PROPESI KEPERAWATAN
Disusun Oleh
Gunawan Rahman
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT atas terselesaikannya makalah
ini. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
kepercayaan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memberikan pengetahuan tentang
Setiap konsep dalam makalah ini dibahas dengan rinci dan dalam makalah ini
juga memberikan informasi kepada para pembaca, khususnya juga bagi teman-
teman perawat yang sesuai dengan materi yang dibahas. Akhir kata, tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang saya buat ini. Oleh
karena itu, saran, dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi
kesempurnaan makalah yang telah saya susun ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SEJARAH
2.1 PENGERTIAN.........................................................................3
2.2 TUJUAN KEPERAWATAN..............................................................................................4
2.3 KONSEP AGAMA DALAM KEPERAWATAN...............................5
1. PERAN KEPERAWATAN DALAM ISLAM
2. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN MASA PENYEBARAN KRISTEN
3. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN MASA PENYEBARAN BUDHA
4. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN MASA PENYEBARAN HINDU
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu
hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga
mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama).
Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan
Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai
patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika
keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan
tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk
mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan
tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau
kita berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku
kuliah. Bukankah dengan pendidikan etika keperawatan saja sudah cukup,Karena itu mengapa agama
Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekan)kan aspek tertentu bagi
masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi.
Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan
kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas
mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada
mahasiswa.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Mengetahui akan manfaat dari peran agama dalam keperawatan dari segi masinmg-masing agama.
2
BAB II
SEJARAH
2.1 Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
Menurut Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh
perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang
dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita
tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita
juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan
agama). Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan
kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan.
Saat ini institusi pendidikan keperawatan sedang menjamur, sebagian besar mengaku
ingin mencetak tenaga siap pakai, terampil dan memiliki akhlak. Karena tujuannya termasuk
mencetak tenaga keperawatan yang berakhlak maka mata kuliah agama tentu saja menjadi wajib
mendapat perhatian. Hal ini tentu saja adalah hal yang baik, karena kita semua tentu tidak mau
Yang menjadi pertanyaan apakah yang selama ini diajarkan telah sesui dengan kebutuhan
dunia keperawatan? Apakah yang kita harapkan dari mengajarkan agama pada
3
mahasiswa keperawatan, apakah itu cukup atau dipakai dalam kehidupan profesionalnya
sebagai perawat? dan banyak pertanyaan lagi yang mugkin dapat timbul dan kita pikirkan
pemecahannya.
Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai
patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika
keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan
tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk
mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan
tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau
kita berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku
kuliah. Bukankah dengan pendidikan etika keperawatan saja sudah cukup? Karena itu mengapa
Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi
masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi.
Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan
kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas
mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada
mahasiswa.
3
e) Melindungi pasien dari sasaran propaganda agama lain
3
2.2 Tujuan Keperawatan
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan
kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk
1. Memberikan pelayaran keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat sesuai
diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang
kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan
klien berdasarkan kebutuhan sugnifican dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk
mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
4
2.3 Konsep Agama dalam Keperawatan
Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah
penganut agama Islam di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam
adalah agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Quran
untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Didalam Al-Quran ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Quran
adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu
ini zaman nabi pun ada tapi belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam
Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang
sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita diciptakan
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan
guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama
untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan
agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap
kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga
makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran
5
atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik
bagi kesehatan.
Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut
kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW
adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing
sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian
dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan,
seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang
airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu
kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga,
sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad
dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat
l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan
dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan
dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara
5
juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan
lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.
Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan
masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini
karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global
yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan
antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu
tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.
Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana
agama merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini
baik yang merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang sakit itu
sebagai bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang
Tindakan medis dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-
tindakan yang dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang
kita inginkan.
Agama budha mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup
tanpa terkecuali dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena
apabila tidak terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.
Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk
membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia.
5
Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan
5
BAB 3
PEMBAHASAN
keperawatan tidak bisa dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang
dilakukan secara sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang
diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504). Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan
makrososial yang berlaku antara pranata atau lembaga dengan suatu populasi, masyarakat atau
komunitas tertentu.
Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan
penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas
dasar hubungan individual antara para ahli pelayanana medis dengan individu yang membutuhkannya.
institusi kesehatan dengan kelompok masyarakat yang lebih bersifat massal, sedangkan pelayanan
medis lebih bersifat hubungan individual antara pemberi layanan medis, dalam hal ini dokter,
paramedis dan perawat dengan pengguna, pasien atau orang yang membutuhkan pelayanan medis,
dengan lebih menekankankan kepada ethos kerja profesional dan tidak materialistis.
Dalam tulisan ini, perbedaan istilah di atas tidak terlalu dipersoalkan, karena muaranya
juga sama, yakni mencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Lumenta mengatakan,
pelayanan kesehatan dan pelayanan medis mempunyai tujuan yang sama, yakni
6
memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau
menormalisasi semua masalah atau semua penyimpangan terhadap keadaan kesehatan, atau semua
Karena itu pranata sosial atau politik, seperti ormas kepemudaan, keagamaan dan partai
politik, memang bisa saja memberikan pelayanan kesehatan, misalnya untuk meningkatkan
pengabdian pada masyarakat, bakti sosial dan sejenisnya, tetapi tetap harus bekerjasama dengan
institusi dan pemberi layanan medis yang profesional. Sebab tanpa melibatkan para profesional di
bidang kesehatan dan medis, pelayanan yang diberikan tidak akan berhasil, bahkan akan
kontraproduktif.
6
3.2 Mulianya Profesi Perawat
diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan
bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah
masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan
kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan
dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan
pengobatan.
Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah
agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk
melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang
tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini
merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam
berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap
warganegaranya.Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara, pasien
Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak
membedakan siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya
dan bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan
perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan
7
profesinya, melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan
semampu mungkin untuk menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.
Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar
teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa awal
perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang keperawatan, di
antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi Muhammad Saw guna
menampung dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka dalam peperangan
Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864
diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu
Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang dianggap sebagai Nightingale dalam Islam.
7
3.3 Kesiapan Mengabdi Masyarakat
mahasiswanya yang berorientasi kepada profesi keperawatan. Kondisi ini tentu patut disambut
gembira, sebab tenaga keperawatan di daerah kita, apalagi di perdesaan dan pedalaman masih sangat
kurang.
Pertama, hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi yang
sebenarnya.
kehati-hatian dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang mungkin timbul. Seringnya
mencuat kasus malapraktik akhir-akhir ini haruslah dijadikan pelajaran bagi segenap insan
keperawatan, dokter dan paramedis, untuk lebih hati-hati dan cermat dalam melakukan pekerjaan.
Agama menggariskan beberapa sikap waspada yang perlu direnungi bagi para perawat. Sayyid Sabiq
mengatakan, dalam memberikan perawatan medis, hendaknya paramedis menjalankan tugas sesuai
bidang keahliannya.
Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya kepada
masyarakat, tidak pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita semua mengetahui
bahwa UNDP setiap tahun mengukur peringkat kualitas hidup manusia, human development index
(HDI), di mana HDI rakyat Indonedia selalu yang terendah dibanding bangsa-bangsa di dunia dan di
Asia Tenggara. Rendahnya derajat kesehatan merupakan salah satu indikator kriteria yang digunakan
UNDP. Dipastikan masyarakat yang kualitas kesehatannya rendah tersebut berada pada level ekonomi
menengah ke bawah. Mereka ini baru berobat atau terpaksa datang ke rumah sakit sesudah
penyakitnya parah. Oleh karenanya, para perawat hendaknya proaktif turun ke lapangan, sehingga
potensi penyakit di masyarakat dapat dihindari. Bukankah dalam pengobatan berlaku prinsip, lebih
8
3.4 Kaidah dan Etika 5 Agama di Indonesia yang Berhubungan dengan Kesehatan
a. Islam
Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang
intelektual terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa
peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang disembunyikannya dan
tak terekspos. Salah satu penyebab disembunyikannya sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme
yang terpendam dalam kesadaran Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui
eksistensi orang lain. Barat diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi
pioner di dunia. Sikap rasial ini terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa
dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme, nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian,
terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura),
Selama seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga
ke Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari
tradisi-tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir,
Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan
Selain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan baik. Di
rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis besar yang lengkap,
sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara laki-laki dan wanita. Begitu pula
dengan pasien yang mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari
9
itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian yang cukup besar pada perkembangan
ilmu jiwa.
Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale
sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang
Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti :
Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita
muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu
Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa
nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah
: Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat,
Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah
mata.
Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa
apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki
harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa
menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab
akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga
muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga
dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-
prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini
9
dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama
sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari
sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan
keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam
dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas
penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan
menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.
Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki
hakikatnya setiap agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang sama.
manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena menyadari akan pentingnya
kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang dapat
menyatukan langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga pelayanan kesehatan
9
untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini,
mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan misinya, melaksanakan pelayanan
kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik meliputi fisik, sosial,
c. Hindu
Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah
menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik
pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini, menurut Nala,
sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini
dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.
Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab
Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu
dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada
hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau upacara serta upakara
keagamaan.
Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu
dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa keberadaan
berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada
banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia, terutama dalam
penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-
9
d. Budha
Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang
kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan
suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya.
Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama
beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup
prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi
yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan
kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi mirip
dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang
merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian,
sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki
perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini
menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan
Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-
bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang
menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri
yang terluka, (3). Iri hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi.
Ksantidewi).
Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang merujuk pada
Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa
Buddha yang telah memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).
9
e. Kong Hu Cu
Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme pencapaian
Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha di sana selain yang disebutkan oleh saudara
Jingkhe mungkin disebabkan karena inti dari konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar
Pada abad ke-10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah
satu adanya maka sering terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng
dianggap sebagai tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia:
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh, disini agama dijadikan pedoman
yang digunakan perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu pemahamaan
tentamg peranan agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana
nilai spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. Dengan demikian setiap perawat
harus menunjukkan sikap etis professional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya,
termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah situasi yang sulit.
10
4.2 Saran
karena perawat dituntut untuk bisa melayani kebutuhan klien sesuai dengan ajaran ajaran agama.
Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini
dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari Peranan Agama Dalam
Keperawatan.
yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
Demikianlah penjelasan tentang Peranan Agama Dalam Keperawatan, bila kiranya ada
salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat bgi kita
semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dakir. 1993. Urgensi Islam Dalam Bidang Keperawatan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah.2001. Urgensi Islam Dalam Bidang Keperawatan dengan Pendekatan Baru Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Koswara, Teori-Teori Islam Dalam Bidang Keperawatan, (Bandung: PT. Eresco, 1991).
John W. et al Bery, Islam Dalam Bidang Keperawatan Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi,
Penerjemahan Edi Suhartono (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999).
12