Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam kelas. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Slavin (1997) pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. STRATEGI DAN KEBIASAAN YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN
KOOPERATIF 1. Pengaturan Ruangan Jika akan menggunakan kelompok dalam waktu lama, aturlah tempat duduk dalam kelompok daripada meminta para siswa berpindah ke tempat duduk kelompok setiap kali format itu digunakan. Beberapa ruang kelas dilengkapi dengan meja; untuk memudahkan pengawasan, meja-meja ini seharusnya diatur agar membuat guru dapat bergerak tanpa batas di antara meja-meja ini. Para guru seringkali memulai kegiatan kelompok dengan pasangan siswa daripada sejumlah besar siswa, tetapi pengaturan tempat duduk masih tetap dapat mengakomodasi jumlah banyak, seperti meja untuk kelompok yang terdiri dari empat orang. 2. Prosedur Bicara dan Pergerakan Para guru sering kali melaporkan bahwa ketika mereka mulai menggunakan kelompok, mereka dipusingkan dengan meningkatnya tingkat kegaduhan. Meskipun demikian, untuk mencegah kegaduhan anak yang berlebihan guru sebaiknya mendiskusikan ekspektasi guru tentang berbincang dengan para siswa dan memberikan mereka panduan. Salah satu panduan umum adalah penggunaan suara enam inci atau 12 inci. Cara lainnya adalah berbicara cukup pelan sehingga para siswa di kelompok sebelah tidak mendengar atau tidak teralihkan perhatiannya. Penggunaan suara berbisik tidak begitu berhasil sebagai sebuah panduan karena kelompok biasanya tidak bekerja efisien dan menyelenggarakan diskusi sembari berbisik. Jika kegaduhan menjadi begitu berlebihan, guru dapat menggunakan sebuah tanda perhatian kelompok untuk mengecilkan kegaduhan hingga tingkat yang dapat diterima. Jika kegaduhan terus menjadi sebuah masalah, kelompok bisa bekerja secara hening ( berkomunikasi hanya lewat catatan) selama sesi yang ada. Pergerakan tidak akan menjadi sebuah masalah besar jika para siswa didudukkan dalam kelompok mereka, meskipun mungkin bermanfaat untuk menyediakan sebuah panduan seperti Tetaplah dengan kelompokmu atau Tangani urusan diluar kelompok dengan segera untuk membatasi keluyuran atau kunjungan tidak perlu. Beberapa pergerakan diperlukan, tentu saja ketika para siswa mengambil material. Menunjuk seorang manajer material untuk setiap kelompok membantu mengurusi urusan tersebut dengan efisien. 3. Tanda perhatian kelompok Ketika para siswa bekerja dalam kelompok, guru mungkin harus menghentikan pekerjaan mereka untuk menyediakan arahan tambahan atau untuk melakukan transisi ke kegiatan atau tugas lainnya. Selain itu, kegaduhan mungkin meningkat hingga tingkat yang tidak dapat diterima, mengharuskan guru mengintervensi. Solusi bagi masalah ini adalah menggunakan sebuah tanda. Setiap tanda-tanda ini mendapatkan perhatian siswa dengan mengharuskan mereka mengganti perilaku, sehingga efektif menghentikan kegiatan sebelumnya, terutama ketika para siswa bekerja dengan alat perekayasa, yang mungkin mengalihkan mereka dari memperhatikan. Tanda-tanda berikut ini mungkin digunakan untuk mendapatkan perhatian siswa : Guru bertepuk tangan secara ritmis, pertama dua kali, kemudian tiga kali. Para siswa meniru ritme tepukan tangan itu; setelah guru bertepuk dua kali, mereka bertepuk serempak tiga kali. 4. Pertanggungjawaban Individual Pertanggungjawaban individual dalam konteks sebuah tugas berbasis kelompok mungkin dapat ditingkatkan dalam beberapa cara : a. Mengharuskan para siswa menjalankan bagian dari tugas kelompok yang dapat teridentifikasi. b. Meminta kelompok mengumpulkan sebuah daftar yang mengidentifikasi kontribusi setiap siswa terhadap produk akhir. c. Meminta para siswa mengumpulkan pekerjaan individual bersama dengan produk kelompok. d. Mengharuskan para siswa menyimpan sebuah catatan harian mengenai pekerjaan individual mereka dalam buku catatan spiral. e. Biarkan para siswa mengetahui bahwa ketika kelompok mereka melaporkan ke seisi kelas, setiap siswa sebaiknya bersiap-siap menjelaskan pekerjaannya. f. Mintalah para siswa terpilih melaporkan secara individual mengenai kerja kelompok mereka.
C. CARA MENGAWASI PEKERJAAN DAN PERILAKU SISWA
Pemantauan pekerjaan kelompok yang baik mengharuskan guru untuk selalu berkeliling di antara kelompok, mengawasi seisi kelas, seperti yang dilakukan guru dalam mengawasi kegiatan ruang kelas manapun. Cara guru memantau pekerjaan siswa dalam kelompok bergantung pada sifat kegiatan kelompok. Guru bisa berkeliling di antara kelompok dan mengamati kinerja individual, guru dapat mengumpulkan tugas individual dan memeriksanya. Salah satu teknik pemantauan efektif adalah menggunakan papan klip atau PDA yang berisi nama siswa dan ruang untuk menyimpan pemeringkatan atau catatan mengenai kinerja dan perilaku selama kegiatan kelompok. Ketika digunakan, teknik ini mendorong para guru mendapatkan informasi mengenai seluruh siswa, tidak hanya mereka yang aktif atau menonjol. Para guru juga siswanya dalam sebuah kelompok ketika siswa ini memperlihatkan ketegangan, marah, atau perilaku bermusuhan. Reaksi emosional seperti itu memperlihatkan frustasi atau potensi konflik yang dapat meningkat, dan karena itu mereka membutuhkan intervensi dini untuk mencegah berkembang menjadi masalah lebih serius.
D. KEMAMPUAN KERJA KELOMPOK EFEKTIF
Agar bekerja efektif dalam sebuah kelompok, para siswa harus menerapkan sejumlah kemampuan kerja kelompok. Kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, seperti mendengar, berbagi, dan mendukung aktif; kemampuan menjelaskan, yang menyampaikan pemahaman dan makna dalam tugas-tugas akademik; dan kemampuan kepemimpinan, seperti merencanakan dan memperlihatkan inisiatif dan antusiasme. 1. Kemampuan Sosial Mendengar aktif mencakup mendengarkan orang lain tanpa menginterupsi, dapat merangkum gagasan orang lain, kemudian menggabungkannya ke dalam diskusi yang sedang berlangsung, dan menggunakannya secara konstruktif dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Berbagi material dan bergiliran juga diperlukan untuk kerja sama efektif. Kemampuan sosial lainnya adalah memberikan dukungan, yang meliputi menerima perbedaan, ramah, dan menyemangati orang lain. Para siswa yang mempunyai kemampuan sosial kurang, mungkin bersikeras mengerjakan hal-hal dengan cara mereka sendiri, berulang kali berdebat, mengabaikan kontribusi siswa lainnya atau tidak terlibat dalam kerja kelompok. 2. Kemampuan Menjelaskan Kemampuan menjelaskan merupakan salah satu aspek penting dalam tugas kelompok, dan sangat penting untuk pengembangan hasil akademikindikator kemampuan menjelaskan adalah komentar yang menjelaskan sebuah masalah, tugas, atau tujuan. Para siswa mungkin merangkum pekerjaan pekerjaan yang telah mereka selesaikan atau merencanakan melakukannya. Jika sebuah tugas kelompok mencakup menjawab pertanyaan, siswa dapat memberi jawaban dan menjelaskan bagaimana mereka bisa mendapatkan jawaban tersebut. 3. Kemampuan Kepemimpinan Para guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka dengan memberikan peran seperti presenter atau pemimpin diskusi, yang memberikan kesempatan kepada siswa menunjukkan inisiatif dan mendapatkan rasa percaya diri.
E. MEMULAI MENGGUNAKAN KELOMPOK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pengaturan fisik ruang kelas yang mendukung perlu diperhatikan dalam penggunaan kelompok, terutama jika guru bermaksud menggunakan kelompok dalam waktu lama. Guru sebaiknya juga memilih dengan cermat tugas-tugas awal bagi kelompok, karena guru menginginkan sebuah pengalaman berhasil untuk menjadi panduan bagi kegiatan kelompok selanjutnya. Komposisi kelompok merupakan hal yang penting; para siswa harus harus dapat bekerja konstruktif satu sama lain dan saling membantu pembelajaran. Terakhir, guru harus merencanakan bagaimana mengajarkan kemampuan kelompok yang diperlukan bagi fungsi kelompok yang efektif. 1. Pengaturan Ruangan Coba atur tempat-tempat bagi siswa untuk bertemu dalam kelompok, sehingga guru bisa memantau mereka. Buat sebuah wilayah penyimpanan material terpusat dengan akses mudah sehingga manajer material guru dapat mengambil cepat material yang dibutuhkan. 2. Prosedur dan Kebiasaan Bersiaplah mengajarkan kepada siswa ekspektasi spesifik guru tentang bicara dan pergerakan selama kerja kelompok. (Sebagai misal, bicaralah dengan anggota kelompok kalian saja). Selain itu, ajarkan juga tanda meminta perhatian sehingga guru dapat menfokuskan kembali perhatian kelas jika diperlukan. Prosedur tersebut sebaiknya dijelaskan kepada para siswa dan diulang jika dirasa layak, bersama dengan para siswa menerima umpan balik mengenai kemampuan mereka mengikuti prosedur tersebut. 3. Membentuk Kelompok Ketika memasukkan para siswa ke dalam kelompok, pertimbangan utama sebagian besar guru adalah untuk mewakilkan dalam setiap kelompok berbagai pencapaian dalam mata pelajaran tersebut. Pertimbangan kedua adalah sering kali untuk menempatkan seorang pemimpin di setiap kelompok. Beberapa guru menghindari penempatan para siswa yang berada di titki-titik ekstrem prestasi dalam wilayah konten kelompok yang sama; misalnya, mereka tidak akan menempatkan siswa dengan prestasi sangat tinggi dan siswa dengan prestasi sangat rendah dalam kelompok sama. Tetapi mereka mengusahakan lebih sedikit variasi, meskipun kelompok mereka masih lebih heterogen daripada kelompok lainnya yang terdiri dari siswa berprestasi tinggi dan rendah. 4. Tugas Kelompok Awal Para siswa yang tidak memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok akan harus mengembangkan kemampuan mereka dalam tugas sederhana daripada dalam proyek yang rumit. Setelah para siswa berhasil dalam beberapa tugas kelompok awal ini, mereka akan siap bagi format dan tugas lebih rumit. a. Rekan Berlatih Para rekan berlatih material harus dihafal. b. Teman Membaca Para siswa saling membacakan satu dengan yang lain. Beberapa saat kemudian para guru dapat menggunakan kegiatan ini dengan meminta para siswa merangkum atau membuat pertanyaan bagi rekan mereka. c. Pemeriksaan Para siswa dapat membandingkan jawaban dan menyelesaikan perbedaan. Setiap siswa harus dapat menjelaskan jawaban tersebut. d. Penelaah Para siswa menelaah sebuah kuis atau ujian atau bersiap-siap melakukan laporan lisan dengan bekerja sama mengembangkan pertanyaan. Mereka bertanya dan menjawab pertanyaan satu sama lain. 5. Mengajarkan Keterampilan Kelompok Memutuskan tentang kemampuan dasar yang seharusnya dikuasai para siswa. Satu rangkaian tersebut mungkin meliputi mendengar, menjelaskan, meminta bantuan, menyemangati, dan berbagi. Untuk membangun alasan bagi bekerjasama, beberapa guru suka memperluas diskusi untuk mencakup rumah, taman bermain, dan lingkungan pertentangan serta kelompok ruang kelas, dan membahas karakter dan keterampilan hidup yang dibutuhkan. Memberikan contoh dan model berupa perilaku kelompok yang diharapkan pada para siswa itu penting dan sebaiknya disertai dengan latihan dan umpan balik. 6. Tujuan dan Partisipasi Siswa Anggaplah tujuan seorang gruru dalam menugaskan pengembangan laporan kelompok adalah untuk meningkatkan pemikiran kritis dan menyelesaikan masalah tentang topik. Jika guru terlalu mengarahkan tentang bagaimana kelompok harus berfungsi dan sumber daya apa yang kelompok dapat digunakan, siswa mungkin sekadar berusaha mengembangkan sebuah laporan laporan yang hanya memenuhi persyaratan tugas. Bagaimanapun juga arahan guru menawarkan keleluasaan, dan jika tanggungjawab di delegsikan, terdapat kesempatan lebih baik yang akan dapatkan para siswa berkaitan dengan kreativitas mereka sendiri dan lebih terlibat dalam proses kelompok. 7. Menggunakan Ganjaran Kelompok dan Individual Penggunaan imbalan yang bijaksana dapat mengarahkan perhatian siswa pada perilaku penting dan membuat kecenderungan lebih besar untuk para siswa tersebut. Selain itu, ganjaran kelompok akan memperkuat kesatuan melalui kesamaan tujuan dan berbagai perasaan positif yang terbentuk ketika kelompok berhasil. Ganjaran ekstrinsik sebaiknya merupakan sebuah pelengkap bagi konsekuensi lebih alami dari prestasi siswa, seperti pengakuan, umpan balik positif, bentuk-bentuk pujian lainnya, dan kepuasan yang menyertai pembelajaran dan pencapaian tujuan. Selama konsekuensi itu melimpah, penggunaan kelompok tambahan dan penguat individual sebaiknya tidak mengganggu motivasi intrinsik.