsur penting bagi nitrogen dengan laju fiksasi lebih besar daripada
pertumbuhan organisme dan proses pembentukan laju respirasi, sedangkan pada musim barat yang
protoplasma, serta merupakan salah satu unsur terjadi adalah sebaliknya, laju respirasi nitrogen
utama pembentukan protein. Pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan laju fiksasinya.
nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk
nitrat (NO3-) dan amonia (NH3). Fitoplankton lebih UCAPAN TERIMAKASIH
banyak menyerap NH3 dibandingkan dengan NO3-
karena lebih banyak dijumpai di perairan baik Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dalam kondisi aerobik maupun anaerobik. BPLHD Provinsi DKI Jakarta atas data monitoring
Fitoplankton berkembang dengan cepat pada lingkungan yang digunakan untuk menyusun model
kondisi lingkungan dan unsur hara yang cukup. dalam tulisan ini.
Pertumbuhan fitoplankton ini yang terjadi pada
perairan muara Ciliwung. Pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
fitoplankton berlangsung pesat karena adanya unsur
hara N yang berlebihan. Peningkatan keberadaan Anggraeni, 2002. Kualitas Air Perairan Laut Teluk
fitoplankton di muara Ciliwung akan meningkatkan Jakarta Selama Periode 1996-2002. Program
pula terjadinya proses fotosintesis. Fenomena ini Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
pertumbuhan populasi alga yang berlebihan Bogor.
(blooming alga). Fenomena ini sering terjadi di Anonim, 2007a. Land Based Pollution in The South
perairan muara Ciliwung. Unsur hara yang China Sea. UNEP/GEF/SCS Technical
berlebihan di perairan muara disebabkan adanya Publication No. 10, Bangkok.
beban pencemaran yang berlebihan dari kegiatan di Anonim, 2007b. Modelling the Carrying Capacity
darat yang mengandung bahan organik dan berasal of the South China Sea Marine Basin with
dari hasil metabolisme organisme hidup dan proses Respect to Nutrient Loading from Land-Based
dekomposisi organisme yang telah mati serta sisa- Sources in the Context of the UNEP/GEF
sisa makanan. Kegiatan di darat yang dapat menjadi Project Entitled: Reversing Environmental
sumber unsur hara di perairan diantaranya adalah Degradation Trends in the South China Sea
kegiatan industri, permukiman, pertanian and Gulf of Thailand. South China Sea
(Koropitan dkk., 2009). Kasus yang hampir sama Knowledge Document No.
terjadi di India. Singbal dkk. (1976) dalam 5/UNEP/GEF/SCS/Inf.5, Bangkok.
penelitiannya menyatakan bahwa, seringnya terjadi Boudreau, P.R., 2006. Stoichiometric Analysis of CNP
kematian ikan di teluk Velsao (India) seiring Budgets. Website : http://data.ecology.su.se
dengan berdirinya pabrik agrokimia di sekitar /MNODE/Methods/stoich.htm.
perairan tersebut. Menurutnya hal ini disebabkan Chen, Shu-tu, 1997. Biogeochemical Behaviour of
oleh adanya senyawa nitrogen dan arsen dalam air Nutrients and Their Fluxes in the Minjiang
laut, namun di antara kedua senyawa kimia itu yang River Estuary. Chinese Journal of
menimbulkan masalah primer adalah senyawa Oceanology and Limnology, 15(2):150-155.
nitrogen-amonia dalam perairan tersebut yang
38 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 22, No.1

Dahuri, R., Jacub, R., Sapta, P.G., dan Sitepu, M.J., Proceedings of The Conference on Nitrogen
2004. Menata Ruang Laut Terpadu, Cetakan as A Water Pollutant. (S.H. Jenkins ed).
ketiga, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta. August, Copenhagen: 55-65 pp.
Damar, A., 2003. Effects of Enrichment On Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut.
Nutrient Dynamics, Phytoplankton Dynamics Cetakan Pertama, PT. Pradnya Paramita,
and Productivity in Indonesia Tropical Waters Jakarta.
: A Comparasion Between Jakarta Bay, Naqvi, S.W.A., Voss, M., dan Montoya, J.P., 2008.
Lampung Bay and Semangka Bay. Disertasi. Recent Advances in the Biogeochemistry of
Christian Albrechts University. Kiel. Nitrogen in Ocean. Biogeosciences, 5:1033-
Dupra, V., 1999. Manukau Harbour, North Island, 1041
LOICZ Report & Studies No.12, Texel, Ongkosongo, O.S.R., 2010. Kuala, Muara Sungai,
Amsterdam. dan Delta, LIPI, Jakarta.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Singbal, S.Y, Pondekar, S.P. dan Reddy, C.V.G.,
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan 1976. Chemical characteristics of the inshore
Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. water in Velsao Bay (Goa). Mahasagar
Eyre, B.D., dan Lester. J.M., 2002. Carbon, Bulletin of the National Institute of
Nitrogen, and Phosphorus Budgets for a Oceanography, Dona Paula, Goa.
Shallow Subtropical Coastal Embayment Suhartono, E., 2009. Identifikasi Kualitas Perairan
(Moreton Bay, Australia). Lymnology, Pantai Akibat Limbah Domestik Pada Monsun
Oceanography, 47(4): 1043-1055. Timur dengan Metode Indeks Pencemaran,
Georgios K.S, dan Vassilios A.T, 2009. A Budget Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara.
Model to Scale Nutrient Biogeochemical Wahana Teknik Sipil, 14 (1):51-62
Cycles in Two Semienclosed Gulfs. Supriadi, I.H., 2001. Dinamika Estuaria Tropik.
Environmental Modelling Assessment, 14 : Oseana, 26 (4): 1-11.
59-72. Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan
Gordon, D.C., Boudreau, P.R., Mann, K.H., Ong, Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis.
J.E., Silvert, W.L., Smith, S.V., Wattayakorn, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
G., Wulff, F., dan Yanagi, T., 1996. LOICZ Supriharyono, 2009. Konservasi Ekosistem
Biogeochemical Modelling Guidelines, Sumberdaya Hayati di Wilayah Peisir dan
LOICZ/R&S/95-5, VI + 96pp, LOICZ, Texel, Laut Tropis. Edisi Kedua, Pustaka Pelajar,
Amsterdam. Yogyakarta.
Hadikusumah, dan Marojahan S., 2011. Box Model Sutomo, A.B., Adnan Q., dan Ermaitis, 1994.
Air Tawar, Salinitas, dan Zat Hara di Delta Pelacakan Noctiluca miliaris Suriray di Teluk
Mahakam, Kalimantan Timur. Makara Sains, Jakarta, Seminar Pemantauan Pencemaran
15(1):79-88. Laut, Jakarta.
Joao, M.N., Mogens, R.F., Joao, C.M., dan Miguel, Smith S.V., dan Crossland, C.J., 1999. Australian
A.P., 2007. Modelling Nutrient Mass Balance Estruarine System: Carbon, Nitrogen and
in Temperate Meso Tidal Estuary: Implication Phosphorus Fluxs, LOICZ Report & Studies
for Management. Estuarine, Coastal, and No.12, Texel, The Netherlands, p.182. ISBN:
Shelf Science, 76(1):175-185. 1383-4304
Kelderman, P., Barendregt, A., Normala, S., Swaney, D.P. 2000. Rules of Thumb in Coastal
Douven, M., dan Heun, J.C., 2002. Using Nutrient Budgets: General Notes.
Mass Budgets for The Assessment of Water http://data.ecology.su.se/MNODE/Methods/ro
and Nutrient Inputs from The Banten River t/thumb.htm.
into Banten Bay (Indonesia)., Jurnal Pesisir Sylaios, G., 2003. A Budget Model of Water, Salt,
dan Lautan, 4(2):1-8. and non-Conservative Nutrients in
Koropitan, A.F., Ikeda, M., Damar, A., dan Strymonikos and Ierissos Gulfs, European
Yamanaka, Y., 2009. Influences of Physical Water, 1(2): 31-36
Processes on the Ecosystem of Jakarta Bay: a Wouthuyzen, 2006. Pendeteksian Dini Kejadian
Coupled Physical-Ecosystem Model Marak Alga (Harmful Alga Bloom/HAB)
Experiment. ICES Journal of Marine Science, Perairan Teluk Jakarta dan Sekitarnya. P2O-
66(2):336-348. LIPI, Jakarta.
Landner, L 1977. Sources of Nitrogen as A Water
Pollutant: Industrial Waste Water.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai