Anda di halaman 1dari 11

C. Rencana Asuhan Keperawatan.

DP 1 : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue


Tujuan : Suhu tubuh normal
Kriteria : Suhu tubuh antara 36 37, Nyeri otot hilang
Intervensi :
1. Kaji suhu tubuh pasien
Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi
2. Beri kompres air hangat
Rasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air hangat
mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil.
3. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak
merangsang peningkatan suhu tubuh.
5. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau
sesuai indikasi
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
6. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.

DP 2 : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke


ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi defisit voume cairan
Kriteria : Input dan output seimbang, Vital sign dalam batas normal, Tidak ada tanda presyok,
Akral hangat, Capilarry refill <>
Intervensi :
1. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi
Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
2. Observasi capillary Refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
3. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ
Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
4. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
5. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic
syok.

DP 3 : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya


cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal
Intervensi :
1) Monitor keadaan umum pasien
Rasional : Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan.
Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.
2) Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi
presyok / syok.
3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi
perdarahan
Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera
diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
4) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
5) Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk
acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP 4 : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, Menunjukkan berat badan yang seimbang.
Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
3. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan)
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
4. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga
mencegah distensi gaster.
5. Berikan dan Bantu oral hygiene.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
6. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

DP 5 : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor faktor pembekuan


darah (trombositopeni)
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat, Tidak ada tanda perdarahan
lebih lanjut, trombosit meningkat.
Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang
pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
2. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )
Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
3. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan
seperti : hematemesis, melena, epistaksis.
Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi
perdarahan.
4. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut,
berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.
Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
5. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hari
Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran
pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.

DP 6 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.


Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria : klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik, tidak ada manifestasi
perilaku akibat kecemasan.
Intervensi :
1. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
2. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol
ansietas.
3. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan kecemasan
yang dirasakan.
4. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan
yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi
kecemasan.
5. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam
keadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi
masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang
lain atas kemampuannya.
6. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
7. Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut
diagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
8. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
D. Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak terjadi devisit voume cairan
3. Tidak terjadi syok hipovolemik
4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Ansietas berkurang/terkontrol
7. orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.

C. Rencana Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses penyakit/ viremia
Tujuan : Klien tidak mengalami demam, suhu tubuh normal (360 370)
Intervensi:
a. Kaji saat timbulnya demam
R/ Untuk menidentifikasi pola demam klien dan sebagai indikator untuk tindakan selanjutnya.
b. Observasi tanda tanda vital klien : suhu, nadi, tensi, pernapasan, tiap 4 jam atau lebih
sering
R/ Tanda tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
c. Beri penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialami klien dapat membantu klien/keluarga mengurangi
kecemasan yang timbul.
d. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan.
R/ Penjelasan yang diberikan akan memotivasi klien untuk kooperatif.
e. Menganjurkan pasien untuk banyak minum 2,5 ltr/24 jam dan jelaskan manfaatnya bagi
pasien.
R/ Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
f. Berikan kompres hangat pada kepala dan axilla
R/ Pemberian kompres akan membantu menurunkan suhu tubuh.
g. Catat intake dan out put.
R/ Untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.
h. Kolaborasi: Pemberian antipiretik
R/ Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
2. Nyeri sehubungan dengan proses patologi penyakit
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi, nyeri berkurang atau hilang, klien tampak rileks.
Intervensi:
a. Kaji tingkat nyeri yang dialami klien.
R/ Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami klien.
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri (budaya, pendidikan,dll)
R/ Reaksi klien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dengan mengetahui
faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi sesuai masalah klien.
c. Berikan posisi nyaman, dan citakan lingkungan yang tenang.
R/ Untuk mengurangi rasa nyeri
d. Berikan suasana gembira bagi klien, lakukan teknik distraksi, atau teknik relaksasi.
R/ Dengan teknik distraksi atau relaksasi, klien sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri
yang dialami.
e. Beri kesempatanklien untuk berkomunikasi dengan orang terdekat.
R/ Berhubungan dengan orang terdekat dapat membuat klien teralih perhatiannya dari nyeri
yang dialami.
f. Kolaborasi: Berikan obat-obat analgetik
R/ Obat analgetik dapat mengurangi atau menekan nyeri klien.

3. Defisit volume cairan tubuh sehubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma,
evaforasi, intake tidak adekuat
Tujuan : Terjadi homeostatis volume cairan, tanda tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi
defisit cairan..
Intervensi:
a. Kaji keadaan umum klien 9pucat, lemah, taki kardi), serta tanda tanda vital.
R/ menetapkan data dasar, untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan
normalnya.
b. Observasi adanya tanda tanda syok
R/ Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok yang dialami klien.
c. Anjurkan klien untuk banyak minum
R/ asupan cairan sangat diperluakan untuk menambah volume cairan tubuh.
d. Kaji tanda dan gejala dehidrasi/hipovolemik (riwayat muntah, diare, kehausan, turgor jelek)
R/ Untuk mengetahui penyebab defisit volume cairan
e. Kaji masukan dan haluaran cairan.
R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan.
f. Kolaborasi : Pemberian cairan intra vena sesuai indikasi.
R/ Pemberian cairan intra vena sangat penting bagi klien yang mengalami defisit volume cairan
dengan keadaan umum yang buruk untuk rehidrasi.
4. Risiko tinggi terjadinya perdarahan sehubungan dengan trombositopenia.
Tujuan : Tidak terjadi tanda tanda perdarahan lebih lanjut dan terjadi peningkatan trombosit>
150.000
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda-tanda klinis.
R/ Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang
pada tahap tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
b. Beri penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien.
R/ Agar klien/keluarga mengetahui hal hal yang mungkin terjadi padaklien dan dapat
membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan.
c. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
R/ Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
d. Beri penjelasan pada klien/keluarga untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan
(hematemesis,melena, epistaksis)
R/ Keterlibatan keluarga akan sangat membantu klien mendapatkan penanganan sedini
mungkin.
e. Antisipasi terjadinya perdarahan ( sikat gigi lunak, tindakan incvasif dengan hati-hati)
R/ Klien dengan trombositopenia rentan terhadap cedera/perdarahan.

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang diberikan.
Intervensi:
a. Kaji keluhan mual, muntah, dan sakit menelan yang dialami klien
R/ Untuk menetapkan cara mengatasinya.
b. Kaji cara/pola menghidangkan makanan klien
R/ Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien.
c. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur dan dihidangkan saat masih hangat.
R/ Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah
ditelan.
d. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
R/ Untuk menghindari mual dan muntah serta rasa jenuh karena makanan dalam porsi banyak.
e. Jelaskan manfaat nutrisi bgi klien terutama saat sakit.
R/ UntukMeningkatkan pengetahan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan
meningkat
f. Berikan umpan balik positif saat klien mau berusaha mengahiskan makannya.
R/ Memotivasi dan meningkatkan semangat klien.
g. Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
Mengetahui pemasukan/pemenuhan nutrisi klien.
h. Ukur berat badan kilen tiap hari.
R/ Untuk mengetahui status gizi klien.
6. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan kelemahan
Tujuan : Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
Intervensi:
a. Mengkaji keluhan klien
R/ Untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien.
b. Kaji hal-hal yang mampu/tidak mampu dilakukan oleh klien sehubungan degan kelemahan
fisiknya.
R/ Untuk mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien
seperti mandi, makan, eliminasi.
R/ Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh klien pada saat kondisinya lemah tanpa
membuat klien mengalami ketergantungan pada perawat.
d. Bantu klien untuk mandiri sesuai dengan perkembangan kemajuan fisiknya.
R/ Dengan melatih kemandirian klien, maka klien tidak mengalami ketergantungan.
e. Letakkan barang-barang di tempat yang mudah dijangkau oleh klien.
R/ akan membantu klien memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang lain.
7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan pasien DHF sehubungan
dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan klien/keluarga tentang proses penyakit, diet, perawatan meningkat
sehingga klien/keluarga memperlihatkan perilaku yang kooperatif.
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan klien/keluarga tentang penyakit DHF
R/ Sebagai data fdasar pemberian informasi selanjutnya.
b. Kaji latar belakang pendidikan klien/ keluarga.
R/ Untuk memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan klien/ keluarga sehingga
dapat dipahami.
c. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan pada klien dengan
bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.
R/ agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehinggfa tidak terjadi
kesalahpahaman.
d. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya pada klien.
R/ Dengan mengetahui prosedur/tindakan yang akan dilakukan dan manfaatnya, klien akan
kooperatif dan kecemasannya menurun.
e. Berikan kesempatan pada klien/ keluarga untuk menanyakan hal-hal yangingin diketahui
sehubungan dengan penyakit yang diderita klien.
R/ mengurangi kecemasan dan memotivasi klien untuk kooperatif.
f. Gunakan leaflet atau gambar-gambar dalam memberikan penjelasan.
R/ Untuk membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan karena dapat dilihat/ dibaca
berulang kali.
Rencana Tindakan Keperawatan
NO Diangnosa keperawata Hasil yang Rencana tindakan rasional
diharapkan
1 Peningkatan suhu Suhu tubuh normal 1.Mengkaji saat 1. Untuk
tubuh (hiperter- mia) (36 - 37OC). timbulnya mengidentifikasi
sehubungan dengan -Pasien bebas dari demam polade-mam
proses pe- nyakit demam pasien.
(viremia). 2. Tanda-tanda vital
2.Mengobservasi merupakan acuan untuk
tanda- tanda vi-tal: mengetahui keadaan umum
suhu, nadi, tensi, pasien.
pernapasan seti-ap 3 3. Penjelasan tentang
jam atau lebih sering. kondisi yang dialami
3.Memberikan pasiendapat membantu
penjelasan pasien/keluarga
tentang penyebab mengurangi kecema-san
demam atau pening- yang timbul.
katan suhu tubuh. 4. Keterlibatan keluarga
sangatbe-rarti dalam proses
penyembuhan pasien di
rumah sakit.
4.Memberikan
penjelasan 5. Penjelasan yang
pada pasi-en/keluarga diberikan pada
tentang hal-hal yang pasien/keluarga akan
dapat dilakukan memotivasi pasien untuk
untuk mengatasi kooperatif.
demam & 6. Peningkatansuhu tubuh
menganjurkan pasien mengaki-batkan penguapan
/keluarga tubuh meningkat sehingga
untuk kooperatif. perlu diimbangi dengan
5. Menjelaskan asupan cairan yang banyak.
pentingnya tirah ba- 7. Kompres dingin akan
ring bagi pasien & membantu menurunkan
akibatnya jika hal suhu tubuh.
tersebut tidak 8. Pakaian yang tipis akan
dilakukan. membantu mengurangi
6.Menganjurkan penguapan tubuh.
pasien untuk ba-nyak 9. Untuk mengetahui
minum 2,5 l/24 jam
adanya ketidak-
& jelaskan
manfaatnya bagi seimbangan cairan tubuh.
pasi-en. 10. Pemberian cairan
sangat penting bagi pasien
7.7. Memberikan dengan suhu tinggi.
kompres dingin (pada Pemberian cairan
daerah axila & lipat merupakan we- wenang
paha). dokter sehingga perawat
8.Menganjurkan perluberkolaborasi
untuk tidak mema-kai dalam hal ini.
selimut & pakaian
yang tebal.
9. Mencatat asupan &
Keluaran

10. Memberikan
terapi cairan in-
travena & obat-
obatan sesuai
dengan program
dokter (masalah
kolaborasi)
2 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Mengkaji keluhan 1.Untuk menetapkan cara
kebutuhan nutrisi; pasien ter-penuhi; mual, sakit mengatasi-nya.
kurang dari kebutuhan pasien mampu me-nelan & muntah
- Sehubungan dengan meng-habiskan yang dialami oleh 2. Cara menghidangkan
mual,muntah,anoreksia makanan sesuai pasien. makanan d-pat
& sakit saat menelan. de-ngan porsi 2.Mengkaji mempengaruhi nafsu
yangdiberikan/di- cara/bagaimana makan
butuhkan. makanan pasien.
dihidangkan. 3. Membantu mengurangi
kelelahan pasien &
3.Memberikan meningkatkan asupan
makanan yang mudah makanan karena mudah
ditelan seperti: bubur, ditelan.
tim & dihi-dangkan 4. Untuk menghindari mual
saat masih hangat. & muntah.
4.Memberikan 5. Meningkatkan
makanan dalam porsi pengetahuan
kecil & frekuensi pasien tentang nutrisi
sering. sehingga motivasi untuk
5. Menjelaskan makan
manfaat meningkat.
makanan/ nutrisi bagi 6.Memotivasi &
pasien terutama saat meningkatkan
pasien sakit. se-mangat pasien.
6. Memberikan
umpan balik positif 7.Untuk mengetahui
saat pasien mau pemenuhan
berusaha mengha- nutrisi pasien. Nutrisi
biskan makanannya. parenteral sangat
7.Mencatat bermanfaat/dibutuhkan
jumlah/porsi pasien terutama jika intake
makanan yang per oral sangat kurang. Je-
dihabiskan oleh nis & jumlah pemberian
pasien se-tiap hari. nutrisi Parenteral
8. Memberikan merupakan wewenang
nutrisi parenteral dokter. Obat antasida (anti
(kolaborasi dengan emetik) mem-bantu pasien
dokter). mengurangi rasa mual &
9. emberikan obat- muntah. Dengan pemberian
obat antasida (anti obat tersebut
emetik) sesuai diharapkan intake nutrisi
program dokter. pasien
10. Mengukur berat badan meningkat. Untuk
pasien se-tiap hari mengetahui
(bila mungkin). status gizi pasien.
3 Kurangnya Pengetahuan 1.Mengkaji tingkat Untuk memberikan
pengetahuan pasien/keluarga pengetahuan informasi pada
pasien/keluarga pasien/keluarga, perawat
tentang proses tentang proses tentang penyakit perlu me-ngetahui sejauh
penyakit, diet, penyakit, diet, DHF. mana
perawatan & obat- perawatan & obat- 2.Mengkaji latar Informasi atau pengetahuan
obatan pasien obatan bagi belakang pendidikan tentang penyakit yang
sehubungan dengan penderita DHF pasien/keluarga. 3. diketahui pasien serta kebe-
Menjelaskan tentang naran in- formasi yang
kurangnya informasi. meningkat serta
proses penya-kit, telah dida-patkan
pasien/keluarga diet, perawatan & sebelumnya.Agar perawat
mampu obat-obatan pada dapat
menceritakannya pasien dengan bahasa memberikan penjelasan
kembali & ka-ta- kata yang sesuai dengan tingkat
mudah dimengerti/ pendidikan
dipahami. mereka sehingga penje-
4.Menjelaskan semua lasan dapat dipahami &
prosedur yang akan tujuan yang direncanakan
dilakukan & manfaat tercapai. Agar informasi
nya bagi pasien. dapat diterima de-ngan
5.Memberikan mudah & tepat sehingga
kesempatan tidak menimbulkan kesalah
Pada pa-ien/keluarga pahaman. Dengan
untuk menanyakan mengetahui prosedur atau
hal- hal yang ingin tindakan yang akan
diketahui sehu-ungan dialami, pasien akan lebih
dengan penyakit yang kooperatif & kecema-annya
di-alami pasien. menurun. Mengurangi
6. Menggunakan kecemasan & memo-tivasi
leaflet atau pasien untuk kooperatif
Gambar dalam selamamasa perawatan
memberikan atau penyembuhan.Gambar-
penjelasan (jika gambar
ada/memungkinkan) atau media cetak
seperti leaflet dapat
membantu me-ngingat
penjelasan yang telah dibe-
rikan karenadapatdilihat atau
di baca
berulang
kali.

Anda mungkin juga menyukai