LAPORAN KASUS
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal Keluar RS :
1.1.2 Anamnesis
A. Keluhan Utama
3 bulan ini, nyeri hilang timbul. Jika nyeri, berlangsung lama dan
pasien juga mengeluh mual dan muntah saat makan. Pada awal timbul
1
nyeri, juga disertai demam, menggigil (+), sekarang sudah jarang.
BAK normal, tidak nyeri, warna jernih, BAB normal tidak pucat.
sebelumnya: Diabetes Melitus (-), Hipertensi (-), Asma (-), trauma (-).
Hipertensi (-)
Asma (-)
E. Riwayat Obat-obatan
F. Riwayat Alergi
Makanan : (-)
Obat : (-)
G. Riwayat Kebiasaan
A. Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit
2
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,2o C
B. Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
1. Kepala/Leher
Kepala : mesosefal
2. Thorax
1) Cor
jari kemedial.
sinistra.
3
Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
2) Pulmo
trakea (-).
3. Ekstremitas
edema
edema
tampak distensi,
A. Pemeriksaan Laboratorium
4
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hematokrit 41 % 37-49 %
Hemoglobin 13,1 g/dl 13-18 g/dl
Leukosit 10.010/mm3 4.000-11.000/mm3
Trombosit 323.000/mm3 150.000-350.000/mm3
Eritrosit 4,5 juta/l 4,5-5,3 juta/l
Hitung Jenis
Eosinofil 3% 0-8 %
Basofil O% 0-3 %
Neutrofil 63 % 45-70 %
Limfosit 29 % 18-48 %
Monosit 5% 4-11 %
Total eosinofil 340 /l 50-300 /l
Hemostatis
APT 7,6 detik 11-15 detik
APTT 24,6 detik 35-45 detik
Glukosa Darah Acak 123 mg/dl <200 mg/dl
Lemak
TG 115 mg/dl < 150 mg/dl
Cholesterol Total 207 mg/dl < 200 mg/dl
HDL 43 mg/dl >35 mg/dl
LDL 141 mg/dl < 150 mg/dl
Fungsi Hati
Bilirubin Total 0,93 mg/dl < 1 mg/dl
Bilirubin direk 0,52 mg/dl < 0,5 mg/dl
Alkali phospat 75 U/L 45-115 U/L
AST (SGOT) 14 U/L 10-40 U/L
ALT (SGPT) 14 U/L 10-40 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 22 mg/dl 15-40 mg/dl
Kreatinin 0,9 mg/dl 0,5-1,7 mg/dl
5
B. USG Abdomen
6
1.1.5 Assesment
Cholelithiasis Multipel
1.1.6 Planning
A. Pemeriksaan Laboratorium
B. USG Abdomen
C. Pre Operasi
Inform concent
Puasa 8 jam
Infus RL
D. Operasi
E. Post operasi
Infus RL
Antibiotik
Analgesik
Follow up pasien
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2006).
B. Ductus Hepaticus
8
Pada ductus hepaticus communis sekitar 1,5 inci (4 cm) dan
dengan ducus cysticus dari vesica biliaris yang ada di sisi kanannya
C. Ductus Choledochus
terletak di depan pinggir kanan vena portae hepatis dan pada sisi
9
yang disebut musculus sphinter ampullae (sphinchter Oddi) (Snell
10
cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae biliaris terletak dan
visceralis hepar.
2. Fungsi
11
bersamaan, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
3. Pendarahan
4. Aliran Limfe
5. Persarafan
S., 2006).
12
E. Ductus Cysticus
plica spiralis yang melanjutkan diri dengan plica yang sama pada
2.1.2 Definisi
empedu dari awal percabangan duktus hepatikus kanan dan kiri meskipun
13
kolangitis piogenik rekurens atau kolangitis oriental yang sering sulit
sistikus dan striktur. Kalau batu terhenti di dalam duktus sistikus karena
diameternya terlalu besar atau tertahan oleh striktur, batu akan tetap berada
14
2.1.4 Etiologi
A. Female
B. Forty
Pada usia 40 tahun ke atas lebih mudah terbentuk batu empedu karena
C. Fertile
D. Fat
Pada obesitas resiko terkena batu empedu tiga kali lebih besar di mana
supersaturasi kolesterol.
15
2.1.5 Jenis-jenis Patofisiologi Terbentuknya Batu Empedu
multifaset, bulat, berduri, dan ada yang seperti buah murbei. Batu
empedu tinggi. Ini akibat dari kolesterol di dalam darah cukup tinggi.
(Debas, 2004).
hingga hitam. Jenisnya antara lain batu pigmen coklat dan batu
16
Batu pigmen coklat berwarna coklat atau coklat tua, konsistensi
Batu ini adalah jenis yang paling banyak dijumpai dan terdiri
atas kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium.
Biasanya berganda dan sedikit mengandung kalsium sehingga bersifat
radioopague (Debas, 2004).
A. Anamnesis
17
yang kadang disertai intoleransi terhadap makanan berlemak (De
Jong, 2010).
adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan
atau ke puncak bahu, disertai mual dan muntah (De Jong, 2010).
nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik napas dalam dan
epigastrium dan perut kanan atas akan disertai tanda sepsis, seperti
dan urin berwarna gelap yang hilang timbul. Ikterus yang hilang
18
Ikterus biasa terjadi jika ada sumbatan pada collum vesica felea
Jadi, ikterus terjadi oleh desakan batu pada vesica felea tetapi dari
Jong, 2010).
ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik napas (De
Jong, 2010).
19
Batu saluran empedu tidak menimbulkan gejala atau tanda
dalam fase tenang. Kadang teraba hati agak membesar dan sklera
ikterik. Patut diketahui bahwa bila kadar bilirubin darah kurang dari 3
bertambah berat, baru akan timbul ikterus klinis (De Jong, 2010).
Charcot, yaitu demam dan menggigil, nyeri di daerah hati dan ikterus.
A. Laboratorium
20
koledokus oleh batu, dinding yang udem di daerah kantong Hartmann,
B. Pencitraan
lain. Batu yang terdapat pada duktus koledokus distal kadang sulit
pada batu kandung empedu yang gangren lebih jelas daripada dengan
khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat
empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat pada foto polos. Pada
21
peradangan akut dnegan kandung empedu yang membesar atau
kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar,
jumlah dan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada keadaan
dan kolesistografi oral, misalnya karena batu kecil. Saat ini sedang
22
dikembangkan pemeriksaan USG endoluminal dengan endoskopi
2010).
2.1.8 Penyulit
mukosa, peradangan, udem dan striktur papila Vater (De Jong, 2010).
A. Lisis batu
B. Pembedahan
23
Pembedahan memang dilakukan batu kandung empedu yang
yang ditandai dengan kultur feses yang positif untk S. Typhy; pasien
24
C. Medis Koledokolitiasis
umum dapat diperbaiki dalam waktu 24-48 jam (De Jong, 2010).
disfungsi organ yang ditandai oleh salah satu gejala dibawah ini:
25
6. Sistem Hematologi: jumlah platelet < 100.000/ml (De Jong,
2010).
D. Endoskopik
umum tidak membaik atau kondisi pasien malah semakin buruk, dapat
26
empedu distal karena keganasan. Pada pasien dengan pipa T pada
E. Koledoktomi
kolangitis, teraba batu atau ada batu pada foto. Indikasi relatif ialah
Jong, 2010).
27
Sewaktu melakukan eksplorasi saluran empedu, semua batu,
apakah ada batu yang tertinggal, agar segera dapat dikeluarkan (De
Jong, 2010).
F. Koledokoduodenostomi
28
BAB III
ANALISIS KASUS
3.1 Subjektif
Nyeri perut kanan atas sampai ke ulu hati sejak 3 bulan ini, beberapa hari
Pembahasan:
maka akan muncul nyeri yang bersifat hilang-timbul. Nyeri yang dirasakan
biasanya pada daerah epigastrium dan kuadran kanan atas, yang kemudian
mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga akan teraba nyeri
29
hebat sampai menjalar ke punggung dan bahu kanan sehingga menyebabkan
3.2 Objektif
A. Pemeriksaan fisik
Status lokalis regio abdomen: dari Inspeksi: kulit tampak normal, dinding
nyeri tekan (-) pada seluruh lapang abdomen; Murphys Sign (+); hepar,
lien dan renal tidak teraba. Perkusi: timpani pada seluruh lapang
abdomen.
B. Pemeriksaan penunjang
dan kadar billirubin dalam batas normal. Pada pasien yang dicurigai
30
fosfatase. Apabila terjadi sindroma mirizzi, akan ditemukan kenaikan
3.3 Assesment
3.4 Planning
A. Pre Operasi
Inform concent
Puasa 8 jam
Infus RL
B. Operasi
31
Lebih dari satu abad, kolesistektomi terbuka menjadi standar
C. Post operasi
Infus RL
Antibiotik profilaksis
Analgesik
Follow up pasien
32
DAFTAR PUSTAKA
Chris Tanto, dkk., 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Edisi 4. Media
Aesculaplus. Jakarta.
Logan RPH, Harris A, Misiewicz JJ, Baron JH, 2002. ABC of The Upper
Gastrointestinal Tract. BMJ publishing. London. Hal. 46-9.
Snell Richard S., 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
EGC. Jakarta
33