Anda di halaman 1dari 82

IATUAJIWILAYAHEIONOMI (__/

Olth :

POI.RNOMOStOt HADJISARO SA

SYMPHOStUM PENGEMBANGAN WILAYAH

Opor t ernen Pelc.rjoon Umum daft Ttnttoo Ltetfik


Oeaemb1r 1974
- - 1 1 - I lilb
............ ..,.
.,.

j
SATUAN -WILAYAH- EKONOMl
S A T U A N - WI L A Y A H - E K 0 N 0 MI

Oleh :

Poernomosidi Hadjisarosa

SYMPHOSIUM PENGEMBANGAN WILAYAH -------- Departemen

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik --- Oesember 1974


~
OE PART EMEN PEKE RJAA N UMUM
P USL ITBA NG
PER PUS TAK AA N
IDitr.r im a tgl ffr/ H(fft:..

N. I. : 1.-/.ffl I 'zz{)
N.K. : o!;. -3 ; 711- ,p. / !fJAI I J' -
01\FTJ\R lSI

81\(;I 1\N KE - I llalaman

P E N G A N T A R 0

I. s truktur Dasar Proses Pertumbuh an . . . . . . . . . . . 1

A. Sistim dan Tujuan 1 3

Keteranga n Indeks 1) - 6) 3 5

B. Lingkunga n Kehidupan dan Pengemban gan ~1ayah 5

Keteranga n Indeks 7) 5

c. Lingkunga n Kehidupan dan Pengemban gan


Masyaraka t 6 B

Ketcranga n Indeks 8) B

D. Linqkunga n Kchidupan , Pcnqemban gan Masyaraka t


dan Pengemban qan Sumber-Su mber A1am 9 - 10

Keteranga n Indeks 9) - 11) 10


E. Lingkunga n Kehidupan , Pengemban gan Masyaraka t,
Pengemban gan Sumber-Su mber Alam dan Pengemban g-
an Modal 11 - 12

Keteranga n Indeks 12) 12

F. Pembatasa n Ruang Linqkup Pembahasa n . . . . . . . . 13

II. Sistim- Distribus i 14

A. Jasa-Jasa. ................................. 14 - 15
Keteranga n Indeks 13) 15

B. A r us - J as a ........................... 16 - 18

c. Terminal - Jasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

Keteranga n Indeks 14) - 15) 18 - 19

III. Struktur Dasar Pengemban gan Wi1ayah 20

A. Kota dan Wi1ayah-P engaruhnya 20 - 24

Keteranga n Indeks 16) - 18) 24

B. Satuan- Wl1ayah Ekonomi 25 - 26

Keterang~n Tndeks 19) 2u

c. Imp1ikasi Pada Sistim-An qkutan dan 'l'ingkat


Pertumbuh an 2fl - 27

-bs-
- 0 -

P E N G A N T A R

Penulisan ini dibuat sebagai kelanjutan penulisan dalam


KPrtas Kerja Induk, yang berjudul "Klasi fikasi Satuan Wi layah".
Pembahasan akan dijuruskan pada hal ikhwal Satuan-Wilayah-Eko-
nomi.

Dalam Kertas Kerja Induk telah disebutkan, bahwa Satu~n

Wilayah-Ekonomi dapat diuraikan kedalam bagian-bagiannya, yaj-


tu Satuan-Wilayah-Produksi dan Satuan-Wilayah-Pemasaran.Namun,
ukuran Satuan-Wi layah-Ekonomi mengikuti ukuran pemasaran. S('-
hubungan dengan i tu, pembahasan akan lebih banyak berkisar pi1-

da proses pemasaran.

Penulisan ini akan mengulanqi uraian tentang Kehidupan


Masyarakat, Kegiatan-Usaha dan Lingkungan Kehidupan dengan
mcngetengahkan Struk tur Dasar Proses Pe rtumbuhan.

Jakarta, Desember 1974.-

-bs-
- 1 -

I. STRUKTUR DASAR PROSES PERTUMI3UIIAN

A. Sistim dan Tujuan

no. 1

"Pemenuhan kebutuhan" kehidupan masyarakat dicapai mela-


lui kegiatan-usaha masyarakat sendiri, baik dalam bidang ckonomi
rnaupun dalam bidang sosial. Sej alan dengan i tu, perbaikan kehi-
dupan rnasyarakat dicapai rnelalui perkembangan kegiatan-usaha.

no. 2

Kegiatan-usaha menjalankan berbagai rnacarn fungsi. Dian -


taranya yang paling sering diamati ialah dalarn fungsinya seba -
gai : a) penghasil jasa dan baranq, b) surnber pendapatan, clan
c) lapangan kerja.

Dalarn proses perkernbangan', produk-produk berupa jasa ,ba-


rang, pendapatan dan lapangan kerja jumlahnya meningkat, Seba-
gian produk-produk tersebut habis dikonsumsi pada setiap kali -
nya, dan sebagian lainnya terhimpun secara kurnulatif. Produk-
produk tersebut mempengaruhi ke langsungan dan perkernbangan kc-
giatan-usaha.

no. 3 ...
- 2 -

no. 3

Perkembanqan produk-produk keqiatan-usaha menqqambar-


kan proses pengembanqan dan terkelompokan kedalam empat kombi-
naai berikut ini.

Koftt)inaai 1 a

Perkembangan produk-produk yang terqolong modal, se-


perti sarana, baranq-baranq-modal dan pendapatan,
menqqambarkan proses Pengembangan Modal.

Kombinaai 2 a

Produk-produk keqiatan-usaha pada umumnya membawa o-


rientaai kehidupan bermasyarakat. Dalam kaitannya de-
nqan manuaia l) , perkembangan produk-produk terseb~t

menqqambarkan proses Pengembangan Masyarakat.

Kombinaai 3 :
Dalam kaitannya denqan sumber-sumber alam, perkembanq-
an produk-produk berupa praaarana dan dan jasa-jasa
menqqambarkan prose Pengembangan Sumber-Sumber Alarr2 ~

Kombinasi 4 :
Perkembangan produk-produk berupa praaarana dan jasa-
jasa pada umumnya mengqambarkan proses Pengembangan
Linqkungan Kehidupan 3 >.

~engaruhproduk-produk keqiatan-uaaha pada kelanqsung-


an dan perkembanqan keqiatan-usaha aendiri, teraalurkan melalui
keempat bentuk proses pengembangan tersebut.

no. 4

Kegiatan-uaaha sendiri merupakan proses, dan bersarna-

a arna.
- 3 -

sama dengan keempat proses 1ainnya itu membentuk kesatuan pro-


ses yang mendasari proses pertumbuhan da1am kehidupan bangsa
dan negara.

Kehidupan bangsa dan negara mengenal tujuan 4 ). Tujuan


dicapai me1alui proses pertumbuhan. Dalam pada itu, aasaran -
sasaran seauai dengan tujuan yang hendak dicapainya ----- ter-
masuk pemenuhan kebutuhan kehidupan masyarakat ------ identik
dengan produk-produk kegiatan-usaha. Dengan demikian, kegiatan-
usaha ma.rupakan "proses yang sentra1"S) dalam keaatuan proses
tersebut diatas , periksa Gambar 1.

Bahwa kegiatan-usaha diidentifikasi sebagai proses


yang sentra1 merupakan petunjuk bagi struktur dasar kesatuan
proses bersangkutan, yang disebut kemudian sebagai Struktur
Dasar Proses Pertumbuhan. 6 )

KETERANGAN INDEKS z

1) Kegiatan-uaaha bersumber pada manuaia, yang dihargai sebagai


tenaga kerja. Pertukaran produk-produk, timbu1nya organisasi
yang disebabkan karena semakin komp1eksnya kegiatan-usaha,
dan timbulnya hubungan antar manuaia pada umumnya menggam -
barkan kehidupan bermasyarakat.

2) Produk-produk yang dimaksudkan dapat pula menjurus pada


pengrusakan sumber-sumber a1am. Akan tetapi disini diambil
segi positifnya, sebab pembahasan berkisar pada perkembang-
an kegiatan-usaha masyarakat.

3) Faktor a1am sudah dengan sendi~inya termasuk didalamnya.


Prasarana tidak mungkin di1etakkan tanpa mempertimbangkan
ataupun tanpa ada hubungannya dengan faktor alam.

4) ...
- 4 -

4) Pengertian tujuan :
Tujuan mengarah pada tercapainya sasaran yang lebih besar
dar! pada sasaran yang "tepat berada dimukanya". Dalam kehi-
dupan bangsa dan negara dikenal sasaran-ideal. Sebagai con-
toh misalnya :
o dalam wadah Negara Kesatuan yang merdeka dan berdaulat,
o hidup Bangsa yang merdeka, berdaulat, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan, beradap dan cin-
ta damai,
o dengan Kehidupan Masyarakatnya yang adil dan makmur ber-
dasarkan Pancasila.

5) Pengertian sistim :

.
Setiap masalah pada dasarnya dapat diuraikan kedalam bagian-
bagiannya. Antar bagian berlaku perbedaan dalam tingkat ke-
pentingannya. Suatu bagian mempunyai tingkat kepentingan
tertinggi, apabila bagian tersebut mempunyai kaitan langsung
dengan tujuan yang dikenakan pada masalah bersangkutan. Mem-
punyai kaitan langsung dengan tujuan dapat diartikan : meng-
isi tujuan. Sedangkan bagian-bagian lainnya berkedudukan rne-
nunjang. Bagian-bagian ini mempunyai tingkat kepentingan yang
lebih rendah daripada yang disebutkan pertama. Perbedaan
tingkat kepentingan menggambarkan adanya "struktur".
Pengenalan masalah sampai pada strukturnya disebut sistim.
Pengenalan sistim dimungkinkan, apabila masalah bersangkutan
dikaitkan dengan tujuan yang jelas.

Catatan : Masalah dapat berupa proses dan dapat pula bukan


proses.

6) Makna struktur-dasar
Kegiatan-usaha merupakan proses dengan tingkat kepentingan
tertinggi dalam kesatuan proses yang mendasari proses per-

tumbuhan .....
- 5 -

tumbuhan, menurut pengertian sistim tersebut pada 5).


Proses-proses lainnya, seperti Pengembangan Modal, Pengem-
bangan Maayarakat, Pengembangan Sumber-Sumber Alam dan Pe-
ngembangan Lingkungan Kehidupan, merupakan proses penunjang.
Penunjang, dimaksudkan dalam rangka pengisian tujuan.
Dalam hubungan itu, pembahasan proses-proses penunjang ha-
nya mungkin jika pembahasan bertolak pada hal ikhwal proses
kegiatan-usaha. Oengan catatan, bahwa pembahasan proses pe-
nunjang hendak dikaitkan dengan tujuan ' dalam hal ini tu-
juan ~alam kehtdupan bangsa dan negara.

*****

7)
B. Lingkungan Kehidupan dan Pengembangan Wilayah

KETERANGAN INDEKS :

7) Sama isinya dengan uraian dalam Kertas Kerja Induk


KLASIFIKASI SATUAN WILAYAH, no. 11, no. 12, no. 13.

*****

c. Lingkungan .
- 6 -

c. Lingkungan Kehidupan dan Pengembangan Masyarakat

no. 5

Untuk menelaah pengaruh proses Pengembangan Masyarakat


pada Pengembangan Lingkungan Kehidupan, diperlukan penelaahan
hubungan segitiga Pengembangan Masyarakat Kegiatan Usaha
Pengembangan Lingkungan Kehidupan, sesuai dengan kedudukan
proses Kegiatan Usaha sebagai proses sentral, periksa Gambar 2.

Dalarn pada itu faktor-faktor yang menonjol dalam Pe-


ngembangan Masyarakat ialah kekuatan-kekuatan yang bekerja, se-
perti kekuatan-kekuatan ekonomi, - sosial dan- politik, yang
mempengaruhi tingkah laku manusia-manusianya. Kekuatan-kekuatan
tersebut mendorong berlangsungnya dan menentukan corak kegiatan-
usaha masyarakat.

no. 6

Masing-masing kekuatan tersebut merupakan bagian yang


tak terpisahkan dalam suatu sistim-kekuatan, yang mendasari
proses Pengembangan Masyarakat, periksa Gambar 3. Artinya, jika
kegiatan-usaha ataupun pengembangan lingkungan kehidupan ditern-
puh berdasarkan konsiderasi ekonomi maka langkah tersebut akan
menggugah nilai-nilai sosial dan politik. Demikian pula, jika
penetapan didasarkan pada konsiderasi politik akan tergugah ni-
lai-nilai ekonomi dan sosial. Begitu pula akan berlaku bagi
konsiderasi sosial terhadap nilai-nilai politik dan ekonomi.

no. 7 .......... .
- 7 -

no. 7

Untuk mengikuti pengembangan kegiatan-usaha dan ling-


kungan kehidupan selengkapnya, pengamatan perlu dilakukan menu-
rut konsiderasi masing-masing kekuatan. Bertolak pada masing -
masing sudut pengamatan dipelajari kemudian implikasinya kearah
nilai-nilai kekuatan selebihnya, periksa matrix berikut ini.

Implikasi

e 8 p

..
e - X X
.
~
4-J

! s X - X

.,"'
d
Pot
p X X -

e ekonomi ; s sosial 1 p politik.

Penyatuan hasil-hasil pengamatan menurut ketiga sudut


kekuatan, dengan mempertimbangkan segala implikasinya, akan
memberikan perumusan mengenai Struktur Pengembangan Wilayah
yang lengkap.

no. 8

Pendekatan tersebut diatas dirasakan masih terlampau

ideal
- 8 -

ideal untuk dilakaanakan. Sehubungan dengan itu, kiranya untuk


aementara itu perlu ditempuh pendekatan yang lebih sederhana,
yakni :
Penqamatan dilakukan diaatu pihak berdasarkan kon-
aiderui ekonomi, dan dilain pihak berdasarkan kon-
aiderasi aosial-politik, perikaa Gambar 3. a. Sebagai
haail diperoleh dua Struktur Pengembangan Wilayah ".

no. 9

Ciri kekuatan ekonomi dalam proses pertumbuhan ialah


effiaienai. Sedanqkan pada kekuatan ~osial-politik yang nampak
manonjol ialah faktor dinamika masyarakat.

Paktor dinamika masyarakat mempunyai hubungan erat


dengan partisipaai masyarakat dalam proses pertumbuhan. Oleh
karena itu, untuk menghimpun proses pertumbuhan yang dikehen -
daki diperlukan penyelenggaraan admdnistraai maayarakat yang
memadai.

Apabila Struktur Pengembangan Wilayah menurut konsi -


deraai ekonomi menunjukkan adanya satuan-satuan wilayah ekono-
!! maka Struktur Pengembangan Wilayah menurut konsiderasi so
aial-politik menunjukkan adanya satuan-satuan wilayah adminis-
tratif&).

KETERANGAN INDEKS :

8) Periksa uraian dalam Kertas Kerja Induk : KLASIPIKASI SATU-


.AN WILAYAH,. no. 25, no. 26, no. 27.

*****
o. Linqkunqan .......... ..
- 9 -

o. Lingkunga n Kehidupan l Penqemban qan Masyaraka t dan


Pengemban gan Sumber-Su mber A1am :

no. 10

Ana1oq denqan no. 51 diperlUka n pene1aaha n hubungan


segi empat : Pengemban gan Masyaraka t Penqemban qan Sumber-
Sumber Alam Keqiatan Usaha Pengemban qan Linqkunqa n
Kehidupan .

Dalam hal ini Masyaraka t merupakan sumber tenaga ker-


.1! diaatu pihak 1 dan merupakan konsumen (pasaran tinqkat akhir)
di1ain pihak. Sedanqkan sumber-su mber alam memberika n kekayaan
alam untuk dimanfaat kan baqi pemenuhan kebutuhan manusia.

Dalam hubungan ini pula, tenaqa kerja merupakan unsur


pendoronq keqiatan- usaha. Keqiatan- usaha ini bermu1a pada sum-
ber-sumbe r alam dan berakhir pada konsumen. Keqiatan- uaaha se-
demikian itu terqo1onq keqiatan- usaha bidang ekonomi 9 >.

no. 11

Keqiatan- usaha bidang ekonomi menonjolk an dua aspek,


yai tu produksi dan pemasaran . Pembinaan lingkunqa n kehidupan
menurut konsidera si ekonoini ditujukan untuk pengemban gan pro -
duksi dan pemasaran 10 )

Produksi
- 10 -

Produksi primer lokasinya sudah pasti, yaitu ditempat


dir.:et:cmukannya sumber alam. Proses pemasaran melibatkan prasana
dan jasa-jasa, seperti jasa-angkutan dan jasa-perdagangan, yang
terletak dcm bergerak diantara sumber-alam dan konsumen. Proses
produksi sekonder dianggap melengkapi proses pemasaran 11 ) , se-
hingga lokasinya fleksibel dan terletak diantara sumber alam
da.1"l konsumen.

no. 12

Prasarana dan jasa-jasa merupakan unsur pembentuk


lingkungan kehidupan. Dalam hal jasa-jasa dibidang ekonomi se-

bagian mempunyai lokasi yang fleksibel, bahkan bergerak, maka
penge~hangan lingkungan menurut konsiderasi ekonomi memerlukan

kemampuan untuk mengenal dengan baik kelakuan jasa-jasa terse -


but.

KETE RANGAN INDEKS :

9) Periksa uraian da1am Kertas Kerja Induk : KLASIFIKASI SATU-


AN WILAYAH, no. 15

10) Idem, no. 16


11) Idem, no. 18 beserta Keterangan Indeksnya.

*****

E. Linqk ung an ................


- 11 -

E. Linsk~gan Kehidupan, Pengembangan Masyarall.at, Penqembanqan


Sumber-Sumber Alam dan Pengembangan Modal :

no. 13

Analog dengan no. 5 dan no. 10, diperlukan penelaahan


hubungan segi lima : Pengembangan Masyarakat --- Pengembangan
Sumber-Surr~er Alam --- Pengembangan Modal Kegiatan
Usaha Pengembangan Lingkungan Kehidupan. Hubungan segi
lima ini telah mencakup seluruh bagian sistim, yang mendasari
proses pertumbuhan.

no. 14

Kegiatan-usaha membutuhkan cukup tersedianya unsur-


unsur berupa : prasarana, sarana, barang-barang-modal, modal
kerja, bekal pengetahuan/ketrampilan dan bekal kesehatan jas-
maniah/rokhaniah. Perkembangannya membutuhkan tersedianya un-
sur-unsur tersebut, yang aelalu meningkat.

Unt~~itu diperlukan kemampuan dan kesanggupan untuk


melakukan penanmnan modal kedAlam unsur-unsur teraebut, dengan
eelalu msninqkat pula. Modal yang dimaksudkan itu bersumber
pada kegiatan us aha masyarakat sendiri, berupa surplus-modal.

no. 15
- 12 -

no. 15

Bertolak pada kegiatan-usaha, sebagai proses sentral


dalam atruktur dasar proses perturnbuhan, dapat diresumekan be-
berapa ciri hubungan_timbal balik dengan proses-proses selebih
nya aebaqai berikut :
1) Dalam proses Pengembangan Masyarakat bekerja ke-
kuatan-kekuatan ekonomi, sosial dan politik, yang
mendoronq ber1angsungnya dan menentukan corak ke-
giatan-usaha m~yarakat.
2) Disatu pihak masyarakat merupakan sumber tenaga
kerja, yang merupakan unsur pendorong kegiatan-us~
ha, dan dilain pihak merupakan konsumen produk
produk kegiatan-usaha.
3) Kegiatan-usaha bidang ekonomi bermula pada sumber-
sumber alam dan berakhir pada jasa-jasa 12 ) serta
unsur-unsur yang tergolong modal. Perkembangan ke-
giatan-usaha membutuhkan prasarana dan jasa serta
unsur-unsur tersebut, dengan selalu meningkat pula.
Peningkatan prasarana dan jasa~jasa menggambarkan
pengembangan lingkungan, sedangkan peningkatan un-
sur-unsur yang tergolong modal membutuhkan terhim-
punnya surplus-modal yang selalu meningkat pula,
periksa no. 14.

KETERANGAN INDEKS :

12) Perikaa uraian dalam Kertas Kerja Induk : KLASIFIKASI SA -


'l'OAN WILAYAH, Keterangan Indeks 9).

*****
F. Pembatasan
- 13 -

F. Pembatasan Ruang Lingkup Pembahasan :

no. 16

Proses PengembanganModal sudah jelas penting artinya


baqi proses pertumbuhan. Akan tetapi pada mekanisme pembentuk-
an dan penqembangan satuan-wilayah ekonomi tidak begitu nampak
peranannya.

Oleh karena itu, dalam membahas hal ikhwal satuan -


wilayah ekonomi penelaahan dijuruskan pada hubungan segi empat:
Pengembangan Masyarakat Pengemb~gan Sumber-Sumber Alam

Kegiatan Usaha Pengembangan Lingkungan Kehidupan.--


Dalam rangka ini, penelaahan dimulai pada tahap penqenalan ke-
lakuan jasa-jasa yang terletak ataupun bergerak diantara sum-
ber-sumber alam dan konsumen, periksa no. 12.

*****
- 14 -

II. SISTIM - DISTRIBUSI

A. "Jasa-Jasa":

no. 17

Pada setiap kegiatan-usaha, tenaga kerja memberikan


produk langsung berupa "jasa". "Jasa"dapat 1angsung dikonsumsi
dan dapat pula disalurkan untuk menghasilkan barang.

Dalam pada itu, barang-barang berupa sarana ataupun


barang-modal bersifat melengkapi tenaga kerja dalam mengha -
silkan jasa lJ)

Catatan :
a) Jasa" sengaja ditulis dalam tanda petik, karena
11

mempunyai arti yang berbeda dengan isti1ah jasa


pada umumnya, periksa b).
b) "Jasa" yang langsung dikonsUmsi dapat dituliskan
dengan tanpa tanda petik, dan biasanya diterjemah
kan dalam bahasa sebagai services.

no. 18 .
- 15 -

no. 18

"Jasa" yang terlibat langsung dalam produksi barang


dan pemasarannya, dike1ompokkan keda1am "jasa"-primer, "jasa-
sekonder dan "jasa"-tertier.

"Jasa"-primer dikenakan pada sumber-a1am. Produk yalg


dihasilkannya disebut produk-primer. "Jasa"-sekonder dan - tt~r
tier berfungsi mengatasi jarak antara produk-primer dengan k :n
sumen, periksa Gambar 4.

"Jasa" sekonder mengatasi jarak da1am arti ke:a-l.:.n;;:_~~:l


dan kwa1itas barang. "Jasa" tertier mengatasi jarak da1am ar~i
geographis dan pemilikan.

no. 19

"Jasa" primer mempunyai 1okasi yang pasti, yai tu di-


tempat diketemukannya sumber-a1am. "Jasa" sekonder dan - te~
tier mempunyai 1okasi yang f1eksibel, yaitu berada diantara
surnber-alam dan konsumen.

KETERANGAN INDEKS :

13) Bahwa barang-barang berupa sarana ataupun barang-moda1 di-


anggap bersifat melengkapi tenaga-kerja dalam rnenghasilkan
"jasa", merupakan pernyataan yang mempunyai arti phi1oso -
phis tinggi. Disini tenaga-kerja diberikan kedudukan pri -
mer. Dengan demikian dapat dihindari terjadinya pengang(J'~!:
an.

*****
B. Arus ............ .
- 16 -

B. Arus - "Jasa" :

no. 20

Kejadian pada barang, yang bermula pada keadaannya se-


bagai produk-primer sampai saatnya mencapai konsumen, menggam -
barkan adanya arus-barang.

Kejadian tersebut dimungkinkan karena adanya "jasa-ja-


sa". Arus-barang terjadi sesuai dengan berlangsungnya arus-"ja-
sa". Sebaliknya, arus-barang akan terputus dengan terputusnya
arus-"jasa". "Jasa" yang dimaksudkan disini ialah "jasa"-terti-
er. "Jasa"-sekonder sifatnya hanya melengkapi.

no. 21

Peranan "jasa"-tertier"dalam rangka itu ialah : perta-


ma, memindahkan lokasi barang, dan kedua, memindahkan pemilikan
barang. Yang pertama berupa jasa-angkutan barang, sedangkan
yang kedua dikenal sebagai jasa-perdagangan.

Ditinjau dari segi fungsinya dalam proses arus - jasa


tersebut, jasa-perdagangan dapat diuraikan kedalam : jasa-pe -
nyimpanan barang dan jasa-pengalih-fungsi barang.

Catatan : ...... ...


- 17 -

Catatan :

1) Fungsi barang dibedakan menurut


a. barang diperdagangk an,
b. barang dikonsumsi.
2) Fungsi barang, sebagai barang di-
perdagangkan , dapat dibedakan la-
gi menurut :
a. pedagang kecil,
b. pedagang besar,
c. pengecer.

no. 22

Jasa-penyimp anan, jasa-penga1i h dan jasa-angkuta n ba-


rang merupakan bagian-bagia n jasa-distrib usi. Proses yang men~
hasi1kannya dinamakan proses-penyim panan, proses-penga lih -
fungsi dan proses angkutan barang, dan merupakan bagian-bagia n
proses-distr ibusi. Sistim yang mendasarinya disebut sistim-
distribusi.

Proses-distr ibusi mempunyai bagian-bagia n yang berke-


1akuan seri dan ber1angaung secara beru1ang, periksa Gambar 5.
Setiap ka1inya terjadinya pengalihan fungsi barang, akan berar
ti suatu permulaan ulangan (putaran) proses, kecuali dalam hal
pengalihan fungsi barang pada konsumen.

Contoh :
Bertolak dari sudut primer dapat diikuti rangkaian
proses-prose s sebagai berikut :
o penyimpanan produk primer pada penghasil
*
o pengalihan fungsi barang, sebagai barang diper-
dagangkan pada pedagang kecil
o angkutan
o penyimpanan pada pedagang kecil
*
0
- 18 -

o pengalihan fungsi barang, sebagai barang diper-


dagangkan untuk pedagang besar
*
o .. idem untuk pengecer
*
o pengalihan fungsi barang, sebagai barang dikon-
sumsi pada konsumen.

c. Terminal - Jasa

no. 23

Selama berlangsungnya proses-distribusi dialami terja-


dinya nilai tambah pada barang, dan, yang lebih dekat hubungan-
nya dengan pembentukan dan pengembangan lingkungan kehidupan i-
alah terjadinya terminal-jasa.

Terminal-jasa berwujud pemutusan arus-jasa baqi kese -


luruhan sistim-distribusi. Pernutusan arus sedernikian itu dise-
babkan oleh pemutusan arus jasa-angkutan 14 > atau oleh pernutusan
arus jasa-perdaqangan 15 > atau oleh kedua-duanya.

KETERANGAN INDEKS :

14) Pernutusan arus jasa-angkutan dapat disebabkan karena pera -


lihan jenis angkutan, seperti misalnya, dari darat ke laut
dan sebaliknya, dari jalan raya ke kereta api dan sebaliknya,

dan .......
- 19 -

dan dapat pula disebabkan karena perbedaan teknologi ang -


kutan, seperti dari gerobak ke truk dan sebaliknya.

15) Pemutusan arus jasa-perdaganqan disebabkan karena &danya


perpindahan dari pedagang kecil ke pedagang beaar ke peng-
ecer. Perpindahan tersebut lebih mudah dijumpai pada, ba-
ranq-barang basil produksi pertanian yang tergolong kacan.9.
kacangan. Produsen maupun konsumen letaknya teraebar.

*****
- 20 -

III. STRUKTUR DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH

A. Kota dan Wilayah-Peng aruhnya :

no. 24

Terminal-jas a distribusi merupakan t~uan bagi tumbuh


dan berkembangny a kota, menurut prinsip-prin sip ekonond. Sesuai
dengan itu, kota memiliki kemampuan pelayan~ 8istribusi atas
wilayah sekitarnya. Kekuatan tumbuhnya terl~ak sebagian terbe-
sar pada kemampuan pelayanannya itu.

Wilayah yang berada dalamjangkau an pelayanan distribu-


si suatu kota disebut wilayah-peng aruh kota bersangkutan . Ba -
gaimanakah bentuk pelayanannya itu ?

no. 25

Terminal-jas a distribusi mempunyai nilai terminal bagi


jasa-perdaga ngan, yang terkandung padanya. Oleh sebab itu, har-
ga barang yang berlaku di kota merupakan ukuran harga-pasar ba-
gi produk-produ k kegiatan-usa ha yang berada di wilayah sekitar-
nya.

Setiap ............ .. .
- 21 -

Setiap kegiatan-usaha berusaha pada dasarnya untuk rnen-


capai harga-pasar yang ber1aku dikota 16 ). Dua komponen penting
yang mempengaruhinya ia1ah : biaya-angkutan dan harga - produksi
minimum yang dapat dicapainya.

Seba1iknya, luasnya wilayah-pengaruh ditentukan selain


o1eh biaya-angkutan dan harga-produksi minimum, juga oleh harga-
pasar yang berlaku dikota.

Oengan berpegang pada harga-pasar yang berlaku di kota,


makin rendah biaya-angkutan dan harga-produksi minimum yang da-
pat dicapainya, akan makin luas wi1ayah-pengaruhny a, periksa
Gambar 6. Begitu pula, dengan biaya-angkutan dan harga-produksi
minimum yang tetap, akan makin luas wilayah-pengaruh yang dapat
dicapainya dengan makin tingginya harga-pasar yang berlaku di
kota 17 >.

Catatan
Wilayah yang berada diluar wilayah-pengaruh sesuatu
kota, akan berarti berada diluar jangkauan pelayanan
arus jasa man~pun, yang dapat membantu membawakan
hasil-hasil produksinya sampai ke konsumen yang lu-
as. Wilayah sedemikian itu dapat dinyatakan sebagai
wilayah terisolasi dari proses pertumbuhan.

no. 26

Menurunnya biaya-angkutan dapat disebabkan karena per-


baikan ataupun peningkatan kapasitas prasarana, dan dapat pula
disebabkan karena peningkatan kapasitas/effisien si sarana ang -
kutannya. Kapasitas/effisien si sarana-angkutan terdorong pada
umumnya untuk meningkat, dengan meningkatnya intensitas arus
barang.

Dalam / ......
- 22 -

Dalam pada itu, peningkatan kapasitas/effisiensi sara-


na-angkutan menuntut persyaratan pula. Yaitu diantaranya persya-
ratan berupa pengumpulan barang. Pengumpulan barang menyatakan
tidak lain terjadinya terminal jasa-distribusi baru, periksa
Gambar 6 : B dalam hubungannya dengan t4.

no. 27

Terminal-jasa yang baru itu sifatnya melengkapi termi-


nal-jasa yang ada sebelumnya, yang tez;-jadi dalam rangka pening-
katan kapasitas/effisiensi sarana-angkutan. Terminal ini dapat
dinyatakan berada dalam sub-ordinasi yang telah ada sebelumnya.
Yang disebut terakhir inipun dapat pula berada dalam sub-ordin~
si suatu terminal yang lebih dahulu lagi ada sebelumnya dan le-
bih besar, dan begitu seterusnya.

Dari uraian tersebut ~iperoleh petunjuk, bahwa antar


terminal-jasa, dengan demikian juga antar kota, terdapat suatu
hubungan dengan aturan hirarki. Aturan hira~i dalam menjalan -
kan fungsinya sebagai terminal-jasa distribusi.

no. 28

Arah aturan hirar~i ditentukan terutama oleh orientasi


pemasaran geographis yang berlaku, periksa Gambar 7. Artinya,
searah dengan orientasi-terminal-jasa ataupun kota-kota yang
semakin besar.

Untuk kepulauan Indonesia, orientasi pemasaran nampak


mengarah terutama ke perairan-dalam, periksa Gambar 8. Di pulau
Sumatra kota-kota besar dijumpai dipantai bagian Timur, di pu -
lau Jawa dijumpai dipantai Utara, di Kalimantan dijumpai di

pantai ......
- 23 -

pantai bagian Selatan, di Sulawesi bagian Selatan condong bero-


rientasi ke Selatan/Bara t, di pulau Bali dengan Singarajanya , di
pulau Sumbawa dengan Sumbawa-Besa r dan Bima, di pulau Flores de-
ngan Reo dan Maumere, di kepulauan Maluku dengan Ambonnya.

Kalau tokh di pulau Sumatra dijumpai juga banyak kota-


kota dipantai Barat, kiranya dapat dinilai sebagai substitusi a-
tas ketidak mampuan kota-kota dibagian Timur untuk mengembangkan
janqkauan pelayanannya jauh ~lintasi Bukitbarisan . Selain dari
itu, tentu terdapat alasan-alasa n lain untuk terjadi penyimpang-
an, seperti misalnya alasan pusat pemerintahan dan sebagainya.
Demikian pula dapat diambil sebagai contoh ialah perobahan fung-
si pengembanqan wilayah pulau Bali : semula mengikuti prinsip-
prinsip ekonomi, kemudian mengikuti pengembangan kepariwisata an.
Hal ini tercermin pada peranan Singaraja terhadap Denpasar.

no. 29

Gambaran tentang pelayanan jasa-distrib usi yang telah


dikemukakan sebelumnya hanya berlaku untuk satu-jenis barang.
Padahal sarana-angku tan dipergunakan untuk multi-jenis .barang.

Untuk menggambarka n jangkauan pelayanan jasa-distrib usi


sesuatu terminal-jas a untuk multi-jenis barang, tetap digunakan
prinsip yang sama. Berpegang pada terminal-jas a yang sama, wi-
layah-pengaru h yang berlaku untuk berbagai jenis barang ditum -
puk menj adi satu, pe-riksa Gambar 09.

Catatan :
Untuk memudahkan penyajiannya secara visuil, harga-
pasar untuk masing-masin g jenis barang dinyatakan
dalam unit dan sama besarnya, yaitu 100 unit. Menu-
rut angka perbandingan yang berbeda untuk masing-2
digambarkan kemudian garis lengkung biaya-angkut an
dan tingkat harga-produk si minimumnya.

Dengan ....
- 24 -

Dengan car a i tu dipero1eh gambaran, bahwa sampai bat as


wi1ayah tertentu se1uruh jenis barang dapat mempero1eh pe1a-
yanan jaaa-diatribusi, atau dengan lain perkataan, dapat mem-
pero1eh pemasaran. Makin jauh dari termina1-jasa, jumlah jenis
barang yang meapero1eh pemasaran makin mengurang, dan pada su-
atu bataa tiada satupun jenis barang dapat mempero1eh pemaaaran.

Makin dekat dengan termina1-jasa akan makin besar jum-


1ah jenis barang yang prinsipnya mempero1eh pemasaran. Artinya,
makin besar keaempatan untuk melakukan kegiatan-usaha, yang
berarti pula makin besar derajat kemungkinan pengembangannya.
Dengan derajat kemungkinan yang makin besar itu, da1am kenya-
taannya juga menunjukkan "tingkat-pertumbuh an" yang semakin
tinggi 18 >.

KETERANGAN INDEKS :

16) Usaha untuk mencapai harga-pasar yang ber1aku dikota, di-


maksudkan untuk menjangkau pasaran yang luaa. Untuk pasar-
an loka1 sudah tentu tidak per1u.
17) Harga-pasar yang ber1aku disuatu kota mempunyai hubungan
dengan harga-paaar yang berlaku dikota lainnya, yaitu ter-
utama kota yang mempunyai kedudukan lebih tinggi da1am hal
fungsinya sebagai terminal j asa-diatribuai. Dengan menu-
runny a biaya-angkutan harga-pasar dikota yang disebutkan
pertama akan meningkat, dan 1ebih menguntungkan bagi wila-
yah-pengaruhnya.
18) Periksa uraian dalam Kertas Kerja Induk KLASIFIKASI SA-
TUAN WILAYAH : Keterangan Indeks 20)

*****
B. Satua.n, .........
- 25 -

B. Satuan-Wilayah Ekonoud

no. 30

Setiap kota mempunyai jangkauan kemampuan pelayanan


yang tertentu jauhnya. Artinya, setiap kota mempunyai wilayah-
pengaruh yanq tertentu luasnya.

Jika suatu kota tidak berada dalam sub-ordinasi kota


lainnya, kota tersebut dinyatakan mempunyai kedudukan orde-ke-
~ Kota-kota lain yang berada dalam wilayah pengaruhnya,

atau yang dinyatakan berada dalam sub-ordinasinya, mempunyai


orde yang lebih rendah, misalnya orde-kedua, - ketiga dan se-
terusnya.

Wilayah yang berada dalam jangkauan pelayanan suatu


kota orde-kesatu, atau dengan kata lain, yang tercakup dalam
wilayah-pengaruh kota orde-kesatu dianggap sebagai suatu "sa -
tuan-wilayah 19 ) yang berdiri sendiri dan dinamakan satuan-wi-
layah ekonomi..

no. 31

Kota yang mempunyai kedudukan orde-kesatu, menguasai


fasilitas dalam hubungannya denqan jasa-distribusi yang paling
lengkap.

~nqan ......... .
- 26 -

Dengan konstelasi kepulauan seperti yang berlaku di


Indonesia, kota orde-kesatu paling sedikit harus memiliki fasi-
l.i tas pe labuhan

KETERANGAN INDEKS :

19) Periksa uraian Kertas Kerja Induk : KLASIFIKASI SATUAN WI-


LAYAH, Keterangan Indeks 4)

*****

C. Implikasinya pada Sistim-Angku tan


dan Tingkat-Pertu mbuhan :

C.l. Untuk satu satuan-wilay ah ekonomi :

no. 32

Dalam satu satuan-wilay ah ekonomi terdapat hanya satu


kota dengan orde-kesatu. Akan tetapi, dapat memiliki lebih da-
ri satu kota dengan orde yang lebih rendah, seperti orde-kedua,
ketiga dan seterusnya.

Orde hanya menyatakan "funqsi" dalam pelayanan jasa-


distribusi. Dengan orde yang sama belum tentu menunjukkan ke-
manpuan pelayanan yang sama. Namun, dengan orde yang sama di-
miliki kesempatan yang setingkat untuk mendapatkan pelayanan
dari orde yang lebih tinggi.

no. 33
- 27 -

no. 33

Dilihat dari segi angkutan, jalur yang menghubungkan


kota-kota dengan orde yan~ lebih tinggi akan rnenunjukkan inten-
sitas arus barang yang lebih tinggi pula harus dilihat da-
lam sistim atau sub-sistim yang sama. Begitu pula halnya dalam
segi effisiensi angkutan.

Diiihat dari segi pertumbuhan, wilayah-wilayah yang


langsung berada dalam pengaruhnya kota-kota dengan orde yang
lebih tinggi, akan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih
tinqgi pula.

Kurang lebih dapat dikatakan, bahwa aturan hirarki da-


lam orde kota-kota, aturan hirarki dalam intensitas arus barang
dan aturan hirarki dalarn tingkat pertumbuhan, satu dengan lain-
nya identik.

C.2. Untuk multi satuan-wilayah ekonomi

no. 34

Dalam hal ini struktur pengembanqan wilayah meliputi


lebih dari satu satuan-wilayah ekonomi. Disitu terdapat lebih
dari satu kota dengan orde-kesatu.

Jalur angkutan yang menghubungkan kota-kota orde-kesa-


tu merupakan jalur-angkutan utama. Akan ideal, apabila jalur
angkutan utama itu menghubungkan kota-kota orde-kesatu yang me
nunjukkan kemampuan pelayanan jasa-distribusi mendekati seim -
bang, periksa Gambar 10. Ini berarti, bahwa tinqkat pertumbuh-
an antar satuan-satuan-wilayah ekonomdnya juga mendekati seim-
bang.

*****
-bs-
Gaabar 1 r 8truktur Daear Pro .Pertuabuhan

I Pro ICeslataD- tJeaha


L Pro Pensban&aD Llnakunsan ICebldupan
M Pro Penaeaban&aD Mae1arakat
Md Pro PenabnsaD Modal
A Pro PeDseabanaan suaber-suaber Alaa
p Produk
SasaraD
8 ldentlk

GAMBAR : 2 GAMBAR 3

- - EFFISIENSI )
~----------------~
\
\
\
\
\
\
\
\
\
/,
~-- .... ..... ,
I \
--------------------~ Pt 1
I I
\
~ ..... _... /
I

I
/
/
/
FAKTOR DINAMIKA ~
1
'\' /
' - - - _____ --~ASYARAKAT_ _ _ _ _ /

GAMBAR : 3.a

L PROSES PENGI!MIANQA N LINGKUNQAN KEHIDUPAN


k PROSES KEGIATAN - USAHA
M PROSES PENIEMBANGAN MASYARAKAT
K1 KEKUATAN EKONOMI. K 1 a KEKUATAN SOSIAL Kp KEKUATAN POLITIK
Pt PROSES PERTUMBUHAN
"jaaa"
"jaaa" priller aellonder & tertler
11 12 + 3
lollaal paati
(---- lollaa1 ----)

1 tlella1Ml

Gaabar 4 1 "Jaaa-J'aaa"

A Suber Al-
II Kouuea
p Produk Priaer
d Jarall
Produk -~) loaauea
Priael'

Gubar' I

PD
AD
Pro PeQJ1apaDaa
Pro An&kutaa
f Proaaa PeDialihaa fUDI81 Baran&
a Jualab UlaDaa Pro
har&a-paear
---------r-
biar-aaskut~

/?'i ---to

I
I
I
I
t
I
.. --------
I I I
------++-+--- ---~~(}-
1 I I I
I I I I I
I I 1 I I
har&a-produ.k81 1 I 1 I
I 1 I
I
I
ainiaua l I 1 I
I 1 I
I
I 1 1

------ _1_____ ~---- -------------- -------


I 1 I I 1 I
I
I
I
I
I
I
I
I
I I
----Ll--___j__________ L -----t- +-------- --
1 1A i1i2 iJ in I I
t I :
t I I
I
I
I I
I
I
l I
I
t I
t I
I
I I
I
I -----r--------------....
I

t 0 , t 1 , t 2 , t 3, t 4 Garie len&kUDI bia7a anskutan


a WilaJah-Pensaruh Terainal-Jaaa A
menurut gari len&kUDI biaya-ans-
kutan t 0
b Wilayah-Peusaruh Terainal-Jaaa B
yan& terjad1 aetelah berlakuQJa
garia lengkua biaya-angkutan t 4
//~
// .........
// "-,
/ 0 0 ........
(/ 0 '---.
1 o',
I o o o ',
I o '

!I o
0 0
o I
II
i 0 0 /

L 0 0 /

--- o o I
I
---
-~- - - ----_)III 0

/~
// ...........
// ................ ........
.........
........
__ ___.o . . . . . . ..........

_.-.....- _____ ....----:)


I
...........

................ ---.__:::;
or1entae1
peaaearan
. I ceocraphis

I
I
I
~I
- -- --- - I
/
bl
---- -_//

Ga11bar 1 : aaar Pe ayah


-------~~S~t~r~uk~tu~r~~'a ng___b=a=n~g:an~~~~1:~~
- _____
,"./'~.
"' .31
_r'
I I
~~
,'
I .
.-"
,.--....>
,.,.., .,
:__ .,. , r'.
~
__ .,., I
,,,_._./ ...... _. _,. _s

0~
/
IOl

l'f.tl
I
.c;::J I ll u 8
------t..CV?~ ~ c::;~--::=
Sl

~ .... lct.l / ] _ , .....


{l I
~ ., ~e,_/ "'
Gambar 8 : Cr1entas1 Pe~nsaran Geographis Ke~ulauan I~donesia

!:e teransan :
:..;:.:;l~a = EeeQ.rnya E--.:::;~<:ar/:.:uat dl:1. ri't;:3.:t ton.
____________ barsa-pasar (dla. 100 unit)
jenie-bar&DI I A B C D E F G H I deb.

-----+--
-~--L
I --

Gaabar 9 z Wilayah-Pensaruh untuk multi-jenis barans

T Terainal-Jaea
1,2,},4,5,6,?,8,9, = jua1ah jenie barans yans mepero-
leh pelayanan jaea-diatribuai
--~ harsa-produka1 1n1ua
SATUAN- WILAYAH- EKONOMI
BAQIAN KE-D

oleh:
POBRNOMOSIDI HADJISAROSA
SURYATIN
RISMAN MARIS
DAFTAR JSJ

BAGIAN KE - II Halaman

IV. Permasalahan dan Langkah-Langkah 1

A. M a k r o 1

A.l. Struktur Pengembangan Wilayah Yang


&:!rlaku 1 - 4

A.2. Perbaikan Struktur Pengembangan


Wllayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 - 6

A. 3. Memperhatikan Kesatuan Ekonomi Nasional 7

B. M i k r o 8 - 13

*********
- 1 -

IV. PERMASALAHAN DAN LANGKAH-LANGKAit

A. M a k r o

A.l. Struktur Pengembangan Wilayah yang berlaku

no. 1

Tingkat pelayanan jasa-distr.ibusi secara rata-rata masih


lemah. Wilayah-nasional yang perlu dilayani sangat luas. SP.!Jay~
i akibatnya, dijumpai satuan-satuan wilayah ekonomi dalam jum -
lah yang cukup besar 1 diperkir.akan melebihi 70 buah.

Catatan
Identifikasi satuan-wilayah ekonomi hingga kini belum
dilakukaJ;I berdasarkan hasil penelitian tentang kela -
kuan dan jangkauan pelayanan jasa-d:i.stribusi masing -
masing kota, sebagaimana mestinya.
Identifikasi baru berupa perkiraan berdasarkan angka-
angka bongkar/muat pelabuhan beserta lokasi masing -
rnasing, dengan didukung penggunaan semen tara data-da-
ta hasil survey o & 0 dan perhitungan rutin lalu lin-
tas.
Sebagai contoh dikemukakan satuan-satuan wilayah f~ko
nomi yang diperkirakan terdapat dibagian Utara pulau
Sumatra, periksa Gambar 11.

Apabila ....... .
- 2 -

Apabila diperhatikan angka-angka bongkar/muat kota-kota


pelabuhan Tapaktuan, Meulaboh, Bandaaceh, Loksumawe dan
Langsa beserta jarak antara masing-masing patut diduga
bahwa masing-masing kurang lebih berdiri sendiri-sendl-
ri, atau dengan lain perkataan, yang satu tidak berada
dalam sub-ordinasi yang lainnya. Akan tetapi, kiranya
lain halnya untuk Langsa terhadap Medan. Rupanya Langsa
sudah berada dalam sub-ordinasi Medan.
Dalam hal ini kota-kota yang berkedudukan orde-kesatu
ialah : Tapaktuan, Meulaboh, Bandaaceh, Loksumawe dan
Medan, sedangkan Langsa berkedudukan orde-kedua.

no. 2

Pelayanan jasa-distribusi tersebar tidak me rata, seh.ing_


ga satuan-satuan wilayah ekonomi yang ada tidak sama besar/ku-
at. Sesuai dengan i tu, tingkat pertumbuhan yang berlak u j uqa
tidak seimbang.

Satuan-wilayah ekonomi yang tergolong besar/kuat, meni!!_


mati tingkat pertumbuhan yang tinggi. Untuk ukuran nasional,
satuan-wilayah ekonomi tersebut berperan menentukan stand~rd
effisiensi dalam pelayanan jasa-distribusi. Selain itu, tergo-
long mampu mengikuti dan menikmati standard effisiensi pelaya~
an jasa-jasa internasional yang cukup tinggi.

Sebaliknya, satuan-satuan wilayah ~konomi yang tergolong


kecil/lemah dalam tingkat pertumbuhannya tidak dapat mengikuti
tata-permainan yang berlaku. Bahkan, suatu saat akan terlepas
dari orbit perkembangan ekonomi. Sebagian dari satuan-satuan
wilayah ekonotni ini mulai terancam kelangsungan kehidupan eko-
nominya.

Catatan
Jasa-angkutan merupakan bagian yang tak terpisahkan da-
latn jasa-distribusi. Untuk wilayah-nasional yang tenH
ri dari kepulauan, jasa-angkutan laut sangat penting
artinya, periksa no. 31, Dagian ke - I.

Faktor ......... .
- 3 -

Faktor-muatan, yaitu angka perbandingan antara jumlah


bongkar-muat dengan jumlah DWT kapal yang singgah da1am
satu tahunnya, biasanya dianggap normal apabila mencapa
i angka sekitar 10 %. Ketujuhpuluh pelabuhan yang ter ~
catat dalam Daftar I, mencapai angka rata-rata 11,02 %
Akan tetapi, duapuluhdelapan buah diantaranya mencapai
angka dibawah 8 %.
Pelabuhan Waingapu : Jumlah bongkar-muat mencapai 2.769
ton. l"aktor-muatan mencapai 1,1 %. Apabila diperhatikan
komposisi DWT kapal-kapalnya, maka 83,3 % terdiri dari
Kapal-Sedang (6.000 ton). Rupanya pasaran yang harus di
capainya cukup jaUC, sehingga mengorbankan faktor-muat~
an. Menurunnya ang a faktor-muatan mengurangi daya-tarik
kapal-kapal untuk singgah, yang dirasakan sebagai anca-
man bagi kelangsungan kehidupan ekonominya.
Pelabuhan Sampang : Jumlah bongkar-muat mencapai 4.000
ton. Faktor-muatan mencapai 46,2 %. Apabila diperhati -
kan komposisi DWT kapal-kapalnya, maka 100 % terdiri
dari Perahu-Rakyat (sckitar 100 ton). Rupanya pasaran
yang harus dicapainya cukup dekat. Keadaan pelabuhan
Sampang berkebalikan dengan pel~buhan Waingapu.

no. 3

Keadaan sedemikian itu mendorong terjadinya migrasi,


justru kearah satuan-wilayah ekonomi yang kuat. Hal ini berar-
ti makin merugikan perkembangan satuan-satuan wilayah ekonomi
yang tergolong lemah.

no. 4

Kesemuanya itu n~mberikan gambaran, bahwa dcwasa ini


berlaku struktur pengembangan wilayah, yang cukup meluas teta-
pi lcmah dan pincang. Struktur sedemikian itu terbentuk scbagai
akibat dari berlangsungnya proses pertumbuhan sejak lama seka-
li dan kurang terkendalikan.

Tanpa .......... .
- 4 -

Tanpa merombak struktur tersebut, proses pertumbuhan ki-


ranya justru akan berlangsung menuju tingkat pertumbuhan antar
daerah yang semakin tidak seimbang.

A.2. Perbaikan Struktur Pengembangan Wilayah :

no. 5

Tingkat perttunbuhan antar daerah yang semakin seimbang


dicapai pada prinsipnya melalui pengembangan satuan-satuan wl-
layah ekonomi yang semakin seimbang pula.

Adanya sejumlah besar satuan-satuan wilayah ekonomi (le-


bih dari 700 buah) yang dalam keadaan tidak seirnbang dan terse-
bar luas, kurang memungkinkan pembinaan sistim-angk utan yang
dapat memberikan jasa-jasanya dengan cukup effisien. Untuk mem-
bawa rnasing-masing satuan-wilayah ekonomi kearah tingkat per-
turnbuhan yang semakin seimbang, secara bersama-sama dalam jum -
lah sebesar itu, nampaknya akan banyak dihadapi kesulitan.

Sebaliknya, dengan jumlah satuan-wilayah yanq lebih ke-


cil akan diperoleh peluang yang lebih baik dalam mengembangkan
satuan-satuan wilayah ekonomi yang mendekati selmbang.

no. 6

Oleh karena itu, kepada satuan-satuan wilayah ekonomi


yang tergolong kecil/lemah perlu diberikan kesempat.an untuk
mengkelompokkan diri kedalam satuan-satuan wi !ayah yang lebi h
besar, agar mampu menghadapi satuan-satuan wi layah yanc.J kin I
sudah besar. Dengan cara ini diharapkan akan dapat diwujudkan

satuan-satuan .....
5

satuan-satuan wilayah ekonomi dalam jumlah yanq lebih kecil, te-


tapi dalam keadaan lebih seimbanq nalam tinqkat pertumbuhannya.

Proses pengelompokan tersebut sudah baranq tentu membutuh-


kan kebijaksanaan dalam pembinaan sistim-angkutan nan kebijaksa-
naan dalam produksi barang. Yang disebut terakhir ini akan mem-
pengaruhi penyebaran dan intensitas arus-haranq.

no. 7

Langkah-lanqkah yang perlu ditempuh dalam rangka proses


pengelompokan, diantaranya ialah

a) Mcnetapkan salah satu diantara kota-kota orde-kesatu satuan -


satuan wilayah yang hcndak nikelompokkan, untuk tetap mcmim -
.
pin selaku kota-orde-kesatu, sedangkan selebihnya berobah men
jadi kota-kota orde-kedua.
Sebaqai calon pemimpin, kota tersebut perlu ditinqkatkan kc-
mampuan pelayanannya dnlam jasa-nistribusi, dalam waktu yilnQ
rc lati f sinqkat. Untuk i tu penqemhangan sektor industri ocJp,,t
membantunya. Sebab, pengembangan industri membawa serta pc-
ninqkatan jasa-distribusi dalam waktu relatif cepat.

b) Menqembangkan prasarana perhubungan, scjalan dcnqan kebutuhan


proses~pengelompokan.

c) J'o1engembanqkan produksi barang, yanq mempunyai komplemcntari -


tas sejalan dengan kebutuhan proses-penqelompokkan.

Catatan :
Scbaqai contoh misalnya penqclompokkan kclima satuan-wila-
yah ekonomi yang terdapat dibaqian Utara Sumatra. Dalam
pada itu, ditentukan Medan selaku kota orde-kcsatu untuk
masa depan, sec'1anqkan kota-kota !"oksumawe, B<mdaaceh, ~Pu
laboh dan Tapaktuan berohah menjadi kota-kota orde-kerlua.

Melalui ........
- 6 -

Melalui proses pengelompokkan ini, diharapkan SC\tuan-sa-


tuan wilayah SWE-1, SWF.-2, SWF.-3 dan SWB-4 dapat hcrkem
bang lebih balk, dengan menikmati kemampttan pf'layanan
Medan yang jauh lebih besar itu. Untuk itu diiamin ada-
nya hubungan yang cukup baik antara Medan nenqan sCJtu<ln-
satuan wilayah tersehut.
Andaikata jalan-jalan yang menghubungkan kota Medan de-
ngan satuan-satuan wilayah tersebut sudah cukup baik,ke-
mungkinan masih diperlukan waktu untuk menyPharkan jasa-
distribusi. Kemungkinan tersebut disebahkan misalnya,
karena tingkat produksi-konsumsi satuan-wilayah ekonnmi
bersangkutan belum cukup tinqqi, untuk menjanqkau pr-.Jn -
yanan Medan. Dalam hal sedemikian itu, satuan-sntuan wi-
layah bersangkutan masih memerlukan usaha khusus peninq-
katan produksi barang.
Dalam ranqka usaha peningkatan produksi haranq, mungkin
jumlah penduduk/tenaqa kerja menjadi unsur penqhambat.
Guna mengatasi hambatan tersebut, usaha peninqkatnn pro
duksi barang perlu dibarengi dengan program transmigrasT.
SWE-4 diduga dapat diinteqrasikan kedalam SWR-5 ~nlam
waktu relatif dekat ini, yaitu dengan memperbaikl jalan-
putus yang terdapat antara Tapaktuan dengan Si~ikalang.
Sedangkan SWE-1, SWF.-2 dan SWE-3 masi.h memerlukan waktu
lebih banyak. Dalam hubungan ini, pelabuhan Ulee-Lhue,
Meulahoh dan Loksuma\"e masih akan berfunqsi sepenuhny".

*
Pada umumnya pembanqunan industri ditempuh secara pn r t i -
il, berdasarkan data-data tentang sumber-alam dan potPn-
si-potensi lainnya yang ada dan sangat terbatas. Untuk
mengembangkan industri di.kota Medan dan sekitarnya rH-
perlukan penelitian yang lebih luas.
Pengembangan produksi barang disatuan-Aatuan wilayah
yang hendak dikelompokkan, yang mempunyai kaitan denqan
sektor-sektor industri yang dikemhangkan ni Medan, akan
mempercepat orientasi kearah pengelompokkan sntuan-wila-
yah. Selain dari itu, juga baranq-baranq export yanq se-
jenis dengan barang-harang export yang telah lama ~ike -
nal untuk diexport melalui Medan.

A.3. Memperhati.kan . . . . . . . . . . .
- 7 -

A.3. Memperhatikan Kesatuan Ekonomi Nasional

no. 8

Arah aturan hirarki yang berlaku pada satuan-wilayah


ekonomi ditentukan oleh arah "orientasi pemasaran geographis".
Orientasi ini sangat erat hubungannya dengan persyaratan yang
dituntut oleh KeaatuaQ Ekonomi Nasional.

Perdagangan antar daerah yang semakin intensif akan


memperkokoh kesatuan ekonomi nasional. Dalam hubunqan ini,
~rientasi pemasaran yang diperlukan mengarah pada pertemuan

orientasi perdagangan antar daerah. Dengan demikian, perairan-


dalam kepulauan Indonesia merupakan unsur sangat pentinq.

Kota-kota orde-kesatu sejauh mungkin harus berada di-


tempat-tempat yang bersentuhan dengan "perairan-dalam" kepula~
an Indonesia. Oleh karena itu proses-pengelompokan menuju ter-
wujudnya Foatuan-satuan wilayah ekonomi yang semakin seimbang,
sudah seharusnya memperhatikan persyaratan tersebut.

B. Mi k r o
- 8 -

B. Mi k r o

no. 9

Penelaahan struktur pengembangan wilayah pada tingkat


mikro ini mengambil contoh ~Jilayah Pembangunan IV, seperti di.-
maksudkan dalam Repelita II, Buku IV.

Wilayah Pembangunan IV mencakup Propinsi-Propinsi


Lampung, Jakarta-Raya, Jawa-Barat, Jawa-Tengah dan 0.1. Yoqy~
karta. Wilayah ini dinyatakan berada dalam wilayah-pengaruh
Pusat Utama Jakarta-Raya.

Untuk memperoleh gambaran tentang jangkauan pe1ayanan


Pusat Utama Jakarta-Raya, penelaahan dilakukan terlebih dahulu
untuk pulau Jawa. Melalui penelaahan ini akan diperoleh ven-
jelasan tentang jangkauan pelayanannya untuk pulau Jawa vada
urnunmya dan kedudukan Propinsi Jawa-Timur terhadap Pusat lltama
Jakarta- Ray a.

no. 10

Pengembangan wilayah pulau Jawa dipenga.ruhj ol'h ketl-


ga-belas pusat pelayanan jasa-distribusi yang terdapat padanya,
periksa Daftar 2. Dalam peninjauan lebih lanjut, Tanjunq Prink
dan Pasar Ikan dianggap sebagai satu pusat pelayanan jasa-dis-
tribusi, dengan sebutan '-iAKAR'l'l\.

PP ran an ....... .
- 9 -

Peranan pusat-pusat pelayanan jasa tersebut ditinjau


dalam hal ini dari segi pelayanan jasa-angkutan laut, yang di-
ukur melalui besarnya bongkar-muat masing-masing pelabuhannya.
Beaarnya konatribusi masing-masing, yang dinyatakan dalam %,
berkisar 0.08 sampai dengan 52,86.

Untuk maksud penyederhanaan, sementara ini hanya ditin-


jau peranan pelabuhan-pelabuhan yang dianggap memberikan kon-
tribusi cukup besar, yaitu z CIREBON ( 3,53% ), SEMARANG
6,68 t ) , SURABAYA ( 30,36 t ) dan JARARTA ( 52,86 t ).

no. 11

Apabila kemampuan keempat pusat pelayan jasa tersebut


sama, maka masing-masing memiliki wilayah-pengaruh yang sama
pula, periksa gambaran skernatis ~ada Gambar 12, a. Akan teta-
pi, didalam kenyataannya tidak sama. Disebabkan karena itu,
besarnya wilayah pengaruh juga tidak akan sama. Dalam hal ini,
wilayah pengaruh pusat-pusat pelayanan yang tergolong kuat (
JAKARTA, SURABAYA ) akan rnendesak kebagian lainnya, sesuai de-
ngan tingkat kemampuan pe1ayanannya, periksa Gambar 12, b.

Catatan :
Gambaran skematis sebagaimana dibuat da1am Gambar 12f b,
dimaksudkan untuk memberikan penekanan, agar pengert a~
nya lebih mudah dihayati. Bentuk pengaruh yang sesung-
guhnya sudah tentu tidak dua-dimensionil : terdapat o-
ver1aping dengan intensitas yang berbeda, tiga dimensi-
onil.

no. 12

Tingkah 1aku pelayanan masing-masing pusat tersebut da-


pat pula diikuti me1a1ui po1a arua-barang yang ber1aku dewasa

ini , ....... .
- 10 -

ini, yaitu arus-barang yang berlangsung antara Pusat-Pusat Pe-


layan yang disebut Terminal (JAKARTA, CIREBON, SEI\1ARJ\NG, SURA--
BAY A) dengan Daerah-Oaerah (JABAR, JATENG - termasuk D.I. Yo-
gyakarta, JATIM), periksa Daftar 3, Gambar 13 dan Daftar 5_.

Dalarn Daftar 5 dapat diikuti, bahwa pengaruh Terminal


Jakarta pada Jateng rnencapai 20,20 % dan pengaruh Terminal su-
rabaya mencapai 11,18 %. Sebaliknya, Terminal Semarangpun mem-
pengaruhi Jabar dan Jatim, akan tetapi tidak besar, ya.itu ma-
sing-rnasing 2, 56 dan 4, 26 't. Angka-angka yang disebutkan tera-
khir ini menunjang keterangan yang terdapat dalam Catatan no.
11, khususnya tentang sifat "overlaping" dalam pengaruh pela-
yanan.

no. 13

Dari angka-angka yang terdapat dalam Daftar 5, khusus -


nya angka pengaruh Terminal pada pulau Jawa, diperoleh
cokan dengan angka kontribusi bongkar-muat pelabuhan

Bongkar-Muat Pengaruh 'l'erminal


dalam % daJam %
JAKARTA 52,86 59,46
CIREBON 3,53 4,62
SEMARANG 6,6 B 11,13
SURABAYA 30,36 24,79

Meskipun tidak sama, dan memang tldak perlu Rama, mem-


berikan garnbaran "proporsi" yang senadn. Gambaran sedemikinn
i tu memberikan petun juk, bahwa kelak uan arus-barang sang at eli-
pengaruhi oleh kemampuan pelayanan pusat-pusat pelayan jasn.-
distribusi, yang bertumpu terutama pada kemampuan pelayann.n
jasa-angkutan lautnya.

no. 14 ........ a
- 11 -

no. 14

Adanya proses tukar-menukar antar daerah, atau dinyata-


kan melalui adanya arus-barang keluar-masuk daerah, memberikan
kesempatan untuk mencapai pasaran luas. Makin besar kontribusi
proses tukar menukar tersebut, akan makin besar kesempatan un
tuk berkembang.

Readaan tersebut dapat diamat!, diantaranya melalui


perbandinqan antara besarnya arus-barang yang terjadi antara
Terminal denqan Daerah, dengan besarnya arus-barang yang ter -
jadi diluar campur tangan Terminal untuk Daerah bersangkutan,
periksa Daftar 4.

Catatan 1

Dalam Daftar 4 dipergunakan istilah Terminal-Daerah


untuk menyatakan yang satu dan istilah Lokal untuk
menyatakan yang lainnya.

no. 15

Dalam Daftar 4 dapat diikuti, bahwa JABAR menunjukkan


berlangsungnya proses tukar-menukar yang tertinggi dalam pro -
porsinya terhadap proses lokal, kemudian diikuti oleh JATIM,
dan yang paling rendah ialah JATENG, yaitu masing-masing men-
capai : 82,12 %, 69,11 % dan 50,38 '

Khususnya Jateng, proses tukar-menukar tergolong rendru1,


ditambah lagi, bahwa proses tukar-menukar sebagian besar dila-
yani oleh Terminal Semarang denqan kemampuan pelayanan relatif
rendah, periksa Daftar 5 : peranan Semaranq pada Jateng meli -
puti 60,24 %/

Keadaan seperti itu kurang menguntungkan bagi perkemban~


an Jateng. Sudah tentu kesimpulan yang umumnya segera diambil

ialah ......
- 12 -

ialah : kemampuan SEMARANG perlu segera ditingkatkan , atau buka


pelabuhan CILACAP.

no. 16

Kesimpulan tersebut diatas, dan yang terakhir itu, me-


mang tidak salah. "Itu betul". Meskipun demikian, tidak ada sa-
lahnya untuk melihat-liha t kemungkinan lain, yang mungkin jus -
tru leb~h mudah diikuti jalan fikirannya dan lebih mudah dilak-
sanakan dan memberikan keuntungan lain yang luas dan lebih be-
sar,

Misalnya, perlu ditinjau proporsi pelayanan JAKARTA pada


Jateng, apakah memang sudah berlangsung sewajarnya. Untuk itu,
perlu ditinjau kembali angka-angka dala~aftar 3 atau Gambar 13.
Dati situ terlihat, bahwa tingkat pelayanan JAKARTA pada JABAR
dan JATENG terlampau besar bedanya, atau dengan kata lain, ja-
tuhnya terlampau menonjol, yaitu dari 23,558,52 ton/hari menja-
di 1.212,40 ton/hari.

Kelihatannya , proporsi tersebut dapat diperbaiki. Arti-


nya, dengan tingkat kemarnpuan pelayanan JAKARTA yang ada seka-
rang ini, jangkauan pelayanannya dapat rnencapai lebih jauh lagi
ke JATENG, dan rnemberikan kontribusi yang lebih besar bagi pe-
ngernbangan wilayah JATENG.

Salah satu unsur yang menghambat pelayanan JAKARTA jauh


ke JATENG rnungkin sekali ialah prasarana jalannya. Prasarana
jalan yang cukup baik, sehingga biaya angkutan cukup rendah un-
tuk rnencapai pasaran yang jauh.

Catatan
- 13 -

Catatan t

Mungkin juga, terbatasnya janqkauan pemasaran diaebabkan


oleh methode produkai yang berlaku di JATENG aedemikian,
eehinqqa harqa-produksi minimum yang dicapainya, belum
memun9kinkan mencapai harga-pasar yang berlaku diterminal
yang jauh.
Kelihatannya, kemunqkinan ter!etak pada dua-duanya 1

no. 17

Peraoalan yang menyangkut "jalan" eudah tentu membutuh -


kan pemacahan, yang arahnya eejalan denqan pengembangan wilayah-
pengaruh JAKARTA, perikaa Gambar 12, b. Sesuai denqan itu diper-
lukan "jalan" yang mampu memberikan dukunqan untuk menembuakan
pelayanin JA!CARTA jauh ke JATENG.

Jalan yang dimakaudkan itu, ialah jalan yanq tergolong


"terbataa akae1nya 11 dan menuju kebagian Selatan JATENG, periksa
Gambar 12, c. Jalan tareebut kiranya dapat diklaeifikaaikan se-'
bagai jalan "tranl", yaitu jalan Trans-Jawa, c - 0- E. Sedang-
kan jalan lainnya, A - B , lebih berfunqei aebagai penqhubupg
antar kota.

no. 18

Idem no. 16 dan no. 17 untuk Terminal SURABAYA

-bs-
Daftar 1.

'
pELABOHAN
lEAD
WEIGHT
KAPAL
BCJiGKAR
MUAT
, 1.
p
- 0 - 4

K.K. K.S. K.B P


"t =">4-8

~.K. K.S. K.B


"\.. >8- 12

p K.K. K.S
1. = '> 12 - 18

K.B P IJC.K. K.S. K.B p


'1. = > 18 - 30

K.K. K.S K.B.


1.
p
.. .,.
iJc.K. K.S.
30

K.B

1. MUD A
I
48.840 2.149 4.4 288 ~ - -
~- 6.9
I

i!NGAPU 251.727 2.769 1.1. 2.6 7.

p!PANG 8.658 4.000 46.2 ~ - - -


~ 12.891 4.125 32.0 21!5 ~ - -
0 B AN 14.604 4.761 32.6
~ - - -
i)ANGBAI 101.321 5.674 5.6 Q.5 ~' 44.2 -
II- BotE 19.697 5.904 30.0
~~ 33.6 - -
~UKE 69.407 7.496 10.8 OS 9.2 ~
IE IBUE 316.138 9.168 2.9 - ~J 18.6 6.7

~ 237.854 9.752 4.1 l4 13.0 ~ -


GKALIS 142.333 11.956 8.4 03
~ ~~ -
0M A I 49.587 12.248 24.7 {{2
/~:
i9 ~~ -
v~
AD AS 13.102 2.5
524.080 5.0 6.3
~~-J 15.6

OKWARI 311.000 13.995 4.5 - 4.4


~~ 32.3

~~/;.- 14.9
'
t:NG SITOLI 108.000 14.807 13.7 - -
~ LANGSA 90.199 14.973 16.6 ~6.7
~ 7.8 -
- FAJC 125.493 16.063 12.8 :u; 6.4
~ -
~OH 169.125 16.236 9.6 - 40.0
~~ 9.6
1. -- o - ,; li '1 = .,. 4 - s I'
"1 = , s - 12 '1;, -, 12 - 12 1. = 1s - 3o 1I '1 = > 3o
)-. ..;-~ .l_:. ,cc.':
, .::.l:i:
.. :o ~ V j, ::.l~.. l.--~-~ .':1:. ..-.~-
"', -..
c !. :.J:.l. .
., .:c.
;:; I I
1: ."!? 1!K.Y. 1Y.;5. !-' 1:.E.:! P K.l:.\K. I
r o- T' ;:. s. , ,- I\K.l:.!Y.s.i
r l }:.::

U P ANG l.u2.764 29.719l7.2 1 l.00.7rn~l4.6 ,


1 1 , 1 ,
~
1 1 1
En&"'__ 4so.s40
------+-1--l~
29 . 42811.3 f-.-->--
! ~~-:-
_ _
I
_ f ! ,
-- I ;-t---
EARIJ 310.455 ~ 30.735 3 -'15B 36.1 3.5 LJ_j_ _ _
~sEll!-!.AWE 191. a21 Jl.o7s r=-6.2 ' l _I _ . I ......, - ff1J34.l 13.9 _L_U-+--+---~
FDAF..I 427.373 32.053
1
7.5 I js.o~3.3 Jj~ 6.~ I I .
t-E_N_T_o_K-+_9_n_._76_s_f_32_._s_o"_"_.,1_1_._7__,_s_. o+---~._:::Jj_l_J._. c_
. ~r-~""-~-+-._-__ . --+1"77"'".'-:ji-----+-~-+--+!-+-_.. +--+--+--,1_+1,.--t-,...---i--_.li--+---t---+-~---
t~--P
"""'. """'"
. """"" 507.907 '~. 'J 8,Q93 9. s I ll I'. , . SJ "' " !-:?.<>:;'
_! r
r::-./7. ,~ .-i=, ~- l'
'?
.?

l .
E.BJ/, -
12.4 %':'J -
9 .4?)Jjl~fi"~ J
J
I
~Al~G ! 523 . 094 1 46.796 8.8 I
~----~------4-----~----~-+--~--4--+--+-~77.~--+--+~~~~~--r---+---r--r-~--+--+--4--+--,_--~--~
l I I lI
R Es I K
f- - - -
l 781.651! 49.244
, . - - - 1
I 6.3 I
- -- -r--- - c -r - 1 -t--+--r
3.3 1~ ~25.5 I
-

::::~J;:~:: :-: :.:1-+ "--j.::~"-<:/:~~fj+--!--+---~;-+--+---!---l--+--+--t--- i i


3
~36
l
...
I

g G I - .- I 2.J 1.1 3 o. o -
1 1 rL. ~ Ti
-l
p!OI.GA _ 556.4651 56.203 10.1 0.9 8.0 1 8 . 4

IACAP I 431.964,59.179 13.7 I I I --~ - -1.9 [~ I l


EGA r. I 970.773 72.808 , 7.sj 1 i I j7.2 1. 5 l0.7~j - ~--~i--+-+--"--+-~;..:;..:::;.~~-~ ~ l I
I I
i
l

tL. -BA.!A!-1 I 113.739 76.848 ! -~91 ! l .I j4.9,7.0 19.8 ~ I ' I I ' 1- ~;:~
//.-
12.8 1 -
;

~ARO l 136.614, .77.0SO I 56.41 I l j I I I I I j


I

l
. sf1 4.2jl7.~~;J
~o-M_A__r___l_1._3_3_6._2_4o-r-ss_._2_ls~j___7_.s~j--~--~~~~~~;~-6- 1__+--~--~-+--~--+-~--+--~~f---L--+-
I ~--+-
l
ERA K 4.705.052 !9.396 1.9 0.2 0
V//.
~)/c~ -
___l_
. .
~--~---+--~--~~~~~~-r-+-+ -1 h~~~~~-+-~+-+-~+--+-+-~-1---+--~
I
-- .
MB 0 N 1.2-44.1.9 6 107.000 8 .6 1.2j 16.~~-:28.5

1-1-1.2_._
. . _.----+-4-6-6_._3_9....;0
1!-LI-lofANt!K_ . o___,l_2_4_.1+-+--+-+........;-+--1----+~-+--+l--+--+--+-t--+--+-+4-._oF::~::;.;~:;.;:;)l+--'"'-+---.-'! ---!--.!---+---'
.40_
RNATE 1 . 962 . 319 128.500
- - - -------+-----t--+--+- --r---
6.9
1. 3 S.OO 34. B ~ --+--+-+--+--+--+-~--+-r--1---+--+--1---+-+-
AM B 1 816 . 300 ; 179.85
1 ~.0 3 . 1 56. C40 . 9 - ~
.------+----+---+---+-+---:---+- +--+----t--1r---t--t--+--+--t---i--t---'-- +--t--t--+--+---i--t--+--+--------
AMP I 'l' 537 . .395 182.177 33.9 1 1 1.a n.c es .q 2.
'PEIABtEAN
lEAD
"WEIGHT
B(!jGI{AR

L
l,=0-4 "l,=::>4-8 "'\., = > 8 - 12 \, = > 12 - 18 , = > 18 - 3(.1 1 "1,= > 30

!CAPAL
.MUAT
!' I
K. r:. K.S. K.T: p . K. K.!? . K.B p ' K.K. K.S
I
K.B p K.K. K.S. K.B. p K.K. K.S r.:.n. p K.K. K.S. K. E
I
[iBOO 1. 727.574 200.971 11.5 2.5 11.5 22.0 64.C
~.?
~.JAllMlSIN 983.7771 225.285 22.9
I 24.4 27.8 47_. 22.9

~LOK BAYUR 2.348.617 251.302 10.7 - 4.9 26.0 ~{tc


::;;-'/....-
I --
. ~j ~
E.!CPAPAN 2. 313.569 252.179 10.9
- l ~-0 6.0

2.-4 2.1 34.4 [~


AKAS AR 6. 931.818 305.000 4.4
I ;.--,...--
. -
I TUN G 1. 895.078 314.583 16.6 ~0. ~8.2
1QO 8.7 ;:;_;.,:,:.

!Nt.JK11N 1. 790.778 331.993 18.5 f4.8 1.5 %'~ //;j


~/?_,.; ~~;.
ANJl\NG 7.488.733 336.993 4.5 ~~
0.1 0. 4 7J~ 25 .&::

E!J.A.q,_G 4.473.694 698.473 a.sj I 1.5 3:4 22.5


~
~IANAK 477.057 380.213 68.3 ~~ i~
5.7 ~c-'/. -
~AR IKAN 1. 002.382 488.160 48.71 I 4l.P 1c
,, -
.......
-
mmm 2.527.490 624.290 24.7 I 0.2 3.6
~~ ~4.5
;......-/:
I
ALEMBANG 3.460.809 633.328 18.3 1.~ 10.6 28.51
M
14.5 ~~
i
LAWAN 12.137.787 1140.952 9.4 0.5 ~ -2 ::?.i:Jl -
-:/'//.
JR~AYA 17.276.800 1727.680 10.0 - J .7 34.2 :l,;~
' :;/'.r'...,..-::
INJONG PlUOK~.257.652 2.519.936 15.5 - 3.9 30.6 ~~.:1

l
.. _... -
o t a 1 l12.020.46CJ 12 .344410 ll.O"
DAF'l'AR 2 : Bongkar-Muat, DWT dan "/ Pelabuhan-
Pelabuhan di pulau Jawa.

Bongkar-Muat
Pe1abuhan I per tahun
D. W.
per
T.
tahun
'7
da1am ton ( % ) dalam %

1. T u b a n 4. 761 ( 0,08) 14.604 32,6

2. Probo1inggo 19.116 ( 0 ,34) 335.368 5,7

3. Pasuruan 29.428 { 0,52) 180.540 16,3


&

4. Gresik 49.244
-
( 0 ,87) 781.651 6,3
J
5. Banyuwangi 49.373 ( 0,87) 514. :xl2 9,6
-
6. Ci.lacap 59.179 ( 1,04) 431.964 13,7
- - - - - - - 1-------------- --
7. T e g a 1 72.808 { 1,28) 970.773 7,5
--
8. Me r a k 89.396 ( 1,57) 4.705.052 1,9 :'

9. Cirebon 200.971 ( 3,53) 1.747.574 11,5


- l
10. Serna rang 380.213 ( 6 ,68) 4.473.694 8,5
-
..

11. Pasar Ikan 488.160 ( 8,58) 1.002. 382 48,7

12. Surabaya 1. 727.680 { 30, 36) 17.276.800 10,0


~

13. Tanjung Priok 2.519.936 ( 44,29) 16.257.652 15,5

TOTAL 5.690.265 (100,00) 48.692.356 11,69

Tanjung Priok &


3.008.096 ( 52,86) 17.260.034 17,43
Pasar Ikan l
DAFTAR 3 Arus-Barang antara Terminal dan Daerah
Pe1ayanan, da1am ton per hari (0&0 '72)

KOTA-KOTA DAERAH PELAYANAN


SEBAGAI
TERMINAL
JABAR JATENG JATIM TOTAL

dari 17.336,63 657,95 246,21 17.640,79

JAKARTA k e 6.221,63 554,45 256,45 7.032,70

total 23.558,52 1.212,40 502,57 25.273,49

dari 510,43 279,30 18,50 808,23

CIREBON k e 889,05 223,43 40_L99 1.153,47

total 1. 399,48 502,73 59,49 1.961, 70

dari 50,79 1. 715,42 287,67 2.053,88

SEMARANG k e 606,11 1. 899,97 172,07 2.678,15


total 656,90 3.615,39 459,74 4. 732,03

dari 37,64 296,41 6.039,05 6.373,10

SURABAYA k e 48,62 375,05 3. 740 ,U 4.163, 79

total 86,26 671,46 9. 779,17 10.536,89

dari 17.935,49 2.949,08 6. 591,43 27.476,00

k e 7. 765,67 3.052,90 4.209,54 15.028,11


T 0 TAL

total 25.701,16 6.001,98 10.800,97 42.504,11

-bs-
DAFTAR 4 : Arus-Barang di Daerah

Loka1 % Termina1-Daerah 1 Total :


Daerah
ton/hari % ton/hari % ton/hari %

JABAR 5.595,63 17,88 25.701,16 82,12 31.296,79 100

JATENG 5.911,42 49,62 6.001,98 50,38 11.913,40 100


-

69,11 15.629,24 1(' c'


JATIM 4.828,27 30,89 10.800,97 - I

DAFTAR 5 Pengaruh Terminal pada Arus


Barang di Daerah-Daerah

Pengaruh Terminal da1am %


DAERAH
JAKARTA : CIREBON : SEMARANG . SURABAYA:

JABAR 91,65 5,45 2,56 0,34

JATENG 20,20 8,38 60,24 11,18

JATIM 4,65 0,55 4,26 90,54

JAWA (Total) 59,46 4,62 11,13 2 4 1 7r


j

-bs-
ill]- 0

I M4t0 -,
1 B ti6 \
T387 \

r;-;'r----
'L ~ 8 Il I
I I
j

I !au.:se 1
I
1

~ l!! I
I~
I.

K[TRANIAN : i
.
(ANIKl ] 80NGKA.R/MUAT OAL AM TON f:! M~~
8 fdt I
l :. 202
I

I
::::"' JUMI..AH Kt:HOARAAH I HAill
TTRUK 8AM8AR f4 : SATUAN-SATUAH WILAYAH EKONOMt
018AGIA UTARA PUL..W SUW.TERA
~I
i!l
~,
..;,t
.: ~,
~~ (.).
~

i I i 1'
'
'
. . ..
-----+?\-.-
. I
I
;I i

a} I
=-.--~
~~....... ......

b}

c}

~B~_:_lg_ SKEMA PENGEMeANGAN WiL.AYAH PF.NGAAVH


DAN jAfiiNGAIIi ..:ALAN txPRcS CAN TRANS.
N
1'-

0
c:tl
0

"
c
...._
-:
'J 15
~~,

::1
.0
...-
E
0
0
"0
0'
c:
c
....
0
Ill
I
"'...
"
C(

10

JABAR JATENG JATIM

OAMBAR 13 1 BESARNYA ARUS - BARANG TERMINAL- DAERAH


S AT UAN- WI L AYAH- E K0 N0 MI

Lanjutan Bagian ke-II :

Struktur Dasar Pengembangan Wilayah yang


berlaku di Jawa Barat.

Oleh :

Poernomosidi Hadjisarosa
S u r y a t i n
Risman M a r i .s

SYMPHOSIUM PENGEMBANGAN WILAYAH -------- Departemen


Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik - Desember - 1974
DAFTAR I S I

Halaman

PENGANTAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A. Penqaruh Terminal Jakarta ..... 1 2

B. Pengaruh Terminal Cirebon . 2 3

c. Struktur Dasar Penqembanqan Wilayah .... 4 5

*******
P E N G AN T A R

Tulisan ini merupakan kelanjutan Kertas Kerja Bagian ke-


II, khususnya menyoroti Struktur Dasar Pengembangan Wilayah yang
berlaku di Jawa Barat. Identifikasi dilakukan melalui penggu -
naan sementara data-data 0 & D Tahun 1972.

Identifikasi Struktur Dasar Pengembangan Wilayah hanya


sejauh pengenalan Terminal sampai orde ke-III serta perkiraan
batas Satuan Wilayah Ekonomi dan Sub - Satuan Wilayah Ekonomi.
Usah.a ini di tujukan sekaligus untuk memperoleh gambaran yang le-
bih jelas tentang perbedaan yang menyolok dalam hal intensitas
arus-barang di Jawa-Barat dan di Jawa-Tengah, yang dimotori oleh
terminal Jakarta.

Jakarta, Desember 1974.

Pekerj~an ~J;,~
~
f- --"1
\,., . .
r " ~
1
\
Depa rtemen
d an Tenaga L1 stnk
PER U S T AKAA N
. I
I"~.v.1.?':31~"~ -t.JJ
L ~~ -.- .~
- 1 -

A. Pengaruh Terminal JAKARTA

no. 1

Dalam Kertas Kerja : Satuan Wilayah Ekonomi Bagian ke -


II, Daftar 3 dan Garnbar 13, telah dikemukakan bahwa arus-barang
yang terjadi di Jawa sehubungan dengan terminal Jakarta sebesar
25.274 ton/hari terbagi ke Jawa-Barat sebes~r 93,2 %, ke Jawa -
Tengah sebesar 4,8 % dan ke Jawa Timur sebesar 2 %. Penyebaran
ini terasa menyolok sekali perbedaannya, terutama antara dua
propinsi yang berdekatan, yaitu Jawa-Barat dan Jawa-Tengah.

no. 2

Apabila sebagian besar arus-barang yang terjadi di Jawa-


Barat ditinjau penyebarannya ke 20 tempat, periksa Daftar 1,
diperoleh petunjuk bahwa sebagian besar (78,92 %) terbagi ke 5
tempat, yaitu Tanggerang 14,67 %, Bekasi 12,42 %, Krawang 20,42%,
Bogor 21,40 % dan Bandung 10,01 %.

Apabila masing-masing dikaitkan dengan jaraknya terhadafi


terminal Jakarta, periksa Garnbar 1, diperoleh petunjuk bahwa
perobahan intensitas arus-barang terjadi secara terjal dalam
jarak kurang dari 100 km. Dalam pada itu, di empat tempat, ya-
itu BOGOR, KRAWANG, BANDUNG dan CIREBON, kelakuannya menyimpang
dari gejala umum tersebut.

Berdasarkan ....
- 2 -

Berdasarkan penyimpangan ini diduga, bahwa keempat tempat ter--


sebut mempunyai peranan sebagai terminal "bagi selebihnya" itu
dengan agak menonjol. Paling kurang sebagai terminal orde ke-II
setelah Jakarta.

Penyebaran arus-barang ke 20 tempat tersebut dapat pula


diikuti secara visuil pada Gambar 2.

B. Pengaruh Terminal CIREBON

no. 3

Terminal Cirebon tergolong dalam Type yang sama dengan


Jakarta, yaitu Type I, yang ditinjau dari segi kelengkapannya.
Dalam hal ini keduanya memiliki pelabuhan laut, sehingga mem-
punyai kesempatan yang lebih luas dalam mencapai pasaran jika
dibandingkan dengan terminal selebihnya (antara ke-21 yang di--
amati). Terminal selebihnya tergolong Type II, tanpa memiliki
pelabuhan laut.

Pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya dalam hubung--


an ini ialah : " orde keberapakah terminal Cirebon dalam menja-
lankan fungsinya, ke-I atau ke-II, dan s~mpai berapa jauh peng~
ruhnya terhadap terminal selebihnya (kecuali Jakarta) ?".

no. 4
- 3 -

no. 4

Kemampuan bongkar-muat pelabuhan Cirebon mencapai 200.971


ton per tahun (1971). Apabila dalarn setahunnya dianggap berlaku
288 hari kerja untuk angkutan, rnaka bongkar-muat rata-rata per
harinya ialah : 699 ton. Sedangkan arus barang dari/ke Jakarta
sebesar 731 ton/hari.

Pengaruh terminal Jakarta ternyata lebih besar, namun


belum dapat disebut "dominan". Terminal Cirebon sedang berada
diambang pintu antara orde ke-I dan orde ke-II. Meskipun demiki
an, untuk sernentara ini cenderung untuk mendudukannya rnasih se-
bagai terminal orde ke-I. Kecenderungan ini dikaitkan dengan
proporsi pengaruh terminal Jakarta dan Cirebon misalnya terha -
dap ~ndrarnayu, yang terletak disekitar poros Jakarta - Cirebon.
Arus-barang yang terjadi dengan Cirebon mencapai 68,37 %, diban
dingkan dengan Jakarta sebesar 20,90 %.

no. 5

Sebagian besar arus-barang yang terjadi sehubungan de-


ngan terminal Cirebon (87,95 %) tersebar ke 6 tempat, yaitu In-
dramayu 30,11 %, Bandung 28,57 %, Ciamis 9,88 %, Tasikmalaya
9,16 %, Garut 6,08 % dan Sumedang 4,15%. Diantara keenarn tempat
itu, terdapat tiga tempat yang mendapatkan pengaruh terminal Ci
rebon lebih besar daripada Jakarta, yaitu Indramayu (68,37 vs.
20,90), Surnedang (46,88 vs. 32,60) dan Ciamis (46,97 vs. 15,67),
periksa Daftar 2.

Penyebaran arus-barang ke 19 tempat lainnya dapat pula


diikuti secara visuil pada Garnbar 3.

C. Struktur Dasar ...


- 4 -

C. Struktur Dasar Pengembangan Wilayah

no. 6

Untuk menilai Struktur Dasar Pengembangan Wilayah yang


berlaku, perlu diamati pengaruh terminal JAKARTA dan CIREBON,
masing-masing sebagai terminal orde ke-I, dan terminal-terminal
seperti BOGOR, KRAWANG dan Bandung, periksa no. 2, secara ber-
sama-sama. Terminal Bogar, Krawang dan Bandung paling tinggi a-
kan menduduki fungsi sebagai terminal orde ke-II.

no. 7

Apabila ditinjau proporsi arus-barang antar terminal, p~

riksa Daftar 2, diperoleh petunjuk bahwa :


12 terminal diklasifikasikan berada dibawah pengaruh Ja
karta. Dalam hal ini pengaruh Jakarta paling besar.
Dalam golongan ini termasuk : - Serang
- Tanggerang
- Bekasi
- KRAWANG
- Purwakarta
- Pandeglang
- Rangkasbitung
- BOGOR
- Cianjur
- Sukabumi
- BANDUNG
- Kuningan

yang . . . . . . . . . .
- 5 -

yang berkedudukan terminal orde ke-II.

J terminal diklasifikas~kan berada dibawah pengaruh Ci-


rebon. Dalam hal ini pengaruh Cirebon paling besar.
Dalam golongan ini termasuk : - Indramayu
- Sumedang
- Ciamis
yang berkedudukan terminal orde ke-II.

4 terminal diklasifikasikan berada dibawah pengaruh


Bandung. Dalam hal ini peng3ruh Bandung paling besar.
Dalam golongan ini termasuk : - Subang
- Majalengka
- Garut
- Tasikmalaya
yang berkedudukan terminal orde ke-III.

no. 8

Sesuai petunjuk diatas, BANDUNG bersama-sama keempat


terminal yang berada dalam pengaruhnya membentuk SUB-SATUAN WI-
LAYAH EKONOMI (Sub-SWE), yang tercakup dalam Satuan Wilayah E-
konomi dengan Jakarta sebaga.i Pusat Utamanyc > ~ ~~""'

Demikian pula diperoleh gambaran tentang adanya Satuan -


Wilayah-Ekonomi (SWE) dengan Cirebon sebagai Pusat Utamanya dan
meliputi Indramayu, Sumedang dan Ciamis serta bagian tertentu
Jawa-Tengah.

*******

-bs-
Daftar 1 Arus-Barang dari/ke Jakarta dan Cirebon

Nama Jakarta Cirebon


Terminal ton/hari % ton/hari %
1. Jako.rta - - - -
2. Serll.Dg 1.112,35 5,13 18,21 1,37
3. Tanggerang 3.183,18 14,67 o,oo o,.oo
4. Beke.si 2.695, 72 12,42 2,62 0,20
5. Kraws.ng 4.433,68 20,42 31,58 2,38
6. Purwakarta 581,72 2,68 14,92 1,13
7. Subenti 299,75 1,38 8,03 0,61
8. InJranayu 121,87 0,56 398,68 30,11
9. Cirebon 730,69 3,37 - -
10. Pnnrleg1ang 206,52 0,95 1,99 0,15
11. Rar..zltasbitung 137,?8 o,64 o,oo o,oo
12. BOgor 4.644,88 21,40 26,60 2,00
13. Cianjur 377,4~ 1,73 30,02 2,2'1
14. Sukabumi 724,75 3,34 22,75 1,72
15. Bandung 2.173,46 10,01 37~,42 2~,57

16. Sumedang 38,17 0,18 54,89 4,15


17. Maja1engka 30,66 0,14 2,86 0,22
18. Kuningan 22,95 0,11 0.,00 o,oo
19. Garut 42,65 0,20 80,52 6,08

20. Tasikmalaya 102,61 0,47 121,32 9,16


21. Ciamis 43,65 0,20 130,91 9,88

'l'OTAL 21.704.49 100,00 1.324,32 100,00


Kama Tor~1rull :
TO'l'AL :
~~!)118 Typa) II
I
I Term1r:al. : Typo.) r
JskaJ''a C"?'a'f:,n ton/har1 %
- -------+--
:~
Jakarta
---l-----~----+----+------+---1

----------+-------+---~--~--~---~----~-+--~--+-------+--~
. ;-. Serang 92,69 1,52 3,61 l,SO
' . ~...:....-.:=-----!--===--~-.:.:..--!----.:....._-+-_:.__-!-_
98~~
l
, Tanggerang o,oo 1 o,82 0,32

,_~~-~-$~-Be---k~a~s~1~~~~~~~:-~9::6-!-,5~1~~:~~~..:.J-:.-o;9~~~L-o~.-._o.~o~~:__o=,=8=5=========:=====~~~:.~~~-=
! ;,. Krawang 9?,~0 0,70 o,~? lr13
,.
'
.). J:~Ur-:rakarta 10,22
4l~,l3

7,26

J:.v teranr:nn : ) Typ~ d1.t::.n;1a~ dari aeg!. j'kelen~~~!'lpan" auetu terminal. Type I
m~~tl!k"!. pclabuhe.r., aodcn.gk~n Typa II t1dak lagi. Terminal Ty-
pa I Jar:tt digolo::tgk&n orda ke-II ~ala!.'J fungs1nya.
) Angka Jt.: .:a:~e.kcn "prCF~'}ntar:;e 11 terhadt<p total arus-barang, da -
lan h~..-ct!:&;ar-_nyc. e:;ng.:<;) terminal ty:_,0 I df\n type II.
~

~
I
~""
20~-------------~""----r--------------------+--------------------1--------i

-----------t- -------

( "'"' ) )

(A)' C) '(C.) llOUTil


Katcra..q"'
Anqk di01y4..,. .... dal- % ;
100% - .2.1. ::ros +o"/J.a,.j.

-....to,
-~

\
\
I
~~ "
---\_
.1 '---~ .. ._ . .. .__ _ _ _ _ _ _ _ _ /
(
l<ctc.....1a":
,.;.,ye~~4aka"' d!."' ~ ;
.a.,...ka
100 ,4 .. 1.~2.4 ..... / .._i .
- i.aa... - C. I RIO SON

- i ...... - aAtii>UN6

-id.... - 80GOit.
I<.RAWANG

~ lswaj

Anda mungkin juga menyukai