Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLIKA 1 IL-2101
MODUL 2
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama praktikan : Saffanah Gumilangsari


NIM : 15715003
Kelompok/Shift : 01/02
Tanggal praktikum : 14 November 2016
Tanggal pengumpulan : 28 November 2016
Pj Modul : Gusmiati
Asisten yang bertugas : Aji Mustiaji M.

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
1

MODUL 02
ALAT UKUR SALURAN TERTUTUP
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan debit teoritis (Qteoritis) dari venturimeter dan orificemeter
2. Menentukan nilai kofisien discharge (Cd) dari venturimeter dan orificemeter
II. Prinsip Percobaan
Prinsip dasar dari praktikum modul alat ukur debit saluran tertutup adalah mengalirkan air
melalui pipa dengan bantuan hydraulic bench hydraulic bench diaktifkan, udara yang ada di
dalam piezometer dikeluarkan, dan posisi muka air diatur ada di ketinggian 280 mm.
Pengukuran dilakukan dengan 4 variasi debit yang berbeda dengan cara mengatur valve di
hydraulic bench. Setiap variasi debit dilakukan 3 kali pegukuran waktu. Aliran air tersebut
menyebabkan perubahan bacaan pada venturimeter dan orificemeter. Perhitungan beda tinggi
tekan dilakukan dengan membaca permukaan air dari tabung A,B,E dan F yang tampak dan
debit aktual yang terjadi dapat dihitung dengan mencatat waktu tuas hydraulic bench untuk
dapat kembali ke posisi semula setelah pemberian 2,5 kg beban.

III. Teori Dasar


3.1 Venturimeter
Venturimeter dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju
aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Venturimeter digunakan sebagai pengukur
volume fluida misalkan minyak yang mengalir tiap detik.Venturimeter merupakan sebuah alat
yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang
bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa
pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat
diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang
yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada
bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan
mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka
akan terjadi perubahan kecepatan.
Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui
pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian, maka akan terjadi
2

perubahan kecepatan.Efek venturi terjadi pada sebuah aliran fluida yang mengalami kenaikan
velocity seiring dengan penurunan luas penampang aliran, hal tersebut diiringi juga dengan
terjadinya penurunan tekanan statis (static pressure) fluida tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan hukum aliran fluida dinamik, kecepatan aliran fluida harus naik apabila terdapat
restriksi pada pipa untuk memenuhi Hukum Kontinuitas, sedangkan besar tekanan harus turun
untuk memenuhi Hukum Konservasi Mekanika Energi.

Gambar 1 Venturi meter


(Sumber : http://www.chegg.com/)
Bagian-bagian venturimeter :
1. Bagian konvergen
Bagian ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida dan menurunkan tekanan
statiknya.
a. Inlet : bagian yang berbentuk lurus dengan diameter sama seperti diameter pipa atau
cerobong aliran. Lubang teknanan awal ditempatkan pada bagian ini.
b. Inlet cone : bagian ini yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida.
2. Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan, akhir bagian ini berbentuk bulat datar. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambahkan kecepatan dari aliran yang keluar
dari inlet cone.
3. Bagian divergen
3

a. Outlet cone : Bagian ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan
pada outlet cone ini tekanan kembali normal.
b. Outlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa
atau cerobong aliran.

3.2 Orificemeter
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volume atau
massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan. Alat ini
berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice
adalah untuk memudahkan dalam proses pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat
ukur laju aliran dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya
sederhana, biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Cara kerjanya adalah cairan mendekati lubang dengan tekanan meningkat sedikit dan
kemudian turun tiba-tiba sebagai lubang dilewatkan. Hal ini terus menurun sampai "vena
contracta" terlewati dan kemudian secara bertahap meningkat sampai sekitar 5 sampai 8
diameter hilir titik tekanan maksimum tercapai yang akan lebih rendah dari tekanan hulu dari
lubang itu. Penurunan tekanan sebagai melewati cairan melalui lubang tersebut adalah akibat
dari peningkatan kecepatan dari fluida melewati daerah berkurang dari lubang tersebut. Ketika
kecepatan menurun sebagai cairan daun orifice tekanan meningkat dan cenderung untuk
kembali ke tingkat semula. Semua kerugian tekanan tidak sembuh karena ofriction dan
turbulensi kerugian di sungai. Penurunan tekanan pada orifice meningkat saat laju aliran
meningkat. Ketika tidak ada aliran tidak ada diferensial. Tekanan diferensial sebanding
dengan kuadrat kecepatan, karena itu berikut bahwa jika semua faktor lain tetap konstan, maka
diferensial adalah sebanding dengan kuadrat dari laju aliran.
4

Gambar 2 Orifice meter


(Sumber : http://www.spiraxsarco.com/)

Kelebihan dan kekurangan orificemeter:


1. Kelebihan:
Konstruksi sederhana sehingga mudah dalam pemasangan
Mudah dalam penggantian
Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran sambungan
Harga relatif murah
Output cukup besar
2. Kekurangan:
Head loss tinggi
Akurasi tergantung pada kondisi instalasi dan kondisi orifice
Jika terdapat pada bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan
terkumpul pada bagian pelat disisi inlet
Jangkauan pengukuran sangat rendah
Dimungkinkan terjadinya aliran laminer sehingga menyebabkan kesalahan pengukuran
jadi besar karena tidak mengikuti prinsip aliran turbulen
Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang bertekanan
rendah
5

IV. Data Awal


Suhu awal = 24,5 oC
Suhu akhir = 25 oC
dA = 26 mm
dB = 16 mm
dE =51 mm
dF =20 mm
Massa Jenis Air = 997,30568 kg/m3
Kekentalan Kinematik =
1+2 24,5+25
T (suhu) rata-rata = = =24,75oC
2 2
1+2+3
t rata-rata =
3
4.1 Perhitungan Densitas
Tabel 1 Hubungan Suhu dan Massa Jenis Air

Temperatur (oC) Massa Jenis (kg/m3)


0 999,8
5 1000
15 999,7
20 999,1
25 998,2
30 997
35 995,7
40 992,2
50 988
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
(Sumber : Finnemore, 2002)
Sehingga dari tabel 1 didapatkan grafik yang menunjukan hubungan antara Temperatur dengan
Massa Jenis
6

1005
1000
Massa Jenis (kg/m3) 995
990
985
980
Series1
975
Poly. (Series1)
970
Poly. (Series1)
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120
y = -0.0039x2 - 0.0487x + 1000.9
Suhu (C) R = 0.9964

Gambar 3 Polinomial Orde 2 Massa Jenis Air Terhadap Suhu


(Sumber : Pengolahan Data)
Sehingga didapatkan persamaan :
y = -0,0039x2 - 0,0487x + 1000,9
Dengan :
y = Massa Jenis (kg/m3)
x = Suhu (C)
Sehingga :
Massa Jenis = -0,0039(24,75)2 - 0,0487(24,75) + 1000,9
Massa Jenis = 997,30568 kg/m3
Perhitungan Kekentalan Kinematis
Tabel 2 Hubungan Temperatur dan Kekentalan Kinematis

Suhu (oC) Kekentalan Kinematik(x10-6m2/s)

4,4 1,55
10 1,311
15,6 1,13
21,1 0,984
26,7 0,864
32,2 0,767
37,8 0,687
7

43,3 0,62
48,9 0,567
65,6 0,441

Sehingga dari tabel 2 didapatkan grafik yang menunjukan hubungan antara Temperatur dengan
kekentalan kinematik
1.8
Kekentalan Kinematik (x10-6

1.6
1.4
1.2
1
m2/s)

0.8 Series1
0.6
Poly. (Series1)
0.4
0.2 y = 0.0003x2 - 0.0371x + 1.6657
0 R = 0.9948
0 20 40 60 80
Suhu (C)

Gambar 4 Polinomial Orde 2 Kekentalan Kinematik Terhadap Suhu


(Sumber : Pengolahan Data)
Sehingga didapatkan persamaan :
y = 0,0003x2 - 0,0371x + 1,6657
Dengan :
y = Kekentalan Kinematik (x10-6m2/s)
x = Suhu (C)
Sehingga :
Kekentalan Kinematik = 0,0003(24,75)2 - 0,0371(24,75) + 1,6657
Kekentalan Kinematik = 0,93124375 x10-6m2/s

4.2 Data Pengukuran


Tabel 3. Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Venturimeter
Variasi Ha (mm) Hb(mm) hab(mm) T (detik)
274 249 25 70,14
1 273 252 21 88,74
273 254 19 67,88
8

282 250 32 53,12


2 279 247 32 48,24
281 248 33 53,46
295 242 53 40,19
3 296 243 53 39,2
294 241 53 36,52
314 235 79 33,69
4 314 233 81 27,68
315 235 80 30,96

Tabel 4. Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Orificemeter

Variasi He(mm) Hf(mm) hef(mm) T (detik)


272 246 26 70,14
1 271 246 25 88,74
270 245 25 67,88
280 240 40 53,12
2 277 237 40 48,24
278 239 39 53,46
295 229 66 40,19
3 294 227 67 39,2
293 229 64 36,52
314 215 99 33,69
4 310 212 98 27,68
311 213 98 30,96

V. Pengolahan Data
5.1 Qaktual
Perhitungan volume :

Volume =
3 2,5
V = 997,30568 = 7,5203 x 10-3 m3

Perhitungan Waktu rata-rata :


9

1+2+3
t rata-rata = 3
70,14+88,74+67,88
Variasi 1 = = 75,58667 s
3
53,12+48,24+53,46
Variasi 2 = = 51,60667 s
3
40,19+39,2+36,52
Variasi 3 = = 38,63667 s
3
33,69+27,68+30,96
Variasi 4 = = 30,77667s
3

Perhitungan Qaktual :

Qaktual =

Variasi 1:
7,5203 x 103
Qaktual = = 9,94924 x 10-5 m3/s
75,58667

Variasi 2 :
7,5203 x 103
Qaktual = = 1,45723x 10-4 m3/s
51,60667

Variasi 3 :
7,5023 x 103
Qaktual = = 1,94642x 10-4 m3/s
38,63667

Variasi 4 :
7,5023 x 103
Qaktual = = 2,44351x 10-4 m3/s
30,77667s

5.2 Venturimeter
Perhitungan Luas
L = 0,25 x x d2
Luas A : 0,25 x x (0,026)2 = 5,3093 x 10-4 m2
Luas B : 0,25 x x (0,016)2 = 2,0106 x 10-4 m2
Perhitungan Vb
2g P P
vb = [ 2
( gA gB )]
1

P P
Dengan : ( gA gB ) sama dengan hAB
2(9,81)
Variasi 1 : vb = [ 2,0106 x 104 2 0,0217] = 0,694938 m/s
1( )
5,3093 x 104

2(9,81)
Variasi 2 : vb = [ 2,0106 x 104 2 0,0323] = 0,848937m/s
1( )
5,3093 x 104
10

2(9,81)
Variasi 3 : vb = [ 2,0106 x 104 2 0,053] = 1,086896 m/s
1( )
5,3093 x 104

2(9,81)
Variasi 4 : vb = [ 2,0106 x 104 2 0,08] = 1,33535 m/s
1( )
5,3093 x 104

Perhitungan Qteoritis
Qteoritis= Ab x Vb
Variasi 1 : Qteoritis = 2,0106 x 10-4 x 0,694938 = 0,000139724m3/s
Variasi 2 : Qteoritis = 2,0106 x 10-4 x 0,848937= 0,000170687 m3/s
Variasi 3 : Qteoritis = 2,0106 x 10-4 x 1,086896 = 0,000218531 m3/s
Variasi 4 : Qteoritis = 2,0106 x 10-4 x 1,33535 = 0,000268485 m3/s
Tabel 5. Hasil Perhitungan Venturimeter
Variasi Qaktual (m3/s) hab rata-rata Vb (m/s) Qhitung (m3/s)
1 9,94924E-05 0,0217 0,694938 0,000139724
2 0,000145723 0,0323 0,848937 0,000170687
3 0,000194642 0,0530 1,086896 0,000218531
4 0,000244351 0,0800 1,33535 0,000268485

5.3 Orificemeter
Perhitungan Luas
L = 0,25 x x d2
Luas E : 0,25 x x (0,051)2 = 2,042821 x 10-3 m2
Luas F : 0,25 x x (0,020)2 = 3,14159 x 10-4 m2
Perhitungan Vb
2g P P
vf = [ 2
( g gF )]
1

P P
Dengan : ( gE gF ) sama dengan hEF
2(9,81)
Variasi 1 : vf = [ 3,14159 x 104 2 25,333] = 509,0799 m/s
1( )
2,042821 x 103

2(9,81)
Variasi 2 : vf = [ 3,14159 x 104 2 39,6667] = 797,112 m/s
1( )
2,042821 x 103

2(9,81)
Variasi 3 : vf = [ 3,14159 x 104 2 65,6667] = 1319,589m/s
1( )
2,042821 x 103

2(9,81)
Variasi 4 : vf = [ 3,14159 x 104 2 98,3333] = 1976,034 m/s
1( )
2,042821 x 103
11

Perhitungan Qteoritis
Qteoritis= AF x VF
Variasi 1 : Qteoritis = 3,14159 x 10-4 x 509,0799 = 0,15993204 m3/s
Variasi 2 : Qteoritis = 3,14159 x 10-4 x 797,112 = 0,250419913 m3/s
Variasi 3 : Qteoritis = 3,14159 x 10-4 x 1319,589 = 0,414560696 m3/s
Variasi 4 : Qteoritis = 3,14159 x 10-4 x 1976,034 = 0,62078886 m3/s

Tabel 6. Hasil Perhitungan Orificemeter


Variasi Qaktual (m3/s) hef rata-rata (m) Vb (m/s) Qhitung (m3/s)
1 0,000322 0,025333 0,713498 0,000224152
2 0,000425 0,039667 0,892811 0,000280485
3 0,000561 0,065667 1,148734 0,000360885
4 0,00067 0,098333 1,405715 0,000441618

VI. Analisis A
6.1 Penurunan Rumus
Penurunan rumus untuk kecepatan
Persamaan Bernoulli sepanjang aliran titik 1 ke titik 2:

2 2
+ + 1 = + + 2 (1)
2 2

Persamaan kontinuitas:

= =

2
= ( ) (2)

Subtitusi persamaan (2) ke persamaan (1)

2 2 2
+ ( ) + = + +
2 2

Karena 1 = 2 , maka:
12

2 2 2
+ ( ) = +
2 2

2 2
= (1 ( ) )
2

2
2 = 2 ( )

1 ( )

0,5
2
= 2 ( )

[1 ( ) ]

Dengan :


= , = , maka : ( ) =

6.2 Perbandingan Cd Venturimeter dan Orificemeter

0.0003

0.00025
Qteoritis (m3/s)

0.0002

0.00015
Series1

0.0001 Linear (Series1)

y = 1.1413x
0.00005 R = 0.9134

0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003
Qaktual (m3/s

Gambar 5 Qaktual terhadap Qteoritis Venturimeter


Persamaan dari hasil grafik perbandingan debit aktual dengan debit teoretis yaitu: = x
13

= 1,1413

Dengan : y = Qteoritis, m= gradien , x = Qaktual

= 1,1413

Nilai 1,1413 pada persamaan merupakan gradien garis (m), dari nilai tersebut dapat ditentukan
1
nilai karena senilai dengan , maka:

1
=
1,1413

= 0,876194

Jadi, koefisien discharge ( ) berdasarkan perhitungan dari hasil percobaan yang didapat yaitu
0,876194. Untuk Cd berdasarkan referensi adalah 0,5 dan nilai R yang didapat pada grafik
sebesar 0,9134 yang menandakan bukan sama dengan satu. Terdapat perbedaan hasil yang dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketidak akuratan pembacaan pada alat ukur,
ketidaktepatan perhitungan waktu, ataupun terjadi kesalahan dalam perhitungan.

0.0005
0.00045
0.0004
0.00035
Qteoritis (m3/s)

0.0003
0.00025
Series1
0.0002
Linear (Series1)
0.00015
y = 0.6583x
0.0001 R = 0.9915
0.00005
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008
Qaktual (m3/s)
14

Gambar 6 Qaktual terhadap Qteoritis Orificemeter


Persamaan dari hasil perbandingan debit aktual dengan debit teoretis yaitu: =

= 20,818x

Dengan : y = Qteoritis ; m= gradien ; x = Qaktual

= 0,6583

Nilai 0,6583pada persamaan merupakan gradien garis (m), dari nilai tersebut kita dapat menentukan nilai
1
karena senilai dengan , maka:

1
=
0,6583

= 1,519064

Jadi, koefisien discharge ( ) berdasarkan perhitungan dari hasil percobaan yang didapat yaitu 1,519064.
Untuk Cd berdasarkan referensi adalah 0,5 dan nilai R yang didapat pada grafik sebesar 0,6583 yang
menandakan bukan sama dengan satu. Terdapat perbedaan hasil yang jauh diakibatkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah ketidak akuratan pembacaan pada alat ukur, ketidaktepatan praktikan disaat
pengukuran suhu, ketidaktepatan perhitungan waktu, ataupun terjadi kesalahan dalam perhitungan.

6.3 Karakteristik Aliran Yang Melewati Venturimeter dan Orificemeter

Karakteristik Aliran dapat ditentukan dengan menghitung nilai bilangan Reynolds, bila hasil
menunjukan Re <4000 menandakan aliran tersebut bersifat laminar sedangkan untuk Re >4000
sifat aliran tersebut adalah turbulen.
6.3.1 Venturimeter
(0,694938)(0,016)
Variasi 1 : = = = 11940,00258
0,93124 106
(0,848937)(0,016)
Variasi 2 : = = = 145859,1985
0,93124 106
(0,086896)(0,016)
Variasi 3 : = = = 18674,38684
0,93124 106
(1,33535)(0,016)
Variasi 4 : = = = 22943,17254
0,93124 106
15

Semua perhitungan pada 6.3.1 menunjukan bahwa seluruh bilangan reynold yang
terbentuk >3000 yang menandakan bahwa aliran yang terjadi merupakan aliran turbulen
6.3.2 Orificemeter
(0,713498)(0,02)
Variasi 1 : = = = 15323,61
0,93124 106
(0,892811)(0,02)
Variasi 2 : = = = 19174,67
0,93124 106
(1,148734)(0,02)
Variasi 3 : = = = 24671,26
0,93124 106
(1,405715)(0,02)
Variasi 4 : = = = 30190,18
0,93124 106

Semua perhitungan pada 6.3.2 menunjukan bahwa seluruh bilangan reynold >3000
yang menandakan bahwa aliran yang terjadi merupakan aliran turbulen.
6.4 Cara Kerja dan Kesalahan
Langkah yang pertama dikerjakan adalah mengukur suhu air untuk mendapatkan
densitas dari air. Hal tersebut dikarenakan densitas bergantung pada suhu sehingga
persamaan didapatkan dari grafik yang menunjukan hubungan antara suhu dengan densitas.
Alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah Venturimeter dan Orificemeter. Pada
percobaan ini dilakukan 3 kali perhitungan waktu dengan 4 variasi debit, hal tersebut
dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih teliti untuk didapatkan waktu rata-ratanya.
Keluarkan udara yang terjebak di dalam piezometer dan muka air posisikan pada
ketinggian 280mm. Pada saat air dialirkan diperlukan peletakan beban dan menyalakan
stopwatch tepat pada saat tuas terangkat. Stopwatch dimatikan pada saat tuas terangkat
kembali.
Pada saat percobaan dapat terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh beberapa hal.
Diantaranya adalah saat pengukuran suhu, pengukuran yang tidak akurat akan berdampak
pada penentuan densitas, densitas akan berakibat pada volume air yang akan dipakai pada
pengukuran debit aktual. Pada saat peletakan beban yang tidak tepat pada saat tuas
terangkat akan mengakibatkan debit yang dihasilkan tidak akurat dikarenakan akan
mempengaruhi waktu akhir pengukuran. Pengukuran waktu yang tidak konsisten tepat
pada saat tuas terangkat akan mengakibatkan perhitungan debit aktual yang tidak akurat.
Pada saat perhitungan ketinggian pada tabung A,B,E dan F dapat terjadi kessalahan
praktikan dalam membaca angka permukaan air sehingga dilakukan 3 kali pembacaan
dengan 3 orang yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang akurat.
16

6.5 Analisa Grafik


a. Qaktual terhadap h (power)
0.0900
0.0800
0.0700
0.0600 Series1
h (m)

0.0500 Power (Series1)


0.0400 y = 13851x1.4572
0.0300 R = 0.983

0.0200
0.0100
0.0000
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003
Qaktual (m3/s)

Gambar 7 Qaktual terhadap h Venturimeter


Pada gambar terlihat hubungan antara Qaktual dengan h dengan hasil
= 138511,4572
Dengan y: h ; x : Qaktual
0,5
2
= h
2
1 ( )
[ ]

2 2
2 = 2h
2

2

2 = 2h
2

2
2
2gh =
2

2
2 2
2gh =
2
17

2
2 2
h =
22

( )2
2 2
2
h =
22

2
2 2
2
h =
22

2
1
2
h = 2
22
[ ]

2
1
2

Dengan : h sebagai y dan Qaktual sebagai x yang mempunyai pangkat bernilai 2, dan [ ]
22

sebagai m (gradient)

Nilai R yang didapatkan pada Gambar 7 adalah 0,983 hampir mendekati 1. Pangkat dari x
yang merupakan Qaktual menunjukan angka 1,4572 terdapat perbedaan dengan nilai 2 yang
merupakan data berdasarkan persamaan kecepatan yang telah diturunkan. Dapat terjadi kesalahan
pada proses pengambilan data yaitu ketidaktepatan pada pengukuran suhu, adalah ketidak akuratan
pembacaan pada alat ukur, ketidaktepatan perhitungan waktu, ataupun pada saat proses
pengolahan data.
18

0.12

0.1

0.08

h (m)
0.06 Series1

0.04

0.02 y = 61841x1.8325
R = 0.9951
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008
Qaktual (m3/s)

Gambar 8 Qaktual terhadap h Orificemeter


Pada gambar terlihat hubungan antara Qaktual dengan h dengan hasil
= 618411,8325
Dengan y: h ; x : Qaktual
2
1
2
h = 2
22
[ ]

2

2 1

Dengan : h sebagai y dan Qaktual sebagai x yang mempunyai pangkat bernilai 2, dan [ ]
22

sebagai m (gradient)

Nilai R yang didapatkan pada Gambar 7 mendekati satu yaitu 0,991 . Dan pangkat
dari x menunjukan angka 1,8325 terdapat perbedaan dengan nilai 2 yang merupakan data
berdasarkan persamaan kecepatan. Dapat terjadi kesalahan pada proses pengambilan data
yaitu ketidaktepatan pada pengukuran suhu, adalah ketidak akuratan pembacaan pada alat
ukur, ketidaktepatan perhitungan waktu, ataupun pada saat proses pengolahan data.

b. Qaktual terhadap Qteoritis


Pada Gambar 5 menunjukan hasil nilai R yang didapat pada grafik sebesar 0,9134
yang menandakan bukan sama dengan satu. Terdapat perbedaan hasil yang dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya, ketidaktepatan pada pengukuran suhu,
19

adalah ketidak akuratan pembacaan pada alat ukur, ketidaktepatan perhitungan waktu,
ataupun terjadi kesalahan dalam perhitungan.

Pada Gambar 6 menunjukan hasil nilai R yang didapat pada grafik sebesar 0,6583
yang menandakan bukan sama dengan satu. Terdapat perbedaan hasil yang jauh
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketidak akuratan pembacaan pada
alat ukur, ketidaktepatan praktikan disaat pengukuran suhu, ketidaktepatan perhitungan
waktu, ataupun terjadi kesalahan dalam perhitungan. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan
perhitungan densitas yang tidak akurat, perhitungan debit actual yang tidak akurat sehingga
dapat mengakibatkan hasil R yang tidak sama dengan satu.

VII. Analisis B
7.1 Penerapan di Bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
Penerapan modul alat ukur di bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
digunakan untuk menentukan debit air yang mengalir dalam pipa distribusi air. Pada sistem
distribusi air minum dan air bersih, modul ini dapat diterapkan agar sistem dapat
diperkirakan dan dihitung debit serta kecepatannya. Sehingga dapat mendistribusikan air
minum secara optimal kepada konsumen.

7.2 Kesan Pesan Praktikum Hidrolika


Kesan pada praktikum hidrolika adalah praktikum yang cepat dan tidak
memberatkan. Tetapi laporan praktikum yang diberikan banyak dan memerlukan
perhitungan sehingga diperlukan ketelitian dan kecermatan. Data yang diolah terkadang
jauh dari referensi sehingga membuat kesulitan dalam pengerjaan laporan. Alat yang
tersedia di laboratorium Jatinangor harus selalu dikalibrasi karena banyak faktor yang
mempengaruhi seperti umur pompa dan keadaan perpipaan, sehingga terkadang waktu
untuk melakukan praktikum terpakai dan variasi data yang dapat dilakukan hanya sedikit.
VIII. Kesimpulan
1. Debit Teoritis pada Venturimeter dan Orificemeter yang didapatkan dari hasil perhitungan
Variasi Qteoritis venturimeter (m3/s) Qteoritis orificemeter (m3/s)
1 0,000139724 0,000224152
20

2 0,000170687 0,000280485
3 0,000218531 0,000360885
4 0,000268485 0,000441618

2. Koefisien discharge dari venturimeter dan orificemeter adalah


Cd venturimeter : 0,876194
Cd orificemeter : 1,519064

XII Daftar Pustaka


Finnemore, E.John and Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with Engineering
Application. California : The McGraw Companies.
Potter, Merle C., Wiggert, David C. 2008. Schaums Outlines Mekanika Fluida. Jakarta:
Erlangga.
http://www.emerson.com/resource/blob/43736/eddc557c66def858ed22be8d11d62796/orific
e-meters---fundamentals-of-orifice-meter-measurement-data.pdf
(Diakses 02 Desember 2016 pukul 11:31)
http://www.spiraxsarco.com/Resources/Pages/Steam-Engineering-
Tutorials/flowmetering/principles-of-flowmetering.aspx
(Diakses 30 November 2015 pukul: 15:59)
http://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers/venturi-meter-used-measure-
flow-speed-fluid-pipe-meter-connected-two-sections-pipe-fig-14--q1236560
(Diakses 30 November 2015 pukul: 16:00)

Anda mungkin juga menyukai