Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SINDY WIDIANINGSIH

NIM : 0307162081

MENGELOLA KELOMPOK PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan
hubungan kerjasama di antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam
kelas. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Slavin (1997) pembelajaran
kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang
memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu
pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam
belajar. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
(cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil
dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

B. STRATEGI DAN KEBIASAAN YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN


KOOPERATIF
1. Pengaturan Ruangan Jika akan menggunakan kelompok dalam waktu lama, aturlah tempat
duduk dalam kelompok daripada meminta para siswa berpindah ke tempat duduk kelompok
setiap kali format itu digunakan. Beberapa ruang kelas dilengkapi dengan meja; untuk
memudahkan pengawasan, meja-meja ini seharusnya diatur agar membuat guru dapat bergerak
tanpa batas di antara meja-meja ini. Para guru seringkali memulai kegiatan kelompok dengan
pasangan siswa daripada sejumlah besar siswa, tetapi pengaturan tempat duduk masih tetap dapat
mengakomodasi jumlah banyak, seperti meja untuk kelompok yang terdiri dari empat orang.
2. Prosedur Bicara dan Pergerakan Para guru sering kali melaporkan bahwa ketika mereka mulai
menggunakan kelompok, mereka dipusingkan dengan meningkatnya tingkat kegaduhan.
Meskipun demikian, untuk mencegah kegaduhan anak yang berlebihan guru sebaiknya
mendiskusikan ekspektasi guru tentang berbincang dengan para siswa dan memberikan mereka
panduan. Salah satu panduan umum adalah penggunaan suara enam inci atau 12 inci. Cara
lainnya adalah berbicara cukup pelan sehingga para siswa di kelompok sebelah tidak mendengar
atau tidak teralihkan perhatiannya. Penggunaan suara berbisik tidak begitu berhasil sebagai
sebuah panduan karena kelompok biasanya tidak bekerja efisien dan menyelenggarakan diskusi
sembari berbisik. Jika kegaduhan menjadi begitu berlebihan, guru dapat menggunakan sebuah
tanda perhatian kelompok untuk mengecilkan kegaduhan hingga tingkat yang dapat diterima.
Jika kegaduhan terus menjadi sebuah masalah, kelompok bisa bekerja secara hening (
berkomunikasi hanya lewat catatan) selama sesi yang ada. Pergerakan tidak akan menjadi sebuah
masalah besar jika para siswa didudukkan dalam kelompok mereka, meskipun mungkin
bermanfaat untuk menyediakan sebuah panduan seperti Tetaplah dengan kelompokmu atau
Tangani urusan diluar kelompok dengan segera untuk membatasi keluyuran atau kunjungan
tidak perlu. Beberapa pergerakan diperlukan, tentu saja ketika para siswa mengambil material.
Menunjuk seorang manajer material untuk setiap kelompok membantu mengurusi urusan
tersebut dengan efisien.
3. Tanda perhatian kelompok Ketika para siswa bekerja dalam kelompok, guru mungkin harus
menghentikan pekerjaan mereka untuk menyediakan arahan tambahan atau untuk melakukan
transisi ke kegiatan atau tugas lainnya. Selain itu, kegaduhan mungkin meningkat hingga tingkat
yang tidak dapat diterima, mengharuskan guru mengintervensi. Solusi bagi masalah ini adalah
menggunakan sebuah tanda. Setiap tanda-tanda ini mendapatkan perhatian siswa dengan
mengharuskan mereka mengganti perilaku, sehingga efektif menghentikan kegiatan sebelumnya,
terutama ketika para siswa bekerja dengan alat perekayasa, yang mungkin mengalihkan mereka
dari memperhatikan. Tanda-tanda berikut ini mungkin digunakan untuk mendapatkan perhatian
siswa : Guru bertepuk tangan secara ritmis, pertama dua kali, kemudian tiga kali. Para siswa
meniru ritme tepukan tangan itu; setelah guru bertepuk dua kali, mereka bertepuk serempak tiga
kali.
4. Pertanggungjawaban Individual Pertanggungjawaban individual dalam konteks sebuah tugas
berbasis kelompok mungkin dapat ditingkatkan dalam beberapa cara :
a. Mengharuskan para siswa menjalankan bagian dari tugas kelompok yang dapat teridentifikasi.
b. Meminta kelompok mengumpulkan sebuah daftar yang mengidentifikasi kontribusi setiap
siswa terhadap produk akhir.
c. Meminta para siswa mengumpulkan pekerjaan individual bersama dengan produk kelompok.
d. Mengharuskan para siswa menyimpan sebuah catatan harian mengenai pekerjaan individual
mereka dalam buku catatan spiral.
e. Biarkan para siswa mengetahui bahwa ketika kelompok mereka melaporkan ke seisi kelas,
setiap siswa sebaiknya bersiap-siap menjelaskan pekerjaannya.
f. Mintalah para siswa terpilih melaporkan secara individual mengenai kerja kelompok mereka.

C. CARA MENGAWASI PEKERJAAN DAN PERILAKU SISWA


Pemantauan pekerjaan kelompok yang baik mengharuskan guru untuk selalu berkeliling di
antara kelompok, mengawasi seisi kelas, seperti yang dilakukan guru dalam mengawasi kegiatan
ruang kelas manapun. Cara guru memantau pekerjaan siswa dalam kelompok bergantung pada
sifat kegiatan kelompok. Guru bisa berkeliling di antara kelompok dan mengamati kinerja
individual, guru dapat mengumpulkan tugas individual dan memeriksanya. Salah satu teknik
pemantauan efektif adalah menggunakan papan klip atau PDA yang berisi nama siswa dan ruang
untuk menyimpan pemeringkatan atau catatan mengenai kinerja dan perilaku selama kegiatan
kelompok. Ketika digunakan, teknik ini mendorong para guru mendapatkan informasi mengenai
seluruh siswa, tidak hanya mereka yang aktif atau menonjol. Para guru juga siswanya dalam
sebuah kelompok ketika siswa ini memperlihatkan ketegangan, marah, atau perilaku
bermusuhan. Reaksi emosional seperti itu memperlihatkan frustasi atau potensi konflik yang
dapat meningkat, dan karena itu mereka membutuhkan intervensi dini untuk mencegah
berkembang menjadi masalah lebih serius.

D. KEMAMPUAN KERJA KELOMPOK EFEKTIF


Agar bekerja efektif dalam sebuah kelompok, para siswa harus menerapkan sejumlah
kemampuan kerja kelompok. Kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, seperti mendengar,
berbagi, dan mendukung aktif; kemampuan menjelaskan, yang menyampaikan pemahaman dan
makna dalam tugas-tugas akademik; dan kemampuan kepemimpinan, seperti merencanakan dan
memperlihatkan inisiatif dan antusiasme.
1. Kemampuan Sosial Mendengar aktif mencakup mendengarkan orang lain tanpa
menginterupsi, dapat merangkum gagasan orang lain, kemudian menggabungkannya ke dalam
diskusi yang sedang berlangsung, dan menggunakannya secara konstruktif dalam menyelesaikan
tugas-tugas kelompok. Berbagi material dan bergiliran juga diperlukan untuk kerja sama efektif.
Kemampuan sosial lainnya adalah memberikan dukungan, yang meliputi menerima perbedaan,
ramah, dan menyemangati orang lain. Para siswa yang mempunyai kemampuan sosial kurang,
mungkin bersikeras mengerjakan hal-hal dengan cara mereka sendiri, berulang kali berdebat,
mengabaikan kontribusi siswa lainnya atau tidak terlibat dalam kerja kelompok.
2. Kemampuan Menjelaskan Kemampuan menjelaskan merupakan salah satu aspek penting
dalam tugas kelompok, dan sangat penting untuk pengembangan hasil akademikindikator
kemampuan menjelaskan adalah komentar yang menjelaskan sebuah masalah, tugas, atau tujuan.
Para siswa mungkin merangkum pekerjaan pekerjaan yang telah mereka selesaikan atau
merencanakan melakukannya. Jika sebuah tugas kelompok mencakup menjawab pertanyaan,
siswa dapat memberi jawaban dan menjelaskan bagaimana mereka bisa mendapatkan jawaban
tersebut.
3. Kemampuan Kepemimpinan Para guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan
kepemimpinan mereka dengan memberikan peran seperti presenter atau pemimpin diskusi, yang
memberikan kesempatan kepada siswa menunjukkan inisiatif dan mendapatkan rasa percaya diri.

E. MEMULAI MENGGUNAKAN KELOMPOK PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Pengaturan fisik ruang kelas yang mendukung perlu diperhatikan dalam penggunaan kelompok,
terutama jika guru bermaksud menggunakan kelompok dalam waktu lama. Guru sebaiknya juga
memilih dengan cermat tugas-tugas awal bagi kelompok, karena guru menginginkan sebuah
pengalaman berhasil untuk menjadi panduan bagi kegiatan kelompok selanjutnya. Komposisi
kelompok merupakan hal yang penting; para siswa harus harus dapat bekerja konstruktif satu
sama lain dan saling membantu pembelajaran. Terakhir, guru harus merencanakan bagaimana
mengajarkan kemampuan kelompok yang diperlukan bagi fungsi kelompok yang efektif.
1. Pengaturan Ruangan Coba atur tempat-tempat bagi siswa untuk bertemu dalam kelompok,
sehingga guru bisa memantau mereka. Buat sebuah wilayah penyimpanan material terpusat
dengan akses mudah sehingga manajer material guru dapat mengambil cepat material yang
dibutuhkan.
2. Prosedur dan Kebiasaan Bersiaplah mengajarkan kepada siswa ekspektasi spesifik guru
tentang bicara dan pergerakan selama kerja kelompok. (Sebagai misal, bicaralah dengan anggota
kelompok kalian saja). Selain itu, ajarkan juga tanda meminta perhatian sehingga guru dapat
menfokuskan kembali perhatian kelas jika diperlukan. Prosedur tersebut sebaiknya dijelaskan
kepada para siswa dan diulang jika dirasa layak, bersama dengan para siswa menerima umpan
balik mengenai kemampuan mereka mengikuti prosedur tersebut.
3. Membentuk Kelompok Ketika memasukkan para siswa ke dalam kelompok, pertimbangan
utama sebagian besar guru adalah untuk mewakilkan dalam setiap kelompok berbagai
pencapaian dalam mata pelajaran tersebut. Pertimbangan kedua adalah sering kali untuk
menempatkan seorang pemimpin di setiap kelompok. Beberapa guru menghindari penempatan
para siswa yang berada di titki-titik ekstrem prestasi dalam wilayah konten kelompok yang sama;
misalnya, mereka tidak akan menempatkan siswa dengan prestasi sangat tinggi dan siswa dengan
prestasi sangat rendah dalam kelompok sama. Tetapi mereka mengusahakan lebih sedikit variasi,
meskipun kelompok mereka masih lebih heterogen daripada kelompok lainnya yang terdiri dari
siswa berprestasi tinggi dan rendah.
4. Tugas Kelompok Awal Para siswa yang tidak memiliki banyak pengalaman bekerja dalam
kelompok akan harus mengembangkan kemampuan mereka dalam tugas sederhana daripada
dalam proyek yang rumit. Setelah para siswa berhasil dalam beberapa tugas kelompok awal ini,
mereka akan siap bagi format dan tugas lebih rumit.
a. Rekan Berlatih Para rekan berlatih material harus dihafal.
b. Teman Membaca Para siswa saling membacakan satu dengan yang lain. Beberapa saat
kemudian para guru dapat menggunakan kegiatan ini dengan meminta para siswa merangkum
atau membuat pertanyaan bagi rekan mereka.
c. Pemeriksaan Para siswa dapat membandingkan jawaban dan menyelesaikan perbedaan. Setiap
siswa harus dapat menjelaskan jawaban tersebut.
d. Penelaah Para siswa menelaah sebuah kuis atau ujian atau bersiap-siap melakukan laporan
lisan dengan bekerja sama mengembangkan pertanyaan. Mereka bertanya dan menjawab
pertanyaan satu sama lain.
5. Mengajarkan Keterampilan Kelompok Memutuskan tentang kemampuan dasar yang
seharusnya dikuasai para siswa. Satu rangkaian tersebut mungkin meliputi mendengar,
menjelaskan, meminta bantuan, menyemangati, dan berbagi. Untuk membangun alasan bagi
bekerjasama, beberapa guru suka memperluas diskusi untuk mencakup rumah, taman bermain,
dan lingkungan pertentangan serta kelompok ruang kelas, dan membahas karakter dan
keterampilan hidup yang dibutuhkan. Memberikan contoh dan model berupa perilaku kelompok
yang diharapkan pada para siswa itu penting dan sebaiknya disertai dengan latihan dan umpan
balik.
6. Tujuan dan Partisipasi Siswa Anggaplah tujuan seorang gruru dalam menugaskan
pengembangan laporan kelompok adalah untuk meningkatkan pemikiran kritis dan
menyelesaikan masalah tentang topik. Jika guru terlalu mengarahkan tentang bagaimana
kelompok harus berfungsi dan sumber daya apa yang kelompok dapat digunakan, siswa mungkin
sekadar berusaha mengembangkan sebuah laporan laporan yang hanya memenuhi persyaratan
tugas. Bagaimanapun juga arahan guru menawarkan keleluasaan, dan jika tanggungjawab di
delegsikan, terdapat kesempatan lebih baik yang akan dapatkan para siswa berkaitan dengan
kreativitas mereka sendiri dan lebih terlibat dalam proses kelompok.
7. Menggunakan Ganjaran Kelompok dan Individual Penggunaan imbalan yang bijaksana dapat
mengarahkan perhatian siswa pada perilaku penting dan membuat kecenderungan lebih besar
untuk para siswa tersebut. Selain itu, ganjaran kelompok akan memperkuat kesatuan melalui
kesamaan tujuan dan berbagai perasaan positif yang terbentuk ketika kelompok berhasil.
Ganjaran ekstrinsik sebaiknya merupakan sebuah pelengkap bagi konsekuensi lebih alami dari
prestasi siswa, seperti pengakuan, umpan balik positif, bentuk-bentuk pujian lainnya, dan
kepuasan yang menyertai pembelajaran dan pencapaian tujuan. Selama konsekuensi itu
melimpah, penggunaan kelompok tambahan dan penguat individual sebaiknya tidak
mengganggu motivasi intrinsik.

Anda mungkin juga menyukai