Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

N DENGAN GANGGUAN SISTEM


NEUROBEHAVIOUR AKIBAT VERTIGO DI RUANG SW/4C RUMAH
SAKIT RAJAWALI

DisusunOleh :

Kelompok 3

Laili NurAzizah 1115044

Ghina Rahma Dewi Yanti 1115055

Elsa Wenti S Sagala 1115028

Neneng Sayati 1115040

Preti Amalia 1115056

Rysa Nur Syifa 1115005

Regina Zian Cahyani 1115017

Meri Herdyana Putri 1115082

Feby Rianny R.H 1115025

Fitri Indah Lestari 1115015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. N

Dengan Gangguan Sistem Neurobehavior Akibat Vertigo Di Ruang SW/4C RS

Rajawali.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tentu saja jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami agar

makalah ini semakin baik.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi .......................................................................................... 2

2.2 Anatomi ......................................................................................... 2

2.3 Etiologi ........................................................................................... 2

2.4 Patofisiologi .................................................................................... 3

2.5 Klasifikasi ...................................................................................... 4

2.6 Manifestasi Klinis ........................................................................... 4

2.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 4

2.8 Penatalaksanaan ............................................................................. 5

2.9 Konsep Keperawatan ...................................................................... 5

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1. Asuhan KeperawatanDengan Gangguan Sistem Neurobehavior

Akibat Vertigo. ............................................................................. 7

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 15

4.2 Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan
igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari diz- ziness yang
secara definitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah pe-
rasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya,
lingkungan sekitar kita rasakan berputar. Vertigo juga dirasakan sebagai suatu
perpindahan linear ataupun miring, tetapi gejala seperti ini lebih jarang
dirasakan. Kondisi ini merupakan gejala kunci yang menandakan adanya
gangguan sistem vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin.
Namun, tidak jarang vertigo merupakan gejala dari gangguan sistemik lain
(misalnya, obat, hipotensi, penyakit endokrin, dan sebagainya)
Berbeda dengan vertigo, dizziness atau pusing merupakan suatu keluhan
yang umum terjadi akibat perasaan disorientasi, biasanya dipengaruhi oleh
persepsi posisi terhadap lingkungan. Dizziness sendiri mempunyai empat
subtipe, yaitu vertigo, disekuilibrium tanpa vertigo, presinkop, dan pusing
psikofisiologis.
Dari keempat subtipe dizziness, vertigo terjadi pada sekitar 32% kasus,
dan sampai dengan 56,4% pada populasi orang tua. Sementara itu, angka
kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui,tetapi dari studi yang lebih
baru pada populasi anak sekolah di Skotlandia, dilaporkan sekitar 15% anak
paling tidak pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu
tahun. Sebagian besar (hampir 50%) diketahui sebagai paroxysmal vertigo
yang disertai dengan gejala-gejala migren (pucat, mual, fonofobia, dan
fotofobia).
1.2 Tujuan
Diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat memahami tentang penyakit
vertigo dan tatacara pelaksanaan dalam keperawatan.

1
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Vertigo adalah sensasi abnormal berupa gerakan
berputar.(dermawan,dkk.2009). vertigo diartikan sebagai suatu perasaan
(ilusi)berputar pada diri penderita atau sekeliling penderita Dizziness
didefinisikan sebagai perasaan ringan pada kepala, pusing atau perasaan tidak
menyenangkan (gelisah/khawatir)di dalam kepala (Weiner& Levit.2001).

2.2 Anatomi Fisiologi


Jaringan Saraf yang terkait dalam timbulnya sindrom vertigo
a. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses tranduksi
yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia
1) Reseptor mekanis divertibulum
2) Resetor cahaya di retina
3) Reseptor mekanis di kulit, otot dan persendian (propiopsetik).
b. Saraf eferen, berperan sebagai transmisi menghantarkan implus ke pusat
keseimbangan otak
1) Saraf vesibularis
2) Saraf Optikus
3) Saraf spinovestibulosereblaris.
c. Pusatpusat keseimbangan, berperan dalam medulasi, komporasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi. Inti vestibularis serebelum, korteks serebi,
hipotalamus, inti akulomotoris, Formasio retikularis.
2.3 Etiologi
Pada vertigo sentral, etiologi umumnya adalah gangguan vaskuler.
Sedangkan pada vertigo tipe perifer, etiologinya idiopatik. Biasanya vertigo
perifer berhubungan dengan manifestasi patologis di telingan
(Darmawanto,2009). Penyebab umum dari vertigo :
a. Keadaan lingkungan
b. Obat obatan : alkohol,bentamisin
c. Kelainan sirkulasi

2
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basilen.
d. Kelainan di telinga
1) Endapan kalsium pada slaah satu kanalis semisirkularis di
dalam (menyebabkan benian paroxymal positional vertigo);
2) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri;
3) Herpes zoster;
4) Labirintis (infeksi dalam labirin di dalam telinga);
5) Peradangan saraf vestibuler;
6) Penyakit meniere.
e. Kelainan Neurologis
1) Sklerosis multipel;
2) Patah tulang tengkorak yang disertai dengan cedera pada
labirin, persarafannya atau keduanya;
3) Tumor otak;
4) Tumor yang menekan saraf vestibularis.

2.4 Patofisiologi

Trauma Ukuran lensa mata Aliran darah Infeksi pada

Cerebelum tidak sama Ke otak Telinga dalam

Vertigo

Penurunan fungsi Tekanan Intra Stres meningkat Tekanan

kognitif Kranial pada otot leher

Koping individu
Tidak mengenal Nyeri Gg. Pola Tidur
tdk efektif
informasi
Cemas

3
2.5 Klasifikasi
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan yaitu :
a. Vertigo periferal
Terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut keseimbangan.
Gangguan kesehatan yang disebut paroxymal positional vertigo (gangguan
akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan
keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengantan),
vestibular neuritis (peradangan pada sel sel saraf keseimbangan).
Labiringitid (radang dibagian dalam pendengaran).
b. Vertigo sentral
Terjadi bila ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya
dibagian saraf keseimbangan yaitu derah percabangaan otak dan serebelum
( otak kecil).

2.6 Manifestasi klinis

Veritigo pariferal (vestibulogenik) Vertigo Sentral (non-vestibuler)


1. Pandangan gelap 1. Penglihatan ganda
2. Rasa lelah dan stamina menurun 2. Sukar menelan
3. Jantung berdebar 3. Kelumpuhan otot otot
4. Hilang kesimbangan 4. Sakit kepala yang parah
5. Tidak mampu berkonsentrasi 5. Kesedaran terganggu
6. Perasaan seperti mabuk 6. Tidak mampu berkata kata
7. Otot terasa sakit 7. Hilangnya koordinasi
8. Mual muntah 8. Mual dan muntah
9. Memori dan day fikir menurun 9. Tubuh terasa lemas
10. Sensitif pada cahaya terang
11. Berkeringat

2.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Tes rombrena yang dipertajam sikap kaki, lengan dilipat pada dada dan
mata kemudian di tutup.orang yang normal mampu berdiri dengan siakp
yang rombreng yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.
b. Tes melangkah di tempat (stepping test)

4
Penderita disuruh jalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu
meter atau badan berputar lebih dari 30o.
c. Salah tunjuk (post- pointing)
Penderita merentangkan tangganya, angkat lengan tinggi- tinggi (sampai
fertikal) kemudian kembali kesemula.

2.8 Penatalaksanaan
a. Terapi kasual
b. Terapi simtomatik
c. Terapi rehabilitasi (brand-darrof)
d. Terapi operasi

2.9 Konsep Keperawatan


a. Pengkajian
1) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian
2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk RS. Pada penyakit
vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap
munculnya vertigo dan posisi mana yang dapat memicu vertigo
3) Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dua
penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik,
misalnya antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dari salisilat

b. Diagnosa
1) Nyeri b.d peningkatan tekanan intrakrania ditandai dengan menyatakan
nyeri
2) Koping individu tidak efektif b.d stress meningkat, metode koping tidak
adekuat
3) Kurang pengetahuan b.d penurunan fungsi kognitif

c. Intervensi keperawatan
1. Dx 1
Tujuan :

5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang
dirasakan dapat hilang atau berkurang dengan penurunan skala nyeri,
TTV normal, pasien tampak tenang dan rileks
Intervensi :
- Pantau TTV intensitas atau skala nyeri
- Anjurkan klien istirahat di tempat tidur
- Atur posisi pasien senyaman mungkin
- Ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam
- Kolaborasi untuk pemberian obat analgesik

2. Dx 2
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koping individu
lebih adekuat dengan kriteria hasil mengidentifikasi perilaku yang tidak
efektif, megungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang
dimiliki
Intervensi :
- Kaji kapasitas fisiologi yang bersifat umum
- Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya
- Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala penenangan dan
hasil yang diharapkan
- Dekati paien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan
dari kegiatan yang dapat diajarkan

3. Dx 3
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan, dengan kriteria hasil melakukan prosedur yang diperlukan
dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya
- Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit dan
kondisinya sekarang
- Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila
diketahui

6
- Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi
yang telah dipaparkan

7
BAB 3

PEMBAHASAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN GANGGUAN SISTEM


NEUROBEHAVIOUR AKIBAT VERTIGO DI RUANG SW/4C

RUMAH SAKIT RAJAWALI

Ruangan : Soehoed Tgl MRS : 10 September 2017

Kamar : 4C Tgl pengkajian : 11 September 2017

I. IDENTITAS
A. Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 53 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : menikah
Agama/Suku : Islam/Sunda
Warga Negara : Indonesia
Bhs yg digunakan : Bhs Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Andir

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Nn. R
Hubungan dg pasien : Saudara

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Keluahan Utama
Pasien mengeluh pusing berputar
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. N usia 53 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 10 September 2017
dengan keluhan pusing berputar. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien
sempat tiba tiba pusing berputar dan tak sadarkan diri dan langsung di
bawa ke rumah sakit. Pasien mengeluh pusing dan disertai nyeri

8
bertambah berat saat kepalanya digerakan dan berkurang saat berbaring,
pusing dirasakan berputar dan disertai nyeri seperti ditusuk tusuk pada
kepala.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah ada riwayat penyakit sebelumnya yang dialami oleh pasien.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga pasien tidak ada penyakit keturunanan ataupun
penyakit yang dialami oleh pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 95 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36 C
b. Kepala dan Leher
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, warna rambut hitam, tidak ada
lesi maupun peradangan. Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembesaran
vena jugularis, kelenjar lympe atau kelenjar tyroid.
c. Mata
Kedaan mata bersih, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor kiri dan
kanan, sclera tidak ikterik, pergerakan bola mata dapat bergerak bebas.
d. Hidung
Bentuk simetris, tidak terdapat epitaksis, tidak ada lesi, tidak ada polip,
tidak ada nyeri maupun peradangan.
e. Telinga
Bentuk telinga luar simetris, tidak cairan yang keluar, tidak terdapat
peradangan.
f. Mulut
Hygiene cukup baik, mukosa mulut tidak kering, lidah cukup bersih, tidak
terdapat karies.
g. Dada
Bentuk simetris, dada berkembang sama antara kiri dan kanan, frekuensi
nafas 24 x/menit.
h. Abdomen
Keadaan abdomen secara umum bersih, tidak ada ditemukan pembesaran
hati, limfa, tidak ada nyeri tekan.
i. Ekstremitas

9
Tidak ada kelemahan pada lengan dan tungkai, pergerakan bebas
j. Kulit
Keadaan kulit bersih, turgor kulit baik ( kembali <2 detik). Tidak ada lesi
dan tekstur kulit halus.

IV. KEBUTUHAN BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Nutrisi
Saat di rumah makan 3 x sehari, dengan jenis nasi putih, sayur dan lauk
pauk, dan minum 8 10 gelas/hari. Saat di rumah sakit makan 3 x sehari
dengan makanan yang sudah disediakan di rumah sakit dapat dihabiskan.
b. Eliminasi
Kebiasaan BAB pasien saat sakit maupun sebelum sakit 1 kali sehari, tidak
ada masalah dalam defekasi.
c. Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit pasien bisa tidur malam 6 7 jam sehari. Saat sakit pasien
tidak bisa tidur karena pusing diserati nyeri yang mengganggu pasien
untuk tidur, di siang hari pun pasien jarang tertidur pulas.
d. Personal Hygiene
Sebelum sakit pasien biasa mandi 2x sehari. Saat sakit pasien hanya bisa
berbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga atau perawat.

e. Psiko- social
Pasien dapat menyusaikan diri dengan perawat. Komunikasi lancer, Pasien
mau bekerjasama dengan perawat dalam pelaksanaan perawatan selama di
rumah sakit. Hubungan social baik.
f. Spiritual
Pasien beraga Islama dan sering melaksanakan solat lima waktu. Akan
tetapi, setelah sakit pasien tidak melaksanakan solat dan hanya bisa berdoa
kepada Allah SWT.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl Pemeriksaan Hasil Sat Nilai Normal Analisa
GDS 98 mg/dl 70 100 mg/dl
Hb 12,6 gr L 13-17, P 12-15 N
Leukosit 8.100 /mm3 4000-10.000 N
Trombosit 172.000 /mm3 150.000-450.000 N
11/09/2017 Hematokrit 38 % L 40-49, P 37-46 N
Urin :
PH 7
BJ 1.010
Sedimen :

10
Leuco 13
epithel 12

Nama obat Dosis Rute Waktu Indikasi


Dimenhidrinate Oral - 1 tab
Proneuron Oral 2 x 1 tab
Tomit Injeksi 2 x 1 amp Refluks esofagitis,
(IV) pencegahan mual dan
muntah pasca operasi

Infuse : asering untuk 20 tts/menit.

VI. ANALISA DATA


Nama pasien : Ny. N Ruang/Unit : SW/4C
No. Reg : Dx. Medis : Vertigo

NO HARI/TGL DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Senin, 11 DS Trauma Nyeri
- Pasien mengatakan
September cerebellum, aliran
pusing berputar
2017 darah ke otak
- Pasien mengeluh

nyeri, nyeri
Tekanan intra
dirasakan apabila
cranial
kepala digerakan,

nyeri seperti ditusuk
Nyeri
tusuk, nyeri
dirasakan di kepala,
nyeri terus berulang
DO
- Skala nyeri 3 (1
10).
- Pasien tampak
memejamkan mata
untuk mengurangi
rasa pusing dan nyeri
- Pasien tampak
terbaring lemas

11
- TTV :
TD 130/80 mmHg
N 95 x/menit
R 24 x/menit
2 Selasa. 11 DS Trauma Gangguan pola
- Pasien mengatakan
September cerebellum, aliran tidur
sulit tidur pada
2017 darah ke otak
malam dan siang

hari
Tekanan intra
- Pasie mengatakan
cranial
tidurnya tidak puas

- Psdasien
Nyeri
mengatakan tidurnya

tidak nyenyak
Pola tidur
karena pusing yang
terganggu
disertai dengan nyeri
DO
- Pasien tampak terus
menguap
- Kantung mata
tampak besar
- Pasien tidur hanya
6/24 jam

12
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N Ruang/Unit : SW/4C

No. Reg : Dx. Medis :


Vertigo

No Dx Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri berhubungan dengan tekanan intra okuler
2 Gangguan pola tidur

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. N Ruang/Unit : SW/4C

No. Reg : Dx. Medis : Vertigo

NO TUJUAN &
TGL/WKT INTERVENSI TTD
DX KRITERIA HASIL
11/09/2017 1. Setelah dilakukan - Pantau TTV
14.00
tindakan keperawatan - Kaji skala nyeri
selama 3 x 24 jam - Anjurkan klien
diharapkan nyeri istirahat di tempat
berkurang dengan tidur
criteria hasil: - Ajarkan teknik
- Skala nyeri 2 (1- relaksasi nafas dalam
10) - Atur posisi pasien
- TTV normal senyaman mungkin
TD 120/80 mmHg - Kolaborasi pemberian
N 90 x/menit obat dengan dokter
11/09/2017 2. Setelah dilakukan - Ciptakan lingkungan
14.00 tindakan keperwatan yang nyaman
selama 3 x 24 jam - Atur posisi pasien
diharapkan pola tidur senyaman mungkin
normal dengan criteria - Monitor kebutuhan
hasil: tidur pasien
- Pola tidur tidak
terganggu
- Jumlah tidur

13
dalam batas
normal/24 jam

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. N Ruang/Unit : SW/4C

No. Reg : Dx. Medis : Vertigo

NO
TGL/WKT IMPLEMENTASI RESPON TTD
DX
11/09/2017 1. - Memantau TTV Pasien dapat mengikuti
14.00
- Mengkaji skala nyeri teknik relaksasi nafas
- Menganjurkan klien dalam, pasien lebih
istirahat di tempat nyaman posisi
tidur terlentang
- Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
- Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin
- Mengkolaborasi
pemberian obat
dengan dokter
11/09/2017 2. - Menciptakan Pasien lebih senang
14.00 lingkungan yang dengan lingkungan
nyaman yang tenang dan
- Mengatur posisi nyaman
pasien senyaman
mungkin
- Memonitor
kebutuhan tidur
pasien

14
X. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N Ruang/Unit : SW/4C

No. Reg : Dx. Medis : Vertigo

NO
TGL/WKT EVALUASI KEPERAWATAN TTD
DX
13/09/2017 1 S : Pasien mengatakan nyeri dikepalnya
sedikit berkurang tidak seperti sebelumnya.
Dan pusing sudah berkurang
O : skala nyeri 2 (1-10)
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

2. S : Pasien mengatakan malam hari kadang


masih suka bangun kemudian tidur kembali
dan tidurnya lumayan nyenyak
O : pola tidur normal
A : masalah teratasi
P : inervensi dipertahankan

15
DAFTAR PUSTAKA

Dermawanto, dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosa &Tata Laksana Penyakit


Saraf. Jakarta :

EGC

Perhimpunan Dokter Spesial syaraf Indonesia. 1998. Vertigo Patofisioogi,


Diagnosa dan

Terapi. Malang : Perdosisi

Weiner dan Levit. 2001. Buku Saku Neurologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai