Perbandingan Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Jenis Padi Yang Ditanam Di Lahan Sawah Dan Lahan Kering
Perbandingan Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Jenis Padi Yang Ditanam Di Lahan Sawah Dan Lahan Kering
Waktudantempat
Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten Provinsi Jawa Barat pada September 2017 sampai
Desember 2017.
BahandanAlat
Bahan tanaman yang akan digunakan adalah Benih Padi Gogo yaitu Varietas Mayas, Inpago
10, varietas IPB 86, Benih padi Sawah varietas Mentik Wangi, Varietas Inpari 13, varietas IPB 3S dan
Varietas Ampibi Jatiluhur. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk urea dan NPK dengan dosis
sesuai dengan dosis pemupukan rekomendasi setempat. Alat yang digunakan yaitu mistar, meteran,
kamera digital, timbangan analitik, Plant Canopy Analyzer (Li-Cor Lai-2200) dan Oven
Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan pola tersarang yang terdiri dari factor utama (A) dan
factor bebas (B). Faktor utama terdiri dari 2 taraf yaitu lahan sawah dan lahan kering.Di dalam factor
utama terdapat factor bebas (B) yang terdiri dari 7 varietatas yaitu varietas Mentik Wangi, Varietas
Inpari 13, varietas IPB 3S danVarietas Ampibi Jatiluhur.Percobaan diulang sebanyak 3 kali sehingga
total petak percobaan yaitu 56 petak. Model Matematisnya :
Yijk = + Ai + Bj(i) + ijk
i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...........,b dan k =1.2.3,.......u
Disini :
Yijk : Pengamatan Faktor A taraf ke-i , Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
: Rataan Umum
Ai : Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i
Bj(i) : Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j pada Ai
ijk : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan Ulangan ke-k
PelaksanaanPenelitian
Tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri dari dua yaitu pelaksanaan pada lahan sawah dan lahan kering,
kegiatan pelaksanaan sebagaiberikut :
Pengamatan
1. Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi terhadap 5 rumpun
tanaman sampel. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan menjelang panen.
2. Jumlah anakan saat vegetatif, dihitung dari jumlah anakan pada saat tanaman berumur 50-60 hari
setelah tanam.
3. Jumlah anakan produktif, dihitung berdasarkan jumlah anakan yang menghasilkan malai tiap
rumpun. Penghitungan jumlah anakan produktif dilakukan menjelang panen.
4. Panjang malai, diukur dari pangkal malai (lehermalai) hingga ujung malai.
5. Umur berbunga, diamati mulai tanam sampai tanaman berbunga 50% dalam tiap petak percobaan.
6. Umur panen, dihitung dari mulai tanam hingga gabah berwarna kuning (masak) telah mencapai
80% dalam tiap petak percobaan.
7. Jumlah gabah total per malai, dihitung dari jumlah gabah dalam tiap malai dari 5 malai utama.
Jumlah gabah total per malai berasal dari total gabah isi maupun gabah hampa dalam tiap malai.
8.Jumlah gabah bernas per malai dan gabah hampa per malai, dihitung dari jumlah gabah bernas dan
hampa dari 5 malai utama.
10. Hasil gabah kering per petak, dilakukan pada seluruh malai hasil panen dalam satu petak
dikurangi 2 baris keliling (sebagai tanaman sampel dan border). Jumlah rumpun yang dipanen
dihitung, kemudian ditimbang gabah kering panen (GKP). Kadar air dihitung berdasarkan nilai
rata-rata dari 3 kali pengukuran kadar air gabah hasil panen (GKP). Setelah gabah dijemur
hingga mencapai kadar air kurang lebih 14% dan dibersihkan kemudian ditimbang gabah kering
giling (GKG) tiap petak
11. Bobot 1000 butir gabah (gram) ditimbang dari 1000 butir gabah bernas dari setiap petak dengan
kadar air 14%.
12. Penutupan kanopi dan indeks luas daun diamati denganalat Plant Canopy Analyzer (Li-Cor LAI-
2200), dilakukan setiap minggu. Alat Li-Cor LAI-2200 secara otomatis menunjukkan hasil
penghitungan indeks luas daun ketika alat diarahkan ke atas tajuk tanaman (kuranglebih 10 cm di
atas tajuk) dan bawah tajuk tanaman (empattitik di sekeliling penutupan kanopi tanaman).
13. Bobot kering akar dan tajuk (batang dan daun) diamati saat pindah tanam, 20 Hari Setelah Tanam
(HST), 49 HST dan saat panen (dikeringkan dalam oven pada suhu 80C selama 48 jam)
(Lakitan 2011). Pada umur 20 HST merupakan fase pertumbuhan padi saat mulai aktif
membentuk anakan, sedangkan 49 HST merupakan fase akhir pertumbuhan anakan dan padi
mulai membentuk malai.