Anda di halaman 1dari 3

ADHAM NURJATI

17/417188/PEK/22751
Reguler 70A
Tugas Business Ethics
Corporate Social Responsibility

Corporate Social responsibility (CSR) Dikenal memiliki berbagai penafsiran ataupun arti yang mana pada
intinya di dalam CSR terdapat beberapa aspek yaitu tanggung jawab perusahaan, pertanggungjawaban perusahaan,
etika perusahaan, kepengurusan, kewiraswastaan bertanggung jawab, dan "triple bottom line" . Karena masalah CSR
semakin terintegrasi ke dalam praktik bisnis modern, ada kecenderungan untuk menyebutnya sebagai "daya saing
yang bertanggung jawab atau Keberlanjutan perusahaan. Secara umum, CSR dipahami sebagai cara perusahaan
mengintegrasikan masalah sosial, lingkungan dan ekonomi ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi
dan operasi mereka secara transparan dan akuntabel dan dengan demikian membangun praktik yang lebih baik di
dalam perusahaan, menciptakan kekayaan dan memperbaiki masyarakat. Karena isu pembangunan berkelanjutan
menjadi lebih penting, pertanyaan tentang bagaimana sektor bisnis menangani hal tersebut juga menjadi elemen
CSR. Beberapa faktor dan pengaruh telah menyebabkan meningkatnya perhatian yang dikhususkan untuk peran
perusahaan dan CSR Yaitu (1) Sustainable development (2) Globalization (3) Governance (4) corporate sector impact
(5) communication (6) Finance (7) Etika (8) Consistency and Community (9) Leadership (10) Business Tool. Kasus
bisnis untuk CSR akan berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, tergantung pada sejumlah factor yang
mencakup ukuran perusahaan, produk, aktivitas, lokasi, pemasok, kepemimpinan dan reputasi perusahaan (yaitu,
dari sektor di mana perusahaan beroperasi). Kasus bisnis untuk CSR juga berkisar pada fakta bahwa perusahaan yang
gagal dalam memberikan perhatian kepada pihak yang terkena dampak aktivitas mereka dapat membahayakan
kemampuan mereka untuk menciptakan kekayaan bagi masyarakat dan masyarakat mereka sendiri, dan
meningkatkan risiko tanggapan hukum atau lainnya. Dengan memperhatikan kepentingan dan kontribusi dari
pengaruh tersebut merupakan dasar perilaku etis dan tata kelola perusahaan yang baik. CSR pada dasarnya
merupakan pendekatan strategis bagi perusahaan untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah yang terkait dengan
interaksi perusahaan dengan orang lain dan, melalui interaksi tersebut, berhasil dalam usaha bisnis perusahaan
tersebut. Manfaat potensial utama bagi perusahaan yang menerapkan CSR meliputi (1) Antisipasi dan pengelolaan
yang lebih baik dari spectrum risiko yang terus berkembang (2) Meningkatkan reputasi manajemen (3) Peningkatan
kemampuan untuk merekrut, mengembangkan dan mempertahankan karyawan (4) Meningkatkan inovasi,
kopetensi kompetitif dan market positioning (5)Menciptakan operasional yang efisien dan menghemat biaya (6)
Peningkatan kemampuan untuk menarik dan membangun hubungan rantai pasokan yang efektif dan efisien (7)
Peningkatan kemampuan untuk mengatasi perubahan (8) Izin sosial yang lebih kuat untuk beroperasi di masyarakat
(9) Kemudahan akses modal (10) meningkatkan hubungan dengan regulator (11) Katalis untuk konsumsi yang
bertanggung jawab. Ada hubungan erat antara CSR dan hukum. Instrumen utama yang digunakan pemerintah untuk
menangani dampak sosial, lingkungan dan ekonomi perusahaan adalah undang-undang. Banyak negara memiliki
undang-undang yang luas, baik di tingkat nasional, negara bagian atau lokal, terkait dengan konsumen, pekerja,
kesehatan dan keselamatan kerja, hak asasi manusia dan perlindungan lingkungan, penyuapan dan korupsi, tata
kelola perusahaan dan perpajakan. Pendekatan CSR perusahaan harus dimulai dengan memastikan kepatuhan
penuh terhadap undang-undang yang ada di tempat. Tidak peduli seberapa bagus sebuah kebijakan CSR, kegagalan
untuk mematuhi hukum akan melemahkan usaha baik lainnya. Ke depan, kegiatan CSR perusahaan dapat dilihat
sebagai metode proaktif dalam menangani perilaku yang berpotensi bermasalah sebelum menarik perhatian hukum.
penilaian CSR dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami sifat dari masalah, peluang atau tantangan dan
signifikansinya bagi bisnis. Penilaian harus mengidentifikasi risiko dan peluang utama, dan berujung pada analisis
kesenjangan menyeluruh: di mana organisasi kuat dan di mana letaknya relatif lemah terhadap tujuan internal, rekan
kerja dan praktik terbaik, Seberapa baik strategi perusahaan menanggapi isu dan peluang yang muncul, Ini adalah
informasi penting untuk mengidentifikasi prioritas dan untuk pendekatan penjualan baik di dalam dan di luar
perusahaan. Untuk melakukan Penilaian CSR Terdapat 5 langkah yaitu (1) Membentuk tim leadership CSR (2)
Mengembangkan definisi kerja dari CSR (3) Mengidentifikasi persyaratan hukum (4) Meninjau dokumen perusahaan,
proses dan kegiatan (5) Mengidentifikasi dan melibatkan pemangku kepentingan utama

Kasus Pepsi Cola Products Philippines Inc


Pepsi Cola Products Philippines Inc adalah perusahaan pengemasan pepsi cola di Filiphina. Perusahaan
PepsiCo Inc. memiliki 19% kepemilikan Pepsi Cola Products Philippines Inc melalui divisi minuman luar
negerinya.Filiphina merupakan pasar soft drink nomor 12 di dunia dan menyumbang 2% total penjualan divisi luar
ADHAM NURJATI
17/417188/PEK/22751
Reguler 70A
negeri pepsi. Penjualan Pepsi saat ini masih kalah dengan coca cola dimana pepsi hanya mampu meraih 20% pangsa
pasar dibandingkan dengan coca cola yang memiliki 78% pangsa pasar. Untuk menyaingi coca cola dalam penjualan
maka pepsi meluncurkan program Number Fever di tahun 1992. Tulisan nomor diletakkkan di sisi bawah kepala
botol dimana nomor hadiah tersebut akan diumumkan setiap hari, Konsumen yang memiliki nomor sama dengan
nomor yang diumumkan akan mendapatkan hadiah,Hadiah berkisar antara 100-1 juta peso. Dari Program ini
diketahui bahwa pangsa pasar dari Pepsi meningkat menjadi 40 % . Oleh karena sukses dari program tersebut maka
perusahaan memperpanjang program ini selama 5 minggu dari total 12 minggu. Dari program ini terdapat 51.000
pemenang beberapa diantara mereka memenangkan 100 peso dan 17 orang memenangkan 1 juta peso. Pemenang
1 juta peso dimuat dalam iklan pepsi.
Victoria Angelo adalah seorang pengangguran dan ibu dari 5 orang anak yang tinggal di pemukiman kumuh
Di manila ,filiphina. Suaminya yang berpenghasilan 4$ mendengar program dari pepsi yang menjanjikan peluang
menjadi jutawan kemudian membeli dan meminum pespsi setiap hari dengan harapa bisa menjadi jutawan. Suatu
ketika diumumkan nomor pemenang oleh pepsi yaitu nomor 349 dan nomor itu sama dengan apa yang ada di botol
Victoria dan diapun bersuka cita akan kemenangan undian tersebut dan sudah memiliki beberapa rencana . Akan
tetapi nomor tersebut tertera pada 500.000 sampai 800.000 botol pepsi yang beredar dikarenakan kesalahan teknis
dari pepsi. Pepsi menolak melakukan pembayaran hadiah tersebut ketika ribuan orang meminta pembayaran
hadiah tersebut.Kekacauan pun pecah dimana pada suatu insiden perusakan truk pengantar pepsi yang sedang
terparkir dilempar granat oleh masa yang mengamuk dan mengakibatkan seorang anak berusia 5 tahun dan seorang
guru tewas serta melukai 6 orang lainnya. Dari kejadian itu para eksekutif dari pepsi menerima banyak ancaman
pembunuhan. Perusahaan mengalami ketakutan akibat kerusuhan ini dan pada akhirnya menawarkan 500 peso
untuk setiap pemenang. Dan membuat kerugian pada pepsi.
Analisa Kasus
Stakeholder dalam kasus ini adalah Korban kekerasan (seorang anak berusia 5 tahun dan guru yang
meninggal serta korban yang terluka), Konsumen (Termasuk Victoria Angelo dan keluarga) yang menggantungkan
hidup pada program Number Fever , PepsiCo Products Philippines Sebagai kampanye diluncurkan oleh Pepsi-cola,
ini bertanggung jawab atas hasil seperti kematian, tuntutan hukum, cedera dll , Pepsi Cola International karena
Pepsi-Cola Products Philippines Inc. adalah bagian dari perusahaan multinasional yang memiliki cabang di seluruh dunia,
kejadian ini dapat berdampak negatif terhadap penjualan di negara lain, PepsiCo Inc karena kepemilikan 19%
perusahaan, perusahaan asuransi yang menanggung kerusakan akibat kerusuhan, Kompetitor (Coca Cola), dan
Pemerintah FIliphina, Institusi hukum Filiphina, Pegawai Pepsi dikarenakan mereka mungkin kehilangan pekerjaan
sebagai akibat dari kerusuhan dan kerugian yang harus dihadapi Pepsi, Bank dan institusi keuangan Meski tidak
begitu jelas dari kasus Pepsi-cola mungkin mengambil pinjaman bentuk bank lain., Serta pemegang saham yang
meskipun tidak secara jelas dijelaskan dalam kasus ini otomatis dengan permasalahan yang dihadapi oleh pepsi
membuat saham pepsi jatuh. Pihak Pepsi harus bertanggung jawab dalam kasus ini dikarenakan pihak pepsi
melakukan cidera janji dalam programnya dan mengakibatkan terjadinya kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa meskipun sebenarnya ini merupakan kesalahan teknis dari pepsi akan tetapi pepsi harus bertanggung
jawab penuh atas kasus ini Dalam kasus ini perusahaan melanggar beberapa norma etika yaitu (1)Utilitarianisme :
Pepsi melakukan cidera janji pada programnya yang mengakibatkan kerusuhan sehingga manfaat social yang
diperoleh masyarakat dalam hal ini konsumen lebih sedikit dibanding pengorbananannya (2)Hak :dengan melakukan
cedera janji yang mengakibatkan kerusuhan di masyarakat maka perusahaan melanggar hak-hak dari konsumen dan
korban- korban kerusuhan tersebut (3)keadilan : perusahaaan tidak memberikan manfaat yang setara dengan apa
yang telah konsumen berikan kepada perusahaan yang membeli produk minuman pepsi dengan harapan dapat
meraih hadiah dan mampu membantu keluar dari kesulitan keuangan yang konsumen hadapi. Seharusnya
perusahaan menepati janjinya dalam iklan meskipun mereka akan mengalami kerugian, kerugian tersebut lebih baik
terjadi dibandingkan dengan citra perusahaan yang rusak akibat cidera janji (4) Perhatian : Perusahaan melakukan
cidera janji yang mengakibatkan kerusuhan dan membuat jatuhnya korban jiwa di masyarakat . Meskipun melanggar
beberapa norma etika akan tetapi perusahaan telah bertanggung jawab dengan menawarkan 500 peso kepada
pemenang, meskipun jumlahnya tidak sesuai harapan tetapi Perusahaan telah menerapkan unsur-unsur CSR
ADHAM NURJATI
17/417188/PEK/22751
Reguler 70A

Anda mungkin juga menyukai