Menejemen Keperawatan
Menejemen Keperawatan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian
memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari
proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses
panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi
hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk
bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai
memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin
sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi
semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer. Kepemimpinan dalam
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau
berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya
dengan mengoptimalkan sember daya yang ada, meminimalisir dan mengelola konflik
untuk mencapai tujuan bersama.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
McGregor dikutip dari Swanburg (2000) menyatakan ada empat variabel besar
untuk memahami kepemimpinan :
1.) karakter pimpinan
2.) Sikap, kebutuhan dan karakteristik lainnya dari bawahan
3.) Karakter dari organisasi, seperti tujuan, strukur organisasi, keadaan organisasi
yang akan dibentuk
4.) Keadaan sosial, ekonomi, dan politik lingkungan.
McGregor menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang
sangat kompleks yang selalu berubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi
pada manajemen, serikat kerja atau kekuatan dari luar.
5. Teori Kepemimpinan
1.) Teori Sifat (The Great Man Theory)
Memiliki karakteristik atau sifat individu tertentu yang membuat mereka
memimpin lebih baik daripada lainnya. (Marquis dan Huston, 2010)
Swanburg (2000) menyatakan ciri-ciri pemimpin menurut teori sifat adalah:
a. Intelegensi adalah sifat bawaan berkaitan dengan kecerdasan, termasuk
pengetahuan, menentukan sesuatu dan kelancaran berbicara. Menyadari
bahwa pengetahuan dan kompetensi dalam pekerjaan tertentu adalah salah
satu faktor terpenting dalam keefektifan pemimpin. Pemimpin kompeten
mempunyai kekuatan istimewa apabila dipakai untuk mengilhami bawahan
untuk mengatasi penampilannya.
b. Kepribadian adalah sifat bawaan dalam kepribadian seperti mudah
menyesuaikan diri, mempunyai keyakinan diri, kreatif, dan bisa menyatukan
diri adalah merupakan sifat pemimpin yang efektif. Pemimpin adalah
seseorang yang efektif dan mengetahui bagaimana memotivasi para pegawai
untuk mencapai tujuan dari organisasi
c. Kemampuan adalah seorang pemimpin mempunyai cukup kepopuleran,
wibawa dan keterampilan diri untuk dipakai sebagai simbol dalam
menyampaikan segala sesuatu, dan bisa pula menanamkan kesatuan dengan
secara mendalam diantara anggota-anggota dari suatu sistem organisasi.
2.) Teori Perilaku (Behavior Theory)
Kepemimpinan dapat dipelajari berdasarkan polapola kelakuan para pemimpin.
Seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan kegiatan yang
identik dengan seorang pemimpin yang lainnya dalam suatu situasi yang sama
(Winardi, 2000). Nursalam (2009) menyatakan bahwa teori perilaku lebih
menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manajer
menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah
perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai.
6. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan
gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering
diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan merupakan pola menyeluruh
dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh
bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari
falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang (Rivai,
2003). Gaya kepemimpinan adalah adanya pendekatan yang dapat digunakan untuk
memahami suksesnya kepemimpinan dimana lebih memusatkan perhatian apa yang
dilakukan oleh pemimpin tersebut (Winardi, 2000). Berdasarkan uraian di atas
peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah sekumpulan pola perilaku
yang dimiliki oleh Seorang Pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain.
8. Manajemen Konflik
Deutsch dikutip dari Monica (1998) mendefinisikan konflik sebagai suatu
perselisihan atau perjuangan yang timbul akibat terjadinya ancaman keseimbangan
antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang. Konflik terjadi akibat adanya
pertentangan pada situasi keseimbangan yang terjadi pada diri individu ataupun pada
tatanan yang lebih luas, seperti antarindividu, antar-kelompok, atau antar
masyarakat (Arwani, 2006). Marquis & Huston (2010) mendefinisikan konflik
sebagai perselisihan internal atau eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai,
atau perasaan antara dua orang atau lebih
Walton dalam Winardi (2001) mengatakan konflik timbul apabila terdapat
ketidaksesuaian paham pada sebuah situasi sosial mengenai persoalan-persoalan
substansi dan atau antagonisme emosional. Konflik-konflik substansi biasanya
berpusat pada ketidakcocokan dengan tujuan-tujuan dan alat-alat. Konflik-konflik
emosional mencakup perasaan marah, ketidaksenangan, perasaan takut, penolakan,
dan benturan-benturan kepribadian.
9. Kategori Konflik
Marquis & Huston (2010) mengatakan ada tiga kategori konflik yang utama :
intrapersonal, interpersonal, dan interkelompok.
1.) Konflik intrapersonal : konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini
merupakan masalah internal untuk mengklarifikasi nilai dan keinginan dan
konflik yang terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari
kompetensi peran (Nursalam, 2009). Bagi manajer, konflik intrapersonal dapat
disebabkan oleh berbagai area tanggung jawab yang terkait dengan peran
manajemen (Marquis & Huston, 2010).
2.) Konflik interpersonal : konflik terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai,
tujuan dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara
konstan berinteraksi dengan orang lain, sehingga ditemukan perbedaan
perbedaan (Nursalam, 2009). Ruang lingkup ini sangat tidak terbatas, konflik bisa
terjadi antara atasan dengan bawahan secara individu dalam suatu perusahaan
(Bachtiar, 2004).
3.) Konflik interkelompok : konflik yang terjadi antara dua atau lebih dari kelompok
orang, departemen, atau organisasi. Sumber konflik ini adalah hambatan dalam
mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan
prasarana (Marquis & Huston, 2010). Konflik interkelompok menyebabkan tugas
koordinasi dan integrasi kegiatan- kegiatan tugas menjadi sulit (Winardi, 2007)
10. Penyebab Konflik
Konflik dapat terjadi karena manusia mempunyai sifat yang terbagi dalam kuadran
yaitu :
1.) Dominasi (dominance), sifat yang paling mendasar dalam diri manusia yang dapat
menimbulkan konflik. Dominasi muncul karena manusia ingin mempertahankan
kehidupan pribadi dan sosialnya dimata orang lain atau ingin menguasai orang
lain agar menuruti keinginannya yang tujuannya untuk mencapai kepuasan diri.
2.) Kepengaruhan (persuasiveness), hal ini terjadi jika seseorang berusaha
mempengaruhi orang lain agar mau menuruti apa yang dipengaruhkan kepadanya,
jika pengaruh tersebut membawa dampak negatif pada dirinya maka akan terjadi
konflik.
3) Keteguhan hati (steadiness), merupakan cerminan sikap egois dalam diri manusia,
yang bila bersentuhan dengan kepentingan dan harga diri manusia lain bisa
menimbulkan konflik dan
4) kepatuhan (compliance), diartikan sebagai kepatuhan seseorang terhadap nilai-
nilai dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya. Jika ada karyawan yang
tidak patuh sedangkan karyawan yang lain sudah patuh akan memacu timbulnya
konflik (Bachtiar, 2004)
A. Kesimpulan
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip
belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif.
Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki pemimpin handal
yang mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin.
Sejalan dengan pandangan bahwa pemimpin adalah inti dari manajemen, maka
dibutuhkan pemimpin yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang lain dalam susunan aktivitas dan
hubungannya dalam kelompok atau organisasi serta keahlian untuk mengelola
konflik.
Untuk mengembangkan alternatif solusi agar dapat mencapai satu kesepakatan
dalam pemecahan konflik ,diperlukkan komitmen yang sungguh sungguh . Ada
beberapa stragtegi yang dapat digunakan, antara lain : akomodasi, kompetisi,
kompromi atau negosiasi dan kolaborasi. Diharapkan seorang pemimpin dapat
memahami dan menggunakan keahliannya secara khusus untuk mengelola dan
mengatur konflik.
DAFTAR PUSTAKA
- http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html
MAKALAH
MENEJEMEN KEPERAWATAN
OLEH:
KELOMPOK 4
1. Muhammad Zaini
2. Nursahabudin Santosa Efendi
3. Nurul Fitriani
4. Satria Putra Kelana
5. Syamramadhan
6. Tutik Setiawati
7. Vivin Atri Ruslina
8. Windi Sintia Debi
9. Yusvia Fadzrianti Sandifa