Anda di halaman 1dari 2

Teks Anekdot

I.

Tuhan Ada di Mana?


Sepasang suami istri memiliki dua orang anak lelaki berusia sepuluh dan delapan tahun.
Kedua anak itu terkenal sangat nakal di lingkungannya. Setiap ada keributan, mereka pasti
terlibat, hingga orangtua mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kebetulan mereka
mendengar tentang seorang kiai yang telah mengubah banyak anak nakal menjadi baik. Maka
dibawalah kedua anak itu kepada sang Kiai. Dia pun duduk berhadapan dan mengobrol dengan
kedua anak nakal itu. Kiai memanggil anak yang lebih muda terlebih dulu dan bertanya dengan
suara lembut: Kamu tahu Tuhan ada dimana?
Si anak tidak menjawab. Karena itu sang kiai pun bertanya sekali lagi dengan nada suara
yang lebih keras: Tuhan ada di mana? Anak itu masih membisu dan sang Kiai sekali lagi bertanya
dengan suara yang jauh lebih keras lagi: TUHAN ADA DIMANA?

Si anak langsung melompat dari kursinya, berlari keluar ruangan dan menyelinap ke kamar kecil.
Kakaknya mengikuti dia dan bertanya: Ada apa, Dik? adiknya menjawab: Kita berada dalam
kesuliatan besar. Tuhan hilang dan kita dituduh mencurinya!

II.
No. Aspek Isi
1. Tema Kesalahpahaman
2. Masalah yang dikritik Anak kecil yang nakal mendapat pertanyaan oleh seorang kiai
mengenai keberadaan Tuhan dengan tujuan utama merubah anak
nakal tadi menjadi anak baik. Tapi, si anak hanya diam tak menjawab
karena tidak paham dan akhirnya salah mengartikan pertanyaan
tersebut.
3. Humor atau Kelucuan Anak kecil nakal yang mendapat pertanyaan, Tuhan ada dimana?
oleh seorang kiai dengan tujuan merubah anak nakal tadi menjadi
anak baik, namun anak tadi mengira bahwa sang Kiai telah
menuduhnya mencuri Tuhan.
4. Tokoh Orang tua anak, kiai, kedua anak nakal
5. Struktur Abstraksi:
Sepasang suami istri memiliki dua orang anak lelaki berusia
sepuluh dan delapan tahun. Kedua anak itu terkenal sangat
nakal di lingkungannya.
Orientasi:
Setiap ada keributan, mereka pasti terlibat, hingga orangtua
mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kebetulan
mereka mendengar tentang seorang kiai yang telah mengubah
banyak anak nakal menjadi baik. Maka dibawalah kedua anak

Nindita Cahya Puspita


X MIPA 5 - 22
itu kepada sang Kiai. Dia pun duduk berhadapan dan mengobrol
dengan kedua anak nakal itu.
Krisis:
Kiai memanggil anak yang lebih muda terlebih dulu dan
bertanya dengan suara lembut: Kamu tahu Tuhan ada
dimana?
Si anak tidak menjawab. Karena itu sang kiai pun bertanya
sekali lagi dengan nada suara yang lebih keras: Tuhan ada di
mana? Anak itu masih membisu dan sang Kiai sekali lagi bertanya
dengan suara yang jauh lebih keras lagi: TUHAN ADA DIMANA?
Reaksi:
Si anak langsung melompat dari kursinya, berlari keluar ruangan dan
menyelinap ke kamar kecil. Kakaknya mengikuti dia dan bertanya:
Ada apa, Dik? adiknya menjawab: Kita berada dalam kesuliatan
besar. Tuhan hilang dan kita dituduh mencurinya!
Koda:
-
6. Alur Maju
7. Susunan anekdot Narasi

III.
Sepasang suami istri memiliki dua orang anak lelaki yang terkenal nakal di lingkungannya. Setiap ada
keributan mereka pasti terlibat, hingga orangtua mereka menyerahkan kedua anaknya kepada seorang
kiai agar mereka diubah menjadi baik. Kiai pun berhadapan dan mengobrol dengan si anak yang lebih
muda terlebih dahulu.

Kiai : Kamu tahu Tuhan ada dimana?

Si anak : (diam tidak menjawab)

Kiai : (dengan suara agak keras) Tuhan ada dimana?

Si anak : (tetap diam membisu)

Kiai : (dengan suara yang lebih keras lagi) TUHAN ADA DIMANA?

Si anak : (melompat dari kursi lalu berlari keluar ruangan menghampiri kakaknya)

Kakak : Ada apa, Dik?

Si anak : Kita berada dalam kesulitan besar. Tuhan hilang dan kita dituduh mencurinya!

Kakak : ???

Nindita Cahya Puspita


X MIPA 5 - 22

Anda mungkin juga menyukai