Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Rawat Inap di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan Baturetno


Kabupaten Wonogiri)

Aris Tri haryanto


Joko Suranto

Abstract
The purpose of this research is to know the quality of health service take care of to lodge
center of health people (PUSKESMAS), subdistrict Baturetno, Regency Wonogiri. Theoretically
quality aspect which can be used as indicator to assess quality of health service, that is:
profession appearance (clinical aspect), efficiency and effectiveness, safety and patient
satisfaction. This research use the research type qualitative descriptive. The data sampling taken
purposive method include doctor, nurse, administrative energy, patient and also patient family. As
for result from this study is health service specially take care of to lodge in Puskesmas Baturetno
of regency of good Wonogiri appear result, this matter seen from medical service given by doctor
and also nurse as according to standard which have been specified in the Puskesmas, even
medical energy goodness of doctor and nurse very responsive to requirement of patient and also
patient family.

Key Word : Service, Quality, Health

Pendahuluan paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan


dengan visi Indonesia Sehat 2010.
Pembangunan kesehatan merupakan
upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar Human Development Index (HDI)
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh yang diterbitkan oleh United Nation
pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang- Development Program setiap tahunnya,
Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan menempatkan Indonesia pada ranking yang
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 ke 105 di antara 180 negara di dunia (1999).
tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan Saat ini Indonesia berada di ranking ke 110
harus dipandang sebagai suatu investasi di antara 162 negara (2002). Sedangkan
untuk peningkatan kualitas sumber daya Vietnam yang pada tahun 1995 berada di
manusia, yang antara lain diukur dengan ranking ke 117, Sekarang berada di ranking
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). ke 95 di antara 162 negara. HDI Vietnam
Dalam pengukuran IPM, kesehatan saat ini lebih baik dari Indonesia. Coba
bayangkan andaikan ranking anak kita
adalah salah satu komponen utama selain berada pada urutan ke 105 atau 110 dari 180
pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga murid di kelasnya, sangat meresahkan dan
merupakan investasi untuk mendukung tidak menggembirakan kedua orang tuanya;
pembangunan ekonomi serta memiliki peran coba bayangkan pula bagaimana dia akan
penting dalam upaya penanggulangan dapat bersaing dengan teman-temannya yang
kemiskinan. Dalam pelaksanaan berada di ranking 1, 2 atau di 10 besar
lainnya.
pembangunan kesehatan dibutuhkan
perubahan cara pandang (mindset) dari Ada 3 (tiga) domain utama yang
dinilai pada HDI tersebut di atas, yaitu:

1
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
kesehatan, diurutan pertama; pendidikan, lebih bersifat preventif dan promotif, tanpa
diurutan kedua; dan ekonomi. meninggalkan upaya dan usaha kuratif serta
rehabilitatif. Cara pandang dalam
Meskipun sesungguhnya ketiga pembangunan seperti ini dikenal sebagai
domain tersebut saling berinteraksi dan Paradigma Sehat.
berinterrelasi satu dengan yang lainnya.
Dapat dimengerti bahwa, tanpa kesehatan Paradigma Sehat sebagai sebuah
yang baik, pendidikan tidak mungkin dapat konsep pemikiran tidak hanya dapat dicapai
berjalan dengan baik, tanpa kesehatan yang dalam pengejawantahannya oleh tenaga
baik dan pendidikan yang baik mustahil kesehatan atau kedokteran saja. Paradigma
ekonomi keluarga masyarakat dapat sehat merupakan konsep pemikiran yang
membaik pula. Tanpa kesehatan dan dalam pengejawantahannya diperlukan
pendidikan yang baik, ekonomi kita kelak banyak disiplin keilmuan, ahli ilmu-ilmu
hanya merupakan ekonomi kaki lima. sosial, ilmu pengetahuan budaya, ilmu-ilmu
Namun sebaliknya pula, tanpa ekonomi yang teknik, ilmu gizi, ilmu-ilmu perilaku, ilmu-
kuat, kesehatan dan pendidikan ilmu agama, dan tidak kalah penting, yaitu
keluarga/masyarakat pun tidak mungkin pengambil keputusan politik pembangunan
dapat membaik pula. Yang jelas di sini negara dan wilayah / daerah.
bahwa HDI merupakan "cermin dari
kecerdasan, kesejahteraan dan kemakmuran Pembangunan berwawasan
bangsa. HDI merupakan tolak ukur dari kesehatan merupakan hak asasi manusia.
masyarakat madani. Masyarakat yang kita Pembangunan yang tidak mengindahkan
idam-idamkan bersama, yaitu suatu tatanan dampak positif dan dampak negatif terhadap
masyarakat modern (masyarakat yang dapat kesehatan manusia, kesehatan lingkungan,
menggunakan ilmu pengetahuan dan kesehatan sosial, dan kesehatan budaya
teknologi sebagai sarana hidupnya), merupakan bentuk dari pelanggaran hak
masyarakat yang berbudaya, masyarakat asasi manusia. Sekali lagi bahwa, program-
yang beradab (sehat fisik, mental dan program tersebut di atas, mind stream
sosialnya), dan masyarakat yang beragama. pembangunan yang berkelanjutan tersebut di
atas, jelas memerlukan perlindungan hukum
Program kesehatan harus menjadi yang pasti.
milik masyarakat, yang pada akhirnya
kesehatan itu telah menjadi budaya dan General Agreements on Trade and
berhati di masyarakat. Program Kesehatan Services (GATS) akan membawa kita ke arah
harus pula dapat dilaksanakan oleh bebas bergeraknya sumber daya manusia,
masyarakat sendiri dengan kemandiriannya; termasuk sumber daya manusia Kesehatan
advocacy, fasilitasi, dan technical dan Penyedia Pelayanan Kesehatan
assistant dibantu oleh multi sektoral Internasional, dengan teknologinya di dunia
termasuk masyarakat bisnis. Masyarakat ini, termasuk ke Indonesia. Di pihak lain,
multi sektoral, dan masyarakat bisnis harus bagi kita kesehatan masih membina
mampu dan memahami pembangunan yang investasi kapital sumber daya manusia bagi
berwawasan kesehatan. Masyarakat dan kemajuan bangsa.
multi sektoral harus mampu dan memahami
Sebagai konsekwensinya adalah
perencanaan pembangunan wilayah dan bahwa semua pembangunan dari semua
pelaksanaannya, dengan mempertimbangkan
sektor harus mempertimbangkan dampaknya
dampak positif dan dampak negatifnya di bidang kesehatan, minimal harus memberi
terhadap kesehatan, baik untuk perorangan,
kontribusi dan tidak merugikan pertumbuhan
keluarga, dan, masyarakat sendiri. Selain itu,
lingkungan dan perilaku sehat. Disebutkan
di sektor kesehatan sendiri upaya dan usaha
bahwa visi pembangunan kesehatan adalah:
yang dilakukan harus mampu dan dapat
Indonesia Sehat 2010, dengan misi: (1).
berupaya melakukan usaha kesehatan yang
2
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
Menggerakkan pembangunan nasional yang produk secara fisik . Pelayanan adalah suatu
berwawasan kesehatan; (2). Mendorong kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
kamandirian masyarakat untuk hidup sehat; dalam interaksi langsung antar seseorang
(3).Meningkatkan pelayanan kesehatan yang dengan orang lain atau mesin secara fisik,
bermutu; (4). Meningkatkan kesehatan dan menyediakan kepuasan pelanggan
individu, keluarga dan masyarakat termasuk (Lukman, 2000). Pelayanan Publik diartikan
lingkungannya. pemberian layanan (melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai
Salah satu pilar Indonesia Sehat 2010 kepentingan pada organisasi itu sesuai
tersebut adalah : perilaku sehat, disamping dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
dua pilar lainnya yaitu: lingkungan sehat dan ditetapkan (Kurniawan, 2005). Pelayanan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan sebagai proses pemenuhan kebutuhan
merata. Perlu diketahui bahwa peran sektor melalui aktivitas orang lain secara langsung.
kesehatan semakin diakui dalam ekonomi Pelayanan umum oleh Lembaga
pembangunan dewasa ini, yaitu untuk Administrasi Negara (1995), diartikan
menaikkan kualitas pertumbuhan. tingkat sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat, tidak hanya umum yang dilaksanakan oleh Instansi
merupakan input di dalam jalur pertumbuhan Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di
lingkungan Badan Usaha Milik
suatu masyarakat, namun danpak dari kaum
Negara/Daerah dalam bentuk barang dan
miskin untuk menjadi tingkat pengembangan atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan
kapasitas sumber daya manusia. masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
Rumusan masalah penelitian ini undangan. Pelayanan publik dengan
adalah: Bagaimanakah Kualitas Pelayanan demikian dapat diartikan pemenuhan
Kesehatan Rawat Inap di Pusat Kesehatan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan penyelenggara negara. Pada hakrkatnya
Baturetno, Kabupaten Wonogiri ? negara dalam hal ini pemerintah (birokrat)
Tinjauan Pustaka haruslah dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini
Pada dasarnya setiap manusia bukanlah kebutuhan secara individual, akan
membutuhkan pelayanan, bahkan secara tetapi berbagai kebutuhan yang
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat,
misalnya kebutuhan akan kesehatan,
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan pendidikan dan lain-lain.
manusia (Sinambela, S.P., 1992). Selama
hidupnya, manusia selalu membutuhkan Sementara itu, kondisi masyarakat
pelayanan. Pelayanan menurutnya sesuai saat ini telah terjadi suatu perkembangan
dengan life cycle theory of leadership yang sangat dinamis, tingkat kehidupan
masyarakat yang semakin baik, merupakan
(LCTL) bahwa pada awal kehidupan indikasi dari empowering yang dialami oleh
manusia (bayi) pelayanan secara fisik sangat masyarakat (Thoha dalam Widodo, 2001).
tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia Hal ini berarti masyarakat semakin sadar
pelayanan yang dibutuhkan akan semakin akan apa yang menjadi hak dan
menurun (Rusli, 2004). kewajibannya sebagai warga negara dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan
Pelayanan adalah setiap kegiatan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan mengajukan tuntutan, keinginan dan
atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu semakin kritis dan semakin berani untuk
3
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
melakukan kontrol terhadap apa yang waktu/tarif serta hal-hal lain yang
dilakukan oleh pemerintahnya. berkaitan dengan proses pelayanan wajib
diinformasikan secara terbuka agar
Dalam kondisi masyarakat seperti mudah diketahui dan dipahami oleh
digambarkan di atas, birokrasi publik harus masyarakat, baik diminta maupun tidak
dapat memberikan layanan publik yang lebih diminta;
profesional, efektif, sederhana, transparan, 5. Efisiensi, mengandung arti: (1)
terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif persyaratan pelayanan hanya dibatasi
serta sekaligus dapat membangun kualitas pada hal-hal berkaitan langsung dengan
manusia dalam arti meningkatkan kapasitas pencapaian sasaran pelayanan dengan
individu dan masyarakat untuk secara aktif tetap memperhatikan keterpaduan antara
menentukan masa depannya sendiri (Effendi persyaratan dengan produk pelayanan
dalam Widodo, 2001). Arah pembangunan yang berkaitan; (2) dicegah adanya
kualitas manusia tadi adalah memberdayakan pengulangan pemenuhan persyaratan,
kapasitas manusia dalam arti menciptakan dalam hal proses pelayanan masyarakat
kondisi yang memungkinkan setiap anggota yang bersangkutan mempersyaratkan
masyarakat mengembangkan kemampuan adanya kelengkapan persyaratan dari
dan krativitasnya untuk mengatur dan satuan kerja/instansi pemerintah lain
menentukan masa depannya sendiri. yang terkait.
6. Ketepatan waktu, kriteria ini
Pelayanan publik yang profesional,
mengandung arti pelaksanaan pelayanan
artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh
masyarakat dapat diselesaikan dalam
adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari
kurun waktu yang telah ditentukan;
pemberi layanan (aparatur pemerintah).
7. Responsif, lebih mengarah pada daya
Dengan ciri sebagai berikut :
tanggap dan cepat menanggapi apa yang
1. Efektif, lebih mengutamakan pada menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi
pencapaian apa yang menjadi tujuan dan masyarakat yang dilayani;
sasaran; 8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap
2. Sederhana, mengandung arti apa yang menjadi tuntutan, keinginan
prosedur/tata cara pelayanan dan aspirasi masyarakat yang dilayani
diselenggarakan secara mudah, cepat, yang senantiasa mengalami tumbuh
tepat, tidak berbelit-belit, mudah kembang.
dipahami dan mudah dilaksanakan oleh .
masyarakat yang meminta pelayanan;
Pemberian pelayanan publik oleh
3. Kejelasan dan kepastian (transparan),
aparatur pemerintah kepada masyarakat,
mengandung akan arti adanya kejelasan
sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi
dan kepastian mengenai: (1)
aparat negara sebagai pelayan masyarakat.
prosedur/tata cara pelayanan; (1)
Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah
persyaratan pelayanan, baik persyaratan
dalam pelayanan umum (public services)
teknis maupun persyaratan administratif;
sangat strategis karena akan sangat
(3) unit kerja dan atau pejabat yang
menentukan sejauhmana pemerintah mampu
berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
memberikan pelayanan; (4) rincian
bagi masyarakat, yang dengan demikian
biaya/tarif pelayanan dan tata cara
akan menentukan sejauhmana negara telah
pembayarannya; (5) jadwal waktu
menjalankan perannya dengan baik sesuai
penyelesaian pelayanan.
dengan tujuan pendiriannya.
4. Keterbukaan, mengandung arti
prosedur/tata cara persyaratan, satuan Dipandang dari sudut ekonomi,
kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan merupakan salah satu alat pemuas
pelayanan, waktu penyelesaian, rincian kebutuhan manusia sebagaimana halnya
4
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
dengan barang. Namun pelayanan memiliki baik dalam rangka upaya pemenuhan
karakteristik tersendiri yang berbeda dari kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
barang. Salah satu yang membedakannya pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
dengan barang, sebagaimana dikemukakan undangan.
oleh Gasperz, adalah outputnya yang tidak
berbentuk (intangible output), tidak standar, Kualitas merupakan suatu kondisi
serta tidak dapat disimpan dalam inventori
dinamis yang berhubungan dengan produk,
melainkan langsung dapat dikonsumsi pada
saat produksi (Likman, S., 2000). jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Kata
Karakteristik pelayanan kualitas sendiri mengandung banyak
sebagaimana yang dikemukakan Gasperz pengertian, beberapa contoh pengertian
tadi secara jelas membedakan pelayanan
kualitas menurut Tjiptono (1995) adalah: (1)
dengan barang, meskipun sebenarnya
kaduanya merupakan alat pemuas kebutuhan. kesesuaian dengan persyaratan; (2)
Sebagai suatu produk yang intangible, kecocokan untuk pemakaian; (3) perbaikan
pelayanan memiliki dimensi yang berbeda berkelanjutan; (4) bebas dari
dengan barang yang bersifat tangible. kerusakan/cacat; (5) pemenuhan kebutuhan
Produk akhir pelayanan tidak memiliki pelangggan sejak awal dan setiap saat; (6)
karakteristik fisik sebagaimana yang melakukan segala sesuatu secara benar; (7)
dimiliki oleh barang. Produk akhir pelayanan
sesuatu yang bisa membahagiakan
sangat tergantung dari proses interaksi yang
terjadi antara layanan dengan konsumen. pelanggan.

Dalam konteks pelayanan publik, Pada prinsipnya pengertian-


dikemukakan bahwa pelayanan umum pengertian tersebut diatas dapat diterima.
adalah mendahulukan kepentingan umum, Yang menjadi pertanyaan adalah
mempermudah urusan publik, karakteristik apakah yang ikut menentukan
mempersingkat waktu pelaksanaan urusan kualitas pelayanan publik tersebut. Ciri-ciri
publik dan memberikan kepuasan kepada atau atribut-atribut tersebut yaitu antara lain:
publik (publik umum). Senada dengan itu, (1) ketepatan waktu pelayanan, yang
Moenir (1992) mengemukakan bahwa meliputi waktu tunggu dan waktu proses; (2)
pelayanan publik adalah kegiatan yang akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok kesalahan; (3) kesopanan dan keramahan
orang dengan landasan faktor material dalam memberikan pelayanan; (4)
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu kemudahan mendapatkan pelayanan,
dalam usaha memenuhi kepentingan orang misalnya banyaknya petugas yang melayani
lain sesuai dengan haknya. Dalam versi dan banyaknya fasilitas pendukung seperti
pemerintah, definisi pelayanan publik komputer; (4) kenyamanan dalam
dikemukakan dalam Surat Keputusan memperoleh pelayanan, berkaitan dengan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat
Nomor 81 Tahun 1993, yaitu segala bentuk parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain;
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi (6) atribut pendukung pelayanan lainnya
pemerintah di pusat, di daerah, dan di seperti ruang tunggu ber-AC, kebersihan dan
lingkungan Badan Usaha Milik Negara lain-lain.
(BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
Untuk dapat menilai sejauh mana
(BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, kualitas pelayanan publik yang diberikan
5
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria menilai kualitas suatu pelayanan tanpa
yang menunjukkan apakah suatu pelayanan mempertimbangkan peran masyarakat
publik yang diberikan dapat dikatakan baik sebagai penerima pelayanan dan aparat
atau buruk. Zeithaml (1990) mengemukakan pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang
dalam mendukung hal tersebut, ada 10 berasal dari pengguna pelayanan, merupakan
(sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan elemen pertama dalam analisis kualitas
dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan pelayanan publik. Elemen kedua dalam
publik, yaitu sebagai berikut : analisis adalah kemudahan suatu pelayanan
dikenali baik sebelum dalam proses atau
1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, setelah pelayanan itu diberikan.
peralatan, personil dan komunikasi;
2. Realiable, terdiri dari kemampuan Berdasarkan uraian tersebut diatas,
unit pelayanan dalam menciptakan maka kualitas dapat diberi pengertian
pelayanan yang dijanjikan dengan sebagai totalitas dari karakteristik suatu
tepat;
produk (barang dan/atau jasa) yang
3. Responsiveness, kemauan untuk
membantu konsumen bertanggung menunjang kemampuan dalam memenuhi
jawab terhadap kualitas pelayanan kebutuhan. Kualitas sering kali diartikan
yang diberikan; sebagai segala sesuatu yang memuaskan
4. Competence, tuntutan yang pelanggan atau sesuai dengan persyaratan
dimilikinya, pengetahuan dan atau kebutuhan.
ketrampilan yang baik oleh aparatur
dalam memberikan pelayanan; Kualitas pelayanan rumah sakit
5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, termasuk Puskesmas, dapat diketahui dari
bersahabat, tanggap terhadap penampilan profesional personil rumah
keinginan konsumen serta mau sakit/Puskesmas, efisiensi dan efektivitas
melakukan kontak atau hubungan pelayanan serta kepuasan pasien. Kepuasan
pribadi; pasien ditentukan oleh keseluruhan
6. Credibility, sikap jujur dalam setiap pelayanan: pelayanan dokter, perawat,
upaya untuk menarik kepercayaan makanan, obat-obatan, sarana dan peralatan,
masyarakat; fasilitas dan lingkungan fisik rumah sakit
7. Security, jasa pelayanan yang serta pelayanan administrasi. Telah banyak
diberikan harus bebas dari berbagai dilakukan penelitian tentang kepuasan pasien
bahaya dan resiko; rumah sakit/Puskesmas. Penelitian tentang
8. Access, terdapat kemudahan untuk mutu pelayanan rumah sakit dapat ditelaah
mengadakan kontak dan pendekatan; dari tiga hal yaitu: 1) struktur (sarana fisik,
9. Communication, kemauan pemberi peralatan, dan, tenaga kesehatan dan non
pelayanan untuk mendengarkan kesehatan, serta pasien), 2) proses
suara, keinginan atau aspirasi (manajemen rumah sakit baik manajemen
pelanggan, sekaligus kesediaan untuk interpersonal, teknis maupun pelayanan
selalu menyampaikan informasi baru keperawatan yang kesemuanya tercermin
kepada masyarakat; pada tindakan medis dan nonmedis kepada
10. Understanding the customer, pasien), 3) outcome (Donabedian, 1990).
melakukan segala usaha untuk
mengetahui kebutuhan pelanggan. Aspek mutu yang dapat dipakai
Organisasi pelayanan publik sebagai indikator untuk menilai mutu
mempunyai ciri public accuntability, dimana pelayanan rumah sakit, yaitu: penampilan
setiap warga negara mempunyai hak untuk keprofesian (aspek klinis), efisiensi dan
mengevaluasi kualitas pelayanan yang efektivitas, keselamatan dan kepuasan pasien
mereka terima. Adalah sangat sulit untuk (Jcobalis, 1990).

6
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
Merkouris, et al., (1999), dari beragam sumber data, dan jenis sumber
menyebutkan bahwa mengukur kepuasan data yang akan dimanfaatkan dalam
pasien dapat digunakan sebagai alat untuk: penelitian ini meliputi : (1) Informan atau
1) evaluasi kualitas pelayanan kesehatan, 2)
nara sumber, yang terdiri dari Kepala
evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan
hubungan antara perilaku sehat dan sakit, 3) Puskesmas, Dokter Puskesmas, perawat,
membuat keputusan administrasi, 4) evaluasi Pegawai Administrasi, Pasien dan
efek dari perubahan organisasi pelayanan, 5) keluarganya; (2) Tempat dan
administrasi staf, 6) fungsi pemasaran, 7) peristiwa/aktivitas yang terdiri dari kegiatan
formasi etik profesional. pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pelayanan rawat inap merupakan Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri;
salah satu pelayanan medis yang utama di (3) Arsip dan dokumen resmi mengenai
Puskesmas dan merupakan tempat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
interaksi antara pasien dan Puskesmas dan monografi tempat penelitian.
berlangsung dalam waktu yang tak lama.
Pelayanan rawat inap melibatkan pasien, Penelitian kualitatif cenderung
dokter dan perawat dalam hubungan yang menggunakan teknik cuplikan yang bersifat
sensitif yang menyangkut kepuasan pasien, selektif dengan menggunakan pertimbangan
mutu pelayanan dan citra Puskesmas. Semua berdasarkan konsep teoritis yang digunakan,
itu sangat membutuhkan perhatian pihak
keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik
manajemen Puskesmas. (Goodler, 1996).
Berbagai kegiatan yang terkait dengan empirisnya, dan lain-lainnya. Oleh karena itu
pelayanan rawat inap di Puskesmas, yaitu: cuplikan yang akan digunakan dalam
penerimaan pasien, pelayanan medik penelitian ini lebih bersifat purposive
(dokter), pelayanan perawatan oleh perawat, sampling, atau lebih tepat sebagai cuplikan
pelayanan penunjang medik, pelayanan obat, dengan criterion-based selection (Goets &
serta administrasi keuangan (Direktorat LeCompte, dalam Sutopo, 2006).
Rumah Sakit Umum, 1992)

Metode Penelitian Dalam proses analisa kuantitatif,


terdapat tiga komponen utama yang harus
Berdasarkan masalah yang diajukan benar-benar dipahami oleh setiap peneliti
dalam penelitian ini, yang lebih menekankan kualitatif. Tiga komponen utama analisis
pada masalah proses dan makna (persepsi), tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian
maka jenis penelitian dengan strateginya data, dan (3) penarikan simpulan serta
yang terbaik adalah penelitian kualitatif verifikasinya (Miles & Huberman, 1984).
desktiptif. Strategi yang digunakan adalah
studi kasus tunggal, karena lokasi studi Hasil Penelitian dan Pembahasan
hanya terdiri dari 1 lokasi, yaitu di
1. Pada umumnya lama waktu pelayanan
Puskesmas Kecamatan Baturetno, sebelum pasien dikirim ke ruang rawat
Kabupaten Wonogiri. inap membutuhkan waktu sekitar 1 jam,
guna mempersiapkan kesiapan ruang
Data atau informasi yang paling rawat inap. Hal inilah yang biasanya
penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam menjadi keluhan sebagian besar calon
penelitian ini sebagian besar berupa data pasien, karena harus menunggu beberapa
kualitatif. Data kuantitas juga akan saat kemudian. Pada hal pasien kadang
dimanfaatkan sebagai pendukung simpulan harus nenahan rasa sakit dan ingin segera
beristirahat dan segera mendapatkan
penelitian. Informasi tersebut akan digali
7
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
perawatan dari tenaga medis di ruang akan berkaiatan dengan boleh tidaknya
rawat inap pasien untuk pulang atau masih perlu
2. Pelayanan petugas dalam melayani dirawat di puskesmas. Dokter juga tidak
pasien untuk masuk ke ruang rawat inap segan segan dan dengan ramah untuk
dirasakan cukup baik dan ramah. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien
ruang inap sudah siap untuk ditempati atau keluarga pasien yang berkaiatan
pasien maka petugas akan dengan segera dengan kondisi sakit si pasien maupun
mengantar pasien ke ruang inap dan yang berkaiatan dengan institusi
petugas akan memberikan penjelasan- puskesmas, bahkan kadang-kadang kala
penjelasan yang berkaitan dengan hak- dokter juga dengan ramah
hak pasien dan fasilitas fasiltas yang bercengkerama dengan para pasien
diberikan puskesmas maupupun keluarga pasien terhadap
3. Tempat menunggu pasien sebelum permasalah-permasalahan di luar medis.
pasien memasuki ruang inap memang 5. Pelayanan perawat selain melakukan
kurang representatif sebagaimana di tugas dan kewajibannya secara rutin,
tempat-tempat perawatan kesehatan pada seperti pemeriksaan suhu tubuh, tensi
umumnya. Puskesmas tidak darah, mengganti infus, menyiapkan obat
menyediakan ruang tunggu khusus bagi yang harus diminum maupun obat injeksi
keluarga pasien ketika pasien belum ataupun obat lainnya, perawat juga harus
memasuki ruang inap. Bagi keluarga responsif terhadap kebutuhan pasien
pasien bisa menunggu di ruang tunggu ataupun keluarga pasien. Nampaknya
bersama-sama dengan ruang tunggu perawat di puskesmas kecamatan
ketika pasien baru tiba di puskesmas baturetno, sangat responsif terhadap
untuk mendaftarkan pasien atau keluarga kebutuhan pasien, seperti menanyakan
pasien bisa menunggu di luar ruangan keluhan sakit pasien di luar jam
yang tempatnya cukup luas dan kunjungannya, selalu mendatangi pasien
representatif. kalau ada pasien yang membutuhkan
4. Pelayanan dokter terhadap pasien rawat bantuan medis, maupun kebutuhan non
inap sebagaimana aturan yang telah medis, menawarkan bantuan kalau
ditetapkan adalah 2 kali sehari yaitu pagi sewaktu-waktu pasien memerlukannya,
sekitar 7-8 dan malam hari juga sekitar menyarankan jangan sampai menyimpan
jam 7-8. Dokter akan mengunjungi uang atau barang berharga lainnya di
pasien untuk memantau penyakit pasien lemari rawat inap pasien, kalau pasien
dan menganjurkan makanan apa yang tidak keberatan pasien disarankan
harus dipantang dan makanan apa yang menitipkan uang ke bagian administrasi
harus dianjurkan termasuk aturan guna menjaga keamanan dan
meminum obat-obatan dan menganjurkan kenyamanan, Juga tidak ketinggalan pula
pola hidup sehat. Pasien boleh perawat selalu menunjukkan apotik
menghubungi perawat untuk terdekat atau warung makan terdekat
disampaikan ke dokter jika sewaktu- yang dapat dijangkau pasien atau
waktu sakitnya kambuh atau pasien keluarga pasien. Perawat juga selalu
merasakan badan tidak enak untuk menawarkan bantuan untuk memandikan
segera mendapatkan pertolongan Dokter pasien, menyuap makanan pasien,
juga tidak henti-hentinya untuk maupun menggantikan pakaian pasien.
menyarankan makan dan minum secara Perawat juga sangat tegas terhadap para
teratur dan menanyakan aktifitasnya pengunjung pasien, kalau jam besok
sudah bisa tidur dengan nyenyak atau sudah habis, perawat dengan sopan dan
belum, juga selalu menanyakan apakah ramah untuk menyarankan pengunjung
aktifitas kencing dan bauang air besar supaya segera meninggalkan ruang
sudah lancar atau belum. Karena hal ini

8
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
pasien guna membantu pasien untuk bisa 7. Pelayanan makanPelayanan makan untuk
lebih tenang dalam beristirahat. pasien dirasakan cukup memadai, pasien
6. Secara kebetulan letak puskesmas diberi makan tiga kali sehari. Menu
baturetno memang sangat strategis, makan yang dihidangkan meskipun
karena berada di tepi jalan utama Solo- terlihat sangat sederhana, namun sudah
Pacitan, sehingga sangat mudah sekali memenuhi kadar gizi yang seimbang
terjangkau oleh masyarakat sekitarnya. yaitu emapt sehat lima sempurna. Menu
Letak puskesmas Baturetno sangat pagi biasanya pasien diberi makananan
mudah diakses oleh angkutan umum ringan dan minum susu atau minum
maupun mobil pribadi, sehingga tidak bubur kacang ijo, makan siang pasti
heran pasien di puskesmas ini selalu terlihat ada sayur, lauk (telur, daging
berdatangan jika memerlukan pelayanan ayam, tempe/tahu) dan tentunya nasi,
kesehatan. Selain itu halaman puskesmas juga tidak ketinggalan pula ada sepotong
yang memang cukup luas, bersih, rapi buah (pisang, semangka, pepaya, melon
juga meruapakan salah satu daya tarik ). Demikian juga makan malam harinya,
bagi pasien untuk berobat di puskesmas menunya pasti berbeda pada saat menu
ini. Namun selain itu juga masih terlihat siang hari. Menu malam hari juga
adanya kekuarangan dari fasilitas memenuhi kriteria makan sehat, ada nasi,
puskesmas ini, seperti jalan yang kurang sayur dan lauk pauk, hanya saja menu
rata, dan sudah mulai agak rusak. malam hari tidak memakai buah. Cara
Disamping itu ruangan bangsal juga penyanjian makan kepada pasien, hampir
sudah harus mulai dibenahi, cat tembok sama dengan tempat-tempat pelayanan
yang sudah usam dan sudah mulai kesehatan yang lain, makan pagi berkisar
berkelupas, menambah kurang jam 7, makan siang berkidar jam 12 dan
nyamannya pasien maupun keluarga makan malam berkisar jam 18.00.
pasien untuk menempati ruangan Petugas yang mengantarkan makan pun
tersebut. Selain kondisi fisik tersebut di terasa sangat sopan dan ramah, Petugas
atas, hal-hal lain yang menambah selalu menawarkan kepada pasien untuk
banyaknya pasien yang berobat di segera menikmati makan yang sudah
puskesmas tersebut adalah masalah disiapkan mumpung masih hangat.
keamanan, meskipun pernah terjadi Disamping itu beberapa peralatan makan
beberapa kehilangan barang-barang milik meskipun terlihat sangat sederhana,
pasien atau keluarga pasien namun secara namun peralatan yang dipakai, seperti
umum keamanan di puskesmas ini relatif sendok, piring, gelas, dan baki terlihat
cukup baik. Kejadian kehilangan barang- sangat bersih.
barang milik pasien/keluarga pasien
menjadikan petugas keamanan lebih Penutup
berhati-hati dalam menjaga keamanan
puskesmas tersebut, dengan selalu Pelayanan kesehatan khususnya
mengingatkan kepada pasien/keluarga rawat inap di Puskesmas Baturetno
pasien agar lebih berhati-hati kalau kabupaten Wonogiri menunjukkan hasil
menaruh barang berharga atau uang di yang baik, hal ini terlihat dari pelayanan
kamar inap pasien. Pasien disarankan medis yang diberikan dokter maupun
membawa uang seperlunya dan tidak
perawat sesuai dengan standar yang telah
terlalu membawa barang berharga yang
terlalu berlebihan, kalaupun terpaksa ditetapkan di puskesmas tersebut, bahkan
membawa pasien disarankan menitipkan tenaga medis baik dokter dan perawat sangat
barang/uang ke bagian administrasi yang peka (responsif) terhadap kebutuhan pasien
dijamin keamananya keamanannya maupun keluarga pasien. Hanya saja ada
beberapa fasilitas rawat inap yang masih
9
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012
memerlukan perbaikan, misalnya tembok Miles, M.B. & Huberman, A.M., 1984,
ruang rawat inap yang masih kelihatan sudah Analisis Data Kualitatif,
usam dan cat temboknya sudah hampir Penerjemah Tjetjep Rohendi
Rohidi, Universitas Indonesia,
mengelupas. Disamping itu waktu tunggu
Jakarta
pasien untuk mendapatkan ruangan inap
masih memerlukan waktu yang agak lama, Moenir, H.A.S., 1992, Manajemen
Pelayanan Umum di Indonesia,
khsusnya pasien yang datang pada waktu
Bumi Aksara, Jakarta.
pagi hari yang tentunya hal ini bersamaan
dengan para pasien yang rawat jalan yang Kurniawan, Agung, 2005, Transformasi
Pelayanan Publik, Pembaruan,
juga memerlukan pelayanan dari dokter
Yogyakarta.
maupun perawat.
Lembaga Administrasi Negara, 1995, Jurnal
Daftar Pustaka Asministrasi Negara, STIA
Yakarta
Donabedian, A., 1990 The Quality of Care,
How Can It Be Assesed? Quality Lukman, Sampara, 2000, Manajemen
Assurance in Hospitals,Strategies Koalitas Pelayanan, STIA LAN
for Assessment and Press, Yakarta.
Implementation, Nancy Osborne, David, dan Ted Gaebler, 1992,
O.Graham (Ed), Second Edition, Reinventing Government : How
Rockville Maryland, An Aspen the Entrepreneurial Spirit is
Publication. Transforming the Public Sector,
Addison-Wesley.
Gaspersz, V., 1994, Manajemen Kualitas,
Gramedia, Jakarta. Rusli, Budiman, 2004, Pelayanan Publik di
Era Reformasi, www. Pikiran
Goodler, 1996 Quality in Health Care. rakyat.com.edisi 7 Juni.
Makalah pada Konggres PERSI
Sinambela, S.P., 1992, Ilmu dan Budaya,
ke VII tanggal 25 28 November
Perkembangan Ilmu Administrasi
1996, Jakarta.
Negara, Edisi Desember.
Gunarsa, Singgih D., 1995 dkk,. Psikologi Sutopo, H.B., 2006, Metodologi Pelitian
Perawatan, Cetakan ke 2, Gunung Kualitatif, Dasar teori dan
Mulia, Jakarta. terapannya dalam penelitian,
Universitas Sebelas Maret
Jacobalis, S., 1990, Menjaga Mutu
Surakarta
Pelayanan RS Suatu Pengantar,
Jakarta,Citra Windu Satria.. Tjiptono, Fandy, 1995, Strategi Pemasaran,
Andi Offset, Jogjakarta.
Jacobalis, S., 1995, Beberapa Teknik Dalam
Manajemen Mutu, Materi Kuliah Widodo, Joko, 2001, Good Governance :
Magister Manajemen RS Program Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan
Pascasarjana Universitas Gadjah Kontrol Birokrasi Pada Era
Mada, Yogyakarta. . Desentralisasi dan Otonomi Daerah,
Insan Cendekia, Surabaya.
Merkouris A, Lanara V., 1999, Ifantopoulos Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1990,
and C. Lemonidou. Patient Delivering Quality Services :
Satisfaction, a Key Concept for Balancing Customer Perceptions and
Evaluating and Improving Expectations, The Free Press, A
Nursing Practice. Journal of Division of Macmillan Inc., New York.
Nursing Management.
10
Transformasi Vol.XIV No 22 Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai