Organogenesis PDF
Organogenesis PDF
ABSTRACT
Tujuan penelitian adalah mengetahui kualitas telur dan kandungan beberapa jenis pakan komersial. Materi
yang digunakan pada percobaan 1 dan 2 adalah kandang sistem battery, pakan komersial, ayam petelur
Strain Lohmann Brown berumur 3034 minggu,telur ayam segar. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan
5 ulangan sehingga terdapat 25 unit percobaan. Data dianalisis secara statistik, apabila ada perbedaan
pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncans [1]. Pengelompokkan
didasarkan pada waktu pengambilan sampel yang berbeda. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa (1) Pakan komersial terbaik adalah pakan dengan kode C. (2) Hasil yang
berbeda terdapat dalam kandungan bahan kering, abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, gross energy
dan calcium tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap phosphor. (3) Hasil evaluasi kualitas eksternal telur
dapat meningkatkan berat telur, berat cangkang, panjang dan lebar telur tetapi tidak memberikan pengaruh
terhadap specific gravity. (4) Hasil evaluasi kualitas internal telur dapat meningkatkan indeks putih telur,
indeks kuning telur, warna kuning telur dan haugh unit. Diharapkan pada penelitian berikutnya perlu
mengevaluasi kualitas telur pada kualitas pakan terbaik.
ABSTRACT
The research objective was to determine quality of eggs and the content some types of commercial feed.
Materials used in experiments 1 and 2 is a battery cage systems, commercial feed, laying hens strain
Lohmann Brown 3034 weeks old, fresh chicken eggs. The method used field experiment using a
Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments and 5 replications so that there are 25 experimental
units. Data were analyzed statistically, if there is a difference between the effects of treatment then
continued with Duncan's Multiple Range Test [1]. Grouping based on different sampling times. Based on the
results of research that has been done can be concluded that (1) the best commercial feed is code C. (2) The
different results contained in dry matter content, ash, crude protein, crude fiber, crude fat, gross energy and
calcium but does not give effect to the phosphor. (3) The results of an external evaluation quality of the
eggs can increase egg weight, shell weight, length and width of the eggs but does not give effect to the
specific gravity. (4) The results evaluation of the internal quality eggs can increase the index of egg white,
egg yolk index, yolk color and Haugh Unit. Expected in the next studies need to evaluate the quality of the
eggs on the best feed quality.
25
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
26
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
f) Indeks Putih Telur dihitung dengan jangka 8,02%. Kandungan protein kasar yang paling tinggi
sorong [8]. terdapat pada pakan LK sebesar 20,39% sedangkan
g) Indeks Kuning Telur diukur dengan jangka pada pakan W memiliki kandungan yang paling
sorong [8]. rendah yaitu 12,34%. Pakan C memiliki kandungan
h) Pengukuran Warna Kuning Telur dilakukan serat kasar yang paling tinggi yaitu 8,95%
pada egg yolk colour fan dengan skala warna sedangkan kandungan yang paling rendah terdapat
115 [9]. pada pakan P yaitu 5,59%.Kandungan lemak kasar
i) Nilai Haugh Unit (HU) diperoleh dengan yang paling tinggi terdapat pada pakan M sebesar
menggunakan persamaan dari [1]. 5,03% sedangkan kandungan yang paling rendah
terdapat pada pakan W yaitu 4,55%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan gross energy yang paling tinggi
Evaluasi dari hasil pemberian beberapa jenis terdapat pada pakan LK sebesar 4273,68%
pakan komersial ayam petelur ditinjau dari analisis sedangkan kandungan yang paling rendah terdapat
kandungan zat makanan dalam pakan dapat dilihat pada pakan C yaitu 3604,16%. Energi merupakan
pada Tabel 1. Sedangkan ditinjau dari kualitas salah satu zat makanan yang dibutuhkan unggas
eksternal telur yang meliputi (berat telur, specific untuk melakukan suatu pekerjaan dan proses
gravity, berat cangkang, panjang telur, dan lebar produksi lainnya [11]. Unggas mengkonsumsi
telur) ditampilkan pada Tabel 2 dan kualitas pakan sesuai dengan kebutuhan energi bagi
internal telur yang meliputi (IPT, IKT, warna kuning tubuhnya. Kandungan energi dalam pakan
telur, dan Haugh Unit) disajikan pada Tabel 3. jumlahnya tinggi maka tingkat konsumsinya rendah
namun apabila kandungan energi pakan jumlahnya
1.1 Analisis Kandungan Zat Makanan yang rendah maka tingkat konsumsinya tinggi. Dengan
Terdapat pada Perlakuan Pakan Komersial demikian kandungan energi dalam pakan juga
Ayam Petelur menentukan jumlah konsumsi zat makanan lainnya
Tabel 1 menunjukkan kandungan zat makanan seperti protein, mineral dan vitamin [12], apabila
yang terdapat pada beberapa jenis pakan kebutuhan energi telah terpenuhi maka ayam akan
komersial dengan kode pakan LK, C, P, M dan W. menghentikan konsumsi, sebaliknya bila kurang
Persyaratan mutu pakan untuk ayam ras petelur maka akan meningkatkan konsumsi.
(Layer) menurut [10] SNI 0139292006 bahwa Kandungan Calcium pakan C tertinggi sebesar
kandungan abu maksimal 14%, protein kasar 3,72% sedangkan pakan P terendah yaitu 2,09%.
minimal 16%, serat kasar maksimal 7%, lemak Kandungan Posphor tertinggi terdapat pada pakan
kasar maksimal 7%, calsium 3,254,25% dan LK sebesar 0,64% sedangkan kandungan yang
phosphor (P) total 0,601,00%. paling rendah terdapat pada pakan P yaitu 0,44%.
Pemberian beberapa jenis pakan komersial Kandungan Ca berpengaruh terhadap warna
ayam petelur yang dievaluasi, didapatkan hasil kuning telur, indeks kuning telur serta ketebalan
kandungan bahan kering pada pakan C paling tinggi cangkang. Kebutuhan calcium dan phosphor pada
yaitu 87,83% sedangkan kandungan yang paling ayam petelur menjadi sangat tinggi, karena zat
rendah terdapat pada pakan M yakni 86,55%. makanan tersebut berperan dalam produksi dan
Kandungan abu yang paling tinggi terdapat pada kualitas telur. Kemampuan ternak untuk
pakan C sebesar 18,00% sedangkan pakan P mengabsorbsi dan memanfaatkan calcium dan
memiliki kandungan yang paling rendah yaitu phosphor tergantung dari suplai vitamin D[13].
Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
Kandungan Zat Makanan
No Perlakuan Kode Pakan Ca**(%) P**(%)
BK*(%) ABU*(%) PK*(%) SK*(%) LK*(%) GE*(Kkal/Kg)
HNO3 + HClO4
1 P0 LK 87,47 15,05 20,39 8,15 4,9 4273,68 3,22 0,64
2 P1 C 87,83 18,00 17,10 8,95 4,49 3604,16 3,72 0,52
3 P2 P 86,80 8,02 16,18 5,95 4,65 4077,71 2,09 0,44
4 P3 M 86,55 8,44 14,17 8,12 5,03 4020,11 2,10 0,53
5 P4 W 86,77 9,83 12,34 8,06 4,55 3923,58 2,95 0,56
Sumber :
*) Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
**) Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Tabel 2. Hasil Evaluasi dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur Terhadap Kualitas Eksternal Telur
(Berat Telur, Specific Gravity, Berat Cangkang, Panjang dan Lebar Telur)
Perlakuan Variabel Penelitian
27
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
Berat Telur** Specific Gravity* Berat Cangkang** Panjang Telur** Lebar Telur**
P0 61,6420,533a 1,0980,011a 6,0520,272a 5,660,114a 4,120,164a
P1 62,3560,482 c 1,1000,007b 6,9640,481c 5,820,084c 4,520,084c
P2 61,9520,66 a 1,0880,011 a 6,1300,484 a 5,460,089a 4,200,187a
P3 62,1820,56 b 1,0860,009 a 6,2460,239 a 5,800,010b 4,320,205a
P4 62,2080,436 bc 1,0940,015 a 6,6760,436bc 5,680,110ab 4,440,114b
Keterangan :
*) Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
**) Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
2.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Telur antara 2,953,72% dapat memberikan specific
Tabel 2 menunjukkan berat telur paling tinggi gravity sebesar 1,0881,100 sehingga hasil
terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil penelitian ini menunjukkan telur yang dihasilkan
pemberian Pakan C yakni 62,3560,482%. Berat memiliki kualitas yang baik.
telur menurun pada perlakuan yang diberi Pakan Hal tersebut sesuai dengan pendapat [14]
LK, yang mana bertindak sebagai pakan kontrol bahwa dengan pemberian calcium sebesar 1,0%
pada P0 yaitu sebesar 61,6420,533%. memberikan specific gravity sebesar 1,081 dan
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh ketika calcium diberikan dengan level 3,75% maka
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat telur nilai specific gravity telur adalah 1,093. Hasil ini
ayam petelur. Hal ini disebabkan karena pengaruh diperkuat oleh penelitian [16] bahwa pemberian
kandungan Ca dan P yang berbeda pada pakan calcium dari level 2,5% sampai level 5%
yang diberikan. meningkatkan specific gravity dari 1,078 menjadi
[14] merekomendasikan agar ayam petelur 1,083 pada telur ayam.
mengkonsumsi Ca sebesar 3,75 g/ekor/hari. [15] Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa tebal
juga menyatakan bahwa pakan yang mengandung kerabang berpengaruh positif terhadap specific
Ca sebesar 2,256% memberikan pengaruh berat gravity, dimana konsumsi calcium mempunyai
telur antara 60,861,3 g. Selain itu data dari hasil hubungan yang positif juga dengan tebal kerabang,
penelitian [15] menunjukkan bahwa kandungan Ca sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi
sebesar 2,55% dalam pakan memberikan calcium berpengaruh positif terhadap specific
pengaruh berat telur antara 64,164,16 g. Dalam gravity.
penelitian ini kandungan Ca dalam pakan
perlakuan sebesar 2,953,22% memberikan 2.3 Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Cangkang
pengaruh berat telur antara 61,64262,356 g. Hal Telur
ini menunjukkan bahwa Ca dalam pakan sangat Tabel 2 menunjukkan berat cangkang telur
berpengaruh terhadap berat telur. paling rendah terdapat pada perlakuan P2 dengan
penggunaan pakan dengan kode P, yakni
2.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Specific Gravity 6,1300,4848 g/butir. Berat cangkang telur
Telur meningkat pada perlakuan P1 dengan kode pakan
Tabel 2 menunjukkan specific gravity paling C, yakni 6,0520,272 g/butir. Hal ini menunjukkan
tinggi terdapat pada perlakuan P0 yang mana bahwa penggunaan sumber calcium yang berbeda
bertindak sebagai pakan kontrol dengan hasil cenderung memberikan dampak positif terhadap
pemberian Pakan LK yakni 1,0980,011%. Specific berat kerabang telur.
gravity menurun pada perlakuan P3 yang diberi Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh
Pakan M, yaitu sebesar 61,6420,533%. Hal ini yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat
menunjukkan bahwa dengan adanya evaluasi cangkang telur. Hal ini disebabkan karena
pemberian beberapa jenis pakan yang berbeda, kandungan calcium pada pakan penelitian memiliki
dapat menghasilkan specific gravity yang berbeda kandungan yang berbeda yaitu 3,22 ; 3,72 ; 2,09 ;
pula. 2,10 dan 2,95. Kandungan calcium yang relatif
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh berbeda tersebut dimanfaatkan dan direspon
yang nyata (P<0,05) terhadap specific gravity ayam dalam bentuk berat kerabang telur yang relatif
petelur. Hal ini disebabkan adanya sedikit berbeda pula.
perbedaan kandungan calcium yang ada dalam Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
kerabang telur yang bersumber dari pakan [17] menyatakan bahwa berat kerabang telur
penelitian. secara kuantitatif adalah 10% dari total berat
Kualitas telur yang baik memiliki specific gravity telurnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa berat
diatas 1,070. Pada penelitian ini, ayam petelur kerabang telur sangat dipengaruhi oleh pakan yang
yang diberi pakan dengan kandungan calcium dikonsumsi, berat telur, dan umur ayam.
28
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
[18] dan [12] menjelaskan bahwa kandungan paling baik; e). Spherical adalah bentuk telur yang
calcium dan phosphor dalam pakan berperan hampir bulat.
terhadap kualitas kerabang telur, seperti Panjang telur dapat dikategorikan menjadi
ketebalan, berat, dan struktur kerabang telur. bentuk lonjong, oval, dan bulat. [21] menyatakan
Hasil penelitian [19] pada ayam petelur strain bahwa telur yang panjang dan sempit relatif akan
Isa Brown didapatkan berat kerabang telur sebesar mempunyai indeks yang lebih rendah, sedangkan
5,85 0,74 g/butir yang lebih kecil dibanding telur yang pendek dan luas walaupun ukurannya
dengan berat kerabang telur pada penelitian ini kecil atau besar akan mempunyai indeks yang lebih
dengan perlakuan yang ditambahkan beberapa besar.
sumber calcium.
2.5 Pengaruh Perlakuan Terhadap Lebar Telur
2.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Panjang Telur Tabel 2 menunjukkan lebar telur paling tinggi
Tabel 2 menunjukkan panjang telur paling terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil
tinggi terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil pemberian Pakan C yakni 4,520,084%. Lebar telur
pemberian Pakan C yakni 5,820,084%. Panjang menurun pada perlakuan yang diberi Pakan LK,
telur menurun pada perlakuan yang diberi Pakan P, yang mana bertindak sebagai pakan kontrol pada
yang mana bertindak sebagai pakan kontrol pada P0 yaitu sebesar 4,120,164%. Hal ini
P2 yaitu sebesar 5,460,089%. menunjukkan bahwa dengan adanya evaluasi
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian beberapa jenis pakan yang berbeda,
evaluasi pemberian beberapa jenis pakan yang dapat menghasilkan lebar telur yang berbeda pula.
berbeda, dapat menghasilkan panjang telur yang Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh
berbeda pula. yang sangat nyata (P<0,01) terhadap lebar telur
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh ayam petelur. Hal ini disebabkan adanya variasi
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap panjang telur lebar telur yang dipengaruhi pada saat proses
ayam petelur. Hal ini disebabkan variasi panjang pembentukan telur. Lebar telur diukur dengan
telur dipengaruhi oleh faktor kandungan pakan jangka sorong. Jangka sorong adalah salah satu alat
ayam petelur terutama calcium. Kandungan untuk mengukur panjang dengan ketelitian sampai
calcium pakan memegang peranan penting pada 0,1 mm atau 0,01 cm.
proses kalsifikasi kerabang telur [20]. Telur yang bulat oval, telur dengan indeks
Selain faktor pakan, panjang telur juga bentuk telur 75% dapat menetas jingga 7075%,
mempengaruhi bentuk telur. Berdasarkan sedangkan telur yang bentuknya lebih bulat atau
bentuknya, telur dibedakan menjadi 5 (lima) terlalu panjang (lonjong) daya tetas hanya
macam, yaitu a). Biconical adalah telur yang kedua mencapai 3035%. Hal ini disebabkan karena isi
ujungnya runcing seperti kerucut; b). Conical dari bagian telur tidak seimbang.
adalah yang salah satu ujungnya runcing seperti Korelasi antara panjang cangkang telur dan
kerucut; c). Elliptical adalah bentuk telur yang lebar cangkang telur dapat menentukan bentuk
menyerupai elip; d). Oval adalah bentuk telur yang telur [22].
menyerupai oval, dan ini merupakan bentuk yang
Tabel 3. Hasil Evaluasi dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur Terhadap Kualitas Internal Telur (IPT,
IKT, Warna Kuning Telur, dan Haugh Unit)
Variabel Penelitian Kualitas Internal Telur
Perlakuan
IPT** IKT** Warna Kuning Telur** Haugh Unit**
P0 0,0620,013a 0,5530,036c 9,80,837a 100,203,284a
P1 0,0850,026c 0,5190,061b 11,20,837b 103,692,181b
P2 0,0840,025bc 0,4910,074a 10,20,837ab 102,022,54ab
P3 0,0830,026b 0,4900,041a 9,41,517a 100,992,416a
P4 0,0830,020b 0,4270,023a 10,41,517ab 100,913,093a
Keterangan :
**) Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
29
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
3.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Indeks Putih 3.3 Pengaruh Perlakuan Terhadap Warna Kuning
Telur Telur
Tabel 3 menunjukkan pengaruh yang sangat Tabel 3 menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata (P<0,01). Indeks putih telur paling tinggi nyata (P<0,01). Warna kuning telur paling tinggi
terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil
pemberian Pakan C yakni 0,0850,026%. Indeks pemberian Pakan C yakni 11,20,837%. Warna
putih telur menurun pada perlakuan yang diberi kuning telur menurun pada perlakuan yang diberi
Pakan LK, yang mana bertindak sebagai pakan Pakan W pada P3 yaitu sebesar 9,41,517%. Hal ini
kontrol pada P0 yaitu sebesar 0,0620,013%. menunjukkan bahwa dengan adanya evaluasi
Penurunan indeks putih telur disebabkan pemberian beberapa jenis pakan yang berbeda,
terjadinya penguapan air dan gas CO2 dari isi telur dapat menghasilkan warna kuning telur yang
sehingga sifat basa dari putih telur naik yang pada berbeda pula. Warna kuning telur telur hasil
akhirnya menyebabkan serabutserabut ovomucin penelitian berada pada kisaran 911 atau dengan
menjadi rusak dan pecah [21]. Hal ini disebabkan ratarata 10,2. Jelas terlihat bahwa warna kuning
adanya perbedaan kualitas kandungan dalam telur cenderung meningkat sejalan dengan
pakan dapat mempengaruhi nilai dari indeks putih meningkatnya kandungan pakan yang berbeda.
telur. Berdasarkan Yolk Color Fan (HoffmanLaRoche fan)
Ukuran indeks putih telur berkisar antara warna kuning telur berubah dari kuning tua (79)
0,0620,083 dengan rataan 0.079. Kisaran yang menjadi kuning terang (46) pada Yolk Color Fan.
direkomendasikan menurut [23] adalah 0,050,12 Berubahnya warna kuning telur disebabkan
sedangkan menurut [24] berada pada kisaran karena penurunan kandungan pigmen xantofil
0,090,12. Dengan demikian perolehan hasil dalam pakan [11]. Pigmen pembawa warna kuning
pengamatan masih berada dalam kisaran yang telur biasanya dimiliki bahan pakan yang berwarna
direkomendasikan. Indeks putih telur merupakan kuning seperti jagung kuning. Adanya perbedaan
perbandingan antara tinggi putih telur dengan persentase dalam bahan pakan yang digunakan
ratarata garis tengah panjang dan pendek putih pada tiaptiap perlakuan pakan tersebut dapat
telur. Dalam telur yang baru ditelurkan nilai ini mempengaruhi kandungan xantofil dalam pakan
berkisar antara 0,050 dan 0,174 meskipun biasanya yang pada akhirnya akan mempengaruhi warna
berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur kuning dari kuning telur yang dihasilkan.
juga menurun karena penyimpanan dan
pemecahan ovomucin yang di percepat pada pH 3.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Haugh Unit
yang tinggi [25]. Telur
Tabel 3 menunjukkan pengaruh yang sangat
3.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Indeks Kuning nyata (P<0,01). Haugh Unit (HU) paling tinggi
Telur terdapat pada perlakuan P1 dengan hasil
Tabel 3 menunjukkan pengaruh yang sangat pemberian Pakan C yakni 103,692,181%. Haugh
nyata (P<0,01). Indeks kuning telur paling tinggi Unit (HU) menurun pada perlakuan yang diberi
terdapat pada perlakuan P0 dengan hasil Pakan LK, yang mana bertindak sebagai pakan
pemberian Pakan LK yakni 0,5530,036%. Indeks kontrol pada P0 yaitu sebesar 100,203,284%. Hal
kuning telur menurun pada perlakuan yang diberi ini disebabkan karena pengukuran nilai Haugh Unit
Pakan LK, yang mana bertindak sebagai pakan yang diperoleh, didapatkan dari waktu yang
kontrol pada P4 yaitu sebesar 0,4270,023%. Hal berbeda yaitu pada minggu pertama sampai
ini disebabkan adanya pengaruh perbedaan minggu kelima saat telur tersebut keluar dari
kualitas pakan yang dapat mempengaruhi nilai dari induknya sehingga tingkat kesegaran telur berbeda
indeks kuning telur. tiap minggunya.
Perbandingan antara tinggi yolk dengan [27] menyatakan bahwa nilai HU tergantung
ratarata diameter yolk (indeks yolk) telur segar pada tinggi rendahnya bobot telur dan tebal
berada pada kisaran 0,330,50 dengan nilai albumen. Jika bobot telur menurun akibat
ratarata 0,42 [24]. Penurunan nilai indeks kuning penyimpanan, maka ada kecenderungan tebal
telur yang terjadi, diduga kemungkinan karena albumen dan nilai HU akan menurun juga.
pada perlakuan terjadi penurunan kualitas pakan
(kandungan protein kasar) dalam pakan perlakuan. KESIMPULAN DAN SARAN
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kesimpulan
[26] penurunan nilai indeks kuning telur dapat Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
terjadi akibat menurunnya kandungan protein. dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a) Pakan komersial terbaik adalah pakan
dengan kode C.
30
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
31
Evaluasi Kualitas Telur Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam Petelur
(Harmayanda, et al.)
32